40
5.4. Rancangan GIS Untuk Pemetaan Risiko Bencana
Salah satu metode analisis risiko bencana adalah dengan melakukan pemetaan berbasis Sistem Informasi Geografis SIG. Pemetaan Risiko bencana
berbasis GIS ini dilakukan agar dapat menunjukkan tingkat ancaman dan kerentanan pada suatu wilayah secara visual. Secara mendasar, pemahaman
tentang konsep bencana menjadi dasar yang kuat dalam melakukan pemetaan risiko bencana ini.
Peta Risiko Bencana sendiri merupakan representasi suatu wilayah yang memiliki tingkat risiko tertentu berdasarkan adanya parameter-parameter
ancaman, kerentanan dan kapasitas yang ada di wilayah tersebut. Peta risiko bencana yang dikembangkan akan diaplikasikan ke dalam Sistem Informasi
Geografis SIG yang secara spasial dapat menggambarkan kondisi riil suatu wilayah. Peta risiko bencana juga merupakan alat analisis risiko baik yang bersifat
spasial dan database yang harapannya akan dapat diintegrasikan dalam perencanaan tataruang untuk mengoptimalkan pembangunan berkelanjutan dalam
perspektif pengurangan risiko bencana. Dalam kontek risiko, bencana dapat memberi peluang terhadap
pembangunan atau dapat memundurkan pembangunan tersebut. Untuk itu pentingnya pemetaan risiko bencana dilakukan agar dapat menjadi acuan bagi
daerah dalam perencanaan pembangunan tata ruang yang berperspektif penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana.
Ada tiga tahap pembuatan peta risiko bencana ini yaitu pembuatan peta dasar, analisa ancaman kerentanan dan penyajian peta. Pembuatan peta dasar
meliputi spasial data peta administrasi dan peta infra struktur, sosio economic demografi dan data ekonomi, serta peta bencana masa lalu. Tahap analisa
ancaman kerentanan meliputi analisa populasi penduduk, potensi ekonomi yang mungkin akan terganggu bila terjadi bencana serta tinjauan kapasitas
penunjang.Sedangkan tahap penyajian peta yang siap dipakai dan merupakan hasil dari evaluasi peta-peta sebelumnya.
Dari analisis peta dasar dan ancaman kerentanan, pada tahap ini sudah dihasilkan sebuah rancangan interface dan prototype Sistem Informasi Geografis
41
Peta Risiko Bencana dengan tiga bagian utama yaitu 1 profil dan demografi desa, 2 pemetaan risiko bencana dan 3 pembelajaran manajemen bencana.
Gambar 5.4.1 di bawah menunjukkan tampilan awal Sistem Informasi Geografis yang menunjukkan peta Jawa Tengah.
Gambar 5.4.1 Tampilan awal GIS
Gambar 5.4.2 menunjukkan tampilan desa Tlogolele jika dilihat dari Satelit yang dikembangkan oleh Google Maps.
Gambar 5.4.2 Peta Satelit untuk desa Tlogolele
42
Gambar 5.4.3 Peta administratif desa Tlogolele.
Gambar 5.4.4 menunjukkan peta administratif desa tlogolele lengkap dengan peta bencana yang meliputi Erupsi, puting beliung, kekeringan, tanah longsor dan
gempa. Bagian tersebut menunjukkan tingkat kerentanan suatu wilayah terhadap adanya bencana.
Gambar 5.4.4 Peta zonasi bahaya gunungapi
Aplikasi yang dikembangkan juga memberikan fasilitas pembelajaran tentang seputar tektur geografis seputar Gunung Merapi, kejadian perubahan iklim dan
43
juga pembelajaran untuk penanganan bencana seperti yang nampak pada gambar 5.4.5 dan gambar 5.4.6
Gambar 5.4.5 Pembelajaran Kondisi Gunung Merapi
Gambar 5.4.6 Pembelajaran Kondisi Gunung Merapi
44
5.5 MODEL ADAPTASI BUDIDAYA PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM