16 ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan
informasi serta strategi yang ditempuhnya.
4. Menulis sebagai Proses
Pembelajaran menulis sebagai suatu proses di Sekolah Dasar mengisyaratkan kepada guru untuk memberikan bimbingan nyata dan terarah
yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Guru dapat memberikan pelatihan atau bimbingan menulis sejak dini untuk membentuk kemampuan
menulis para peserta didiknya. Mudrajad Kuncoro 2009:4, berpendapat bahwa sebenarnya semua orang
memiliki bakat menulis, hanya perlu berlatih dan meningkatkan keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan. Pelatihan dan bimbingan kepada peserta
didik dapat dilakukan oleh guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pramenulis, menulis, pasca menulis,
dan evaluasi. Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami
dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Rofi’uddin dan Darmiyati 1998:76, menguraikan tahapan menulis sebagai
berikut: a tahap pramenulis, b tahap menulis, c tahap merevisi, d tahap mengedit, dan e tahap publikasi.
a. Pramenulis
Pada pramenulis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa
yang akan ditulis dan sistematika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-
17 bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk
memudahkan dalam penulisan. b.
Menulis Pada tahap menulis, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya dalam bentuk tulisan atau draf kasar. Apa yang ada dalam pikiran siswa dituliskan sebagaimana adanya, namun dalam hal ini siswa
juga tetap diarahkan agar senantiasa mematuhi apa yang telah direncanakan pada tahap pramenulis.
c. Merevisi
Pada tahap revisi, siswa membaca ulang draf yang telah disusun kemudian merevisi. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman sekelas untuk
membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan serta untuk mengetahui adanya kekurangan dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan.
d. Mengedit
Pada tahap mengedit, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat yang tidak sesuai
dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki karangan sendiri maupun teman dalam satu kelas.
e. Publikasi
Pada tahap publikasi, siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru dan teman sekelas agar mereka dapat
berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurna.
18 Ketika menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan cara
menghubungkan kalimat secara utuh dan padu untuk membentuk sebuah paragraf serta menuangkannya pada tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan
pustaka untuk mendukung tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang jelas.
Dalam kajian di atas, menulis teks percakapan juga memerlukan proses. Siswa menjadi partisipan aktif diseluruh tahapan menulis proses pramenulis,
draf, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi sehingga siswa memahami betul apa yang ditulisnya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menulis