18 tanggung jawab merancang pekerjaan secara inisiatif atau pekerjaan yang
menuntut prakarsa Aan Komariah dan Triatna, 2006: 76. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin transaksional
memotivasi orang melalui proses pertukaran sosial yang mencakup imbalan yang berbasis transaksi serta berorientasi pada tugas dan sedikit mengabaikan aspek-
aspek kepribadian manusia, yang mana tercermin dalam diri pemimpin transaksional dengan keahlian teknis dengan memperjelas fakta-fakta,
mengidentifikasi masalah secara jelas, dan mengeksplorasi alternatif-alternatif secara akal sehat pemimpin.
b. Konsep Kepemimpinan Transformasional
Gunter menyatakan bahwa teori kepemimpinan transformasional merupakan teori terkini dari teori sebelumnya yaitu sifat dan gaya Wiwik W, dkk, 2011: 6.
Yulk menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berbeda dari teori-teori kepemimpinan sebelumnya yang lebih menekankan pada rasionalitas proses, teori
kepemimpinan transformasional menekankan pada emosi dan nilai, menekanan pentingnya perilaku simbolik, dan mengkonseptualisasikan peran dari pemimpin
sebagai upaya membuat segala peristiwa menjadi bermakna bagi para bawahan Wiwik W, dkk, 2011: 6.
Kepemimpinan transformasional hadir menjawab tantangan zaman yang penuh dengan perubahan, zaman yang dihadapi saat ini bukan zaman ketika
manusia menerima segala apa yang menimpanya, tetapi zaman di mana manusia dapat mengkritik dan meminta yang layak dari apa yang diberikannya secara
kemanusiaan Komariah dan Triatna, 2006: 77. Dalam terinologi Maslow,
19 manusia di era ini adalah manusia yang memiliki keinginan mengaktualisasikan
dirinya, yang berimplikasi pada bentuk pelayanan dan penghargaan terhadap manusia itu sendiri Masaong dan Tilome, 2011: 165.
Sadler Wuradji, 2009: 48 mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai proses kepemimpinan di mana pemimpin mengembangkan komitmen
pengikutnya dengan berbagai nilai-nilai dan berbagai visi organisasi. Sedangkan Dubrin 2006: 144 menjelaskan bahwa pemimpin transformasional membuat
anggota kelompok sadar akan arti penting imbalan tertentu dan bagaimana cara mendapatkannya. Sedangkan Burns Komariah dan Triatna, 2008: 78
menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasarnya para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat
moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Dari deskripsi di atas dapat diambil makna bahwa kepemimpinn
transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang sesuai dengan
kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional