4
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di Jakarta pada tahun 1957. Kemudian Astra berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang,
pada tahun 2013 diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178 perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Ketekunan dalam menjalin
kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah memberikan peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat
Indonesia melalui 6 bidang usahanya : Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi.
Dalam menjalankan roda perusahaan, manajemen Astra mempercayai dan memahami bahwa setiap keputusan bisnis yang diambil harus berdasarkan pada Catur Dharma.
Sepanjang sejarah Astra, nilai-nilai falsafah tersebut selalu menjadi acuan manajemen. Dan dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut semakin terinternalisasi dan tercermin dalam
semua aspek operasional perusahaan. Walaupun begitu, dengan perkembangan bisnis yang makin kompleks, diperlukan adanya suatu tata kelola yang terstruktur untuk mengelola
aktivitas bisnis Astra agar tetap sejalan dengan Catur Dharma serta mengarahkannya agar tetap berlangsung di masa yang akan datang.
Keadaan ini mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk menyusun suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi tetap profesional,
transparan dan bertanggung jawab. Dalam perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal sebagai Pedoman Good Coorporate GovernanceGCG yang juga menjadi acuan anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG
yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.
I.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai penerapan Good Coorporate GovernanceGCG dalam aktivitas sehari
– hari ASTRA sebagai salah satu perusahaan di Indonesia.
I.3 TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka makalah ini disusun dengan tujuan untuk membahas penerapan Good Coorporate GovernanceGCG dalam aktivitas sehari
– hari ASTRA sebagai salah satu perusahaan di Indonesia.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 GOOD CORPORATE GOVERNANCE II.1.1 DEFINISI
Prinsip Good Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman harus digunakan oleh pimpinan perusahaan dan para pegawai agar segala tindakan maupun
keputusan yang dilakukannya adalah dalam rangka mendukung kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Kaidah, norma ataupun pedoman yang digunakan harus mengikuti kaidah
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maupun ketentuan pengelolaan perusahaan yang telah ditetapkan pada perusahan publik. Agar praktek-praktek good governance menjadi tindakan
yang nyata dari pimpinan dan para pegawainya, maka diperlukan suatu pedoman Good Corporate Governance GCG.
Banyak difinisi yang berkaitan dengan corporate governance, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian.
Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam konteks kegiatan perusahaan atau jenis organisasi yang lain, menjadicoporate governance. Dalam bahasa Indonesia corporate
governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan. Good Corporate Governance sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu pola hubungan,
sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan Direksi, Dewan Komisaris, RUPS guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara
berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Sutojo dan Aldridge, 2008.
2. Istilah Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik
balik turning point yang sangat menentukan bagi praktik Good Corporate Governance di seluruh dunia. Komite Cadbury, Tjager 2003 mendefinisikan
Good Corporate Governance, sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan
yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan
kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan sebagainya.
3. Menurut FCGI 2001 pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan.
4. Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi,
dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan stakeholders lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan OECD, 2004.
5. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117M-
MBU2002, Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka