Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN RETURN ON EQUITY

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE

(IICG)

OLEH

SAMUEL SIHOMBING 100521127

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN RETURN ON EQUITY

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE (IICG)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap return on investment dan return on equity pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG) periode tahun 2010 hingga tahun 2012. Hipotesis dalam penelitian ini ialah penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on investment dan return on equity.

Data yang digunakan adalah data sekunder dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 belas perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG). Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling (penyampelan bersasaran).

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap return on investment dan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity. Yang artinya penerapan good corporate governance mempengaruhi baik buruknya return on investement dan return on equity.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Return on Investment, Return on Equity


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON RETURN ON INVESTMENT AND RETURN ON EQUITY IN COMPANIES LISTED ON

INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE (IICG)

This research is aimed to determine the effect of corporate governance against return on investment and return on equity for companies that listed in Indonesian institute for corporate governance (IICG) period 2010 to 2012. The hypothesis of this research is the application of good corporate governance affect the return on investment and return on equity.

Data that used are secondary data with documentation techniques. The analytical method which used in this research was a simple linear regression analysis. Seventeen companies that listed in Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) were used as samples. The method that used for this research was purposive random sampling method (targeted sampling method).

The results of this research are that good corporate governance has a positive effect against return on investment and good corporate governance has positive significant effects against return on equity. This means that the implementation of good corporate governance affects both good or bad return on investment and return on equity.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan kekuatan yang dilimpahkan dalam hidup saya dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG) ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda M.P. Sihombing, Ibunda Ir. R. Situmeang, dan adik-adikku yang terus mendukungku secara materi dan terutama dengan doa. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistiya Rini, SE, M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, dan Ibu Marhayanie, SE, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan berupa saran, kritik dan evaluasi yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi yang diajukan.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku dosen pembaca penilai yang juga telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera utara yang telah mendidik selama menempuh perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis sebagai manusia, sehingga penulis menerima saran dan kritikan dari semua pihak yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat yang berarti bagi semua pihak.

Medan, Juni 2014

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Teori Keagenan ... 9

2.1.2 Good Corporate Governance ... 10

2.1.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 12

2.1.4 Nilai Corporate Governance Perception Index ... 14

2.1.5 Manfaat good corporate governance dan Kaitannya Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ... 17

2.1.6 Kinerja Keuangan... 19

2.1.7 Profitabilitas ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitan ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional... 30

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi ... 32

3.7 Sampel ... 33

3.8 Jenis Data ... 34

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.10 Metode Analisis Data ... 35

3.10.1 Analisis Data Deskriptif ... 35

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 36


(7)

3.10.2.1 Uji Autokorelasi ... 36

3.10.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

3.10.3.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 37

3.10.3.2 Koefisien Determinasi ... 38

3.10.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (uji-t) ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Indonesian Institute for Corporate Governance ... 40

4.2 Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Analisis Data Deskriptif ... 43

4.2.1.1 Analisis Data Deskriptif Terhadap Good Corporate Governance ... 43

4.2.1.2 Analisis Data Deskriptif Terhadap Return on Investment ... 44

4.2.1.3 Analisis Data Deskriptif Terhadap Return on Equity ... 44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45

4.2.2.1.1 Uji Normalitas Terhadap Return on Investment ... 45

4.2.2.1.2 Uji Normalitas Terhadap Return on Equity ... 47

4.2.2.2 Uji Autokorelasi ... 50

4.2.2.2.1 Uji Autokorelasi Terhadap Return on Investment ... 50

4.2.2.2.2 Uji Autokorelasi Terhadap Return on Equity ... 50

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 51

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi terhadap Return on Investment ... 51

4.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi terhadap Return on Equity ... 52

4.2.3.3 Uji Regresi terhadap Return on Investment . 53

4.2.3.4 Uji Regresi terhadap Return on Equity ... 53

4.2.3.5 Uji t terhadap Return On Investment ... 54

4.2.3.6 Uji t terhadap Return on Equity ... 55

4.2 Pembahasan ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Skor CGPI Periode 2008-2010 ... 3

1.2 Return on Investment Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di IICG ... 4

1.3 Return on Equity Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di IICG ... 5

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.2 Sampel Penelitian ... 33

3.3 Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 33

4.1 Statistik Deskriptif Good Corporate Governance ... 43

4.2 Statistik Deskriptif Return on Investment ... 44

4.3 Statistik Deskriptif Return on Equity ... 44

4.4 Hasil Uji Normalitas terhadap Return on Investment ... 46

4.5 Hasil Uji Normalitas terhadap Return on Equity ... 47

4.6 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural Return on Equity ... 48

4.7 Hasil Uji Autokorelasi terhadap Return on Investment... 50

4.8 Hasil Uji Autokorelasi Return on Equity ... 51

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi terhadap ROI ... 51

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi terhadap ROE ... 52

4.11 Hasil Uji Regresi terhadap Return on Investment ... 53

4.12 Hasil Uji Regresi terhadap Return on Equity ... 54

4.13 Hasil Uji-t terhadap ROI ... 54


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Bagan Pihak-pihak dalam Corporate Governance ... 11

2.2 Bagan Prinsip-prinsip Dasar GCG ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Grafik Histogram ROI... 46

4.2 Normal P-P Plot ROI ... 47

4.3 Grafik Histogram ROE (setelah Ln) ... 49


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Gambar Judul Halaman

1 Data Perusahaan yang Terdaftar di IICG dan Mempublikasikan Laporan Keuangan

Periode 2010-2012 ... 65 2 Data Skor CGPI Perusahaan Sampel Penelitian ... 66 3 Data Laba Bersih Perusahaan yang Menjadi

Sampel Penelitian ... 66 4 Data Total Asset Perusahaan yang Menjadi Sampel

Penelitian ... 67 5 Data Total Ekuitas Perusahaan yang Menjadi Sampel

Penelitian ... 67 6 Data Return on Investment dan Return on Equity

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 68 7 Output SPSS Versi 2.0 ... 69


(11)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN RETURN ON EQUITY

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE (IICG)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap return on investment dan return on equity pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG) periode tahun 2010 hingga tahun 2012. Hipotesis dalam penelitian ini ialah penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on investment dan return on equity.

Data yang digunakan adalah data sekunder dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 belas perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG). Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling (penyampelan bersasaran).

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap return on investment dan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity. Yang artinya penerapan good corporate governance mempengaruhi baik buruknya return on investement dan return on equity.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Return on Investment, Return on Equity


(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON RETURN ON INVESTMENT AND RETURN ON EQUITY IN COMPANIES LISTED ON

INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE (IICG)

This research is aimed to determine the effect of corporate governance against return on investment and return on equity for companies that listed in Indonesian institute for corporate governance (IICG) period 2010 to 2012. The hypothesis of this research is the application of good corporate governance affect the return on investment and return on equity.

Data that used are secondary data with documentation techniques. The analytical method which used in this research was a simple linear regression analysis. Seventeen companies that listed in Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) were used as samples. The method that used for this research was purposive random sampling method (targeted sampling method).

The results of this research are that good corporate governance has a positive effect against return on investment and good corporate governance has positive significant effects against return on equity. This means that the implementation of good corporate governance affects both good or bad return on investment and return on equity.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada praktiknya, dalam mencapai tujuannya suatu perusahaan tentu tak luput dari banyak permasalahan. Salah satu masalah yang bisa terjadi adalah masalah keagenan (agency problem). Masalah keagenan ini bisa terjadi akibat pemisahan tugas manajemen perusahaan dengan para pemegang saham. Sebuah perusahaan bisa saja dijalankan oleh para manajer professional yang memiliki hanya sedikit atau sama sekali tidak memiliki saham dalam perusahaan tersebut. Karena itu, para manajer bisa saja membuat keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Menurut Arijanto (2010:127) dinyatakan: “Suatu kegiatan perusahaan yang terencana baik dan dan terprogram tentu dapat tercapai dengan sistem tata kelola yang baik pula.” Karena itu perusahaan perlu untuk menerapkan Good corporate governance (GCG).

GCG adalah seperangkat aturan atau mekanisme adminsistrasi untuk memuluskan hubungan antarmanajemen, pemegang saham dan kelompok kepentingan (stakeholders).

Persoalan penting yang menjadi penunjang keberhasilan penerapan prinsip ini, terletak pada tuntutan menjalankan fungsi-fungsi akuntabilitas, disclosure, fairness, transparency dan tanggung jawab. Penerapan GCG mendorong organ perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan yang dilandasi


(14)

dengan nilai etika dan moral yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders.

Dengan kata lain GCG diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antar berbagai kepentingan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. Keuntungan (profit) adalah salah satu tujuan pokok tiap perusahaan. Keuntungan merupakan hal penting untuk ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh McKinsey & Co dalam Tjager et.al (2002:5) menyatakan bahwa “corporate governance menjadi perhatian utama para investor menyamai kinerja finansial dan potensi pertumbuhan khususnya bagi pasar-pasar yang sedang berkembang (emerging markets)” yang artinya investor cenderung menghindari perusahaan-perusahaan yang buruk dalam penerapan corporate governance (tidak ingin berinvestasi pada perusahaan-perusahaan tersebut). Karena itu dengan adanya keuntungan perusahaan juga tidak mengalami kesulitan dalam menarik modal dari luar. Dengan menerapkan tata kelola yang baik akan mengarahkan perusahaan pada kegiatan yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan profit, ditambah dengan kemudahan dalam memperoleh dana atau modal, secara logis perolehan laba akan lebih meningkat lagi.

Kinerja perusahaan bisa diukur dengan melihat tingkat keuntungannya. Dengan menggunakan Laporan keuangan sebagai input data, profitabilitas suatu perusahaan dapat dianalisa untuk mendapatkan gambaran akan kinerja keuangan


(15)

suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Return on investment (ROI) adalah salah satu rasio profitabilitas yang juga sering disebut dengan net power ratio, dimana menggambarkan kemampuan aktiva rata-rata menghasilkan laba setelah pajak (Earning After Tax, EAT).

Rasio profitabilitas lainnya adalah Return on Equity (ROE) dimana menunjukkan kemampuan modal sendiri menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (earnings available for common stockholder).

IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance), adalah salah satu institusi yang sangat concern terhadap penerapan good corporate governance untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia. Bekerja sama dengan majalah Swa, forum ini melakukan penelitian dan kajian terhadap banyak perusahaan di Indonesia mengenai penerapan good corporate governance. Hasilnya dilaporkan dalam bentuk pemeringkatan sesuai dengan skor-skor yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang mendaftar dan di publikasikan di majalah Swa dan dapat dilihat di media internet. Tabel berikut ini menunjukkan delapan perusahaan yang terdaftar dalam IICG pada periode 2008-2010.

Tabel 1.1 Skor CGPI Periode 2008-2010

Nama Perusahaan Skor CGPI 2008 Skor CGPI 2009 Skor CGPI 2010

PT Jasa Marga Tbk 64 81.82 82.65

PT Telkom Tbk 74.4 88.67 89.02

Bank DKI - 76.61 77.53

Bank Mandiri 81.28 90.65 91.67

PT Bukit Asam 73.9 82.27 84.11

BNI 74.55 81.63 84.58

CIMB Niaga 81.17 88.37 91.42

PT Bakrie Telecom - - 69.42


(16)

Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat pada tahun 2008 sampai tahun 2010, dengan perolehan skor yang dikeluarkan oleh IICG tersebut, tujuh dari delapan perusahaan yang mendaftarkan dirinya pada forum ini, yaitu: PT Bank Mandiri Tbk, PT BNI tbk, PT Telkom Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bank DKI, PT Jasa Marga Tbk dan PT Bank CIMB Tbk mengalami peningkatan dalam hal penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Sedangkan satu perusahaan yaitu PT Bakrie Telecom baru terdaftar pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di IICG cenderung mengalami peningkatan dalam hal penerapan good corporate governance.

Tabel 1.2 Return on Investment (ROI) Perusahaan yang Terdaftar Di IICG Nama Perusahaan ROI 2008 ROI 2009 ROI 2010

PT Jasa Marga Tbk 4.83 6.14 6.3

PT Telkom Tbk 11.7 11.6 11.5

Bank DKI 1.41 1.41 2.14

Bank Mandiri 2.5 3 3.4

PT Bukit Asam 22.8 26.8 23

BNI 1.1 1.7 2.5

CIMB Niaga 1.1 2.1 2.75

PT Bakrie Telecom 1.6 0.9 0.1

Sumber: Idx.co.id, 2013 (data diolah)

Dari Tabel 1.2 diatas dapat dilihat, PT Bank Mandiri Tbk, BNI, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk terus mengalami peningkatan ROI pada periode 2008-2009. Bank DKI hanya mengalami peningkatan ROI pada tahun 2010 dari tahun-tahun sebelumnya. PT Jasa Marga Tbk dan PT Bukit Asam mengalami ROI yang berfluktuasi, sedangkan PT Telkom Tbk dan PT Bakrie Telecom mengalami penurunan ROI setiap tahunnya.

Tabel 1.3 Return on Equity (ROE) Perusahaan yang Terdaftar Di IICG Nama Perusahaan ROE 2008 ROE 2009 ROE 2010


(17)

PT Telkom Tbk 31.5 29.6 26

Bank DKI 15.4 17 18.34

Bank Mandiri 18.1 22.1 24.4

PT Bukit Asam 42.7 47.1 31.2

BNI 9 16.3 24.7

CIMB Niaga 7.39 15.34 20.88

PT Bakrie Telecom 2.7 1.9 0.2

Sumber: Idx.co.id, 2013 (data diolah)

Dari Tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa dari perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam IICG terdapat lima perusahaan yang mengalami kenaikan ROE pada periode 2008-2010, yaitu PT Jasa Marga Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri, BNI dan PT Bank CIMB Niaga. Satu perusahaan yaitu PT Bukit Asam Tbk mengalami fluktuasi pada ROE-nya dimana pada tahun 2009 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis. Sedangkan dua perusahaan yaitu, PT Telkom Tbk dan PT Bakrie Telecom terus mengalami penurunan ROE tiap tahunnya.

Menurut Bank Dunia (World Bank), good corporate governance dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan agar bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara luas (Tangkilisan 2003: 12). Secara teori, dengan semakin baiknya penerapan GCG pada suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Teori tersebut terbukti tidak sesuai dengan praktiknya jika melihat dari data-data yang ditampilkan pada Tabel 1.1, Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

Peningkatan penerapan GCG (good corporate governance) pada tujuh perusahaan pada data-data tersebut tidak sejalan dengan peningkatan ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) perusahaan-perusahaan tersebut.


(18)

Demikian pula hasil dari beberapa penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini, menunjukkan hasil yang bervariasi mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap rasio-rasio profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Supatmi menyimpulkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap rasio keuangan. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Austrindanney Sina Azhar menyimpulkan bahwa penerapan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap ROA (return on asset).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar menyimpulkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap ROA tetapi berpengaruh terhadap NPM (net profit margin) dan EPS (earning per share). Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Denta Wisnu Pradipta menyimpulkan bahwa GCG berpengaruh terhadap ROI (return on investment) dan TAT (total assets turnover).

Karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali bagaimana pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari profitabilitasnya dengan menggunakan ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) sebagai ukurannya. Maka, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Return on Investment dan Return on Equity pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Corporate governance (IICG)”


(19)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on investment (ROI) pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG)?

2. Apakah penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian institute for corporate governance (IICG)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Bagi akademisi/peneliti lainnya, diharapkan dapat menjadi tambahan literatur yang bisa menambah wawasan di bidang keuangan.

3. Bagi praktisi bisnis (perusahaan-perusahaan), diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.


(20)

4. Bagi investor, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang sudah, atau belum menerapkan good corporate governance.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan

Konsep Good corporate governance (GCG) sesungguhnya telah dimulai jauh sebelum isu GCG ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan para eksekutif bisnis. Bersama dengan dikembangkannya sistem korporasi di Inggris, Eropa dan Amerika Serikat sekitar tahun 1840-an, isu corporate governance telah muncul kepermukaan, meskipun hanya berupa saran. Kajian teoritis corporate governance ini mulai muncul di akhir tahun 1980-an berdasarkan atas agency theory. Teori tersebut menyatakan bahwa para dewan (para agen yang mewakili para pemegang saham) secara rasional akan bertindak bagi kepentingan mereka, dan bukan dengan bijaksana dan adil bertindak bagi kepentingan pemegang saham. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sistem checks and balances untuk mencegah potensi penyalah gunaan kekuasaan.

Menurut Jensen dan Meckling dalam Kodrat et al (2009:152) menyatakan “pada dasarnya hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal)”. Pada praktiknya agen mungkin saja bertindak tidak sesuai dengan kepentingan investor (principal) dalam pengambilan-pengambilan keputusannya. Konflik kepentingan yang dikarenakan oleh kemungkinan bahwa agen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan principal memicu terjadinya biaya keagenan. Biaya keagenan didefinisikan


(22)

sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan Principal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Berangkat dari teori keagenan ini, corporate governance mulai dikaji secara teoritis di akhir tahun 1980-an.

2.1.2 Good Corporate Governance

Istilah “corporate governance” pertama kalinya diperkenalkan oleh Cadbury Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik yang sangat menentukan bagi praktik corporate governance di seluruh dunia. Definisi corporate governance menurut Cadbury Committee dalam Tjager et al (2002 : 27) adalah:

a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities

(Seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.)

OECD (Oganization for Economic Cooperation and Development) dalam Tjager et al (2003:27-28) mendefinisikan corporate governance sebagai:

The structure through which shareholders, directors, managers, set of the board objective of the company, the means of attaining those objectives and monitoring performance.

(Struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.)

Adapun definisi-definisi lain dari corporate governance, sebagian besar memiliki arti yang tidak jauh berbeda dari kedua definisi diatas. Kedua definisi tersebut memiliki cakupan yang umum dan khusus.


(23)

Sumber: Tjager et al (data diolah)

Gambar. 2.1 Bagan pihak-pihak dalam Corporate Governance

Definisi yang dipaparkan oleh Cadbury committee, corporate governance memiliki perspektif yang lebih luas, dimana tidak hanya mencakup pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan perusahaan seperti Manajer, pemegang saham, dan komisaris tetapi juga melibatkan pihak lainnya seperti karyawan, kreditor, pemerintah bahkan masyarakat (stakeholders). Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan definisi corporate governance adalah suatu sistem, aturan/tata cara yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan secara luas (stakeholders) namun terutama antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi untuk tujuan bersama.

Pada Gambar 2.1 diperlihatkan keseluruhan pihak-pihak yang berperan tercakup dalam corporate governance, dimana digambarkan bahwa dalam perusahaan hubungan antar manajemen, dewan komisaris, dan pemegang saham

- Pemegang

saham

- Dewan

Komisaris

- Manajer

Pemerintah

Supplier

Masyarakat Kreditor


(24)

adalah yang paling utama diatur namun tidak juga mengesampingkan pihak-pihak lainnya seperti pemerintah, masyarakat, kreditor dan lain-lain.

2.1.3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

OECD dalam Tjager et al (2003:57) merumuskan dan menyusun prinsip-prinsip good corporate governance se-universal mungkin sehingga dapat dijadikan acuan oleh semua negara dan disesuaikan dengan sistem hukum, aturan atau nilai yang berlaku di tiap negara.

Kemudian pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini kementrian BUMN mengeluarkan berbagai keputusan yang mewajibkan BUMN-BUMN menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. Prinsip-prinsip yang dimaksud merupakan penyelarasan dari apa yang di susun oleh OECD, yaitu:

- Transparency (keterbukaan), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Konsep good corporate governance harus menjamin pengungkapan yang cukup, akurat dan tepat waktu terhadap seluruh kejadian penting yang berhubungan dengan perusahaan termasuk didalamnya mengenai kondisi keuangan, kinerja, struktur kepemilikan dan pengaturan perusahaan.

- Accountability (akuntabilitas), yaitu, kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban setiap pihak dalam organisasi. Realisasi dari prinsip ini bisa berupa ikutnya perusahaan dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) agar mendapat kritik dan masukan yang berarti dalam menerapkan GCG.


(25)

- Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi. Prinsip ini berhubungan dengan kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan hukum yang berlaku, termasuk juga prinsip-prinsip yang mengatur tentang penyusunan dan penyampaian laporan keuangan perusahaan.

- Fairness (kewajaran), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan pernjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk dapat melaksanakan prinsip ini diperlukan ketersediaan peraturan yang melindungi kepentingan para pemegang saham minoritas maupun asing, membuat pedoman perilaku perusahaan dan atau kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perlakuan buruk orang dalam.

Sumber: Tjager et al (2002)

Gambar 2.2 Prinsip-prinsip dasar GCG

- Independency (kemandirian), yaitu professional tanpa ada kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan

Accountability Transparancy

Good Corporate Governance


(26)

dan norma dalam pengelolaannya. Prinsip kemandirian ini diluar dari prinsip dasar yang dikemukakan oleh OECD, namun merupakan prinsip tambahan yang dirasa perlu diterapkan oleh pemerintah Republik Indonesia yang dirumuskan dalam keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN (Tjager et.al 2003:57).

2.1.4 Nilai Corporate Governance Perception Index

IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) adalah salah satu badan yang memberikan perhatian khusus akan pelaksanaan corporate governance di Indonesia. Sejauh ini IICG telah melakukan penelitian akan penerapan corporate governance perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan public yang tercatat di BEJ (Bursa Efek Jakarta) dan menyusun pemeringkatannya yang disebut dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Riset ini dilakukan bersama Majalah SWA, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta BEJ.

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena berpengaruh terhadap aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh IICG ini, menggunakan kaidah yang mengacu pada kesepakatan umum yang berlaku di beberapa negara dengan menggunakan pendekatan Stakeholders Theory yang diuraikan dalam 9 variabel pengukur, yaitu: Komitmen terhadap tata kelola perusahaan, tata kelola dewan


(27)

komisaris, komite-komite fungsional, dewan direksi, transparansi, perlakuan terhadap pemegang saham, peran pihak berkepentingan lainnya, integritas, dan independensi.

Penilaian awal dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dimana aspek yang dinilai meliputi komitmen terhadap tata kelola perusahaan, hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kuni, perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan, pengungkapan transparansi, serta tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi.

Tahapan riset berikutnya adalah dengan penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan good corporate governance sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan memamparkan upayanya dalam penerapan good corporate governance pada saat tim penilai melakukan observasi.

Kemudian tahapan akhir merupakan kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan peserta corporate governance perception index untuk memastikan bagaimana praktek good corporate governance sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di lingkuangan perusahaan tersebut.

Bobot tahapan-tahapan penilaian CGPI (Corporate Governance Perception Index) tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Self-assesment (bobot 15%)

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengisi kuesioner self-assesment seputar penerapan konsep corporate governance di perusahaannya. Tahapan ini


(28)

melibatkan seluruh organ dan anggota perusahaan serta para pihak yang berkepentingan lainnya (Stakeholders) dalam memberikan tanggapan terhadap implementasi GCG di perusahaan.

2. Kelengkapan dokumen (bobot 25%)

Penelusuran dokumen dan bukti yang mendukung penerapan GCG dalam perspektif pengetahuan. Kelengkapan dokumen mempersyaratkan pemenuhan dokumen terkait penerapan GCG dan praktek bisnis yang beretika serta kelengkapan sistem yang berlaku di perusahaan.

3. Penyusunan makalah dan presentasi (bobot 12%)

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan tentang kebijakan dan kegiatan perusahaan terkait GCG dalam perspektif pengetahuan, dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematika penyusunan yang telah ditentukan.

4. Observasi ke perusahaan (bobot 48%)

Pada tahap ini dilakukan klarifikasi dan konfirmasi dan informasi seputar penilaian melalui diskusi dan kunjungan ke perusahaan. Diskusi observasi melibatkan dewan komisaris, direksi, dan pimpinan manajerial perusahaan (Sumber: iicg.org).

Skor CGPI diperoleh dengan menjumlahkan nilai bobot dari setiap tahapan-tahapan diatas. Setelah skor-skor tersebut diproleh, kemudian pemeringkatan corporate governance perception index dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:


(29)

- Sangat terpercaya (85,00-100) - Terpercaya (70,00-84,99) - Cukup terpercaya (55,00-69,00)

2.1.5 Manfaat Good Corporate Governance dan Kaitannya dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Berikut adalah teori-teori yang menyebutkan apa tujuan/manfaat dari pelaksanaan GCG (good corporate governance):

- Menurut Bank Dunia (World Bank), good corporate governance dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan agar bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara luas (Tangkilisan 2003: 12).

- Menurut (Fahmi 2013:72) dinyatakan beberapa manfaat dari diterapkannya good corporate governance adalah sebagai berikut:

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran dan kesetaraan untuk mendorong fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan.

b. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.


(30)

c. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan.

d. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

e. Meningkatkan daya saing nasional maupun internasional perusahaan. - Sedangkan, manfaat diterapkannya good corporate governance menurut FCGI

(Forum for Corporate Governance in Indonesia) adalah:

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya. d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.

- Pada GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN, Desember 1999 Dalam Tangkilisan (2003), dinyatakan bahwa GCG berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif, yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung:

a. Pengembangan perusahaan


(31)

c. Pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.

Jika dilihat dari beberapa uraian diatas tentang manfaat/tujuan pelaksanaan GCG (good corporate governance), semuanya menekankan pada pengelolaan yang baik dan efisien demi tercapainya kinerja perusahaan yang baik. Maka dapat disimpulkan dengan meningkatnya penerapan good corporate governance pada suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja kinerja keuangan perusahaan tersebut.

1.1.6 Kinerja Keuangan

Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur atau menentukan sejauh mana kualitas perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut dapat diketahui melalui keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

Pengukuran kinerja digunakan untuk dapat melakukan perbaikan atau pembenahan atas kegiatan operasional perusahaan. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk referensi pengambilan keputusan dalam mempertahankan investasinya pada perusahaan tersebut atau mencari alternatif investasi lain.

Begitu juga untuk para pemegang saham, informasi mengenai kinerja keuangan, dapat digunakan untuk pertimbangan dalam membeli atau menjual saham atas perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan tersebut antara lain:


(32)

a. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk melihat seberapa berat utang perusahaan. Utang meningkatkan pengembalian bagi pemegang saham ketika keuntungan perusahaan meningkat, dan sebaliknya mangurangi pengembalian tersebut ketika perusahaan merugi. Maka utang tersebut dikatakan menciptakan leverage keuangan. Rasio leverage mengukur seberapa besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan.

b. Rasio Likuiditas

Likuiditas artinya kemampuan untuk menjual sebuah asset guna mendapatkan kas pada waktu singkat. Asset yang likuid dapat diubah menjadi kas dengan cepat dan murah. Karena itu, rasio likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memegang kas.

c. Rasio Efisiensi atau Rasio Tingkat Perputaran

Rasio efisiensi atau rasio tingkat perputaran digunakan untuk melihat seberapa produktif perusahaan menggunakan asset-asetnya. Misalnya, kita bisa melihat penjualan yang dihasilkan per dolar asset atau tingkat persediaan per dolar barang yang dijual.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur fokus pada laba perusahaan. Misalnya, pemegang saham ingin tahu berapa banyak laba yang telah dihasilkan untuk setiap dolar yang telah mereka investasikan dalam perusahaan. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan. (Brealey et al 2011:72)


(33)

Dari keempat rasio yang dipaparkan diatas, rasio profitabilitas adalah rasio yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan karena fokus pada laba perusahaan yang menjadi tujuan dasar dari perusahaan.

Menurut Brealey et al (2011:25): “Rute terpasti untuk memaksimalkan nilai dimulai dengan produk dan jasa yang memuaskan pelanggan. Reputasi yang baik dengan pelanggan, karyawan, dan stakeholder lain juga penting bagi nilai dan profitabilitas jangka panjang perusahaan.”

Reputasi yang baik tersebut dapat dicapai dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Secara tak langsung juga menyatakan semakin baik penerapan good corporate governance semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari semakin meningkatnya profitabilitasnya.

1.1.7 Profitabilitas

Demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, perusahaan harus senantiasa dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Keuntungan memiliki arti penting karena, tanpa adanya keuntungan perusahaan akan sangat sulit untuk menarik modal dari luar.

Menurut Warsono (2003:37) “Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh kombinasi likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap hasil operasi. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan”. Dengan demikian rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio yang penting dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio-rasio profitabilitas tersebut diantaranya:


(34)

Gross Profit Margin, yaitu presentase dari laba kotor dibandingkan dengan sales (penjualan), dimana semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan opreasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relative lebih rendah dibandingkan dengan penjualan dan demikian sebaliknya.

Gross profit margin = �����−���������������

�����

���

%

Net Profit Margin (NPM), untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Dimana semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi perusahaan.

Net profit margin = �������������������

�����

���

%

Total Assets Turnover, menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu, dimana semakin tinggi total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan.

Total Assets Turnover = �����������

�����������

����

Return on Investment (ROI) atau rasio pengembalian atas investasi adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan, dimana semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik keadaan perusahaan.

ROI = �������������������


(35)

Return on Equity (ROE) atau disebut juga tingkat pengembalian atas para pemegang saham, adalah rasio untuk mengukur penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan, tentu semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

ROE = �������������������

������

Dari teori tentang rasio-rasio profitabilitas diatas, tampak bahwa return on investment merupakan tingkat pengembalian atas investasi. Sementara return on equity merupakan ukuran penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (pemegang saham) atas modal yang bereka dinvestasikan dalam perusahaan tersebut. Karena itu, return on investment dan return on equity merupakan hal yang sangat penting diperhatikan bagi para pemegang saham ataupun bagi para investor. Karena itu penelitian ini menggunakan return on investment dan return on equity untuk menganalisis pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu terkait dengan good corporate governance yang pernah dilakukan, diantaranya:

1 Corporate Governance dan Kinerja Keuangan oleh Supatmi (2007)

Riset ini menyimpulkan bahwa belum tentu perusahaan yang memperoleh peringkat penerapan corporate governance baik akan memiliki kinerja keuangan


(36)

baik pula. Dimana hasil secara statistik menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap rasio-rasio keuangan.

Dalam risetnya, Supatmi menggunakan skor CGPI sebagai ukuran corporate governance yang merupakan variabel bebas, sedangkan kinerja keuangan sebagai variabel terikat dilihat dari profitabilitas, liquiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan dan kebangkrutan yang ditentukan berdasarkan rumus Altmant-z-score yang diukur secara dummy.

Yang menjadi objek penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan yang memperoleh peringkat baik dalam penerapan corporate governance menurut IICG yang dipublikasikan di majalah SWA mulai tahun 2001-2004. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analsis regresi linear sederhana.

2 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Go Public di Indonesia oleh Ibnu Austrindanney Sina Azhar

Penelitian ini menggunakan penerapan good corporate governance sebagai variabel bebasnya dan profitabilitas sebagai variabel terikatnya. Penerapan GCG diukur dengan skor yang dikeluarkan oleh IICG, dan profitabilitas diukur dengan ROA (return on assets). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA).

Perusahaan-perusahaan yang dijadikan objek penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) pada


(37)

periode 2007-2009. Penelitian ini juga menggunakan analsis regresi linear sederhana sebagai metode analisis datanya.

3 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Corporate Goevernance Perception Index oleh Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar (2011).

Penelitian ini menggunakan GCG sebagai variabel independent-nya dan tiga buah variabel dependent yaitu, Return on asset, net profit margin, dan earning per share. Seperti penelitian lain yang diungkapkan di atas, penelitian ini menggunakan skor CGPI sebagai ukuran corporate governance.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan GCG berpengaruh secara parsial terhadap NPM perusahaan dan tidak berpengaruh terhadap ROA perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar dalam pemeringkatan CGPI dan menerbitkan laporan keuangan lengkap dari tahun 2006-2009. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi linear sederhana sebagai metode analisis datanya.

4 Pengaruh Kualitas Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan oleh Denta Wisnu Pradipta.

Penelitian ini menggunakan GCG sebagai variabel Independent yang diukur dengan skor CGPI sedangkan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependent-nya di proksikan dengan ROI dan TAT (total asset turnover).


(38)

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kualitas GCG berpengaruh terhadap return on investment dan total asset turnover pada perusahaan-perusahaan go public yang mengikuti survey pemeringkatan CGPI tahun 2009-2011. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang digunakan Metode Analisis Data Hasil penelitian Supatmi (2007) Corporate Governance dan Kinerja Keuangan

Variabel bebas: Corporate Governance (skor CGPI) variabel terikat: rasio profitabilitas leverage, Likuiditas ,aktivitas dan kebangkrutan Regresi linear sederhana Corporate governance terbukti secara statistik tidak berpengaruh terhadap rasio keuangan. Ibnu Austrindann ey Sina Azhar (2010) Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap profitabilitas terhadap perusahaan go publicdi

Indonesia

Variabel bebas: Good Corporate Governance (skor CGPI) dan variabel terikat profitabilitas (ROA) Regresi Linear sederhana Penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA) Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar (2011) Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap ROA, NPM, dan EPS pada Perusahaan yang Terdaftar di CGPI

Variabel bebas: Penerapan Good Corporate Governance yang diukur dengan skor CGPI dan variabel terikat: ROA,NPM dan EPS Regresi linear sederhana GCG tidak berpengaruh terhadap ROA, namun berpengaruh terhadap NPM dan EPS Denta Wisnu Pradipta (2012) Pengaruh Kualitas Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Variabel bebas: Kualitas GCG diproksikan dengan skor CGPI, variabel kontrol: umur perusahaan dan variabel terikat diukur dengan ROI dan TAT

Regresi berganda Kualitas GCG berpengaruh terhadap ROI, kualitas GCG juga berpengaruh terhadap TAT


(39)

2.3 Kerangka Konseptual

Good corporate governance diakui membantu mengebalkan perusahaan dari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan, dalam banyak hal corporate governance yang baik telah terbukti juga meningkatkan kinerja korporat sampai 30% diatas tingkat kembalian (rate of return) yang normal (Tangkilisan 2003:112).

Menurut Bank Dunia (World Bank), good corporate governance dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan agar bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara luas (Tangkilisan 2003: 12).

Dengan pengelolaan yang didasarkan pada asas keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran dan kesetaraan untuk mendorong fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan maka akan menciptakan kesinambungan perusahaan yang mengarah pada efisiensi dan efektifitas kinerja masing-masing organ perusahaan sehingga menghasilkan laba yang maksimal.

Pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan yang dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan akan juga mengurangi resiko yang mungkin terjadi pada perusahaan akibat pelanggaran dalam menjalankan kegiatannya, yang pada akhirnya juga berkontribusi dalam memaksimalkan laba perusahaan.

Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik tersebut menghasilkan integritas perusahaan yang mampu mendorong para pemegang saham atau kreditor (bank) lainnya untuk memberikan kepercayaan lebih bagi perusahaan


(40)

untuk meningkatkan kinerjanya melalui penyediaan dana yang lebih untuk dikelola.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan dengan semakin baiknya penerapan good corporate governance dalam suatu perusahaan akan semakin baik pula kinerja perusahaan, yang dapat dilihat dari semakin meningkatnya laba perusahaan. Rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun menggunakan modal sendiri (Tangkilisan 2003:156). Penelitian ini menggunakan return on investment dan return on equity untuk mengukur profitabilitas perusahaan.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Seperti yang diperlihatkan Gambar 2.3 diatas, dalam penelitian ini variabel independent-nya adalah penerapan good corporate governance yang diukur dengan skor/nilai CGPI dan variabel dependent-nya adalah return on investment dan return on equity.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Penerapan Good Corporate Governance

(Nilai CGPI)

Return on Investment (ROI)


(41)

1. Penerapan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on investment (ROI) pada perusahaan yang terdaftar dalam IICG.

2. Penerapan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan yang terdaftar dalam IICG.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh antar variabel (Suliyanto 2005:11). Sifatnya adalah es post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI (Corporate Governance Perception Index) yang dilakukan oleh IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) tahun 2010-2012. Waktu penelitian dilakukan dari September 2013 sampai Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dari penelitian ini adalah mengenai pengaruh penerapan good corporate governance yang diukur dengan nilai/skor CGPI terhadap return on investment dan return on equity pada perusahaan yang terdaftar dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2010-2012.

3.4Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel independen (penerapan good corporate governance) dalam penelitian ini digunakan nilai/skor CGPI. Penilaian CGPI ini,


(43)

seperti yang sudah dijelaskan dalam tinjauan teoritis akan menghasilkan peringkat:

1) Sangat terpercaya (85,00-100) 2) Terpercaya (70,00-84,99) 3) Cukup terpercaya (55,00-69,00)

Dari rating yang diperoleh tersebut, setiap perusahaan akan diberikan skor sesuai dengan peringkat yang diperoleh dari CGPI, yaitu:

1) Sangat terpercaya (85,00-100) dengan skor 3 2) Terpercaya (70,00-84,99) dengan skor 2 3) Cukup terpercaya (55,00-69,00) dengan skor 1

Ukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah sebagai berikut:

1. Return on investment merupakan ukuran untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Misalnya, jika ROI sebesar 3% maka dapat diartikan dengan menggunakan aktiva Rp 1000 akan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 30. Untuk menghitung ROI ini digunakan rumus:

ROI =

�������������������

����������

2. Return on equity yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan dasar modal tertentu. ROE merupakan ukuran sederhana untuk mengukur tingkat pengembalian atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan ekuitas pemilik perusahaan.


(44)

Untuk menghitung ROE digunakan rumus:

ROE =

�������������������

������

3.5Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Skala pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai nol (0) empiris absolut. Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian

No Nama

Variabel

Definisi operasional Parameter Skala

pengukuran 1. Penerapan

Good Corporate Governance

Riset yang dikembangkan oleh IICG

berdasarkan stakeholder theory

Nilai CGPI

3. Sangat terpercaya

(85,00-100)

4. Terpercaya

(70,00-84,99)

5. Cukup terpercaya

(55,00-69,00)

Interval

2 Return on investment

(ROI)

kemampuan perusahaan secara keseluruhan di

dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan

ROI = Net profit after taxes/total asset

Rasio

3 Return on equity (ROE)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan dasar

modal tertentu

ROE = Laba bersih setelah pajak/ekuitas

Rasio

3.6Populasi

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2010-2012 yaitu sebanyak 52 perusahaan.


(45)

3.7 Sampel

Dari populasi yang ada diambil sejumlah sampel tertentu dengan menggunakan teknik Purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Suliyanto 2005:125).

Dalam penelitian ini pertimbangan yang digunakan adalah:

1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh IICG dan dipublikasikan pada 2010-2012.

2. Menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasikan pada tahun dimana perusahaan tersebut terdaftar dalam pemeringkatan CGPI.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka sampel yang diperoleh adalah 17 perusahaan, yaitu sebanyak 51 (17 perusahaan x 3 thn).

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

6. Perusahaan yang memperoleh peringkat CGPI dan dipublikasikan tahun:

• 2010 • 2011 • 2012

7. Populasi (Total)

8. Perusahaan yang tidak terdaftar di CGPI selama 3 tahun berturut-turut dan perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan pada tahun terdaftar di CGPI

Perusahaan yang diteliti Total sampel 26 32 99 41 17 (82)

17 x 3 tahun = 51

Sumber: (data diolah)

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Perusahaan yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Terdaftar dalam CGPI dan mempublikasikan

laporan keuangan

2010 2011 2012

1 PT. Aneka Tambang Tbk √ √ √

2 PT united Tractors √ √ √


(46)

4 PT Timah (persero) Tbk √ √ √

5 PT Batubara Bukit Asam √ √ √

6 PT Jasa Marga (persero) Tbk √ √ √

7 PT Bumi Resources √ √ √

8 PT Garuda Indonesia Tbk √ √ √

9 PT Bakrieland Development Tbk √ √ √

10 PT Panorama Transprotasi Tbk √ √ √

11 PT Astra Otoparts Tbk √ √ √

12 PT Kawasan Berikat Nusantara (persero) √ √ √

13 PT Bakrie telecom Tbk √ √ √

14 PT Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √

15 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √

16 PT BNI (persero) Tbk √ √ √

17 PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) √ √ √

Sumber: (data diolah)

3.8Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Suliyanto 2005:132).

Data yang digunakan juga merupakan data gabungan dari data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut dan cross sectional, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut (Suliyanto 2005:133-134).

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis masih merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, karena itulah diperlukan pengumpulan data.


(47)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data dikumpulkan dan dipelajari dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari sumber-sumber tertulis, buku-buku, jurnal-jurnal penelitian, internet dan majalah yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.

3.10 Metode Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.10.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif dilakukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, dimana tujuannya bukan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum. Deskripsi suatu data dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum.

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numeric dan grafik.

Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif antara lain adalah frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (diviasi standar dan varian) dan koefisien korelasi antar variabel penelitian (Indriantoro 174:1999).


(48)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak (Umar 2008:181). Uji normalitas dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik dimana, jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas juga dilakukan dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov test, dimana kriteria pengambilan keputusannya adalah: jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan (0,05) maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dibawah nilai signifikan (0,05) berarti data tidak berdistribusi normal.

3.10.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (Situmorang, 2011:120). Jika terjadi korelasi maka ada masalah autokorelasi. Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. masalah ini timbul karena residual


(49)

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. hal ini sering ditemukan pada data time series.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:

- The Runs Test, dimana kriteria pengujiannya: jika asymp sig. pada output runs test > 5%, maka data tidak mengalami atau mengandung autokorelasi, dan sebaliknya.

- The Breusch-Godfrey (BG) Test, dimana kriterianya: jika variabel Auto (Lag) menunjukkan probabilitas diatas 0,05 berarti data tidak terkena autokorelasi, demikian sebaliknya.

3.10.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear sederhana yang bertujuan untuk menguji apakah variabel independent yaitu penerapan good corporate governance secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu return on investment (ROI) dan return on equity (ROE).

3.10.3.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Persamaan regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Persamaan 1: Y1= α + βX + e

Persamaan 2: Y2 = α + βX + e

Dimana:


(50)

Y2 = Variabel dependen (ROE Perusahaan Sampel)

α = Konstanta

β = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada variabel independen X = Variabel independen (penerapan GCG)

e = error

3.10.3.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kecocokan suatu model atau seberapa jauh variabel independen (good corporate governance) mampu menerangkan variabel dependen (return on investment dan return on equity). Koefisien determinasi (R2) diartikan sebagai proporsi variasi yang dapat diterangkan oleh variabel bebas dalam model. Dengan demikian R2 = 1 berarti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas yang sesuai dalam variabel Y.

Dengan kata lain pengujian ini digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naiknya variabel dependen. Jika R2 = 0 berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Maka jika nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 berarti bahwa variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.10.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (uji-t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah


(51)

hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic t (uji t). Bentuk pengujiannya adalah:

dengan kriteria:

1 Jika nilai sig> ά, maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Indonesian Institute for Corporate Governance

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) didirikan pada tanggal 2 juni tahun 2000 oleh masyarakat transparansi Indonesia (MTI) dan tokoh-tokoh masyarakat. Institusi ini memiliki visi menjadi lembaga independent yang bermartabat untuk mendorong terciptanya perilaku bisnis yang sehat. IICG berupaya memasyarakatkan baik konsep praktek maupun manfaat GCG (good corporate governance) khususnya pada dunia bisnis.

Bekerja sama dengan majalah SWA, IICG melakukan riset yang dirancang untuk mendorong perusahaan meningkatkan kulitas penerapan konsep corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan patok banding.

Riset yang dilakukan menghasilkan pemeringkatan penerapan GCG (Corporate Governance Perception Index-CGPI) pada perusahaan perusahaan di Indonesia. Program ini dilakukan sejak tahun 2001 sebagai bentuk penghargaan terhadap insiatif dan hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang etikal dan bermartabat.

Sejak tahun 2001 hingga tahun 2011 CGPI telah diikuti oleh perusahaan publik (emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perbankan dan Perusahaan swasta (BUMS). Kepesertaan CGPI bersifat sukarela dan melibatkan peran aktif perusahaan bersama seluruh stakeholders


(53)

dalam memenuhi tahapan pelaksanaan program CGPI, dan hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyaratkan GCG.

CGPI mendorong dan menuntut perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan praktik good corporate governance di lingkungannya. Melalui pembenahan faktor internal perusahaan dan pemetaan strategis yang terjadi di perusahaan dalam hal penerapan good corporate governance, maka perusahaan peserta dapat memperoleh standard mutu yang diakui demi kepercayaan investor dan masyarakat luas.

Tim penilai CGPI terdiri dari: 1. Dr. G. Suprayitno

2. Prof. Sedarnawati Yasni, P.hD 3. Dr. Aris Susanty

4. Dr. Lien H. Kusumah 5. Zainal Abidin, P.hD 6. Eddy Kusnawijaya, MSc. 7. Roedy Poerwanto, MBA 8. Dr. Titik Aryati

9. Dr. Zahroh Naimah 10.Dr. Ratna Januarita 11.Dr. Henni Gusfa


(54)

Penelitian yang dilakukan oleh IICG ini, menggunakan kaidah yang mengacu pada kesepakatan umum yang berlaku di beberapa negara dengan menggunakan pendekatan Stakeholders Theory yang diuraikan dalam sembilan variabel pengukur, yaitu: komitmen terhadap tata kelola perusahaan, tata kelola dewan komisaris, komite-komite fungsional, dewan direksi, transparansi, perlakuan terhadap pemegang saham, peran pihak berkepentingan lainnya, integritas dan Independensi.

Penilaian CGPI (Corporate Governance Perception Index) yang dikembangkan oleh IICG meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu:

1. Self-assesment (bobot 15%)

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengisi kuesioner self-assesment seputar penerapan konsep corporate governance di perusahaannya.

2. Kelengkapan dokumen (bobot 25%)

Penelusuran dokumen dan bukti yang mendukung penerapan GCG dalam perspektif pengetahuan.

3. Penyusunan makalah dan presentasi (bobot 12%)

Perusahaan diminta untuk membuat penjelasan tentang kebijakan dan kegiatan perusahaan terkait GCG dalam perspektif pengetahuan, dalam bentuk makalah.

4. Observasi ke perusahaan (bobot 48%)

Pada tahap ini dilakukan klarifikasi dan konfirmasi dan informasi seputar penilaian melalui diskusi dan kunjungan ke perusahaan (Sumber: IICG.org).


(55)

Jumlah nilai dari setiap tahapan-tahapan tersebut menjadi hasil akhir dari riset yang dilakukan oleh IICG, dan hasil riset yang dilakukan tersebut dipublikasikan oleh majalah SWA dan diinformasikan secara nasional dan internasional melalui media internet dan majalah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif dilakukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, dimana tujuannya bukan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum. Deskripsi suatu data dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum.

Sampel dari penelitian ini adalah 17 perusahaan yang terdaftar dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2010-2012 dan mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun saat terdaftar di CGPI. Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitan:

4.2.1.1Analisis Data Deskriptif Terhadap Good Corporate Governance (GCG)

Tabel 4.1 berikut menyajikan hasil deskripsi total skor penerapan good corporate governance (GCG) dari sampel perusahaan:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Good Corporate Governance

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GCG 51 68.90 91.91 81.5480 6.93051

Valid N (listwise) 51


(56)

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat variabel GCG (good corporate governance) memiliki jumlah sampel sebanyak (N) 51, dengan mean 81,5480. Nilai maksimumnya adalah 91,91 dan nilai minimumnya adalah 68,90. Standar deviasi adalah sebesar 6,93051.

4.2.1.2Analisis Data Deskriptif Terhadap Return on Investment (ROI)

Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil deskripsi return on investment (ROI) dari sampel perusahaan:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Return on Investment

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROI 51 -34.67 26.83 5.8630 9.77392

Valid N (listwise) 51

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 4.2 variabel ROI (return on investment) memiliki jumlah sampel sebanyak (N) 51, nilai maksimum sebesar 26,83, dan nilai minimum adalah sebesar -39,13, dengan mean sebesar 5,8630 dan standar deviasi sebesar 9,77392.

4.2.1.3Analisis Data Deskriptif Terhadap Return on Equity (ROE)

Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil deskripsi return o equity (ROE) dari sampel perusahaan:

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Return on Equity

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 51 -191.63 37.83 8.5376 41.25387

Valid N (listwise) 51

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 4.3 variabel ROE (return on equity) memiliki jumlah sampel sebanyak (N) 51, nilai maksimum sebesar 37,83, dan nilai minimum sebesar -191,63, dengan mean sebesar 8,5376 dan standar deviasi sebesar 41,25387.


(57)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi linear sederhana, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan uji autokorelasi.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan dilakuannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistic pada ketiga fungsi sesuai dengan jumlah variabel dependennya.

Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, dan dikatakan tidak normal jika nilai signifikansi-nya lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.2.2.1.1 Uji Normalitas Terhadap Return on Investment (ROI)

Pada Tabel 4.4 disajikan hasil uji normalitas terhadap variabel dependen return on investment (ROI):


(58)

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Terhadap ROI

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 9.63041409

Most Extreme Differences

Absolute .189

Positive .082

Negative -.189

Kolmogorov-Smirnov Z 1.352

Asymp. Sig. (2-tailed) .052

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Aymp.Sig. (2-tailed) adalah 1,476 dan signifikansi 0,052. Dengan demikian nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.1 Grafik Histogram ROI

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.


(59)

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.2 Normal P-P Plot ROI

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi normal.

4.2.2.1.2 Uji Normalitas Terhadap Return on Equity (ROE)

Pada Tabel 4.6 disajikan hasil uji normalitas terhadap variabel dependen return on investment (ROE):

Tabel 4.5

Hasil uji normalitas terhadap ROE

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 40.48816247

Most Extreme Differences

Absolute .323

Positive .213

Negative -.323

Kolmogorov-Smirnov Z 2.307

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Hasil uji normalitas terhadap ROE (return on equity) dapat di lihat pada Tabel 4.4 diatas. Besarnya nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 2,307 dan


(60)

signifikansi 0,000. Dengan demikian nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Hal ini bisa diakibatkan oleh adanya data yang outlier (data yang memiliki nilai sangat menyimpang dari data lainnya). Untuk mengatasi hal tersebut, nilai residual dirubah agar berdistribusi normal, telah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari profitabilitas perusahaan = f(GCG, ROE) menjadi Ln_Profitabilitas perusahaan = f(Ln_GCG, Ln_ROE). Setelah data dibuah, maka dilakukan kembali uji normalitas. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah proses transformasi:

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural ROE

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .76059264

Most Extreme Differences

Absolute .184

Positive .106

Negative -.184

Kolmogorov-Smirnov Z 1.235

Asymp. Sig. (2-tailed) .095

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen GCG dan variabel dependen ROE (return on equity) setelah transformasi logaritma natural menunjukkan data terdistribusi secara normal, karena hasil signifikansinya adalah 0,095 yaitu diatas nilai signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik histogram yang disajikan pada Gambar berikut:


(61)

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.3 Grafik Histogram ROE (setelah Ln)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.4 Normal P-P Plot ROE (setelah Ln)

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal yang berarti bahwa data telah terdistribusi normal.


(62)

4.2.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil dari pengujian autokorelasi penelitian ini dapat dilihat dibawah ini:

4.2.2.2.1 Uji Autokorelasi Terhadap Return on Investment (ROI) Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Return on Investment

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.551 6.225 .410 .684

GCG -1.067 2.573 -.062 -.415 .680

auto .191 .149 .191 1.282 .206

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Uji autokorelasi terhadap return on investment ini dilakukan dengan menggunakan The Breusch-Godfrey (BG) Test. Hasil dari uji autokorelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7, dimana memperlihatkan bahwa koefisien parameter untuk variabel auto (Lag) ROI (retrun on investment) menunjukkan probabilitas signifikan 0,206 yang lebih besar dari 0,05 berarti data tidak terkena autokorelasi.

4.2.2.2.1 Uji Autokorelasi Terhadap Return on Equity (ROE)

Uji autokorelasi terhadap return on equity ini dilakukan dengan menggunakan The Runs Test. Hasil uji autokorelasi terhadap variabel return on equity (ROE) dapat dilihat dari tabel 4.8 dibawah ini:


(1)

Data Total Asset Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

Total Asset

2010 2011 2012

1 PT Bakrie Telecom Tbk 12.352,9 12.213,1 9.052,4 2 PT Astra Otoparts Tbk 5.585.852 6.964.227 8.881.642 3 PT Panorama Transportasi Tbk 196.147 221.101 331.956 4 PT Bakrieland Tbk 17.064.196 17.707.950 15.235.633 5 PT Garuda Indonesia Tbk 1.621.597.346 2.083.006.809 2.517.997.766 6 PT Bumi Resources Tbk 7.047.454.013 7.465.325.738 7.354.327.207 7 PT Jasa Marga (persero) Tbk 18.952.129 20.915.890 24.753.551 8 PT Timah 5.881.108 6.569.807 6.101.007 9 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 100.501 103.054 111.369 10 PT Aneka Tambang Tbk 12.218,89 15.201,23 19.708,54 11 PT Bukit Asam 8.718.394 11.510.262 12.728.981 12 PT United Tractors 29.700.914 46.440.062 50.300.633 13 PT Bank Mandiri (persero)tbk 449.775 551.892 635.619

14 PT Bank DKI 15.564 19.505 26.619

15 PT Bank CIMB Niaga Tbk 143.652.852 116.801.130 197.412.481 16 PT BNI (persero) Tbk 248.581 299.058 333.304 17 PT Jasindo (persero) 2.996.969 6.590.394 7.666.876 *Dalam miliar/juta rupiah

Data Total Ekuitas Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

Total Ekuitas

2010 2011 2012

1 PT Bakrie Telecom Tbk 5.194,8 4.368,8 1.638,0 2 PT Astra Otoparts Tbk 4.103.147 4.772.894 5.485.099 3 PT Panorama Transportasi Tbk 74.459 78.935 84.868 4 PT Bakrieland Tbk 8.021.729 8.346.867 7.306.205 5 PT Garuda Indonesia Tbk 496.660.676 922.797.776 967.761.161 6 PT Bumi Resources Tbk 1.318.778.003 1.124.481.704 392.149.703 7 PT Jasa Marga (persero) Tbk 8.359.466 8.360.509 9.787.785 8 PT Timah 4.203.075 4.597.795 4.558.200 9 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 44.419 47.510 51.541 10 PT Aneka Tambang Tbk 9.583,55 10.772,04 12.832,32 11 PT Bukit Asam 6.436.328 8.162.170 8.505.169 12 PT United Tractors 16.165.406 27.503.948 32.300.557


(2)

Data

Return on Investment

dan

Return on Equity

Perusahaan yang Menjadi

Sampel Penelitian (dalam %)

No Nama Perusahaan

Return on investment

Return on Equity

2010

2011

2012

2010

2011

2012

1

PT Bakrie Telecom Tbk

0.08

-6.41

-34.67

0.19

-17.92

-191.63

2

PT Astra Otoparts Tbk

20.43 14.46 11.86

27.81

21.09

19.20

3

PT Panorama Transportasi Tbk

-0.07

2.02

1.79

-0.17

5.66

6.99

4

PT Bakrieland Tbk

-0.45

-8.98

2.23

2.23

-0.95

-18.73

5

PT Garuda Indonesia Tbk

2.46

3.08

4.40

8.03

6.96

11.45

6

PT Bumi Resources Tbk

2.94

2.88

-9.59

15.70

19.12

-179.94

7

PT Jasa Marga (persero) Tbk

6.25

5.64

6.20

14.17

14.11

15.69

8

PT Timah

16.12 13.65 7.07

22.55

19.50

9.47

9

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

15.82 15.02 16.51

35.80

32.58

35.68

10 PT Aneka Tambang Tbk

13.78 12.68 15.19

17.57

17.90

23.32

11 PT Bukit Asam

22.93 26.83 22.86

31.06

37.83

34.21

12 PT United Tractors

13.04 12.71 11.49

23.96

21.45

17.89

13 PT Bank Mandiri (persero)tbk

2.05

2.22

2.44

22.19

19.55

20.26

14 PT Bank DKI

1.13

1.54

1.27

16.73

24.12

17.51

15 PT Bank CIMB Niaga Tbk

1.78

2.72

2.15

18.61

17.36

18.83

16 PT BNI (persero) Tbk

1.65

1.94

2.11

12.38

15.35

16.19

17 PT Jasindo (persero)

6.50

3.84

3.41

18.01

20.63

17.86


(3)

LAMPIRAN 2

Output SPSS Versi 2.0

Hasil Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GCG 51 68.90 91.91 81.5480 6.93051

Valid N (listwise) 51

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROI 51 -34.67 26.83 5.8630 9.77392

Valid N (listwise) 51

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 51 -191.63 37.83 8.5376 41.25387

Valid N (listwise) 51

Hasil uji Normalitas ROI

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 9.63041409

Most Extreme Differences

Absolute .189

Positive .082

Negative -.189

Kolmogorov-Smirnov Z 1.352


(4)

Hasil Uji Normalitas ROE

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 40.48816247

Most Extreme Differences

Absolute .323

Positive .213

Negative -.323

Kolmogorov-Smirnov Z 2.307

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Hasil Uji Normalitas ROE (setelah Logaritma Natural)

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation .76059264 0E-7

Most Extreme Differences

Absolute .184

Positive .106

Negative -.184

Kolmogorov-Smirnov Z 1.235


(5)

Hasil Uji Autokorelasi ROI

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.551 6.225 .410 .684

GCG -1.067 2.573 -.062 -.415 .680

auto .191 .149 .191 1.282 .206


(6)

Hasil Uji Regresi ROI

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .171a .029 .009 9.72819

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -.750 5.620 -.133 .894

GCG 2.834 2.337 .171 1.213 .231

Hasil Uji Regresi ROE

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .450a .202 .184 .76939

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.682 .341 4.929 .000

LnGCG 1.284 .389 .450 3.304 .002


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index

0 42 7

Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Indonesian Institute for Corporate Governance

0 57 116

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Pada The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG)

2 33 80

Penerapan Metode Groos margin Return On Investment Dalam Menentukan Nilai Balik Persediaan Barang Pada PT. Prima Indah Santon Medan

4 89 49

Analisis Hubungan Efektifitas Aktiva Dengan Return On Investment Pada PT. Sumbetri Megah

11 76 66

Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014

1 59 99

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG)

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG)

0 0 8

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Investment dan Return on Equity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesian Institute for Crorporate Governance (IICG)

1 0 10