69
dengan rentang waktu 60 menit atau satu jam. Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar. Setelah selesai, peneliti memeriksa dan mengoreksi hasil jawaban
siswa. Peneliti mencermati langkah demi langkah dari hasil pekerjaan siswa, guna memperoleh informasi mengenai sifat-sifat atau metode yang siswa gunakan
dalam menyelesaikan soal. Hal ini dilakukan sebagai bahan untuk melakukan wawancara dengan siswa, mengenai sifat-sifat yang digunakan dan kemungkinan
sifat lain yang bisa digunakan atau metode penyelesaian yang lainnya. Sehingga peneliti akan lebih mudah dalam pengkategorian ketercapaian tingkat kreativitas
siswa yang berpedoman pada tabel 2.6. Wawancara dilakukan pada hari rabu tanggal 6 November 2013 sampai hari
sabtu 9 November 2013. Untuk memudahkan dalam memahami dan menganalisa data hasil wawancara, maka peneliti merekam hasil wawancara menggunakan alat
perekam. Untuk menyimpan kejadian selain kejadian selain suara yang tidak dapat direkam oleh alat perekam, maka peneliti menggunakan alat tulis dan juga
dokumentasi berupa foto. Kegiatan wawancara dilaksanakan di kelas dan di lingkungan sekitar SMK PGRI 1 Tulungagung.
3. Penyajian Data
Selesai pelaksanaan tes dan wawancara, peneliti mengoreksi sekaligus menganalisis hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan hasil analisis tes, peneliti
mendapatkan kata kunci yang menjadi bahan pertanyaan untuk wawancara dengan siswa. Peneliti melakukan analisis dengan cermat dan teliti, karena untuk
menggali data semaksimal mungkin ketika melakukan wawancara. Berdasarkan perpaduan data antara hasil analisis tes dan juga wawancara, peneliti akan
70
menyusun pengkategorian tingkat kreativitas siswa yang berpedoman pada tabel 2.6.
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan, secara umum dapat diketahui bahwa siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1
Tulungagung memiliki karakteristik yang bermacam-macam. Ada yang aktif, kurang aktif, dan tidak aktif. Kebanyakan dari siswa, hanya bersedia mengerjakan
soal sewaktu disuruh mengerjakan. Jika tidak disuruh mereka cenderung diam. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran di kelas, ketika siswa diberi kesempatan
untuk mengerjakan tugas di depan kelas atau di papan tulis terlihat kebanyakan dari siswa masih malu-malu dan kurang percaya diri untuk mengerjakan. Banyak
diantara mereka yang terlihat takut salah dalam mengerjakan. Meskipun pengajar sudah bersedia menuntun disaat menemukan kesulitan. Sehingga terlihat bahwa
kreativitas dalam menyelesaikan masalah dengan disaksikan orang lain atau di depan umum belum terlalu nampak.
Pada aktivitas siswa dalam belajar bilangan berpangkat, muncul permasalahan yang dialami oleh siswa. Mayoritas siswa ragu dalam
menyelesaikan permasalahan matematika khususnya bilangan berpangkat. Ada beberapa siswa yang masih bingung mengenai konsep pangkat negatif. Siswa juga
masih kebingungan dalam mengolah kalimat matematika, misalnya jika menemukan perkalian atau pembagian dua variabel yang pangkatnya negatif.
Siswa masih kurang memahami konsep pangkat persamaan. Siswa merasa kebingungan dalam menjelaskan hasil jawaban, padahal siswa mengetahui
maksudnya. Mayoritas siswa menyelesaikan masalah dengan satu alternatif cara,
71
dan sukar dalam memberikan alternatif cara yang lain. Masih banyak siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan soal.
B. Hasil Tes dan Wawancara