Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen di Sekolah Menengah Atas SMA

B. Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen di Sekolah Menengah Atas SMA

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia. Oleh karena itu dibuatlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari- hari. Tabel 4: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Membaca 7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari - Siswa dapat mengidentifikasi unsur intrinsik tema, penokohan, setting, alur, sudut pandang, amanat dalam cerpen. - Siswa dapat menyebutkan unsur intrinsik tema, penokohan, setting, alur, sudut pandang, amanat - Siswa dapat menuliskan kembali cerpen dengan singkat menggunakan bahasa mereka sendiri. - Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri dari cerpen. - Siswa dapat memaknai isi cerpen yang dikaitkan dengan kebergunaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Membaca masih menjadi sebuah pembelajaran yang dianggap sepele dan membosankan dikalangan siswa. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal dan tepat sasaran. Pembelajaran membaca pemahaman cerpen kelas X SMA tercantum dalam KD 7.2 yaitu menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan menganalisis pada tingkat SMA tidak hanya menemukan, mengidentifikasi, dan membandingkan melainkan sampai pada penalaran. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran membaca pemahaman cerpen pada tingkat SMA lebih kepada membaca pemahaman produktif.

C. Penelitian yang Relevan