DOMBA_DOKUMEN ORIENTASI PILAR PANGAN

(1)

ORIENTASI PENELITIAN PILAR PANGAN

CLUSTER PETERNAKAN

KOMODITAS: DOMBA

PELEPASAN RUMPUN

DOMBA PEDAGING PADJADJARAN-1

Koordinator Komoditas

Prof. Sri Bandiati Komar Prajoga

NIP. 19500904 197602 2 001

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN ORIENTASI CLUSTER PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN, TA. 2013

Pilar : PANGAN

Cluster Penelitian : Peternakan

Komoditas : Pelepasan Rumpun Domba Pedaging Pajadjaran-1

Penyusun : Prof. Dr. Ir. Sri Bandiati Komar Prajoga

NIP. 19500904 197602 2 001

Kontributor : Laboratorium Pemuliaan Ternak dan Biometrika

Bandung, 15 November 2012 Mengetahui dan menyetujui, Koordinator Penusun

Ketua LPPM Unpad,

Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS.

Prof. Dr. Ir. Sri Bnadiati K. Prajoga


(3)

DAFTAR ISI

Table of Contents

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL...iv

RINGKASAN... 1

1. Ringkasan... 1

PENDAHULUAN... 3

2. Pendahuluan...3

STUDI LITERATUR...6

3.1. Deskriptif Domba Pedaging Padjadjaran-1...6

3.2. Marka DNA terciri...7

3.3. Manajemen Pemberian Pakan...8

3.4. Synkronisasi Estrus dan Inseminasi buatan...9

ROADMAP CLUSTER...11

4. Roadmap Cluster...11

KERJASAMA... 14

5. Kerjasama...14

FASILITAS... 15

6. Fasilitas... 15

USULAN NARASUMBER...16

7. Usulan Nama Narasumber...16

Potensi Kepemilikan (HKI) dan Benefit Sharing Produk Penelitian...17

8. Potensi Kepemilikan dan Benefit Sharing Produk Peneltian...17

DAFTAR PUSTAKA...18


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Bagi S eekor Domba betina (66 kg)...9

Tabel 2. Daftar Judul Riset dari 2013-2015...11

Tabel 3. Daftar Para Peneliti, Keahlian dan Asal Laboratorium...12


(5)

I

RINGKASAN

1. Ringkasan

Latar belakang dari cluster domba adalah bahwa domba dipelihara di Indonesia sebagai sumber daging, sebagai hewan tabungan, sebagai sumber pupuk kandang dan sebagai tambahan kegiatan keluarga yang menggunakan tenaga kerja berlebih dari keluarga petani peternak di pedesaan. Penyelamatan Sumber Daya Genetik (SDG) dari kemusnahan karena adanya pemotongan hewan betina produktif untuk men-supply

pedagang sate kambing dan komoditi pangan lainnya yang berasal dari daging kambing, sementara hewan jantan tidak akan dijual selain untuk kebutuhan sebagai hewan qurban pada Hari Raya ‘Ied Adha. Penyediaan bibit dalam pengembangan peternakan domba harus melalui pengujian sebagai domba bibit baik jantan maupun betina. Permintaan dari luar negeri (Timur Tengah) sebanyak 10.000 ekor per bulan tidak pernah dapat dilayani karena populasi yang sangat rendah begitu pula kualitas (bobot badan) yang kurang memadai untuk mencapai 50-60 kg per ekor. Jangka pendek dari program riset ini untuk pemenuhan swasembada daging 2014, menunjang program Nasional Direktorat Jenderal Peternakan. Tujuan penelitian cluster domba sampai tahun 2015 adalah Penyedianan Bibit Domba Pedaging (Ovis aries) Padjadjaran-1 yang layak ekspor, berkualitas daging tinggi dan rendah Kolesterol.Positioning cluster penelitian Unpad di skala Nasional adalah pertama dilakukan pemurnian dan kemudian sertifikasi sebagai rumpun. Penelitian yang telah dilakukan oleh Balitnak (1998) adalah study berbagai macam persilangan mengunakan bangsa dari luar negeri. Ada organisasi Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) sedang membentuk sertifikat


(6)

hasil penelitian analisis variasi sheep mt-DNA dinyatakan bahwa Domba Padjadjaran-1 adalah domba lokal yang berasal dari domba Priangan yang asal usulnya merupakan persilangan antara lokal dengan Merino dan kemudian dengan Kapstaad dari Afrika yang berlangsung sejak jaman kolonial yang terjadi di daerah Limbangan Garut, selanjutnya dinyatakan oleh Bandiati dan Permana (2009) bahwa Domba Padjadjaran-1 bermula dari penelitian yang lalu mengenai penelusuran bangsa lokal dengan menggunakan metoda peng kajian posisi mt-DNA dari pihak induk (maternal lineage) domba Padjadjaran ini berada pada posisi 1447 bp, dengan karakteristik ada indikasi delesi bp) pada urutan 15790 sampai 15864 bp dari mt-DNA. Dilanjutkan dengan pemurnian adalah perkembangbiakan tanpa ada seleksi yang berakhir pada tahun 2012. Institusi luar Unpad yang terlibat pada penelusuran rumpun Domba Padjadjaran-1 adalah Balai Pembibitan Ternak Domba Margawati, Garut.


(7)

II

PENDAHULUAN

2. Pendahuluan

Kegunaan domba di Indonesia adalah sebagai sumber daging, sumber pupuk kandang dan sebagai ternak tabungan. Domba merupakan salah satu komoditi ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat di pedesaan. Memelihara domba lebih berfungsi sebagai pekerjaan sambilan, dalam rangka memanfatkan tenaga kerja keluarga. Walaupun cara pemeliharaan domba masih bersifat tradisonal, tanpa ada sentuhan teknologi memperlihatkan suatu peningkatan populasi di Jawa Barat yang lumayan rata-rata 572 ekor per tahun dan begitu pula kesadaran untuk memotong domba tidaklah melampaui batas, hal ini terlihat bahwa peningkatan populasi yang agak berarti diikuti pula dengan penurunan jumlah pemotongan domba, memberikan harapan bagi berkembang populasi dasar, yang memberikan peluang bagi program pemuliaan (BPPS, 2011). Jawa barat memilik populasi yang tertinggi dan begitu pula jumlah pemotongan yang tertinggi, bila dibandingkan dengan provinsi lainnya, hal ini disebabkan karena masyarakat Jawa Barat memiliki hobi untuk memakan daging domba dan kuliner yang terkenal adalah sate domba atau kambing. Namun demikian domba di Jawa Barat tidak hanya memenuhi kebutuhan sebagai sumber protein hewan (daging) bagi masyarakat, akan tetapi fungsi lain yang memberikan peluang baik dalam usaha beternak domba adalah kebutuhan sebagai hewan Qurban pada saat Idul Adha dan juga sebagai hewan Aqiqah bagi masyarakat muslim. Oleh karena itu masyarakat peternak domba tidak akan menjual ternak jantan sebagi usaha mendapatkan sumber keuangan bila diperlukan, akan tetapi ternak betinalah yang memberikan peluang untuk dijual pada saat


(8)

dibutuhkan bibit ternak, sedangkan untuk mendapatkan bibit ternak harus melalui pengujian sebagai bibit ternak. Hanya domba-domba betina dan jantan yang lolos pengujian dapat digunakan sebagi bibit. Dalam kondisi seperti ini maka kehadiran suatu bibit ternak sangatlah diperlukan. Di sisi lain penelitian yang telah berhasil mengembang-biakkan domba pedaging Padjadjaran I, memandang perlu untuk mengadakan standariasi sifat produksi yang berorientasi pasar, seperti teruraikan di atas agar pengayaan evaluasi genetik suatu bangsa ternak dapat memadai dalam persyaratan menuju sertifikasi sebagai suatu bangsa baru atau galur tertentu dari species yang sama.

Terbentuknya Domba Pedaging Padjadjaran-I bermula dari penelitian enam tahun yang lalu mengenai penelusuran bangsa lokal dengan menggunakan metoda pengkajian molekular genetik (variasi mt-DNA pada domba) dari pihak induk (maternal lineage) berada pada posisi 1447

bp, dengan demikian asal usul domba suatu bangsa lokal dapat diketahui. Walaupun telah banyak di publikasikan bahwa bangsa domba lokal yang berkembang di Jawa Barat adalah berasal dari domba ekor tipis, yang telah mengalami persilangan dengan domba Merino dan domba Cape dari Afrika. Selanjutnya domba bibit akan dinyatakan sebagai domba lokal bila induk domba yang dijadikan indukan dalam persilangan untuk meningkatkan produktivitas ternak, berasal dari bangsa lokal.

Domba-domba betina yang berada di kecamatan Wanaraja dijadikan sebagai indukan, yang kemudian mengalami pemurnian dengan cara pemulia-biakkan tanpa ada seleksi apapun, dan sekaligus menyelamatkan sumber daya genetik (SDG) bangsa domba lokal ini dari kemusnahan, karena terjadi pergeseran sosial ekonomi dari masyarakat di Kecamatan Wanaraja dari beternak domba menjadi beternak sapi pedaging, yang bakalannya didapatkan dengan mudah dari para pemilik di kota.

Study tentang biomolekuler adalah suatu cara yang paling tepat untuk mengetahui kondisi genetik suatu ternak, karena study biomolekuler tidak akan terpengaruhi oleh lingkungan dimana ternak berada, tidak


(9)

tergantung ternak itu masih muda atau sudah tua, dan tidak mempengaruhi apakah ternak sudah berproduksi atau belum. Biasanya yang didapatkan variasi dari susunan molekuler genetik yaitu keberadaan mikrosatelit atau level DNA pada Single Nucleotid Polymorphism.

Bioteknologi reproduksi (Sincronization Estrus-SE) dan Inseminasi buatan (IB) akan meningkatkan produktivitas domba betina dalam menghasilkan keturunan, tanpa harus memperhitungkan fitalitas pejantan dan fertilitas betina. Sehingga populasi dasar yang diperlukan dalam seleksi akan relatif cepat tercapai.

Salah satu kriteria seleksi yang biasa digunakan adalah bobot badan pada umur tertentu dari bobot lahir, bobot sapih , bobot umur setahun dan bobot dewasa. Penentuan type dan fungsi seekor ternak ditentukan oleh bentuk dan struktur tubuhnya yang biasa digunakan dengan menaksir atau mengevaluasi secara exterieur secara kualitatif, tetapi ada cara lain yang telah dipublikasikan oleh Salako (2006) bahwa indeks kumulatif dijadikan sebagai alat penentuan kegunaan (type dan fungsi) seekor ternak.

Sifat Produksi yang berorientasi pasar adalah bobot badan tertentu dari domba betina yang posisi produksinya di bawah rata-rata populasi, namun memiliki pertumbuhan yang relatif cepat untuk mencapai bobot yang diminta di pasaran. Susunan pakan yang bagaimana dapat menghasilkan pertumbuhan yang relatif cepat dan menguntungkan. Untuk jelasnya teknologi yang akan dikuasai dan dikembangkan akan disampaikan dalam bentuk roadmap yang memiliki hubungan kuat antara teknologi produk dengan teknologi proses produksi (permodelan). Adapun Tujuan dari penelitian cluster domba adalah bahwa pada tahun 2015 tersedianya Bibit Domba (Ovis aries) Padjadjaran-1 yang layak ekspor, berkualitas daging tinggi dan rendah kolesterol.


(10)

III

STUDI LITERATUR

3.1. Deskriptif Domba Pedaging Padjadjaran-1

Domba Priangan yang selanjutnya lebih dikenal dengan domba Garut yang bukan tipe tangkas dalam penelitian ini selanjutnya dimurnikan, dan diberi nama Domba Pedaging Padjadjaran-1, merupakan salah satu sumber daya genetik (Animal Genetic Resources) yang dimiliki oleh Indonesia, khususnys Jawa Barat. Sehingga perlu mendapatkan perhatian baik pelestariannya maupun kedudukannya dalam ranting pohon

phylogenetik (tree of phylogenetic). Menurut Merkens dan Soemirat (1926) yang dicitat oleh Heriyadi (2002), bahwa asal usul domba Priangan adalah merupakan perkawinan silang segi tiga, antara domba lokal dengan domba Merino dan kemudian dengan domba Kaapstad dari Afrika. Namun demikian bila kita melihat taksonomi dari domba maka dapat terlihat pada urutan dibawah ini:

Kingdom : Animalia Subkingdom: Vertebrata Class : Mamalia Ordo : Ungulata Subordo : Artiodactylata Section : Pecora

Family : Ovidae Subfamily : Caprinae Genus : Ovis

Species : Ovis Aries, O. musimon, O. vignei bochariensis, O. ammon.

Domba yang dipelihara sekarang berasal dari Ovis aries, sedangkan jenis yang lainnya yang termasuk kedalam Family Ovidae adalah Mouflon (O.


(11)

musimon) banyak dijumpai di Afganistan dan Asia Barat, Urial (O. vignei bochariensis) dan domba Argali (O. ammon) umumnya dijumpai di Asia Tengah yang terdiri dua macam yaitu O. ammon nigrimontana dan O. ammon collium. Jenis lainnya adalah Bighorn (O. canandensis) tersebar di Asia Utara dan Amerika. Namun asal usul dari domba yang dipelihara sekarang masih meninggalkan keragu-raguan, beberapa domba yang masih liar atau sub species, taxonomi-nya masih rancu. Menurut Zeuner (1963) bahwa domba Urial (O. vignei) merupakan domba yang didomestikasi pertama kali di daerah lembah sungai Aralo-Caspian dan bentuk domba yang terdomestikasi ini selanjutnya menyebar ke Timur Tengah dan ke Eropa. Jenis lain dari domba yang dipelihara sekarang berasal dari domba Mouflon (O. musimon dan O.orientalis). Dari populasi inilah kemudian dibawa ke Eropa dan bersilang dengan domba Urial (O. vignei) yang menghasilkan keturunanya. Menurut laporan ini maka dapat dikatakan bahwa domba yang tersebar di Asia Tenggara berasal dari keturunan domba Urial, dan lebih lanjut mendapatkan introduksi alel dari domba Argali (O. ammon) secara berulang-ulang dan akhirnya membentuk suatu galur.

Secara intensif dilakukan penelitian cytogenetik oleh Nadler, dkk. (1971) dan Woronzow, dkk. (1972) terhadap asal usul domba ini, dinyatakan bahwa populasi domba liar dari Iran, Turmenia, Tadschikistan dan Kazakhstan ditetapkan memiliki jumlah kromosom sebanyak (2n=54), begitu juga sebagian dari domba Mouflon. Domba Urial memiliki jumlah kromosom (2n=58) dan domba Argali memiliki jumlah kromosom (2n=56). Sehingga Heildelder (1998) tidak lagi menyarankan untuk menelusuri asal-usul domba yang sekarang diternakkan berdasarkan

Cytogentik. Hasil Penelitian terdahulu disebutkan bahwa domba Priangan yang memiliki telinga rumpung dan yang memiliki telinga lebar sama, memiliki asal-usul dari domba lokal dengan posisi mt-DNA pada 1447 bp


(12)

3.2. Marka DNA terciri

Gen PIT1

Sel somatis yang berada pada bulu atau sel darah putih dapat digunakan sebagai sumber DNA dalam analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) dan

Restriction Fragment Lenght Polymorphism (RFLP) (Bandiati, 1997). Variasi dari molekular genetik yang teridentifikasi yaitu keberadaan micro-satellite, pembentuk otot adalah merupakan suatu informasi mengenai polymorphis genetik atau Singgle Nucleotid Polymorphis (SNPs) berdasar dari level DNA. Perbedaan yang terjadi dalam level DNA tidak hanya merupakan locus dari sifat-sifat kuantitatif (Quantitative Trait locus), tapi juga diduga berasosiasi dengan Kekerabatan diantara bermacam warna ayam Pelung, telah diteliti bahwa warna jalak lebih dekat dengan warna dengan warna merah hitam, dari pada denagan merah kuning (Bandiati, 2006). Beberapa locus sifat kuantitatif yang lain sebagai suatu bentuk dari binding factor. Salah satunya adalah pituitary-spesific transcriptison factor (PIT1 atau GHF1 atau POU1F1), yang telah teruji sebagai binding factor dan transactive promotors dari gen hormon pertumbuhan (growth hormone-GH), prolactin (PRL) dan thyroid-stimulating hormone-β (TSH-β), maka pengaruh gen PIT1 terhadap sifat pertumbuhan dapat diketahui. Peranan lain dari bioactive PIT1 adalah sebagai regulator bagi perkembangan anterior pituitary dan prolifikasi dari sel pituitary (Nie, et al. 2008). Lebih lanjut di nyatakan bahwa gen PIT1 dan haplotype nya berasosiasi dengan sifat pertumbuhan, tidak pada kualitas karkas dan penimbunan lemak.

Dalam penelitian ini akan diketahui dan dipelajari pengaruh ke lima macam primer (MR1-MR5) gen PIT1, sebagai dasar Pemurnian Darah Domba Pedaging Padjadjaran-1. Gen lain ada yang sedang dipelajari adalah gen untuk metabolisme asam lemak, yang kaitannya untuk dapat mendeteksi bagai mana penyebaran lemak dalam tubuh domba atau dalam otot daging mana yang paling tinggi mengandung asam lemak.


(13)

3.3. Manajemen Pemberian Pakan

Pada akhirnya produksi domba dikendalikan oleh efisiensi ekonominya, dalam menkonversi pakan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Produktivitas dari padang rumput atau kualitas hijauan pakan akan mempengaruhi produktivitas ternak domba. Lebih jauh dinyatakan oleh Kott (2005) kebutuhan nutrisi bagi domba betina sebagai tercantum berikut ini:

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Bagi S eekor Domba betina (66 kg) BK

(kg) ENERGYY Protein Kasar(kg) Ca (gr) P (gr) TDN

(kg)

ME (kg)

Hidup Pokok 2,6 1,5 2,4 0,25 2,5 2,4

Pakan Flushing 4,0 2,3 3,8 0,36 5,7 3,2

Kebuntingan

Kebuntingan Awal 3,1 1,7 2,8 0,29 3,5 2,9

Kebuntingan akhir 4,0 2,3 3,8 0,42 6,2 5,6

Induk Menyusui Awal 6 minggu (anak tunggal)

5,5 3,6 5,9 0,73 9,3 7,0

Akhir 6 minggu (anak tunggal)

4,0 2,3 3,8 0,42 6,2 5,6

Awal 6 minggu (anak kembar)

6,2 4,0 6,6 0,92 11,0 8,1

Akhir 6 minggu (anak kembar)

5,5 3,6 5,9 0,73 9,3 7,0

Domba betina muda 3,1 2,0 3,3 0,39 5,9 2,6

Domba jantan muda 5,5 3,6 5,9 0,73 9,3 7,0

Bila melihat angka yang ada pada tabel di atas, maka tidak mungkin seekor ternak harus lumpuh setelah melahirkan, kadang-kadang kebutuhan Ca dan P suka tidak terperhatikan sebelum ada kejadian. Domba yang akan dikawinkan biasanya diberikan pakan flushing agar fertilitas meningkat dan ovum yang diovulasikan juga lebih dari satu. Type kelahiran memiliki nilai pewarisan yang rendah, oleh karena itu lingkungan sangat dibutuhkan baik sebelum domba betina muda akan dikawinkan. Kondisi pakan akan berpengaruh juga terhadap kandungan kolesterol dari daging domba. Tidak hanya pada kualitas daging, kulit


(14)

domba yang biasa menjadi incaran pabrik kulit akan menilai kulit yang tipis dan kulit yang tebal.

3.4. Synkronisasi Estrus dan Inseminasi buatan

Penampilan reproduksi ternak domba dapat berbeda-beda tergantung dari tempat dan manajemen pemeliharaan, kualitas pakan, genetik dan berbagai faktor lainnya. Maka, sinkronisasi berahi disertai dengan IB pada domba betina penting dilakukan demi perbaikan efisiensi reproduksi serta proses manajemen-nya (Gordon, 2004).

Program breeding pada domba melibatkan control estrus dan ovulasi yang menggunakan perlakuan hormone eksogenus (Keisler and Buckrell, 1997). Aplikasi spon intravaginal yang mengandung hormone progesterone atau sintetisnya, sering digunakan untuk penyerentakan berahi dalam waktu 6 sampai 14 hari. Hormon gonadotrophins seperti PMSG juga dapat digunakan dan mampu menstimulasi pertumbuhan folikel dan meningkatkan ovulasi serta fertilitas.

Penyerentakkan berahi adalah usaha untuk mengatur berahi pada sekelompok ternak betina sehingga mengalami berahi pada waktu yang bersamaan (Partodiharjo, 1987). Manfaat dari penyerentakan berahi bagi peternak adalah terbentuknya suatu pola produksi dengan cara mengatur perkawinan, penyapihan, serta penjualan ternak sesuai dengan umur dan berat yang diinginkan. Selain itu dapat mempermudah

inseminator dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB). Penyerentakkan memiliki arti penting dalam pelaksanaan IB. Inseminasi yang dipadukan dengan penyerentakan berahi akan mempermudah dalam memperbaiki mutu genetik dan produksi ternak secara bersamaan sehingga dalam pelaksanaannya lebih efisien.

Tujuan manipulasi estrus adalah untuk meregresi corpus luteum yang ada. Hormon yang dapat digunakan adalah: GnRH: Cystorelin (injectable) ;

Desorelin (GnRH analog): ovuplant (implant); Oxytocin; Estrogens: ECP;


(15)

(16)

IV

ROADMAP CLUSTER

4. Roadmap Cluster

Capaian (outcome) utama bahwa: Pada tahun 2015 Tersedianya Bibit Domba (Ovis aries) Padjadjaran-1 yang layak ekspor, berkualitas daging tinggi dan rendah Kolesterol, dan mendapatkan sertifikat sebagai Rumpun Domba Pedaging Padjadjaran-1.

Tabel 2. Daftar Judul Riset dari 2013-2015

Tahun 2013 2014 2015

Sitim Agribisni s

Karakterisasi Rumpun

Padjadjaran-1 Penetapan Rumpun Padjajdaran-1

Pelepasan Rumpun Padjadaran-1 1.Identitas dan

karakterisasi pejantan. 11. Evaluasi Genetik 21.Evaluasi Genetik lanjut

Produksi Ternak

2.Uji Pejantan dan karakterisasi sperma.

12. Performans Reproduksi

22.Performans Reproduksi 3.Aplikasi biomolekuler,

morphometrik dalam standarisasi domba Padjadjaran-1

13. Penajaman akurasi dari Target seleksi

23.Pengujian Bibit Ternak

4.Genetika molekuler dan metabolisme asam

14.Genetika Molekuler


(17)

lemak

Budi

daya 5.Evaluasi kecukupan pakan 15. Penetapan angka kecukupan pakan

25. Penetapan Angka Kecukupan pakan lanjut

Pasca Panen

6.Preferensi Konsumen 16. kualitas karkas

26.Analisis Usaha 7.Suply Chance

Manajemen 17. Kualitas Kulit 27.Kualitas hasil olahan Daging 8.Produksi enzim

kreatinase

18. Study transportasi Stres

28.Evaluasi Produk Kulit olahan

Penduku ng

9. KSO dengan Sukopindo

19. Komunikasi bisnis Domba

29.Good

AnimalHusbandry Pratices

10. KSO dengan Dispet


(18)

Tabel 3. Daftar Para Peneliti, Keahlian dan Asal Laboratorium

No. Nama Peneliti Bidang Ilmu Laboratorium

1 Sri Bandiati KP Pemuliaan Ternak Pemuliaan Ternak dan Biometrika

2 Dedi Rahmat Pemuliaan Ternak Pemuliaan Ternak dan Biometrika

3 Dudi Pemuliaan Ternak Pemuliaan Ternak dan Biometrika

4 An An Produksi Domba Produksi Ternak Potong 5 Denie Heryadi Produksi Domba Produksi Ternak Potong 6 Rangga Reproduksi Ternak Reproduksi

7 Kundrat Hidajat Reproduksi Ternak Reproduksi 8 Tita Damayanti Reproduksi Ternak Reproduksi 9 Soeparna Reproduksi Ternak Reproduksi

10 Sri Rahayu Ekonomi Ekonomi

11 Sondi Kuswaryan

Ekonomi Ekonomi

12 Rochadi Tawaf Ekonomi Ekonomi

13 Cecep Ekonomi Ekonomi

14 Jajang P. Hasil Ternak Pengolahan Hasil Ternak 15 Wendry P. Hasil Ternak Pengolahan Hasil Ternak

16 Hidayat Nutrisi Makanan Ternak

17 Iman Hernaman

Nutrisi Makanan Ternak

18 Herry Supratman

Nutrisi Makanan Ternak

Tabel 4. Posisi Tahapan Riset yang diusulkan

Short Time

(2013)

Mid Term

(2014)

Long Term

(2015)

Advanced

Phase

Judul 15-18

Judul 19-20

Judul 21-25


(19)

Developmen

t Phase

Initiation

Phase

Judul 1-5 Judul 6-7


(20)

V

KERJASAMA

5. Kerjasama

Kerjasama yang akan dilakukan adalah dengan SUCOFINDO untuk standarisasi mutu ternak yang dapat dijadikan sebagai ternak komoditi ekspor dengan memperhatikan persyaratan perdagangan Internasional. Materi yang akan segera di jadikan pekerjaan dalam penelitian jangka pendek adalah penusunan konsep “Good Animal Husbandry Pratice” dan dilanjutkan dengan materi “Animal Welfare”.


(21)

VI

FASILITAS

6. Fasilitas

Ada beberapa fasilitas laboratorium yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian, dan ada juga kandang Breeding Station untuk ternak percobaan, adapun laboratorium yang terlibat adalah:

1. Laboratorium Pemulian Ternak dan Biometrika

(Fapet)

Dilengkapi dengan perangkat komputer. Dapat digunakan untuk analisis statistik dari data yang terkumpul.

2. Laboratorium Reproduksi Ternak (Fapet) Dapat digunakan untuk analisis kualitas sperma, untuk sexing sperma dan analisis PCR . 3. Laboratorium Makanan Ternak (Fapet) Untuk menganalisis kandungan

nutrisi bahan pakan. 4. Laboratorium Teknologi Hasil Ternak

(Fapet)

Untuk menganalisis kempukan daging dan kualitas kulit dalam penyamakan

5. Laboratorium Biokimia (Jurusan Kimia, FMIPA)

Analisis Biomolekuler.

6. Kandang Domba ukuran 8 x 20 m Pemeliharaan domba-domba yang sedang dioservasi.


(22)

VII

USULAN NARASUMBER

7. Usulan Nama Narasumber

Nama : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MSc.

Bidang Keahlian : Pemuliaan Ternak

Institusi : Institut Pertanian Bogor (IPB) Alamat Instansi : Jl. Agathis, Kampus Dermaga Bogor No. Telp. Instansi : +62 (251) 862 8379

No. HP; Alamat email : +62 85 6880 1869

Nama : Prof. Dr. Ismet Inonou, MS.

Bidang Keahlian : Produksi Ternak Ruminansia Kecil

Institusi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian

Alamat Instansi : Jl. Raya Padjadjaran, Kav. E 59. Bogor-16151 No. Telp. Instansi : +62 (251) 832 8383, 8322 2185

Fax. +62 (251) 832 8382


(23)

VIII

Potensi Kepemilikan (HKI) dan Benefit Sharing

Produk Penelitian

8. Potensi Kepemilikan dan Benefit Sharing Produk

Peneltian

No .

Materi Inventor

1. Sertifikat Rumpun Domba Pedaging Padjadjaran-1

Tim Peneliti 2. Peralatan Inseminasi Buatan Tim

Peneliti

3. Spon Vagina Tim

Peneliti 4. Formula Feed Suplement untuk domba Tim


(24)

RENCANA PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013-2016

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

PILAR : Pangan

CLUSTER

: Domba Pedaging Padjadjaran I

PENANGGUNG JAWAB PENELITIAN: Sri Bandiati Komar Prajoga

N

o

Tahun

Penelitian

Judul

Jumlah

Dana yang

Dibutuhka

n (Rp)

Bahan

Penelitian

Penelitian

Metode

Digunakan

Alat yang

Output

1

2013

Identitas dan

karakterisasi

Pejantan

60.000.000

Sperma

Domba

Laboratoriu

m

Experimen

Kit Analisis

Sperma,

Mikroscoop

Kualitas

Pejantan domba

Padjadjaran-1

2

2013

Berbagai metoda

pembuatan Vagina spon sebagai bahan sinkronisasi estrus.

60.000.000

Berbagai

macam

bahan spon

dan

berbagai

ukuran.

Laboratoriu

m

experimen

Kit Analisis

Sperma,

Mikroscoop

Spon vagina

siap pakai yang

cocok untuk

domba

Padjadjaran -1

3

2013

Aplikasi

biomolekuler, morphometrik dalam standarisasi domba Padjadjaran-1

150.000.00

0

50 ekor

domba

Padjajdaran

-1

Action

Research,

Lab.

Experimen

Kit-PCR,

Primer DNA,

Level

GH-hormon

PIT1-gen

Standariasasi

genom,

Karakter

pertumbuhan.

4

2013

Genetika

molekuler dan metabolisme asam lemak

30.000.000

Sampel

darah

domba

padjadjara

n-1

Lab.

experiment

al

Kit-PCR,

Primer DNA

Kualitas /level

asam lemak,

penyebaran

lemak dalam

tubuh domba.


(25)

5

2013

Penentuan kebutuhan nutrient domba Padjadjaran fase anak dan dewasa 160.000 Domba Padjadjaran Bahan Pakan (ransum) Bahan kimia untuk analisis eksperiment

al Kandangmetabolis Seperangkat alat

penampung feses dan urine Seperangkat alat analisis proksimat timbangan

Standar

kebutuhan

pakan bagi anak

dan umur

dewasa domba

Padjadjaran-1

6

2013

Kelenturan Fenotifik domba unggul Padjadjaran terhadap rekayasa pakan lengkap berbasis hijauan

150.000.00

0

Domba

sebagai

objek,

berbagai

kombinasi

hijauan

pakan

Experimen

di lapangan

dan

laboratoriu

m

Kit analisis

pakan,

Bom

Kalorimeter,

Keydall

Mendapatkan

standar

kombinasi

hijauan pakan

yang tepat guna

dan

menguntungkan

.

7

2013

Pembuatan berbagai pelet hijauan pakan utnuk domba Padjadjaran-1

60.000.000

Domba

sebagai

objek,

berbagai

kombinasi

pelet

hijauan

pakan

Experimen

di lapangan

dan

laboratoriu

m

Kit analisis

pakan,

Bom

Kalorimeter,

Keydall

Mendapatkan

standar

kombinasi

bentuk pelet

hijauan pakan

yang tepat guna

dan

menguntungkan

8

2013

Preferensi

120.000.00

Responden Survey

Analisis non Kondisi


(26)

Konsumen

0

di Jabar

parametrik

dan

wawancara

preferensi

konsumen

9

2013

Suply Chance

Manajemen

60.000.000

Responden

di Jabar

Survey

Analisis uji T

dan

Korelasi,

regresi

Pemantapan

kelembagaan

10

2013

Produksi enzim

kreatinase

60.000.000

Sanpel

darah

domba

Padjadjaran

-1

Experimen

Laboratoriu

m

Uji T, dan uji

statistik

deskriptif

Kualitas kulit

domba

Padjadjaran-1

11

2013

KSO dengan

Sucopindo

30.000.000

Questioner

dan

responden

Survey

Parner kerja

dan konsep

Good

Animal

Husbandry

Practices

Standar

Operasional

Pemeliharaan

domba dan

transportasi

yang nyaman

bagi ternak

12

2013

Termoregulasi

dan hematologis domba Padjadjaran

35.000.000

Sampel

darah dan

data

fisiologis

Action

research

dan lab.

experimen

Analisis

darah Kit.

Karakterisasi

kondisi

fisiologis.

13

2014

Penetapan

Rumpun Padjajdaran-1

60.000.000

Questioner

dan

responden

Studi Kasus

Sertifikat

Pendaftaran

Penetapan

rumpun domba

Padjadjaran-1

14

2014

Evaluasi Genetik

60.000.000

Recording

250 ekor

domba

Experimen

di lapangan

dan

Metoda

REML dan

BLUP

Bibit Betina

unggul Pejantan

Unggul secara


(27)

Padjadjaran

.

laboratoriu

m

kuantitatif

Genetik.

15

2014

Performans

Reproduksi

60.000.000

50 ekor

Pejantan

domba

Padjadjaran

-1

Experimen

di lapangan

dan

laboratoriu

m

Uji-T dan

Kelayakan

hasil

analisis.

Pejantan siap

pakai sebagai

sumber sperma

dan semen beku

domba

16

2014

Penajaman akurasi dari Target seleksi

60.000.000

Recording

250 ekor

Respon

seleksi dan

Akurasi

seleksi

Metoda

REML

Bibit domba

Padjadjaran

yang siap expor

dan siap

dipasarkan

17

2014

Genetika

Molekuler

150.000.00

0

Sampel

darah

domba

padjadjara

n-1

Action

Research,

Lab.

Experimen

Kit-PCR,

Primer DNA,

Level

GH-hormon

Pengaruh

Gen-Pit1 terhadap

kualitas daging

dan Genom

Analisis

18

2014

Manipulasi

ransum untuk memacu pertumbuhan domba Padjadjaran 100.000 Domba Padjadjaran Bahan Pakan Feed suplemen Bahan kimia eksperiment al Kandang domba Alat analisis kimia Alat analisis status fisiologis

Pakan jadi siap

pakai.

19

2014

kualitas karkas

60.000.000

10 ekor

domba

padjadjara

n-1

Experiment

di lapangan

dan

observasi

Gergaji

(chain saw)

pemotong

daging dan

Potongan

daging domba

siap dipasarkan

sesuai meat


(28)

berbagai

umur

laboratoriu

m

tulang

industry.

20

2014

Kualitas Kulit

60.000.000

10 ekor

Domba

padjadjara

n-1

Experiment

di lapangan

dan

observasi

laboratoriu

m

Pemrosesan

modern

dengan

chemical

dan

konvensiona

l

Ketebalan kulit

domba sebagai

bahan pakaian,

sebagai bahan

jok mobil

bekleiding.

21

2014

Study

transportasi Stres

60.000.000

20 ekor

domba

padjadjara

n-1

Experiment

di Lapangan

Kit Analisis

kadar Gula

darah dll.

SOP

mengangkut

ternak yang

aman.

22

2014

Komunikasi

bisnis Domba

30.000.000

Questioner

dan

Responden

Action riset

dan studi

kasus

Komputer,

domain

untuk Blog

dan

Website.

Kesempatan

pasar on-line

23

2014

Program

Scale-up

150.000.00

0

Questioner

dan

Responden

Action riset

dan studi

kasus

Audio Visual

dan

Breeding

Station

Penyebaran dan

distribusi domba

Padjadjaran-1

24

2015

Evaluasi Genetik

lanjut

60.000.000

Data hasil

Recording

Action riset

dan studi

kasus

Metoda

REML

Karakteristik

kualitatif dan

kuantitatif

domba

Padjadjaran-1

25

2015

Performans


(29)

domba

jantan

kasus

dan

Mikroscoop

peningkatan

produksi anak

domba

26

2015

Pengujian Bibit

Ternak

60.000.000

Data

ukuran-ukuran

tubuh dan

Uji

exterieur

Action riset

dan studi

kasus

Standar

Dewan Bibit

Nasional

Bibit domba

Jantan dan

Betina

Padjadjaran-1

27

2015

Study QTL

150.000.00

0

Sampel

darah

domba

Padjadjaran

Lab.

Experiment

Gene SNP

DNA

Analysis Kit.

Domba yang

sehat dan aman

secara genetik.

28

2015

Manipulasi

Ransum untuk produksi daging domba Padjadjaran rendah kolesterol 120.000 Domba Padjadjaran Bahan Pakan Bahan kimia eksperiment

al Kandang domba Seperangkat alat analisis kimia ransum Seperangkat alat analisis fisik daging Seperangkat alat analisis kimia daging

Produksi daging

rendah

kolesterol

29

2015

Analisis Usaha

30.000.000

Data-data

keuangan

Action riset

dan studi

kasus

Komputer,

program

dan

Jumlah

Pemeliharaan

domba yang

menguntungkan

.


(30)

olahan Daging

domba

berbagai

umur

di

Laboratoriu

m

Lab.

daging yang

baik.

31

2015

Evaluasi Produk

Kulit olahan

60.000.000

Kulit

domba

berbagai

umur

Experiment

di

Laboratoriu

m

Alat-alat

Lab.

SOP pemilihan

kulit yang baik

32

2015

Pemantapan

konsep Good AnimalHusbandr y Practices

30.000.000

Loka-karya/

Round

Table

Studi Kasus

Ruang

pertemuan

dan audio

Visual

SOP

pemeliharaan

domba

Padjadjaran-1

33

2015

Pemantapan

konsep Animal Welfare

30.000.000

Loka-karya/

Round

Table

Syudi Kasus Ruang

pertemuan

dan audio

Visual

SOP

pengangkutan

dan

pemotongan

domba

Padjadjaran-1

34

2016

Manipulasi

Ransum untuk antitress transportasi dan cekaman panas 100.000 Domba Padjadjaran Bahan Pakan Bahan kimia eksperiment al Kandang domba Truk kecil (sewa) Alat analisis kimia Venojack, hemositomet er


(31)

IX

DAFTAR PUSTAKA

Alderson, G. L. H. 1999 . The Development of a system of Liear

Measurement of provide and Assesmet of Type and Function of Beef Cattle. AGRI, 25:45-55. Animal Behavior. 2009. Federal Agriculture Research Centre. Germany.

Bandiati, S.B.K. 1996. Upaya Pemurnian Darah Plasma Nutfah Ayam pelung melalui Evaluasi Genetik dan Analisis Efek Level Polymorphis Gen PIT1 Terhadap sifat Pertumbuhan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Bandiati, S.B.K. 1997. Seleksi Sapi Perah Berdasar Pada Phenotype β-lactoglobulin (alel A dan alel B) dalam pembentukan bibit sapi Perah, menggunakan metoda PCR-RFLP. Report of RIAAP-Japan. Bandiati, S.B.K. and I. Permana. 2009. Genetic Evaluation of Priangan

Sheep Using Multivariate Maternal Genetic Effect and their Variation of Sheep mt-DNA. Journal of Biotechnology in Animal Husbandry. 25 (5-6), pp. 917-924. Belgrade-Serbia.

Bandiati, S.B.K., Dedi Rahmat, Tita Damayanti, Sondi Kuswaryan 2012 Variation of Sheep mt-DNA on the Creating of Dam in villages. Journal of Chiang May University. Chiang May. Thayland.

Bandiati, S.B.K., Deni Andrian, Putu Rosandi . 2011. Kemajuan Genetik Bobot Badan Catatan Berulang Domba Priangan. ZURIAT. Journal Ilmu Pemuliaan. Bandung.

Beigi Nassiri, M.T., Z. Biranvand, T. Hartatik, J. Fayazil and S. 2010 Study of Pit1 GenPolymorphism in the Najdi Cattle Using PCR-RFLP. Method. Journal of Animal and Veterinary Advances. 9:15 pp. 2001-2003. Black, J.L. 1983. Growth and Development of Lambs (dalam Sheep

Production) London. Buttler Worths.

Card, L. E dan M. C. Nesheim, 1972 . Ayam-ayam Lokal di Indonesia , Sifat-sifat Produksi pada Lingkungan yang baik. BPT, Ciawi. Bogor.


(32)

disconnection and the Direct iv Vivo Pituitary effect of Growth Hormone Releasing Peptide 6. Journal of Andrologi Juli, 60 (1): 76-86.

Gilbrait, H. dan A.D. Berry. 1994. Effect of Nature and Synthetic Androgen on GH, Body Composition and Muscle Glocoticoid Receptor in Wether Lambs, dicitat oleh: Indrijani. H., Dudi. , A. Anang. Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan UNPAD.

Groeneveld E., 1998. VCE4 User’s Guide and Reference Manual Version 4.2. Institute of Animal Husbandry and Animal Behaviour, Federal Agricul-tural Research Centre. Germany.

Groeneveld, E., 1999. PEST User’s Manual. Institute of Animal Husbandry and Animal Behaviour, Federal Agricultural Research Centre. Germany.

Guilbert, H. R. Dan Gregory, P. W. 1952. Some Feattures of Growth and Development of Hereford J. Animal Sci., 11:3,

Gunawan, A. 2006. http://www,naeb,iaea.org/nafa/aph/stories/2006-garut

sheep. Html. 11 K . Acces Time at 00.36, Monday May 26th 2009

Hammond, J. 1995. Progress In Fisiology of From Sciencetific Publication. Vol 2.

Hardjosubroto, 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan , P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Heryadi, D., A. Anang, S. Setiadi, Dwi Budinuryanto, H. Hasan, Elli A, Ibrahim Azis, D. Pangesti dan U. Darusman. 2002. Standarisasi Mutu Bibit Domba Garut. Fakultas Peternakan. UNPAD.

Inounu, I, D. Mauluddin dan Subandriyo, 2008. Karakteristik Pertumbuhan Domba Garut dan Persilangannya, Journal Ilmu Ternak dan

Veteriner. 13 (1) : 13-22.

Kinghorn, B. 1992. Principles of Genetic Progress in Animal Breeding, Animal Breeding the Modern Approach. Post Graduate Foundation in Veterinary Science. University of Sidney. Australia.

Kott, R. (2005) Animal & Range Sciences Extension Service, MSU

Extension Service Doug Steele, Vice Provost & Director. Montana State University. USA.


(33)

Legates, J.E. dan Warwick, E.J. 1990. Breeding and Improvement of Farm Animal (eighth edition) Mc. Craw-Hill Publishing Company.

Singapore. Hal. 140-142.

Lynch, M. and B. Walsch. 1999. Genetic and Analyses of Quantitative Traits Sanauer Associetes Inc.

Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dikti. PAU. Bioteknologi. Bogor. Mielenz dan Schüler. 1999. Zuchtwertschätzung. Lehrmaterialien zur

Nutztiergenetik. Institut für Tierzucht und Tierhaltung mit Tierklinik, MLU-Halle Wittenberg.

Nei, M. 1978 Estimation of Average Heterozigosity osumber and Distance from a small Number of Individuals Genetic 89: 583-590.

Ramsey, W.S., P.G. Hatfield., J.D. Wallace and G.M. Soutthward. 1994. Relationship between Ewe and Lamb Forage Intake in Thargee Ewe Nursing Singel and Twin Lamb. Journal Animal Science. Vol. 72 (4). Salako, A. E , 2006. Application of Morphological Indices in the Assessment

of Type and Funtion in Sheep. Int. Journal Morphology. 24 (1): 13-18, 2006.

Saragih, B. 1998 Agribisnis Berbasis Peternakan.Pusat Study Pembangunan Lembaga Penelitian IPB Bogor.

Sambrook, J., E. F. Fritsch and T. Maniatis . 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual 2 nd Ed. Cold Spring Harbour, Cold Spring Laboratory.

Smith and Quinton, H. 1995. Comparison of evaluation Selection System for Maximing Genetic Respon of some Levels in Inbreeding. Animal Sci. vol 73: 2208-2212.

Tillman, A.D, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Hal 161-179.

Warwick, E.J., Maria Astuti, Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widodo, W. dan L. Hakim. 1976. Pemuliaan ternak. Universitas Brawijaya Malang.


(34)

X

LAMPIRAN

Surat Kesediaan CV Mulkindo Perkasa sebagai Pembeli Ternak Domba Jantan


(35)

(1)

olahan Daging

domba

berbagai

umur

di

Laboratoriu

m

Lab.

daging yang

baik.

31

2015

Evaluasi Produk

Kulit olahan

60.000.000

Kulit

domba

berbagai

umur

Experiment

di

Laboratoriu

m

Alat-alat

Lab.

SOP pemilihan

kulit yang baik

32

2015

Pemantapan konsep Good AnimalHusbandr y Practices

30.000.000

Loka-karya/

Round

Table

Studi Kasus

Ruang

pertemuan

dan audio

Visual

SOP

pemeliharaan

domba

Padjadjaran-1

33

2015

Pemantapan

konsep Animal Welfare

30.000.000

Loka-karya/

Round

Table

Syudi Kasus Ruang

pertemuan

dan audio

Visual

SOP

pengangkutan

dan

pemotongan

domba

Padjadjaran-1

34

2016

Manipulasi

Ransum untuk antitress transportasi dan cekaman panas 100.000 Domba Padjadjaran Bahan Pakan Bahan kimia eksperiment al Kandang domba Truk kecil (sewa) Alat analisis kimia Venojack, hemositomet er


(2)

IX

DAFTAR PUSTAKA

Alderson, G. L. H. 1999 . The Development of a system of Liear

Measurement of provide and Assesmet of Type and Function of Beef Cattle. AGRI, 25:45-55. Animal Behavior. 2009. Federal Agriculture Research Centre. Germany.

Bandiati, S.B.K. 1996. Upaya Pemurnian Darah Plasma Nutfah Ayam pelung melalui Evaluasi Genetik dan Analisis Efek Level Polymorphis Gen PIT1 Terhadap sifat Pertumbuhan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Bandiati, S.B.K. 1997. Seleksi Sapi Perah Berdasar Pada Phenotype β-lactoglobulin (alel A dan alel B) dalam pembentukan bibit sapi Perah, menggunakan metoda PCR-RFLP. Report of RIAAP-Japan. Bandiati, S.B.K. and I. Permana. 2009. Genetic Evaluation of Priangan

Sheep Using Multivariate Maternal Genetic Effect and their Variation of Sheep mt-DNA. Journal of Biotechnology in Animal Husbandry. 25 (5-6), pp. 917-924. Belgrade-Serbia.

Bandiati, S.B.K., Dedi Rahmat, Tita Damayanti, Sondi Kuswaryan 2012 Variation of Sheep mt-DNA on the Creating of Dam in villages. Journal of Chiang May University. Chiang May. Thayland.

Bandiati, S.B.K., Deni Andrian, Putu Rosandi . 2011. Kemajuan Genetik Bobot Badan Catatan Berulang Domba Priangan. ZURIAT. Journal Ilmu Pemuliaan. Bandung.

Beigi Nassiri, M.T., Z. Biranvand, T. Hartatik, J. Fayazil and S. 2010 Study of Pit1 GenPolymorphism in the Najdi Cattle Using PCR-RFLP. Method. Journal of Animal and Veterinary Advances. 9:15 pp. 2001-2003. Black, J.L. 1983. Growth and Development of Lambs (dalam Sheep

Production) London. Buttler Worths.

Card, L. E dan M. C. Nesheim, 1972 . Ayam-ayam Lokal di Indonesia , Sifat-sifat Produksi pada Lingkungan yang baik. BPT, Ciawi. Bogor.


(3)

disconnection and the Direct iv Vivo Pituitary effect of Growth Hormone Releasing Peptide 6. Journal of Andrologi Juli, 60 (1): 76-86.

Gilbrait, H. dan A.D. Berry. 1994. Effect of Nature and Synthetic Androgen on GH, Body Composition and Muscle Glocoticoid Receptor in Wether Lambs, dicitat oleh: Indrijani. H., Dudi. , A. Anang. Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan UNPAD.

Groeneveld E., 1998. VCE4 User’s Guide and Reference Manual Version 4.2. Institute of Animal Husbandry and Animal Behaviour, Federal Agricul-tural Research Centre. Germany.

Groeneveld, E., 1999. PEST User’s Manual. Institute of Animal Husbandry and Animal Behaviour, Federal Agricultural Research Centre. Germany.

Guilbert, H. R. Dan Gregory, P. W. 1952. Some Feattures of Growth and Development of Hereford J. Animal Sci., 11:3,

Gunawan, A. 2006. http://www,naeb,iaea.org/nafa/aph/stories/2006-garut

sheep. Html. 11 K . Acces Time at 00.36, Monday May 26th 2009

Hammond, J. 1995. Progress In Fisiology of From Sciencetific Publication. Vol 2.

Hardjosubroto, 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan , P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Heryadi, D., A. Anang, S. Setiadi, Dwi Budinuryanto, H. Hasan, Elli A, Ibrahim Azis, D. Pangesti dan U. Darusman. 2002. Standarisasi Mutu Bibit Domba Garut. Fakultas Peternakan. UNPAD.

Inounu, I, D. Mauluddin dan Subandriyo, 2008. Karakteristik Pertumbuhan Domba Garut dan Persilangannya, Journal Ilmu Ternak dan

Veteriner. 13 (1) : 13-22.

Kinghorn, B. 1992. Principles of Genetic Progress in Animal Breeding, Animal Breeding the Modern Approach. Post Graduate Foundation in Veterinary Science. University of Sidney. Australia.

Kott, R. (2005) Animal & Range Sciences Extension Service, MSU

Extension Service Doug Steele, Vice Provost & Director. Montana State University. USA.


(4)

Legates, J.E. dan Warwick, E.J. 1990. Breeding and Improvement of Farm Animal (eighth edition) Mc. Craw-Hill Publishing Company.

Singapore. Hal. 140-142.

Lynch, M. and B. Walsch. 1999. Genetic and Analyses of Quantitative Traits Sanauer Associetes Inc.

Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dikti. PAU. Bioteknologi. Bogor. Mielenz dan Schüler. 1999. Zuchtwertschätzung. Lehrmaterialien zur

Nutztiergenetik. Institut für Tierzucht und Tierhaltung mit Tierklinik, MLU-Halle Wittenberg.

Nei, M. 1978 Estimation of Average Heterozigosity osumber and Distance from a small Number of Individuals Genetic 89: 583-590.

Ramsey, W.S., P.G. Hatfield., J.D. Wallace and G.M. Soutthward. 1994. Relationship between Ewe and Lamb Forage Intake in Thargee Ewe Nursing Singel and Twin Lamb. Journal Animal Science. Vol. 72 (4). Salako, A. E , 2006. Application of Morphological Indices in the Assessment

of Type and Funtion in Sheep. Int. Journal Morphology. 24 (1): 13-18, 2006.

Saragih, B. 1998 Agribisnis Berbasis Peternakan.Pusat Study Pembangunan Lembaga Penelitian IPB Bogor.

Sambrook, J., E. F. Fritsch and T. Maniatis . 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual 2 nd Ed. Cold Spring Harbour, Cold Spring Laboratory.

Smith and Quinton, H. 1995. Comparison of evaluation Selection System for Maximing Genetic Respon of some Levels in Inbreeding. Animal Sci. vol 73: 2208-2212.

Tillman, A.D, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Hal 161-179.

Warwick, E.J., Maria Astuti, Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widodo, W. dan L. Hakim. 1976. Pemuliaan ternak. Universitas Brawijaya Malang.


(5)

X

LAMPIRAN

Surat Kesediaan CV Mulkindo Perkasa sebagai Pembeli Ternak Domba Jantan


(6)