MODEL ADAPTASI BUDIDAYA PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

44

5.5 MODEL ADAPTASI BUDIDAYA PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

5.5.1. Potensi dan Keragaan Hasil Pertanian Paparan berikut diharapkan dapat menggambarkan potensi, trend hasil produksi, pola budidaya pertanian dan hasil produksi pertanian. Sebagai daerah penyangga Taman Nasional Gunung Merapi, penggunaan lahan di Desa Tlogolele didominasi hutan Negara, diikuti tegalkebun, pekarangan, penggunaan lain serta sawah di dukuh Tlogomulyo. Hal ini sesuai dengan zona agroekologi Desa Tlogolele yang sesuai untuk usaha tani Gambar 5.5.1.1 Tata guna lahan Desa Tlogolele diolah dari Kecamatan Selo dalam Angka, 2011 Keragaan produksi tanaman pangan penghasil karbohidrat Tabel 5.5.1.1 Produksi Padi, Jagung dan Ubi kayu Komoditas Unsur Produksi 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Padi sawah luas panen ha 9 9 15 18 23 14 14 produktivitas kwha 48.89 48.89 43.33 43.33 43.34 43.34 30.2 produksi ton 44 44 65 78 100 61 45 Jagung luas panen ha 597 128 16 35 produktivitas kwha 41.46 45 45.63 45.55 produksi ton 2485 576 73 158 Ubi kayu luas panen ha 1 1 5 produktivitas kwha 160 150 150 produksi ton 16 15 80 Sumber: diolah dari Kecamatan Selo dalam Angka, 2004-2011 Sawah 6 pekarangan bangunan 21 Tegalkebun 24 Hutan negara 32 Lainnya 17 45 Pengurangan produksi padi sawah disubstitusi dengan peningkatan penanaman jagung dan ubi kayu. Menurut responden hal tersebut dikarenakan oleh berkurangnya air irigasi dan panjangnya musim kemarau. Gambar 5.5.1.2 Hubungan antara curah hujan tahunan dengan produksi padi Keragaan produksi tanaman sayuran Jenis tanaman sayuran yang dibudidayakan adalah bawang daun, wortel, kubis, sawi, cabe, tomat, buncis dan mentimun dengan andalan kubis, cabe dan tomat. Tidak diketemukan indikasi perubahan jenis tanaman, yang ada hanyalah perubahan luasan disesuaikan dengan musim tanam.ketersediaan air. Pergeseran dari pengurangan luasan wortel dan kubis pembentukan umbi maupun krop menjadi peningkatan luasan sawi yang secara agroekologi umurnya lebih pendek. Substitusi peningkatan luasan cabe yang dibarengi dengan pengurangan luas tanaman tomat semuanya ditumpangsarikan dengan tembakau Tabel 5.5.1.2 Produksi tanaman sayuran Komoditas Unsur Produksi 2003 2006 2007 2009 2010 Bawang merah luas panen ha 4 3 6 2 produksi kw 295 285 650 240 Bawang daun luas panen ha 37 77 48 31 30 produksi kw 3784 7143 7143 2635 3750 Wortel luas panen ha 76 94 69 56 produksi kw 11949 7708 6555 5050 Kubis luas panen ha 17 125 59 50 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 2007 2008 2009 2010 cu ra h h u ja n t a h u n a n m m Tahun curah hujan produksi kw 46 produksi kw 2439 15750 6972 7800 Sawi luas panen ha 32 29 49 24 80 produksi kw 4254 1684 3231 1584 8400 Cabe luas panen ha 1 3 19 7 9 produksi kw 73 152 905 686 530 Tomat luas panen ha 8 7 20 10 8 produksi kw 1254 470 1500 1400 940 Terung luas panen ha 2 2 produksi kw 130 250 Buncis luas panen ha 1 16 23 18 18 produksi kw 93 544 690 1044 1440 Mentimun luas panen ha 2 6 7 10 produksi kw 256 958 833 1350 Labu siam luas panen ha 3 2 2 3 produksi kw 1647 1551 3244 1550 Sumber : Diolah dari Kecamatan Selo dalam angka 2014-2011 Keragaan tanaman perkebunan Hasil tanaman perkebunan utama dari Tlogolele adalah tembakau yang ditanam saat MK2. Penanaman tembakau dilakukan dengan sistem tumpangsari dengan sayuran semisal dengan kubissawi maupun dengan tomat. Tabel 5.5.1.3 Produksi tanaman perkebunan Komoditas Unsur Produksi 2003 2006 2007 2009 2010 tembakau luas panen ha 33 48 48 115 115 prod kg 27861 26400 27346 94875 94875 jahe luas panen ha 0.5 0.2 prod kg 4000 2500 khina luas panen ha 0.6 0.6 prod kg 672 720 kayu manis luas panen ha 0.6 1 1 prod kg 1400 1200 1300 Sumber : Diolah dari Kecamatan Selo dalam angka 2004-2011 Pola tanam yang paling banyak diusahakan oleh petani Tlogolele adalah cabai merah keriting-kubis pada MH, tomat – brokoli pada MK2 dan hampir semua responden menanam tembakau pada MK2. Penanaman dilaksanakan secara tumpang sari maupun tumpang gilir. Sebagai bagian dari Kecamatan Selo sentra 47 produksi sayuran dan tembakau, memiliki prinsip selama musim penghujan menanam sayur dan pada saat kemarau mengusahakan tembakau. Tanaman tembakau sangat peka terhadap kelebihan air baik pada daerah perakaran maupun helaian daunnya. Kondisi kering saat memasuki masa produksi maupun penanganan pasca panen menjadi faktor penentu keberhasilan panen. MH MK1 MK2 Cabai merah keriting Tomat Tembakau Kubis Brokoli Kubis Tomat Sawi Brokoli Kubis Sawi Cabai merah keriting Gambar 5.5.1.3 Pola tanam petani tembakau Tlogolele Keragaan Produksi ternak Hasil ternak utama adalah sapi baik potong maupun perah, ternak sedang kambing dan domba serta unggas. Selain produksi utama daging, susu maupun telur keberadaan ternak sangat berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan tenaga dan pupuk kandang. Tabel 5.5.1.4 Produksi Ternak Ternak Unsur Produksi 2003 2006 2007 2009 2010 sapi potong pemilik orang 34 209 88 138 100 ternak ekor 48 280 137 193 402 sapi perah pemilik orang 518 232 102 402 ternak ekor 1194 1013 294 512 kuda pemilik orang 1 2 1 ternak ekor 1 2 1 kambing pemilik orang 15 18 20 124 ternak ekor 35 74 48 272 domba pemilik orang 18 13 10 98 ternak ekor 35 67 44 196 kelinci pemilik orang 15 ternak ekor 45 ayam buras pemilik orang 699 441 462 774 125 ternak ekor 1030 2252 2231 4262 375 itik pemilik orang 30 7 3 ternak ekor 273 43 32 telur ayam buras ternak ekor 98598 29874 83663 3867 Diolah dari Kecamatan Selo dalam angka 2004-2011 48

5.5.2. Persepsi Masyarakat atas Fluktuasi Produksi