3.2. Marka DNA terciri
Gen PIT1
Sel somatis yang berada pada bulu atau sel darah putih dapat digunakan
sebagai sumber DNA dalam analisis Polymerase Chain Reaction PCR dan
Restriction Fragment Lenght Polymorphism RFLP Bandiati, 1997. Variasi dari molekular genetik yang teridentifikasi yaitu keberadaan
micro- satellite, pembentuk otot adalah merupakan suatu informasi mengenai
polymorphis genetik atau Singgle Nucleotid Polymorphis SNPs berdasar
dari level DNA. Perbedaan yang terjadi dalam level DNA tidak hanya merupakan
locus dari sifat-sifat kuantitatif Quantitative Trait locus, tapi juga diduga berasosiasi dengan Kekerabatan diantara bermacam warna
ayam Pelung, telah diteliti bahwa warna jalak lebih dekat dengan warna dengan warna merah hitam, dari pada denagan merah kuning Bandiati,
2006. Beberapa locus sifat kuantitatif yang lain sebagai suatu bentuk
dari binding factor. Salah satunya adalah pituitary-spesific transcriptison
factor PIT1 atau GHF1 atau POU1F1, yang telah teruji sebagai binding factor dan transactive promotors dari gen hormon pertumbuhan growth
hormone-GH, prolactin PRL dan thyroid-stimulating hormone-β TSH-β, maka pengaruh gen PIT1 terhadap sifat pertumbuhan dapat diketahui.
Peranan lain dari bioactive PIT1 adalah sebagai regulator bagi
perkembangan anterior pituitary dan prolifikasi dari sel pituitary Nie, et
al. 2008. Lebih lanjut di nyatakan bahwa gen PIT1 dan haplotype nya
berasosiasi dengan sifat pertumbuhan, tidak pada kualitas karkas dan penimbunan lemak.
Dalam penelitian ini akan diketahui dan dipelajari pengaruh ke lima macam primer MR1-MR5 gen PIT1, sebagai dasar Pemurnian Darah
Domba Pedaging Padjadjaran-1. Gen lain ada yang sedang dipelajari adalah gen untuk metabolisme asam lemak, yang kaitannya untuk dapat
mendeteksi bagai mana penyebaran lemak dalam tubuh domba atau dalam otot daging mana yang paling tinggi mengandung asam lemak.
8
3.3. Manajemen Pemberian Pakan