Prakarya
3
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
3 B. TUJUAN
Mata pelajaran Prakarya secara umum dirancang dengan tujuan membekali siswa agar mampu:
1. mengembangkan kreativitas melalui pembuatan produk berupa kerajinan, rekayasa, budi daya, dan pengolahan yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari; 2.
mengembangkan kreativitas melalui: mencipta, merancang, memodiikasi menggubah, dan merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi
dasar, kewirausahaan, dan kearifan lokal; 3. melatih kepekaan rasa siswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki bersama, rasa keindaha,n dan
toleransi; 4. membangun jiwa mandiri dan inovatif siswa yang berkarakter: jujur,
bertanggungjawab, disiplin, dan peduli; dan 5. menumbuhkembangkan berpikir teknologi dan estetis: cepat, tepat, cekat
serta estetis, ekonomis dan praktis.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya memiliki 4 aspek, yaitu:
1. Kerajinan
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan estetika -
ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan theory of magic and relligy, dan benda fungsional yang
dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat digali dari potensi lokal, seni terap applied art, dan desain
kekinian modernisme dan postmodernisme.
2. Rekayasa
Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh, rekayasa penyambungan balok kayu untuk membuat
susunan konstruksi kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan
4
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
4
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini
memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat
serta berpikir prediktif.
3. Budi daya
Budi daya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu usaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk hidup
agar lebih besartumbuh dan berkembang biak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudi daya. Prinsip pembinaan rasa
dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namu,n dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan
rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budi daya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan
dan menyatukan dengan alam ecosystem menjadi siswa yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
4. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja pengolahan
adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi pangan yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
mengawetkan, dan memodiikasi, sehingga menghasilkan produk pengolahan pangan. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bagi
pengembangan kepribadian siswa adalah pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang dipadukan
dengan pikiran serta prakarya.
Prakarya
5
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
5 A.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan
yang berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya
untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya menyiapkan siswa untuk mengenal potensi yang ada di daerahnya, sehingga dapat mengembangkan
cinta tanah air dan nasionalisme, serta dapat berperan aktif selaku warga masyarakat, warga negara dan warga dunia untuk bertanggung jawab
mengembangkan kearifan lokal Indonesia. Pembelajaran Prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat melalui
aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi budi daya, dan teknologi pengolahan. Prakarya dalam pembelajaran, karya yang dihasilkan dengan
tangan mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat, dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap
terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem, dan perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur
BAB
II
PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PADA
MATA PELAJARAN PRAKARYA
6
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
6
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
kreatiitas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk
kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan, kekurangan gap terhadap masalah maupun objek, dan memproduksi karya
berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak
secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya. Perilaku terampil ini dibutuhkan
dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat. Siswa melakukan interaksi terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya,
untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi, sehingga diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif,
dan kreativitas dari potensi lingkungan. Agar dapat memperoleh pengalaman pembelajaran Prakarya yang
apresiatif dan kreatif dapat diaplikasikan dengan menggunakan pendekatan
saintiik untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berikir logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif. Pendekatan saintiik mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan,
didukung oleh beberapa pendekatan inovatif lainnya, seperti model pembelajaran berbasis penemuanpenelitian discovery learning, model pembelajaran
berbasis masalah problem-based learning, dan model pembelajaran berbasis project project-based learning. Ketiga model tersebut dalam pelaksanaannya
didukung oleh berbagai metode belajar, antara lain: metode kolaborasi, metode belajar individu, metode teman sebaya, metode belajar sikap, metode
permainan, metode belajar kelompok, ataupun metode belajar mandiri. Semua model pembelajaran dan metode belajar tersebut dapat mengaktifkan siswa.
Adapun, dalam memilih model pembelajaran untuk mata pelajaran Prakarya hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
1. Kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Materikonten pembelajaran. 4. Karakteristik siswa tingkat kematangan, perbedaan individu.
5. Ketersediaan sarana dan prasarana media, alat dan sumber belajar. 6. Kemampuan guru dalam sistem pengelolaan dan pengaturan
lingkungan belajar.
Prakarya
7
Buku Guru kelas VIII SMPMTs
7
Sebagai contoh, jika proses pembelajaran ditekankan pada pengenalan dan pemahaman sangat awal, maka model pembelajaran berbasis penemuan
penelitian discovery learning lebih tepat diambil. Ketika pembelajaran dimaksudkan untuk mengenali suatu masalah secara khusus, maka pilihan
model pembelajaran berbasis masalah problem based learning lebih ditekankan. Sedangkan, apabila tujuan pembelajarannya adalah agar siswa
mencapai kapasitas penguasaan pengetahuan dalam praktik secara umum, maka kombinasi ketiga model diperlukan. Proses pembelajaran sebagai proses
penanaman sikap spiritual dan sosial dilaksanakan secara tidak langsung indirect teaching dan langsung direct teaching. Secara tidak langsung
melalui keteladanan dan budaya sekolah, secara langsung melalui pembiasaan, kedisiplinan pengerjaan tugas, diskusi, dan kerjasama kelompok.
Model-model pembelajaran tersebut umumnya akan menghasilkan bermacam-macam lembar kerja yang merupakan hasil bukti belajar
Evidence Based Practice yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian hasil belajar siswa. Adapun, guru sebagai pendidik dan fasilitator hendaknya
mengasah kreativitasnya dalam menggunakan suatu model pembelajaran dan mempersiapkan secara matang, sehingga pembelajaran aktif dengan
pendekatan saintiik dapat berjalan dengan baik.
B. MUATAN LOKAL