48
5.5.2. Persepsi Masyarakat atas Fluktuasi Produksi
Paparan berikut diharapkan dapat menggambarkan faktor penyebab serta terumuskannya akar permasalahan utama fluktuasi produksi pertanian masyarakat.
Menurut persepsi responden fluktuasi produksi terutama disebabkan oleh faktor alam yaitu perubahan cuaca yang berkenaan dengan kekeringan, kurangnya air
irigasi, erupsi serta faktor pengelolaan terutama pengendalian OPT. Hal ini mengindikasikan akar masalah kesiapan dan kesigapan petani atas gejala alam
yang diwujudkan melalui pengelolaan lahan. Ketersediaan sistem informasi baik iklim maupun bencana dari daerah lereng gunung berapi aktif sangat membantu.
Juga penyiapan masyarakat baik melalui pembacaan tanda alam maupun kemasan teknologi berperan penting dalam memadukan mitos dengan teknos.
Tabel 5.5.2.1 Persepsi responden atas Penyebab Fluktuasi Produksi Penyebab Fluktuasi Produksi
Jawaban Responden Perubahan iklimcuaca
100 Kekeringan
100 Erupsi gunung Merapi
98 Adanya serangan HPTOPT
90 Tidak adanya sistem irigasi
98 Kurangnya perhatian petani
98
Sumber
: diolah dari data primer 2013 Untuk mengatasi fluktuasi produksi, seluruh responden menerapkan
pengelolaan iklim mikro dengan pemakaian mulsa plastik. Sungguh menarik mengamati hampir seluruh permukaan lereng gunung berselimutkan mulsa
plastik. Metode ini memiliki banyak keunggulan yaitu mengurangi evaporasi air tanah, mengurangi fluktuasi suhu, menekan pertumbuhan gulma sehingga
mengurangi tenaga kerja untuk penyiangan. Dampak langsung dari penutupan mulsa ini adalah sangat terbatasnya bidang resapan air, sehingga cukup banyak air
hujan yang tidak terinfiltrasi ke dalam tanah namun mengalir sebagai aliran permukaan. Dengan tekstur tanah berpasir laju infiltrasi dapat ditingkatkan
sekaligus mengurangi aliran permukaan dengan penerapan teknik rorak. Penyemprotan pestisida secara lebih intensif menjadi pilihan utama petani
dalam pengendalian OPT dan seturut dengan data belum separuh responden menerapkan pengendalian OPT dengan PTT. Pemanfaatan materi lokal sebagai
49
pestisida nabati sebagai bagian LEISA
Low External Input for Sustainable Agriculture
dapat lebih ditingkatkan. Mengurangi risiko fluktuasi produksi melalui penerapan sistem tumpang
sari dilaksanakan oleh 80 responden. Penerapan sistem tumpang sari juga berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan lahan dan keseimbangan neraca hara.
Tabel 5.5.2.2 Upaya responden mengatasi fluktuasi produksi
Mengatasi Fluktuasi Responden
Pengendalian iklim mikro pemakaian mulsa, dll
100 Penyemprotan pestisida secara lebih intensif
96 Pengendalian HPT dengan teknik PHT
48 Menerapkan sistem tanam tumpang
saritumpang gilir 80
Sumber
: diolah dari data primer 2013
5.5.3. Persepsi dan Adaptasi Budidaya atas Perubahan Iklim