Pengakuan Aset Tetap di Luar Negeri 24

BAB XIV 1

HUBUNGAN ANTARA BELANJA DAN PEROLEHAN ASET TETAP 2 3

14.1. Jenis Belanja 4

Pada Tahun 2006, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan menerbitkan Buletin Teknis 5 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah. Tujuan penerbitan Bultek 6 Belanja tersebut adalah untuk menyikapi adanya ketidaksesuaian dalam penganggaran dan 7 pelaporan keuangan pemerintahan, antara lain pengeluaran untuk pembelian aset tetap 8 dianggarkan dalam Belanja Barang, pengeluaran untuk pemeliharaan rutin dianggarkan dalam 9 Belanja Modal, atau bantuan untuk masyarakat dianggarkan dalam Belanja Modal. Melalui 10 penerbitan Buletin Teknis 04, diharapkan adanya kesesuaian penyusunan anggaran, 11 pelaksanaan anggaran, dan pelaporan. Berdasarkan Buletin Teknis 04 tersebut, diharapkan 12 agar perolehan aset tetap yang akan digunakan dalam kegiatan pemerintahan dianggarkan 13 dalam Belanja Modal. 14 Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai Belanja Modal jika: 15 a. pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang 16 menambah aset pemerintah; 17 b. pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya 18 yang telah ditetapkan oleh pemerintah; dan 19 c. perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual atau diserahkan ke masyarakat 20 atau pihak lainnya. 21 Dalam situasi yang ideal akan terdapat kesesuaian antara Belanja Modal sebagai akun 22 anggaran dengan Aset Tetap sebagai akun finansial. Namun demikian, dalam hal terjadi 23 kontradiksi antara akun anggaran dengan akun finansial, maka akuntansi akan menggunakan 24 prinsip substansi mengungguli bentuk formal substance over form. 25 26 Contoh: 27 Satker A di Kementerian Sosial pada tahun 20X0, merencanakan akan memberi 28 bantuan mesin jahit kepada korban gempa di Padang Sumatera Barat. Rencana pemberian 29 bantuan tersebut, walaupun berbentuk aset tetap, tetapi dianggarkan di APBN sebagai belanja 30 bantuan sosial, bukan belanja modal. 31 Realisasi pemberian bantuan tersebut dicatat di LRA sebagai belanja bantuan sosial, 32 dan tidak disajikan di neraca sebagai aset tetap. Apabila pada akhir periode pelaporan 33 semesteran atau tahunan, masih ada mesin jahit yang belum disalurkan ke masyarakat, maka 34 mesin jahit yang belum disalurkan tersebut disajikan di neraca sebagai persediaan. 35 Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut pada Pemerintah Pusat adalah sebagai 36 berikut: 37 70 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan − Realisasi Belanja sebagai transaksi anggaran 1 Tanggal Uraian Debet Kredit Belanja Bantuan Sosial XXX Ditagihkan ke Entitas Lain XXX Untuk mencatat realisasi belanja bantuan sosial Jurnal dimaksud disesuaikan dengan sistem yang dikembangkan masing-masing 2 entitas. 3 − Pencatatan Transaksi Finansial 4 Tanggal Uraian Debet Kredit Beban Bantuan Sosial XXX Kas di Kas Umum Negara XXX Untuk mencatat transaksi bantuan sosial secara finansial 5 − Pengakuan Persediaan 6 Apabila berdasarkan inventarisasi fisik pada pada akhir tahun masih ada mesin jahit 7 yang belum diserahkan ke masyarakat: 8 Tanggal Uraian Debet Kredit Persediaan XXX Beban Bantuan Sosial XXX Untuk mencatat mesin jahit yang belum disalurkan ke masyarakat Walaupun sesuai Buletin Teknis Nomor 4 diharapkan antara penganggaran dan 9 pelaporan keuangan selalu terdapat kesesuain akun anggaran, namun dalam praktek dapat 10 terjadi ketidak sesuaian akun anggaran dengan akun finansial . Dalam hal ini, sesuai dengan 11 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, pada prinsipnya pencatatan akuntansi 12 menganut prinsip substansi menggungguli bentuk substance over form. Contoh dapat dilihat 13 pada ilustrasi di bawah ini: 14 1. Pada tahun 20X8 terbentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah, seluruh biaya 15 operasional lembaga tersebut untuk sementara dianggarkan di Belanja Lain-lain. Realisasi 16 Belanja Lain-lain tersebut, sebagian berupa pembelian Peralatan dan Mesin aset tetap 17 untuk mendukung kegiatan lembaga tersebut. Walaupun tidak dianggarkan pada Belanja 18 Modal, Aset Tetap yang dibiayai dari Belanja Lain-lain tersebut harus disajikan di Neraca. 19 71 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan