Master Plan Model Pendekatan Perencanaan Perencanaan Partisipatif

maupun Kabupat en Kot a agar kepent ingan pemerint ah daerah, pemerint ah pusat , dan publik dapat dit ampung secara sinergis dan harmonis. 4. 2. Pedoman ini digunakan sebagai bahan monit oring dan evaluasi pelaksanaan penyusunan MP-RHL Daerah sehingga t ingkat akunt abilit as penyelenggara dan pelaksana rehabilit asi hut an dan lahan t et ap t erj aga. 4. 3 Pedoman ini memuat prinsip-prinsip dan rambu-rambu umum, unt uk memberi keleluasaan bagi daerah unt uk berinisiat if dalam memaksimumkan kekhasan dinamika set empat agar diperoleh hasil guna t ert inggi.

III. DASAR-DASAR PERENCANAAN 1. Komponen Perencanaan

1. 1. Dipandang sebagai suat u sist em, perencanaan mempunyai lima komponen yang saling berint eraksi, yakni 1 Kondisi obyek perencanaan yang dihadapi, 2 kondisi yang diharapkan pada akhir periode perencanaan, 3 t ingkat penget ahuan dan analisis obyekt if yang dikuasai, 4 lembaga perencana, dan 5 rumusan rencana. 1. 2. Kondisi obyek perencanaan yang dihadapi diperoleh dari cat at an masa lampau hist orical record dan invent arisasi keadaan t erkini. Kondisi ini dit et apkan sebagai t olok ukur awal bagi hasil pelaksanaan rencana di akhir periode perencanaan. 1. 3 Kondisi yang diharapkan disarikan dari aspirasi dan kebut uhan st akeholders sert a dipilih menurut priorit as dan ket erlaksanaannya. Kesenj angan ant ara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan digunakan sebagai landasan penet apan t uj uan penyelenggaraan rehabilit asi hut an dan lahan di suat u daerah. Dengan kat a lain set iap daerah dapat mempunyai rumusan t uj uan rehabilit asi hut an dan lahan dengan kont eks yang lebih spesif ik. 1. 4. Tingkat penget ahuan diident if ikasi dari t ingkat obyekt ivit as dan akurasi analisis pada st akehol ders. Set iap daerah mempunyai t ingkat penguasaan perencanaan masing- masing, sehingga t idak perlu dipaksakan unt uk penyusunan mast erplan yang rumit . 1. 5. Pada proses perencanaan yang part isipat if , lembaga perencana disepakat i bersama oleh st akehol ders. 1. 6. Rumusan rencana merupakan arah, j enis, dan j adwal t indakan yang diperlukan unt uk mendekat i t uj uan.

2. Master Plan

Mast er Plan merepresent asikan rencana makro mempert imbangkan aspek biof isik, sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan dan sumberdaya manusia, sert a sumberdaya pendanaan pada lingkup RHL, bersif at st rat egis, dan menj adi acuan bagi rencana-rencana operasional at au rencana t indakan yang disusun berkenaan dengan obyek RHL yang bersangkut an.

3. Model Pendekatan Perencanaan

3. 1. Model perencanaan adalah pilihan lembaga perencanaan dalam mengekspresikan pendekat annya t erhadap kondisi yang dihadapi, kondisi yang diharapkan, dan penguasaan penget ahuan yang dimiliki st akeholders. Model perencanaan dit engarai dari t iga modus: 1 modus bl ueprint -process cet ak biru, 2 modus comprehensiveness- increment al menyeluruh vs bert ahap, dan 3 modus birokrat -f ungsional. 3. 2. Modus bl ueprint -process cet ak biru merupakan pilihan apakah lembaga perencanaan akan menet apkan rencana yang kaku at au bahkan menet apkan rencana yang set iap saat bisa berubah ket ika keadaan at au aspirasi st akeholder bergant i. 3. 3 Modus comprehensiveness-increment al menyeluruh vs bert ahap merupakan pilihan apakah lembaga perencana menghendaki semua komponen rehabilit asi hut an dan lahan bergerak bersama unt uk memaksimumkan f ungsi produksi, sosial dan perlindungan DAS, at au menghendaki sebat as peningkat an pada komponen yang paling priorit as. 3. 4. Modus birokrat -f ungsional merupakan pilihan apakah lembaga perencanaan menggunakan mekanisme pengambilan keput usan komando at au mekanisme menurut f ungsi yang paling priorit as pada kasus RHL yang dihadapi.

4. Perencanaan Partisipatif

4. 1. Mast er plan rehabilit asi hut an dan lahan menerapkan proses perencanaan part isipat if . Perencanaan part isipat if yang lengkap merupakan penerapan model perencanaan yang bermodus proses, increment al , dan f ungsional. 4. 2. Part isipasi dapat diart ikan sebagai sikap unt uk bekerj a bersama dan berperan set ara. Perencanaan part isipat if yang lengkap hanya dapat dilakukan ket ika t ingkat penget ahuan dan komunikasi st akeholders set ara. Ini memerlukan sikap st akeholder yang mau menyesuaikan t ingkat penget ahuan dan komunikasi t erhadap st akeholder lain. 4. 3. Tingkat part isipat if t erendah adalah diakomodasi-kannya aspirasi st akeholders dalam rehabilit asi hut an dan lahan. 4. 4. Lembaga perencana merumuskan t ingkat dan proses perencanaan part isipat if di dalam dokumen rencana makro.

5. Efektifitas dan Efisiensi