Prosesi Seni Pertunjukan Barongan

40 Barongan juga bisa berada di tempat yang luas supaya penari bisa bergerak leluasa.

4. Prosesi Seni Pertunjukan Barongan

Kesenian Barongan memiliki urutan penyajian, namun sebelum kesenian Barongan dipentaskan, terlebih dahulu dilaksanakan ritual upacara. Tujuan diadakan upacara yaitu untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan dan Dayang daerah tersebut agar pelaksanaan kesenian Barongan ini dapat berjalan lancar tanpa ada ganguan roh jahat. Sumber: wawancara Urutan pertunjukan kesenian Barongan sejak awal pelaksanaan upacara adat sampai pementasan kesenian Barongan adalah sebagai berikut: a. Upacara Ritual Tujuan dari upacara yaitu untuk meminta izin atau meminta perlindungan kepada Tuhan dan untuk memanggil Dayang daerah tersebut agar pelaksanaan kesenian Barongan ini dapat berjalan lancar tanpa ada gangguan roh-roh jahat. Sebab dalam pertunjukan Barongan ini menggunakan alat-alat musik tradisional dan alat musik modern dimana dalam membunyikan alat-alat musik ini merupakan hal yang sangat sakral karena memanggil roh-roh jadi jika kita membunyikan alat musik tersebut harus bertutur sapa untuk meminta ijin dan meminta keselamatan agar tidak diganggu. Komunikasi dengan Dayang senantiasa memerlukan sarana perantara yang disebut Pawang. Proses pelaksanaan upacara ritual dilakukan dengan menyampaikan doa yang dilakukan oleh Pawang pemimpin doa di depan sesaji yang sudah disiapkan. Adapun sesaji yang dipersembahkan kepada Dayang yaitu berupa 41 makanan, seperti dupa, kelapa hijau, kembang macan kerah, dawet, dan tumpeng. Sesaji tersebut diletakan di arena pertunjukkan. Seluruh pemain yang terlibat dalam kesenian Barongan juga ikut berdoa yang dipimpin oleh pawang, suasana pada saat pembacaan doa terasa hening. Berikut doa yang dibacakan oleh pawang pemimpin doa yaitu “Nini Durgo Manik Maya ratu pengayotan sing nunggoni anak putumu kabeh paringana slamet”. Artinya, “Nini Durgo Manik Maya ratu pengayotan yang menjaga anak cucumu semua berikan keslametan”. Seusai doa, Pawang memercikkan air kelapa yang sudah didoakan kepada pemain dan penonton agar pemain dan penontonnya diberi keslametan. b. Lambang dan Makna Sesaji 1. Dupa, untuk memanggil Dayang 2. Kelapa hijau, agar pemainnya selamat 3. Kembang macan kerah, 4. Dawet, agar pemain dengan masyarakat semakin rekat dan tanggapannya semakin banyak 5. Tumpeng, melambangkan permohonan ijin akan diadakan pesta yang besar. Permohonan ini ditujukan kepada para penguasa dunia roh. 6. Ayam panggang, tingkah laku manusia dibatasi dengan norma yang berlaku dalam masyarakat 42 c. Urut-urutan Seni Pertunjukan Urut-urutan pertunjukan seni Barongan sesuai dengan cerita Gembong Amijoyo dengan Joko Lodro yang ada didalam cerita Panji Asmara Bangun dalam melamar Dewi Sekartaji. Dalam pertunjukan Barongan, pertama yang ditampilkan adalah Barongan. Barongan ini memperkenalkan Gembong Amijoyo yang menjaga alas jati wengker . Dalam tari Barongan dilakukan oleh satu atau dua orang dalam sebuah kostum Barongan. Kostum Barongan merupakan sebuah boneka replica dari sosok harimau yang terbuat dari kayu ello yang merupakan kayu khas Blora yang kuat dan kokoh. Setelah ditampilkan tarian Barongan, selanjutnya yang dipertunjukan adalah tarian Bujangganong. Tarian Bujangganong ini menggambarkan perjalananan Patih Pujangga Anom yang diutus Panji Asmara Bangun untuk menemui Gembong Amijoyo di alas jati wengker . Tarian Bujangganong adalah sebuah tarian yang dilakukan penari laki-laki yang memerankan Patih Pujangga Anom yang merupakan sosok ksatria yang lincah, sakti, jenaka, trampil , cerdas dan ramah. Bujangganong menjadi pelengkap dan sebagai sosok jenaka yang menghibur penonton, bertingkah kocak dan ditambahkan gerakan akrobatik. Patih Pujangga Anom dalam perjalanan ke alas jati wengker membawa pengawal pasukan berkuda dan dua pengikut setianya yaitu Nayantaka dan Gainah. Pada pertunjukan Barongan, pasukan berkuda adalah tari jaranan atau jathilan yang dimainkan oleh penari wanita yang berani. Jaranan atau jathilan ini adalah tarian yang terkesan sangat lincah dan energik. 43 Nayantaka dan Gainah pada kesenian Barongan digambarkan sebagai Penthul. Penthul dalam pertunjukan Barongan muncul dalam Guyon Maton yang dimainkan pada akhir pertunjukan sebagai penyegar acara yang biasanya membuat gerakan-gerakan lucu atau adegan lelucon. d. Waktu Pertunjukan Tidak ada aturan yang baku mengenai waktu pertunjukan, dalam hal ini semua tergantung kepada orang yang mengundang tampilnya kesenian Barongan dengan pimpinan dari kelompok Barongan. Biasanya pertunjukan kesenian Barongan dipentaskan pada saat acara hajatan sunatan, acara perkawinan, festival, acara hari jadi kota Blora. Pertunjukan kesenian barongan ini dilaksanakan pada malam hari dimulai dari jam 19.00 sampai pukul 23.00 tergantung kompromi antara pimpinan Barongan dengan si pengundang. Kesenian Barongan dilaksanakan pada pukul 19.00 tergantung dari permintaan tuan rumah untuk memulai pementasannya selain itu persiapan dari team Barongan yang mulai dari persiapan alat-alat musik, pemasangan dari cek sound serta persiapan dari penari Barongan mulai dari persiapan pakaian sampai menggunakan make-up. Namun juga dapat dipentaskan pada siang hari pukul 09.00 sampai selesai. Bahkan juga bisa tergantung oleh tingkat antusiasme dari para penonton, apabila antusiasme penonton sangat baik dan pertunjukan tersebut banyak dikerumuni masyarakat biasanya waktu pentasnya bertambah panjang, akan tetapi apabila antusiasme masyarakat kurang maka pertunjukan dapat segera diakhiri. 44

5. Nilai Positif Kesenian Barongan

Dokumen yang terkait

(ABSTRAK) Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional Barongan di Tengah Perkembangan Kesenian Modern di Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB II

0 3 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB IV

0 1 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB V

0 0 2