membaca pemahaman cerpen serta bentuk dari hasil membaca pemahaman cerpen. Penelitian ini menggunakan taksonomi Rudell karena taksonomi tersebut yang
paling tepat digunakan dengan bentuk tes pada penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan adalah tes kinerja yang jawabannya berwujud analisis. Analisis tersebut
tersusun dalam beberapa paragraf yang dapat dikatakan esai argumentasi. Oleh karena itu, dengan taksonomi Rudell yang di dalamnya terdapat tiga tingkat
komprehensi yaitu faktual, interpretif, dan aplikatif. Komprehensi aplikatif sangat tepat digunakan untuk bentuk tes kinerja analisis, karena siswa dapat
mengaplikasikan apa yang didapatkan dengan pengalaman yang dimiliki dan lingkungannya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penelitian ini berjudul
“Keefektifan Penggunaan Strategi Cerita Ulang dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas
X SMA N 1 Srandakan”.
D. Kerangka Pikir
Membaca pemahaman merupakan kegiatan mengetahui dengan benar maksud yang disampaikan bacaan melewati urutan proses. Membaca
pemahaman cerpen yaitu kegiatan memahami cerita hingga tercapai tujuan dari kegiatan membaca pemahaman dengan menghasilkan tulisan dalam bentuk esai
argumentasi. Tujuan membaca pemahaman menurut Anderson via Somadayo, 2011: 12 yaitu, 1 untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta yang
disebutkan dalam teks; 2 mendapatkan ide pokok dari teks; 3 mengetahui urutan organisasi teks; 4 mendapatkan kesimpulan berdasarkan isi teks; 5
mendapatkan klasifikasi; 6 membuat perbandingan atau pertentangan. Kegiatan membaca pemahaman cerpen tidak hanya sampai pada memahami cerita saja,
tetapi dapat mengidentifikasi unsur yang membentuk cerpen dan memaknai isi cerpen. Hasil kegiatan membaca pemahaman tersebut dituangkan dalam kegiatan
menulis esai argumentasi terhadap pemahaman yang diperoleh siswa. Cerita ulang merupakan strategi yang digunakan untuk mengaktifkan
siswa dalam memahami isi cerita. Penggunaan strategi cerita ulang dalam pembelajaran membaca pemahaman cerpen bertujuan untuk mengukur
kemampuan pemahaman siswa terhadap cerita atau cerpen dengan menceritakan kembali menggunakan kata-kata mereka sendiri. Pembelajaran membaca
pemahaman cerpen dengan menggunakan strategi cerita ulang tidak hanya melibatkan siswa, namun guru juga berperan walaupun tidak sebanyak peran
siswa. Oleh karena itu, strategi ini cocok untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan inovatif.
Strategi cerita ulang memiliki enam langkah yaitu, i siswa berkelompok 2 orang, ii siswa membaca cerpen secara individu, iii siswa menuliskan
ulang cerpen yang telah dibaca, iv siswa berpasangan menceritakan ulang secara lisan cerpen yang telah dibaca, v siswa menuliskan unsur intrinsik
cerpen yang telah dibaca, dan vi siswa berpasangan saling mengungkapkan, menanggapi, dan menyimpulkan unsur instrinsik yang ditemukan dalam cerpen
yang telah dibaca. Keberhasilan strategi cerita ulang dapat dilihat dari prestasi membaca pemahaman setelah dilakukan pengukuran pada siswa berupa tes
membaca pemahaman cerpen dalam bentuk tes kinerja. Tes dilaksanakan dua kali yaitu prates dan pascates. Strategi cerita ulang dikatakan efektif apabila
prestasi membaca pemahaman cerpen kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Tes kinerja yang dilakukan berupa analisis menggunakan bentuk
esai argumentasi.
E. Pengajuan Hipotesis