Membaca masih menjadi sebuah pembelajaran yang dianggap sepele dan membosankan dikalangan siswa. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang
tepat membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal dan tepat sasaran. Pembelajaran membaca pemahaman cerpen kelas X SMA tercantum
dalam KD 7.2 yaitu menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan menganalisis pada tingkat SMA tidak hanya
menemukan, mengidentifikasi, dan membandingkan melainkan sampai pada penalaran. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran membaca pemahaman cerpen
pada tingkat SMA lebih kepada membaca pemahaman produktif.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung dengan dua jurnal yaitu pertama dengan judul “The
Use of Retelling Stories Technique in Developing English Speaking Ability of Grade 9 Students” oleh Sasitorn Praneetponkrang dan Maline Phaiboonnugulkijj.
Kedua, jurnal yang ditulis oleh Carl J. Dunst, Andrew Simkus, Deborah W. Hamby yang berjudul “Children’s Story Retelling as a Literacy and Language
Enhancement Strategy”. Kedua jurnal tersebut sama-sama membahas mengenai penggunaan cerita ulang sebagai peningkatan kemampuan pemahaman baik dalam
berbicara atau membaca. Cerita ulang disebutkan pada dua jurnal tersebut untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap suatu cerita.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Minati Sri Widyaningsih pada tahun 2013,
“Keefektifan Strategi Story Retelling dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Cerpen Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri”. Penelitian yang dilakukan Minati terbukti bahwa strategi story
retelling efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman cerpen. Hal itu dibuktikan dengan nilai rata-rata postes kelompok eksperimen lebih besar
disbanding kelompok kontrol, yaitu sebesar 20,86 18,93. Penelitian yang dilakukan Minati memiliki strategi yang sama dengan penelitian ini. Perbedaan
penelitian ini terletak pada tingkat satuan pendidikan yang diteliti yaitu menggunakan kelas X SMA.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Wahyu Wardani Setyaningsih Restitis 2013
yang berjudul, “Keefektifan Strategi Story Mapping dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jogonalan
Klaten”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan story mapping dan kelompok kontrol
yang tanpa menggunakan story mapping dalam pembelajaran membaca pemahaman cerpen. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wardani
Setyaningsih Retitis adalah subjek penelitian kelas X pada pembelajaran membaca pemahaman cerpen.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas, adanya pengaruh penggunaan strategi membaca dalam pembelajaran membaca
pemahaman yang telah dilakukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya sebagai acuan dalam penelitian ini. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah taksonomi, dan tes yang digunakan dalam penilaian
membaca pemahaman cerpen serta bentuk dari hasil membaca pemahaman cerpen. Penelitian ini menggunakan taksonomi Rudell karena taksonomi tersebut yang
paling tepat digunakan dengan bentuk tes pada penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan adalah tes kinerja yang jawabannya berwujud analisis. Analisis tersebut
tersusun dalam beberapa paragraf yang dapat dikatakan esai argumentasi. Oleh karena itu, dengan taksonomi Rudell yang di dalamnya terdapat tiga tingkat
komprehensi yaitu faktual, interpretif, dan aplikatif. Komprehensi aplikatif sangat tepat digunakan untuk bentuk tes kinerja analisis, karena siswa dapat
mengaplikasikan apa yang didapatkan dengan pengalaman yang dimiliki dan lingkungannya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penelitian ini berjudul
“Keefektifan Penggunaan Strategi Cerita Ulang dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas
X SMA N 1 Srandakan”.
D. Kerangka Pikir