Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go public di Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
DI INDONESIA
OLEH:
NAMA : IBNU AUSTRINDANNEY SINA AZHAR NIM : 060503043
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go public
di Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 20 Mei 2010 Yang membuat pernyataan,
Ibnu Austrindanney Sina Azhar NIM: 060503043
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II yang
(4)
telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, H. Azhar Maksum dan Hj. Siti Hasanah. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada seluruh saudara dan kerabat yang peneliti miliki atas semua do’a dan semangat yang telah mewarnai hari-hari penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, 20 Mei 2010 Yang membuat pernyataan,
Ibnu Austrindanney Sina Azhar NIM: 060503043
(5)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya terhadap prifitabilitas. Variabel skor penerapan GCG digunakan sebagai indikator GCG, sedangkan Return on Assets (ROA) digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data series dan cross sectional) dan diambil dari laporan CGPI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2007–2009. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROA tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA).
(6)
ABSTRACT
The main objective of this research was to determine the effect of implementation of good corporate governance (GCG) to the financial performance of the company to profitability in particular. Variable scores used as indicators of the implementation of GCG, while Return on Assets (ROA) is used as an indicator of corporate financial performance. This research is explanatory variable associative nature of causality. Samples are included in the rating companies CGPI selected by purposive sampling method. The data used are pooling (data series and cross sectional) and taken from CGPI reports and annual financial statements from year 2007 to 2009. Hypothesis testing is done by statistical methods through simple regression analysis.
The results of this study show that GCG has no effect on the financial performance partially. ROA can not be explained by the GCG.
Keywords : Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA).
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Good Corporate Governance ... 8
1. Pengertian Good Corporate Governance ... 8
2. Sejarah Good Corporate Governance... 10
3. Prinsip Good Corporate Governance ... 11
a. Keadilan (Fairness)... 11
b. Transparansi (Tranparency)... ... ...13
(8)
d. Akuntabilitas (Accountability) ... 15
e. Pertanggungjawaban (Responsibility)... 17
4. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ... 19
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance... 19
6. The Indonesian Insitute of Corporate Governance... 21
B. Profitabilitas Perusahaan ... 25
1. Pengertian Profitabilitas... 25
2. Indikator Dalam Perhitungan Profitabilitas ... 25
3. Pengaruh GCG Terhadap Profitabilitas Perusahaan...28
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29
1. Yudha Pranata (2007) ... 29
2. Diah Kusuma Wardani (2008) ... 30
3. Ridwan Frediawan(2008) ... 31
D. Kerangka Konseptual ... 32
E. Hipot esis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
C. Jenis dan Sumber Data ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
F. Metode Analisis Data ... 38
(9)
1. Uji Asumsi Klasik ... 39
2. Pengujian Hipotesis ... 42
H. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian ... 44
1. Hasil Uji Asumsi Klasik... 44
a. Hasil Uji Normalitas Data... 44
b. Hasil Uji Autokorelasi ... 48
c. Hasil Uji Heterokedastisitas... . 50
2. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 51
3. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Keterbatasan Penelitian ... 55
C. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI ... 22
Tabel 2.2 Kategori Pemeringkatan CGPI ... 24
Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 38
Tabel 3.3 Jadwal dan Waktu Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural .... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ROA ... 49
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 47
Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 48
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Data Penelitian Variabel X (GCG) ... 60
Lampiran ii Data Penelitian Variabel Y (ROA) dari Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 61
Lampiran iii Descriptives ... 62
Lampiran iv Regression ... 63
Lampiran v Histogram ... 65
Lampiran vi One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 66
Lampiran vii Scatterplot ... 67
Lampiran viii Autokorelasi ... 68
(13)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya terhadap prifitabilitas. Variabel skor penerapan GCG digunakan sebagai indikator GCG, sedangkan Return on Assets (ROA) digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data series dan cross sectional) dan diambil dari laporan CGPI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2007–2009. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROA tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA).
(14)
ABSTRACT
The main objective of this research was to determine the effect of implementation of good corporate governance (GCG) to the financial performance of the company to profitability in particular. Variable scores used as indicators of the implementation of GCG, while Return on Assets (ROA) is used as an indicator of corporate financial performance. This research is explanatory variable associative nature of causality. Samples are included in the rating companies CGPI selected by purposive sampling method. The data used are pooling (data series and cross sectional) and taken from CGPI reports and annual financial statements from year 2007 to 2009. Hypothesis testing is done by statistical methods through simple regression analysis.
The results of this study show that GCG has no effect on the financial performance partially. ROA can not be explained by the GCG.
Keywords : Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA).
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis keuangan yang melanda Asia khususnya Indonesia di tahun 1997-1998 telah meruntuhkan perusahaan-perusahaan yang mendominasi dunia bisnis di Indonesia. Banyak perusahaan yang terpaksa ditutup (dilikuidasi) karena kelangsungan usahanya tidak dapat dipertahankan. Hal ini dapat dibuktikan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar Amerika Serikat yang disebabkan oleh kurangnya landasan tata kelola pada perusahaan tersebut.
Banyaknya perusahaan yang tutup memaksa pemerintah melakukan restrukturisasi dan rekapitalasi. Tindakan restrukturisasi dan rekapitalasi ini menunjukkan bahwa minimnya kemampuan perusahaan dalam hal mempertahankan kelangsungan usahanya. Buruknya kinerja dan rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diidentifikasi menjadi akar krisis keuangan yang melanda Indonesia.
Pada akhir tahun 2006 perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda menuju ke arah perbaikan. Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik tersebut ditandai dengan turunnya BI rate dibawah 10,75%. Diharapkan dengan menurunnya BI rate maka akan memicu turunnya suku bunga kredit perbankan, sehingga sektor riil akan mulai tumbuh dan memacu kembali jalannya roda
(16)
perekonomian Indonesia. Pemerintah juga mengharapkan terjadinya pertumbuhan pada perusahaan sektor publik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tentunya akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perbaikan perekonomian Indonesia.
Era globalosasi dan pasar terbuka saat ini menuntut diciptakannya iklim lingkungan organisasi yang kondusif, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor bisnis di Indonesia. Jika kepercayaan investor berkurang maka akan berakibat terhadap turunnya tingkat pertumbuhan pasar modal yang menjadi jaminan berjalannya perekonomian.
Good Corporate Governance (GCG) atau yang lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai pilihan yang bukan saja menjadi formalitas, namun suatu sistem nilai yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Iskander dan Chamlo (2000) menyampaikan pendapat bahwa krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan negara-negara lain terjadi bukan hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya tata kelola perusahaan yang ada di negara-negara tersebut. Faktor-faktor itu meliputi, lemahnya penegakan hukum(low enforcement), standar akuntansi dan pemeriksaan (audit) yang belum mapan, pasar modal yang masih under-regulated, serta lemahnya pengawasan dan terabaikannya hak minoritas.
Melihat fenomena ini, maka menjadi suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan-perusahaan dapat tercapai. Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk
(17)
wajib menerapkan GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. Manfaat perusahaan menerapkan GCG adalah resources yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien dan dapat digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan (nilai) perusahaan. Hal ini berarti bahwa Good Corporate Governance tidak hanya berakibat positif bagi pemegang saham namun juga bagi masyarakat luas berupa pertumbuhan perekonomian nasional.
Good Corporate Governance merupakan suatu sistem yang mengatur
bagaimana organisasi dioperasikan dan dikontrol dengan baik. Good Corporate Governance dapat diartikan sebagai sarana interaksi yang mengatur antar struktur
dan mekanisme yang menjamin adanya control dan accountability, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan (Salowe, 2002). Good Corporate Governance terdiri atas beberapa prinsip, yaitu transparansi (transparency),
kemandirian (independency), akuntabilitas (acountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan kewajaran (fairness). Jadi sistem ini mengatur dengan jelas dan tegas apa yang menjadi hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan suatu korporasi bisnis.
Perusahaan perlu menerapkan strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi dan iklim ekonomi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mempertahankan kinerja yang telah dicapai. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan perlu dilakukan pengukuran atau penilaian. Fungsi dari penilaian atau pengukuran kinerja adalah sebagai alat bantu bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan
(18)
keputusan, juga untuk memperlihatkan kepada investor maupun \pihak-pihak yang berkepentingan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.
Dalam menilai kinerja perusahaan, investor cenderung mengacu kepada hasil laporan keuangan. Ukuran yang digunakan perusahaan berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Ukuran yang biasa digunakan adalah rasio keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas (current Rasio), rasio profitabilitas (return on equity, return on asset), serta rasio solvabilitas (rasio modal dengan aktiva dan rasio dengan modal utang sendiri).
Laporan keuangan yang bermutu merupakan sarana dasar untuk mengungkapkan konsidi operasi bisnis dan keuangan perusahaan. Selain itu, laporan keuangan merupakan sarana utama berupa informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak luar. Dalam menilai kinerja perusahaan, investor harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan keuangan perusahaan, sehingga investor mendapatkan informasi yang penting dalam pengambilan keputusan ekonominya. Bagi sebahagian besar investor institusional ataupun kreditur, laporan keuangan yang akurat dan transparan merupakan bahan masukan yang penting untuk keputusan investasinya sehingga saat ini banyak perusahaan khususnya perusahaan go public yang membuat laporan pelaksanaan Good Corporate Governance pada setiap laporan keuangan tahunannya.
Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama
(19)
menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini akan dianalisis apakah praktik corporate governance dapat mempengaruhi kinerja perusahaan khususnya profitabilitas perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan penelitian ini antara lain, penelitian Ridwan Frediawan (2008) yang bertujuan mengukur pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung yang memperoleh hasil yaitu terdapatnya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROI. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Yudha Pranata (2007) dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan NPM dan Diah Kusuma Wardani (2008) yang menggunakan ROE sebagai pengukuran atas kinerja perusahaan. Hasil yang diperoleh tidak konsisten antara kedua penelitian tersebut. Hasil penelitian Yudha Pranata yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan atas diterapkannya Good Corporate Governance, sedangkan hasil penelitian Diah Kusuma Wardani menunjukkan tidak ada pengaruh langsung Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan go public di Indonesia.”
(20)
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskanlah masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi, yaitu: “apakah terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di
Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di Indonesia .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap perusahaan-perusahaan yang diteliti dan bagi akademisi.
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman yang mendalam berkaitan dengan Good Corporate Governance serta pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi akan pendalaman mengenai prinsip Good Corporate Governance yang telah diterapkan dan untuk mengetahui
(21)
besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan berkembang.
(22)
BAB –II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Good Corporate Governance (GCG)
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance merupakan suatu aturan mengenai
pengelolaan perusahaan yang perlu diterapkan pada setiap perusahaan terutama perusahaan publik (BUMN). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001:3) pengertian corporate governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan.
Menurut Hirata dalam Frediawan (2003) , pengertian GCG yaitu hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak terkait yang terdiri atas pemegang saham, karyawan, kreditur, pesaing, pelanggan, dan lain-lain. GCG merupakan mekanisme pengecekan dan pemantauan perilaku manajemen puncak. Good Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati
(2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja. Good Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian institute of
Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
(23)
stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur
perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Menurut jurnal World Bank dalam Wardani (2008). Good Corporate Governance di defenisikan sebagai “The blend of law, regulation and appropriate
voluntary private sector practices, Which enable a corporation to attact financial
and human capital, perform efficiently and thereby prepetuale itself by generating
long term economic value for its shareholders and society of the whole”.
Sementara pengertian Good Corporate Governance yang disimpulkan dalam GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN (Desember,1999)adalah:
Good Corporate Governance berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses, bisnis,kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap pemegang saham dan stakeholder lainnya
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa GCG sebagai sebuah governance system yang diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan investor terhadap korporasi melalui mekanisme control and balance antar berbagai organ dalam korporasi, terutama antar Dewan Komisaris dan Dewan Direksi (Zaini, 2003)
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem atau pun peraturan yang mengatur, mengelola,
serta mengawasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah bagi pemegang saham ataupun stakeholder lainnya.
(24)
2. Sejarah Good Corporate Governance
Konsep Corporate Governance yang komprehensif mulai berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New York, mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk mengantisipasi permasalahan intern perusahaan, banyak para eksekutif melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana “menyembunyikan” kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan laporan keuangan. Yang dilakukan tidak hanya window dressing tetapi juga financial engineering. Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan
kelakuan baik oleh oknum maupun secara kolektif dalam perusahaan sangat kabur, namun pada saat kesulitan, maka mulailah terbuka segala macam sumber-sumber penyimpangan (irregularities) dan penyebab kerugian dan kejatuhan perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering, commercial crime, hingga economic crime.
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh segenap negarawan ,cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk meningkatkan praktik-praktik yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin oleh Sir Adrian Cadburt, yang pada saat itu sebagai Direktur Bank of England dan mantan COE Group Cadbury.
Sejak terbitnya Cadrury Code of Corporate Governance pada tahun 1992, semakin banyak institusi yang terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip-prinsip dan petunjuk teknis praktik Good Corporate Governance, antara lain
(25)
ICGN (International Corporate Governance Network) yang mendorong Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mengeluarkan OECD Principles on Corporate Governance. ICGN sangat berkepentingan dalam implementasi GCG, karena anggota mereka terdiri dari institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola dana nasabah untuk investasi jangka panjang. Sejarah singkat GCG ini dikutip dari Yusuf dalam Ridwan (2008).
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam Corporate Governance yaitu Keadilan (Fairness), Transparansi (Transparency), Kemandirian (Independency), Akuntabilitas (Accountability), dan Pertanggungjawaban (Responsibility).
a. Keadilan (Fairness)
Keadilan (Fairness) dimaksudkan untuk menjamin hak-hak pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. Hak-hak pemegang saham yang harus dilindungi menurut prinsip GCG menurut OECD yang dikutip oleh Frediawan (2008) yang terdiri dari hak-hak dasar pemegang saham dan hak untuk berpartisipasi.
1). Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak untuk: a).memastikan metode registrasi saham yang dimiliki, b).memindahtangankan saham-sahamnya,
(26)
c).memperoleh informasi secara teratur dan tepat waktu, d).berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS, e).memilih anggota Komisaris dan Direksi,
f).memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
2). Para pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi, memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan seperti perubahan otorisasi untuk penambahan saham dan transaksi yang luar biasa untuk mempengaruhi hasil penjualan.
a). Para pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta harus diberi informasi tentang aturan-aturan termasuk prosedur pemberian suara dalam pelaksanaan rapat-rapat pemegang saham.
b). Struktur permodalan dan peraturannya memungkinkan pemegang saham tertentu mendapatkan suatu tingkat pengendalian yang tidak seimbang dengan kepemilikan sahamnya harus diungkapkan.
c). Pasar untuk pengendalian perusahaan harus dimungkinkan untuk berfungsi secara efisien dan transparan.
d). Para pemegang saham, termasuk investor institusi harus mempertimbangkan biaya dan manfaat pelaksanaan hak-haknya.
(27)
Selain hak-hak dasar diatas, Good Corporate Governance juga memastikan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham, termasuk investor asing dan pemagang saham minoritas, yakni sebagai berikut :
e). semua pemegang saham dengan tingkatan investasi yang sama harus mendapatkan perlakuan yang sama pula,
f). transaksi orang dalam (insider trading) dan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan orang dalam sendiri harus dilarang,
g). anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta para menajer harus mengungkapkan setiap kepentingan yang berbentuk hutang atas transaksi atau juga hal-hal yang berpengaruh terhadap perusahaan.
b. Transparansi (Tranparency)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut
(28)
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang saham (stakeholders). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan Information Technology (IT) dan Management Information System (MIS)
untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur, dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas; mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka dan hal-hal yang menjadi hak pemegang saham untuk diketahui.
c. Kemandirian (Independency)
Menurut Iman dan Amin (2002:8), kemandirian adalah sebagai keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam setiap divisi atau bagian dalam perusahaannya sehingga pengelolaan perusahaan dapat dipercaya. Prinsip ini juga mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan intern dalam perusahaan yang sesuai dengan peraturan dan hukum yang
(29)
berlaku. Prinsip kemandirian harus dilaksanakan dengan baik agar perusahaan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak dari dalam ataupun dari luar perusahaan tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dalam mekanisme korporasi.
d. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas (Accountability) dimaksudkan sebagai prinsip yang mengatur peran dan tanggungjawab jawab manajemen agar dalam mengelola perusahaan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dalam hal ini memberikan pengawasan terhadap manajemen mengenai kinerja dan pencapaian target return bagi pemegang saham.
Beberapa karakteristik akuntabilitas yang berkaitan yaitu pemegang saham, dewan direksi, dewan komisaris, senior manajemen, dan stakeholder.
1) Pemegang Saham memiliki karakteristik sebagai berikut :
pemegang saham mayoritas yang memiliki kepentingan pengendalian di dalam perseroan harus menyadari tanggung jawab pada saat menggunakan pengaruhnya atas manajemen perseroan, baik dengan menggunakan hak suara ataupun melalui cara lain. Pemegang saham minoritas juga memiliki tanggung jawab serupa,
(30)
yaitu mereka tidak boleh menyalahgunakan hak mereka menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Dewan Direksi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a). anggota dewan bertindak dengan dasar informasi yang lengkap, niat yang baik, penelitian yang cermat dan lebih mementingkan kepentingan perusahaan dan pemegang saham,
b). dewan harus memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan kepentingan stakeholder,
c). dewan harus dapat melaksanakan pertimbangan yang objektif tentang urusan perusahaan secara independent khususnya terhadap manajemen.
3) Dewan Komisaris memiliki karakteristik sebagai berikut:
dewan komisaris bertanggungjawab dan berwenang mengatasi tindakan direksi dan memberi nasehat kepada direksi jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Dewan komisaris juga harus memantau efektifitas GCG yang diterapkan perseroan dan bilamana diperlukan penyesuaian.
4) Senior Manajemen yang terdiri dari: a) akuntan manajemen,
b) audit internal, c) manajer,
(31)
e. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bahwa sebuah perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum dan undang-undang yang berlaku. Termasuk di dalamnya pemeliharaan lingkungan hidup, hak-hak konsumen, ketenagakerjaan dan sebagainya. Artinya bahwa perusahaan merupakan bagian dari sebuah budaya sosial dan masyarakat sehingga sebuah perusahaan tidak tegak secara terisolasi dari berbagai kepentingan sosial-budaya dan politik kelompok-kelompok lain (stakeholder). Sebuah perusahaan tidak hanya harus bertanggungjawab terhadap mereka yang berhubungan langsung dengan perusahan, tetapi mereka juga tidak berhubugan secara langsung dengannya (Bakrie,2000)
Carol dalam Zaim (2000), mengembangkan suatu konsep piramida tanggung jawab sosial perusahaan. Piramida ini terdiri atas empat tanggung jawab perusahaan.
1). Tanggung jawab ekonomis, yaitu sebuah perusahaan haruslah menghasilkan laba.
2). Tanggung jawab legal, maksudnya dalam mencapai tujuan untuk mencapai laba sebuah perusahaan harus menaati hukum.
3). Tanggung jawab etis, artinya perusahaan berkewajiban menjalankan hak yang baik, benar dan adil.
4). Tanggung jawab filantropis, yang mensyaratkan perusahaan untuk memberi kontribusi kepada publik. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup semua.
(32)
Dari prinsip-prinsip GCG di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan GCG di dalam pengelolaannya akan selalu mengutamakan kepentingan pemegang saham, memberikan informasi yang terbuka kepada semua pihak baik internal maupun eksternal seta mematuhi hukum-hukum yang berlaku di negara tersebut. Prinsip-prinsip GCG ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu tingkatan, melarang prakrik-praktik insider trading dan self dealing, dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).
4. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance
Tujuan penerapan Good Corporate Governance antara lain :
a. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah usaha,
b. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
c. meningkatkan iklim investasi nasional,
d. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar internasional.
(33)
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Corporate Governance yang efektif dapat memberikan kontribusi yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta menghindari krisis dan dan kegagalan serupa di masa depan, sebaliknya Corporate Governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis
ekonomi dan kegagalan pada perusahaan-perusahaan.
Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang
diperoleh, antara lain :
a. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder,
b. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan Corporate Value,
c. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,
d. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder Value dan deviden.
Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan GCG akan selalu melindungi kepentingan pemegang saham dan
(34)
pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan perusahaan dan selalu melaksanakan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.
6. The Indonesian Institute for Corporate Governance
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan
adalah melaksanakan riset mengenai penerapan GCG, yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI).
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan Majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Metodologi riset yang dipakai
(35)
meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tahapan riset berikutnya adalah penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI
No Tahapan Bobot (%)
1 Self Assessment 20
2 Kelengkapan Dokumen 20
3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil 20 penerapan good corporate governance sebagai sebuah
sistem di perusahaan yang bersangkutan
4 Observasi 40
(36)
Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Self-assessment
Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-assessment seputar penerapan konsep CG di perusahaannya.
b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan CG di perusahaannya. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya boleh memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya (kecuali jika terjadi perubahan, maka revisi harus dilampirkan).
c. Penyusunan Makalah dan Presentasi
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.
d. Observasi ke Perusahaan
Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip GCG.
Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh dibahas dalam Forum Panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan
(37)
CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang perusahaan peserta CGPI. Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Kategori Pemeringkatan CGPI Skor Level Terpercaya
55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya Sumber: Laporan CGPI, 2009
B. Profitabilitas Perusahaan 1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Menurut Simamora (2000:528), profitabilitas merupakan suatu ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan (defisit) penghasilan diatas
(38)
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya pada suatu periode akuntansi tertentu.
Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukurnya adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat di dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan dari hasil operasi dan profit yang diterima perusahaan.
2. Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan effisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Hanafi dan Halim (1996) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu profit margin, ROA (return on assets), ROE (return on equity), ROI (return on
investment), dan EPS (earning per share).
(39)
ROA = x 100%
ROE =
Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Gross Profit Margin = Laba kotor / Penjualan x 100 %
Profit Margin = EBIT / Penjualan x 100 %
Net Profit Margin = EBIT / Penjualan x 100 %
b. ROA (Return on Asset)
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
Laba Bersih Total Aktiva
c. ROE (Return on Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut: Laba Bersih
Modal Saham
d. ROI ( Return on Investment)
Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
(40)
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut :
ROI = EAT / Total Aktiva e. Earning Per Share (EPS)
Terkadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham. Earning per share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.
EPS = EAT / Jumlah lembar saham
3. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan good corporate governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh IICG telah menerapkan good corporate governance dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai
sahamnya. Semakin tinggi penerapan corporate governance yang diukur dengan corporate governance indeks perception semakin tinggi pula tingkat ketaatan
(41)
perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan direksi dengan keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang
berdampak terhadap kinerjanya.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Daftar Penelitian Terdahulu
no Peneliti
(tahun penelitian)
Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Yuda Pranata (2007) Variabel Independen: Prinsip Good Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai NPM
Analisis regresi linear sederhana (simple regression)
Hasil penelitian yang dilakukannya terdapat pengaruh yang positif dan s
kinerja keuangan perusahaan
2. Diah Kusuma Wardani (2008) Variabel Independen: Pengaruh Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROE
Analisis regresi linier berganda (multiple regression), uji signifikan parsial (t-test)
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapatnya pengaruh langsung dari penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada BEJ
3. Ridwan Frediawan (2008) Variabel Independen: Prinsip Good Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROI
Analisis regresi Berganda dan Analisis korelasi Rank Spearman
Hasil penelitisn Ridwan
Frediawan menunjukkan terdapat pengaruh yang positif terhadap kenerja keuangan perusahan karena GCG ditetapkan dan dijalankan dengan baik
(42)
beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atas penelitian ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
1) Yudha Pranata (2007)
Yudha Pranata melakukan penelitian untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan
dengan mengambil populasi seluruh perusahaan yang berdaftar di BEJ yang telah melaksanakan penerapan Good Corporate Governance. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan target atau pertimbangan tertentu. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana (simple regression). Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Kinerja perusahaan dalam hal ini diukur dengan NPM (Net Profit Margin) .
2) Diah Kusuma Wardani (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Diah berjudul “Pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan di Indonesia, yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah menerapkan corporate governance dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005, yang masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate governance yang dilakukan oleh (The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berdasarkan skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index). Metode analisis data yang digunakan dalam penetilian ini adalah analisis regresi linier berganda
(43)
dalam penelitian ini diukur dengan memakai ROE dan memperoleh hasil yaitu tidak terdapat pengaruh langsung dari penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada BEJ yang dikarenakan rendahnya kesadaran emiten menerapkan good corporate governance. Mereka menerapkan GCG bukan karena kebutuhan, namun lebih karena kepatuhan terhadap aturan yang ada saja.
3) Ridwan Frediawan (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung)”. Variabel independen yang digunakan adalah Prinsip Good Corporate Governance, sedangkan variabel dependen adalah kinerja
keuangan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung karena penerapan prinsip Good Corporate Governance ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik dan menggunakan ROI sebagai pengukur kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung.. Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian antara penelitian Pranata dan Frediawan dengan Wardani dimana penelitian Pranata dan Frediawan memperoleh hasil yaitu terdapatnya pengaruh yang baik terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan NPM dan
(44)
ROI yang dikarenakan diterapkan dan dilaksanakannya GCG, sedangkan penelitian Wardani menunjukkan hasil tidak terdapatnya pengaruh GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE.
D. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian dan tinjauan pustaka, dapat diketahui bahwa GCG merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana organisasi dioperasikan dan dijalankan dengan baik karena GCG sebagai sarana interaksi yang mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya kontrol, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan akan mengalami peningkatan kinerja jika menerapkan GCG. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini mempunyai hasil yang tidak sama yang diukur dengan memakai rasio ROE, ROI, dan NPM, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengukur pengaruh GCG terhadap profitabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio ROA sehingga dirumuskan kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Profitabiltas Perusahaan (Y)
Penerapan Good Corporate Governance
(45)
Penelitian ini menggunakan penerapan GCG sebagai variabel independen (variabel X) dan profitabilitas perusahaan sebagai variabel dependen (variabel Y), yang diukur dengan menggunakan rasio return on assets (ROA).
E. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.” (Sumadi, 2003:21). Dalam penelitian ini, penulis menguji hipotesis sebagai berikut:
“ terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan go public di Indonesia. “
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. “Penelitian Kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang dibentuk adalah hubungan sebab akibat” (Sugiyono, 1999:11-12). Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari penerapan GCG terhadap profitabilitas perusahaan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap, dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go publik di Indonesia yang berjumlah 407 perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non Probability Sampling yaitu dengan cara Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu :
1. terdaftar di BEI dari tahun 2007 – 2009,
2. terdaftar dalam pemeringkatan CGPI dari tahun 2007 – 2009, 3. menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2007 – 2009.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 407 perusahaan go publik yang terdaftar diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut.
(47)
Tabel 3.1
Daftar populasi dan Sampel Penelitian
NO Nama Perusahaan
kriteria
ket
1 2 3
1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1
2 PT CIMB Niaga Tbk 2
3 PT Bank Negara Indonesia Tbk x
4 PT Aneka Tambang (persero) Tbk 3
5 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk x
6 PT Adhi Karya (persero) Tbk 4
7 PT United Tractor Tbk 5
8 PT Angkasa Pura (persero) x x
9 PT Bakrieland Development Tbk 6
10 Bank Dki 7
11 PT kawasan Berikat Nusantara (persero) x
12 PT Panorama Transportasi Tbk x
13 PT Indocare Citrapasific x x
14 PT BUMI Resources Tbk x
15 PT Elnusa Tbk 8
16
PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero)
Tbk 9
17 PT jasa Marga Tbk x
18 PT Asuransi Jasa Indonesia Tbk x
19 PT Garuda Indonesia Tbk x
20 PT Indosat Tbk x
21 PT Bank NISP Tbk x
22 PT Wijaya Karya Tbk x
23 PT BFI Finance Indonesia Tbk x
24 PT Jamsostek (persero) 10
25 PT Pertamina (persero) x x x
26 PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk x
27 PT Astra Graphia Tbk x
28 PT Kalbe Farma Tbk x
29 PT Bank Permata Tbk x
30 PT Pelabuhan Indonesia II (persero) x x x
C. Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. “Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” (Erlina, 2008:24). Data yang diperoleh meliput i laporan CGPI dan laporan keuangan perusahaan yang
(48)
sejumlah perusahaan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007–2009. Data penelitian bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series dan data cross sectional selama periode pengamatan tahun 2007–2009 untuk beberapa perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.
Data penelitian berupa:
1. Data nama perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh IICG selama tahun 2007–2009.
2. Data perusahaan berupa data besarnya nilai ROA dari masing-masing perusahaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud itulah diperlukan pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yan dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data historik dari IICG dengan cara
(49)
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go Public di
Indonesia”, maka terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel Penerapan GCG merupakan variabel independen karena tidak dipengaruhi variabel lain. Variabel ini diukur berdasarkan niliai Corporate Governance Perception Index yang diterbitkan oleh IICG dan
menggunakan skala interval sebagai pengukurannya, sedangkan variabel profitabilitas perusahaan merupakan variabel dependen karena dipengaruhi variabel lain dalam model penelitian. Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio return on assets (ROA). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Secara ringkas definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel 3.2 di bawah ini.
(50)
Tabel 3.2 Definisi Operasional Jenis Variabel Nama
Variabel
Definisi Indikator Pengukuran
Independen Penerapan GCG Penerapan sistem ataupun peraturan yang mengatur, mengelola, serta mengawasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan nilai tambah bagi pemegang saham ataupun stakeholder lainnya Corporate Governance Perception Index
Skor Level Terpercaya 55-69 Cukup Terpercaya 70-84 Terpercaya 85-100 Sangat Terpercaya
Skala Interval
dependen Profitabili tas Perusahaa n penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu ROA = Laba bersih setelah pajak × 100% Rata-rata total aktiva Rasio
Sumber : Peneliti
F. Metode Analisis Data
Alat uji yang dugunakan dalam menguji hipotesis adalah regresi linier sederhana. “Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen” (Sugiyono,2007:204). Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi :
(51)
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
“uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal” (Erlina 2008:104).
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
1) Analisis Grafik
Cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan α = 5% ketentuannya adalah:
a) Nilai Sig. < 0,05, maka data tidak normal. b) Nilai Sig. > 0,05, maka data normal.s
(52)
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (time series). “Autokorelsi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau dat sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi.”(Ghozali, 2005:175). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (DW). Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan menghitung nilai d, setelah nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya adalah menentukan nilai du dan dl dengan menggunakan table Durbin Watson.
Kriteria :
du < d < 4-du = Tidak ada autokorelasi d < dl = Terdapat autokorelasi positif d- 4-dl = Terdapat autokorelasi negatif
dl < d < du = Tidak ada keputusan tentang autokorelasi
4-du < d < 4-dl Tidak ada keputusan tentang autokorelasi (Hadi, 2006:176) “salah satu cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi (bila ada) adalah dengan cara menambahkan satu variabel baru, yaitu variabel lag – 1” (Hadi, 2006:176).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah adalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
(53)
terjadi heterokedastisitas. Menurut Ghozali (2005 : 105), cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas antara lain dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedaktisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
a) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik melebar di atas dan di bawah angaka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Selain itu, untuk mengetahui adanya masalah heteroskedastisitas ini dapat menggunakan korelasi jenjang Spearman, maka harus menghitung nilai korelasi untuk setiap variabel independen terhadap nilai residu, baru kemudian dicari tingkat signifikansinya. Park dan Glejser test memiliki dasar tes yang sama yaitu meregresikan kembali nilai residu ke variabel independen. Cara untuk mengurangi masalah heteroskedastisitas adalah menurunkan besarnya rentang (range) data. Cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan rentang data adalah melakukan transformasi (manipulasi) logaritma. Tindakan ini bisa dilakukan bila semua data bertanda positif.
(54)
2. Pengujian Hipotesis
a. Persamaan regresi linier sederhana pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y=a+bX+e
Keterangan:
Y = Profitabilitas Perusahaan
X = Penerapan Good Corporate Governance
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Error (Tingkat Kesalahan)
b. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya nilai variabel dependen dengan menggunakan t-test yaitu pengujian yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila variabel tersebut memiliki nilai signifikansi (sig) dibawah 0,05.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
“terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di Indonesia. “
(55)
H. Jadwal dan Waktu Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal dan Waktu Penelitian Tahapan penelitian Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Pencarian data awal Pengajuan proposal Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing Bimbingan dan perbaikan proposal Seminar proposal Pengumpulan data Pengolahan data Pelaporan akhir
(56)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji ini terdiri dari uji normalitas data, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Di bawah ini diuraikan hasil dari uji-uji tersebut.
a. Hasil Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik pada ketiga fungsi sesuai dengan jumlah variabel dependennya.
Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
(57)
Tabel 4.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .10770179
Most Extreme Differences Absolute .257
Positive .257
Negative -.223
Kolmogorov-Smirnov Z 1.410
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS oleh Penulis, 2010
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.1 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,410 dan signifikan pada 0, 038. Nilai
siginifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu:
− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
− lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
(58)
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, telah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Profitabilitas Perusahaan = f(GCG, ROA) menjadi Ln_Profitabilitas Perusahaan = f(Ln_GCG, Ln_ROA). Setelah data menjadi normal, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah proses transformasi.
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen dan variabel dependen ROA menunjukkan data terdistribusi secara normal, karena hasil signifikansinya adalah 0,660 yaitu di atas nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik histogram yang disajikan pada gambar 4.1 dan normal probability plot yang disajikan pada gambar 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.28401871
Most Extreme Differences Absolute .133
Positive .128
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .730
Asymp. Sig. (2-tailed) .660
(59)
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2010
Berdasarkan gambar 4.1, terlihat bahwa grafik histogram pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan hal ini menunjukkan bahwa data dari variabel ROA telah terdistribusi secara normal.
(60)
Gambar 4.2 Normal P-P Plot
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2010
Berdasarkan gambar 4.2, pada grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini menunjukkan data telah terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
(61)
kesalahan pengganggu periode t−1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil dari pengujian autokorelasi dapat dilihat di bawah ini.
Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel dependen ROA akan disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .032a .001 -.035 1.30675 .848
a. Predictors: (Constant), Ln_Good Corporate Governance b. Dependent Variable: Ln_Return On Assets
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2010
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 0,848. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 30 (n = 30) dan jumlah variabel independen sebanyak 1 (k = 1), maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 0,68 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1,31. oleh karena itu, nilai DW berada di antara DU dan 4−DU (1,31 < 0.848 < 2,69), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.
(62)
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk pengujian ini digunakan alat analisis grafik (Scatterplot). Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Hasil dari pengujian gejala heteroskedastisitas dapat dilihat di bawah ini.
Hasil pengujian heteroskedastisitas terhadap variabel dependen ROA akan disajikan pada gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
(63)
Berdasarkan gambar 4.3, pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
2. Hasil Analisis Regresi Sederhana
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari pengujian dengan regresi sederhana terhadap variabel ROA dapat dilihat di bawah ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh model persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Ln_Ŷ = -0,765 -0,557 Ln_X + e
a. konstanta sebesar -0,765 menyatakan bahwa jika nilai skor penerapan Ln_GCG = 0 (tidak ada), maka Ln_ROA akan sebesar -0,765,
Tabel 4.4
Regresi Linier sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.765 14.264 -.054 .958
Ln_Good Corporate
Governance -.557 3.240 -.032 -.172 .865
a. Dependent Variable: Ln_Return On Assets Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2009
(64)
b. koefisien X (b1) = − 0,557 menunjukkan bahwa Ln_GCG (X)
berpengaruh negatif terhadap Ln_ROA (Y). Hal ini berarti bahwa jika variabel skor penerapan GCG ditingkatkan, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,765,
c. standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.
Berdasarkan hasil dari persamaan regresi di atas, pada penelitian ini variabel GCG berpengaruh negatif terhadap variabel ROA. Hal ini kemungkinan di sebabkan oleh beberapa hal berikut:
1). Rendahnya kesadaran emiten menerapkan good corporate governance. Mereka menerapkan bukan karena kebutuhan, namun
lebih karena kepatuhan terhadap aturan yang ada saja.
2). Manajemen perusahaan belum tertarik kepada manfaat jangka panjang penerapan GCG. Mereka merasa dapat berjalan tanpa GCG.
3). Manajemen perusahaan belum melihat adanya dampak finansial secara langsung.
4). Unsur budaya yang berkembang di lingkungan usaha nasional belum menunjang perkembangan penerapan GCG. Misalnya, ada perusahaan yang masih beranggapan bahwa transparansi berarti membuka rahasia dagang dan bisa mengancam daya saing.
5). Pasar Indonesia belum memperhatikan penerapan corporate governance di perusahaan atau penerapan corporate governance tidak
(65)
bisa secara langsung atau jangka pendek tetapi membutuhkan waktu dan informasi tentang penerapan corporate governance dalam jangka beberapa tahun.
3. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji–t)
Uji–t dilakukan untuk menguji secara parsial atau individu apakah penerapan GCG (X) secara parsial berpengaruh terhadap ROA (Y), hasil uji–t dapat dilihat di tabel 4.5. Dari hasil uji–t, dapat diketahui variabel GCG akan berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksi dengan ROA jika nilai probabilitasnya < 0,05. Berdasarkan hasil uji–t, dari tabel 4.5 dapat diketahui nilai probabilitas untuk variabel GCG adalah 0,86 berarti penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA karena probabilitasnya berada di atas 0,05.
Dapat disimpulkan, bila bergerak secara parsial, penerapan GCG berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan yaitu ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,86 (>0,05). Hal ini berarti secara parsial, tinggi rendahnya skor penerapan GCG (X) tidak mempengaruhi kinerja keuangan ROA (Y) perusahaan. Hasil penelitian ini secara parsial menemukan bahwa penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
(66)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah GCG memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Di sini dihubungkan satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 10 perusahaan selama tiga tahun. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji–t setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan bahwa variabel penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,dalam hal ini ROA. Dapat ditafsirkan bahwa penerapan GCG hampir tidak ada kaitannya dengan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan dua peneliti terdahulu yaitu Pranata (2007) dan Frediawan (2008) yang menunjukkan bahwa penerapan GCG mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan berlawanan arah yang tidak signifikan antara penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hubungan negatif yang terjadi antara penerapan GCG dan kinerja keuangan pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada.
Secara teoritis, pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangannya. Kemungkinan terbesar keadaan ini
(67)
terjadi karena terbatasnya informasi. Padahal untuk mengukur GCG harus mengetahui berbagai informasi tentang karakteristik, budaya dan hubungan antar organ perusahaan dan semua informasi tersebut termasuk kriteria rahasia perusahaan yang tidak dipublikasikan. Selain itu, jika dilihat dari jangka waktunya GCG lebih bersifat jangka panjang sehingga tidak dapat diukur kesuksesannya jika hanya mengandalkan satu periode akuntansi saja sedangkan perhitungan profitabilitas lebih bersifat jangka pendek, di mana hasil yang dicapai dari periode tersebut merupakan hasil tambah perusahaan yang dapat berdiri sendiri.
Dengan kata lain, bila menggunakan pendekatan GCG hasil yang didapat akan bersifat positif tanpa melihat akan keadaan perusahaan pada tahun tersebut apakah dapat menciptakan nilai bagi perusahaan atau tidak, sedangkan dengan perhitungan profitabilitas, meskipun return dan laba bersih perusahaan tampak bagus belum tentu memiliki nilai tambah bagi kegiatan operasionalnya karena bisa saja sebagian besar modal kerjanya bersumber dari pemegang saham yang dalam perhitungan kinerja keuangan konvensional dianggap sebagai modal gratis sehingga dengan pendekatan profitabilitas, secara rinci menjelaskan nilai ekonomis dari perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya satu, yaitu GCG dengan indikator (alat ukur) skor penerapan GCG,
(68)
2. sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI dengan jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan selama tiga tahun,
3. peneliti melakukan pengamatan terhadap kinerja keuangan dengan menggunakan indikator ROA sedangkan masih ada alat ukur lain seperti Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE) dan BOPO
(perbandingan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan Net Interest Margin (NIM).
C. Saran
Beberapa saran dan rekomendasi dari peneliti antara lain:
1. bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas variabel yang digunakan dalam mengukur pengaruhnya terhadap kinerja keuangan misalnya kualitas laporan keuangan,
2. menambah jumlah sampel dan tahun yang ada, sehingga tidak hanya perusahaan yang mendapat peringkat CGPI saja tapi juga seluruh peserta CGPI yang ikut dan tahunnya sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh GCG tersebut,
3. menggunakan indikator lain selain ROA untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
(1)
Std. Predicted Value -1.413 3.527 .000 1.000 30 Standard Error of Predicted
Value .239 .889 .315 .124 30
Adjusted Predicted Value -3.3388 -2.7687 -3.1959 .10640 30
Residual -1.91152 2.36595 .00000 1.28402 30
Std. Residual -1.463 1.811 .000 .983 30
Stud. Residual -1.504 1.842 -.008 1.008 30
Deleted Residual -2.02118 2.44816 -.02211 1.35199 30 Stud. Deleted Residual -1.541 1.929 -.003 1.023 30
Mahal. Distance .000 12.442 .967 2.260 30
Cook's Distance .000 .066 .027 .020 30
Centered Leverage Value .000 .429 .033 .078 30
(2)
Variabel ROA
(3)
One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Variabel ROA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.28401871 Most Extreme Differences Absolute .133
Positive .128
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .730
Asymp. Sig. (2-tailed) .660
(4)
Scatterplot
Variabel ROA
(5)
Autokorelasi
Variabel ROA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .032a .001 -.035 1.30675 .848
a. Predictors: (Constant), Ln_Good Corporate Governance b. Dependent Variable: Ln_Return On Aassets
(6)
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002 1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279