Zona Agroekologi Tlogolele Curah Hujan

32

5.1.2. Zona Agroekologi Tlogolele

Tabel 5.1.1. Zona Agro Ekologi ZAE Desa Tlogolele DESA Fisiografi Iklim Tanah Simbol ZAE Kelerengan dan Fisiografi Lahan Ketinggian Tempat m dpl dan Rejim Suhu Curah Hujan Tahunan mm dan Rejim Kelembaban Udara Kondisi Drainase pH Tekstur Sistem Pertanian Ideal Sesuai Zona Tlogolele - 0-8 - datar hingga agak datar - 500-1000 - Sejuk 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IBZ1 Intensifikasi - 0-8 - datar hingga agak datar - 1000 - Dingin 3240 Basah baik 5,7 sandy loam ICZ1 - 8-15 - berombak dan lereng agak curam - 500-1000 - Sejuk 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IIBZ1 Wanatani Agroforestry, Budidaya campuran - 8-15 - berombak dan lereng agak curam - 1000 - Dingin 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IICZ1 - 15-40 - berbukit dan lereng curam - 500-1000 - Sejuk 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IIIBZ1 Budidaya Tanaman Tahunan, Perkebunan - 15-40 - berbukit dan lereng curam - 1000 - Dingin 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IIICZ1 - 40 - bergunung dan lereng sangat curam - 500-1000 - Sejuk 3240 Basah baik 5,7 sandy loam IVBZ1 Kehutanan, Hutan Produktif, Hutan Lindung - 40 - bergunung dan lereng sangat curam - 1000 - Dingin 3240 Basah baik 5,700 sandy loam IVCZ1 Sumber : Simanjuntak dkk…. 33 5.2. Gambaran Suhu, Curah Hujan serta Tanah Wilayah Penelitian 5.2.1. Suhu Udara Maksimum dan Minimum Hasil olahan atas data suhu daerah penelitian rentang tahun 2004-2012 menunjukkan hal yang menarik yaitu trend peningkatan suhu maksimum dan trend penurunan suhu minimum. Hal ini menunjukkan peningkatan amplitude suhu seiring dengan waktu. Sumber: diolah dari data BMG 2013 Gambar 5.2.1. Perubahan suhu maksimum dan minimum daerah penelitian

5.2.2. Curah Hujan

Curah hujan tahunan selama rentang tahun 2006 hingga 2012 menunjukkan variasi yang cukup menyolok. Curah hujan tahunan pada tahun 2008 dan 2012 cukup rendah sedangakan pada tahun 2006 dan 2010-2011 sangat tinggi. Sumber: diolah dari data BMG 2013 Gambar 5.2.2. Variasi curah hujan tahunan daerah penelitian 5 10 15 20 25 30 35 40 Jan S e p Me i Jan S e p Me i Jan S e p Me i Jan S e p Me i Jan S e p 200420052006200720082009201020112012 S u h u o C Maks Min 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 cu ra h h u ja n t a h u n a n m m 34 Apabila dilihat dari sebaran hujan bulanan terlihat pola yang menarik, bahwa konsentrasi hujan pada rentang Nopember-Mei dan curah hujan bulanan yang rendah bulan Juni-September. Sumber: diolah dari data BMG 2013 Gambar 5.2.3. Distribusi curah hujan bulanan daerah penelitian Berdasarkan klasifikasi bulan basah, lembab dan kering menurut Mohr, variasi curah hujan tahunan tidak menggeser pola sebaran musim secara signifikan. Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des 2006 BB BB BB BB BB BK BK BK BK BK BB BB 2007 BB BB BB BB BL BK BL BK BK BK BB BB 2008 BB BB BB BB BK BK BK BK BK BB BB BB 2009 BB BB BB BL BB BK BK BK BK BB BB BB 2010 BB BB BB BB BB BL BK BB BB BB BL BB 2011 BB BB BB BB BB BK BL BK BK BB BB BB 2012 BB BB BB BB BB BK BK BK BK BL BB BB BB: Bulan basah 100 mmbulan BL: Bulan lembab 60-100 mmbulan BK: Bulan kering 60 mmbulan Gambar 5.2.4. Distribusi bulan basah, lembab dan kering di daerah penelitian 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 2 4 6 8 10 12 C u ra h h u ja n m m Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 35

5.2.3. Hasil Analisis Tanah Desa Tlogolele