~ 3 ~
Meski pemanasan global tetap akan terjadi di masa depan yang ditunjukan oleh model-model IPCC, manusia tetap tidak akan mampu
untuk berbuat banyak dalam menghadapi fenomena tersebut. IPCC telah mengabaikan proyeksi-proyeksi iklim dari para astrofisik
tentang pendinginan global. Perbedaan pandangan antara pihak-pihak yang skeptis terhadap laporan
IPCC tentang perubahan iklim dan hipotesis AGW ini semakin memuncak. Pada Konferensi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa United Nations Framework Convention on Climate Change di Bali pada tahun 2007 sejumlah ilmuwan menandatangani surat terbuka yang
ditujukan kepada Sekjen PBB, Ban Ki-Moon. Dalam surat terbuka yang disampaikan oleh beberapa ilmuwan yang skeptis terhadap laporan IPCC
disebutkan:
The United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC has issued increasingly alarming conclusions
about the climatic influences of human-produced carbon dioxide CO
2
, a non-polluting gas that is essential to plant photosynthesis. While we understand the evidence that has
led them to view CO
2
emissions as harmful, the IPCCs conclusions are quite inadequate as justification for
implementing policies that will markedly diminish future prosperity. In particular, it is not established that it is
possible to significantly alter global climate through cuts in human greenhouse gas emissions. On top of which, because
attempts to cut emissions will slow development, the current UN approach of CO
2
reduction is likely to increase human suffering from future climate change rather than to decrease
it.
3
Lalu, apa sebenarnya yang menjadi dasar perbedaan pendapat ini dan mengapa perbedaan pendapat ini terjadi? Benarkah pemanasan global ini
terjadi? Benarkah manusia sebagai penyebab semakin parahnya pemanasan global? Tulisan ini akan memberikan uraian mengenai pandangan beberapa
ilmuwan yang skeptis terhadap laporan IPCC tentang perubahan iklim.
II. Pandangan Skeptis terhadap Perubahan Iklim
2.1 Pandangan Don Aitkin tentang Perubahan Iklim dan IPCC
3
Surat terbuka yang ditujukan kepada Sekjen PBB, Ban Ki-Moon ketika Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim UNFCCC di Bali tahun 2007. Ditandatangani antara
lain oleh Don Aitkin, PhD dan Timothy F. Ball, PhD.
~ 4 ~
Don Aitkin, seorang ilmuwan di bidang sejaran dan politik dari Planning Institute of Australia, merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang
memiliki pandangan skeptis terhadap laporan Intergovernmental Panel on Climate
Change IPCC mengenai perubahan iklim. Aitkin lebih
menitikberatkan kepada ketidakpercayaannya terhadap pernyataan bahwa aktivitas manusia telah menyebabkan pemanasan global dalam beberapa
tahun terakhir. Pernyataan ini disebut dengan istilah pernyataan Anthropogenic Global Warming AGW. Isi dari pernyataan AGW tersebut
yaitu sebagai berikut:
Human activity in burning coal and oil, and clearing forests has, over the past century, put an enormous amount of carbon dioxide into the
atmosphere where it has combined with water vapour and other gases like methane to increase global temperatures in an
unprecedented way. The evidence that this has occurred is clear-cut, and the increase in temperature will have, according to our computer
models, dire effects on the planet, causing the melting of polar ice, the raising of sea levels, droughts, floods, storms and desertification. We
must put an end to this prospect by changing our way of life lest
catastrophe strike us. It may already be too late.
4
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa para ilmuwan yang terlibat dalam IPCC cenderung terlalu percaya diri dan pasti di tengah tidak adanya
argumen dan data yang meyakinkan, terlalu berpedoman pada model-model yang dibuat, dan paniknya media massa terhadap isu pemanasan global yang
menggambarkan manusia sebagai aktor utama dalam perusakan habitat dirinya sendiri dan sebagai makhluk yang pantas untuk menerima hukuman
atas tindakannya itu. Berkenaan dengan pernyataan tersebut, Aitkin memberikan tanggapannya dalam beberapa hal sebagai berikut:
Apakah planet bumi ini benar-benar memanas? Apakah pemanasan di abad 20 sesuatu yang belum pernah terjadi
sebelumnya? Apakah pemanasan global diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar
fossil, penebangan hutan, dan aktivitas manusia lainnya? Apakah pemanasan global akan menyebabkan peningkatan muka air
laut yang membahayakan? Penggunaan metode modelling untuk memperkirakan iklim di masa
depan Keengganan untuk mengakui ketidakpastian
Apakah perlu mengubah cara dan pola hidup manusia untuk menghindari bencana yang jauh lebih besar.
Pertama, IPCC menyatakan bahwa rata-rata peningkatan temperatur bumi selama abad 20 diperkirakan mencapai 0.6ºC ± 0.2ºC. Perkiraan ini
4
“A Cool Look at Global Warming”, Don Aitkin.
~ 5 ~
berdasarkan pengukuran dekat dengan permukaan bumi. Angka ini merupakan suatu rata-rata temperatur global yang bukan pengukuran
sebenarnya, melainkan hanya sebuah konstruksi. Aitkin pun menyatakan bahwa bumi cenderung mengalami fenomena pemanasan semenjak 150
tahun yang lalu dan berlangsung seterusnya hingga saat ini dalam pola yang tidak beraturan. Pemanasan telah terjadi dalam dua periode yaitu periode
tahun 1910 dan 1940, kemudian pada tahun 1975 hingga 1998. Sejak tahun 1998 peningkatan temperatur tidak terus berlangsung. Artinya bahwa telah
terjadi periode panas dan dingin di masa Christian. Aitkin memandang bahwa hasil perkiraan IPCC tentang temperatur bumi ini terkait dengan
metode pengukuran yang IPCC pergunakan. IPCC memilih data yang lebih baik untuk menggambarkan fenomena pemanasan global, seperti dalam
laporan terakhirnya bahwa IPCC men-diskredit-kan pengukuran berbasis satelit, mungkin saja karena angka yang dihasilkan lebih rendah dari yang
diinginkan.
Kedua, bukti-bukti menyatakan bahwa pemanasan bumi telah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Suhu bumi berkisar antara 4 derajat Celcius di zona
temperate dan lebih dari 4 derajat Celcius di Arktik. Pada tahun 1850 hingga 1940 terjadi kenaikan suhu bumi sekitar 0,5 derajat Celcius. Kemudian, pada
tahun 1940 sampai dengan 1998 terjadi kenaikan suhu bumi sebesar 0,2 derajat Celcius yang artinya berlangsung selama 58 tahun. Sementara,
periode tahun 1998 sampai 2006 tidak terdapat indikasi adanya pemanasan suhu bumi. Saat ini, suhu bumi kembali meningkat seperti pada tahun 1900-
an.
Dengan demikian, fenomena pemanasan suhu bumi ini merupakan kejadian alami dan membentuk siklus 1500-an tahun. Siklus iklim tersebut ditemukan
pada tahun 1984 di Greenland dan Gletser Vostok Antartika. Artinya bahwa perubahan iklim adalah bukan fenomena baru dan hal ini sudah pernah
terjadi di masa lalu . Pemanasan suhu bumi akan selalu terjadi setiap 1500 tahun. Kondisi saat ini merupakan gambaran pemanasan suhu bumi yang
terjadi serupa dengan kejadian tahun 1850.
Ketiga, manusia mungkin merupakan penyebab pemanasan ini terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa pemanasan di belahan bumi utara
Northern Hemisphere dengan populasi manusia yang jauh lebih besar lebih nyata dibandingkan di belahan bumi selatan Southern Hemisphere. Namun,
hubungan antara pemanasan dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer secara statistik tidak begitu kuat. Laporan IPCC terbaru
menunjukkan ketidakmampuan menjelaskan fenomena pemanasan yang terjadi pada tahun 1976 sampai 1998. Oleh karenanya, IPCC mengklaim
bahwa pemanasan itu disebabkan oleh emisi karbon dioksida manusia. Namun, IPCC pun tidak dapat menjelaskan mengapa lebih dari setengah
pemanasan suhu terjadi sebelum tahun 1940, sebelum Revolusi Industri mengubah standar hidup manusia dan menyebabkan emisi karbon dioksida
meningkat.
~ 6 ~
Aitkin menjelaskan bahwa tidak ada hubungan linear antara meningkatnya kadar karbon dioksida dengan tingginya suhu udara global di abad 20.
Meskipun tingkat karbon dioksida meningkat dalam beberapa abad terakhir, suhu bumi tetap tidak mengalami perubahan signifikan. Pengukuran suhu
yang dilakukan IPCC tidak mendukung teori efek gas rumah kaca. Model iklim global yang dirancang oleh IPCC
hanya menggambarkan sebuah hot- spot
di troposfer sekitar km di atas permukaan bumi. Keempat, laporan IPCC memperkirakan akan terjadinya peningkatan tinggi
muka air laut sekitar 2-3 mm per tahun di abad 21. Perkiraan ini didasarkan pada pengukuran satelit dan model yang dirancang oleh IPCC. Artinya,
berdasarkan perkiraan ini akan menyebabkan bertambahnya tinggi muka air laut sebesar 30 cm selama abad 21. IPCC memperkirakan akan banyak pulau-
pulau yang akan terendam akibat meningkatkan tinggi muka air laut ini.
Aitkin memandang bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan hubungan antara pemanasan global dengan mencairnya es di kutub yang menyebabkan
meningkatnya muka air laut. Sebaliknya, bukti-bukti menunjukkan bahwa Antartika menjadi lebih dingin dan semakin banyaknya bongkahan-
bongkahan es terbentuk. Pemanasan dikatakan terjadi di belahan utara bumi Northern Hemisphere, namun fenomena itu pun sudah pernah terjadi di
masa lalu sebelum adanya aktivitas pembakaran batubara dan minyak. Aitkin menyimpulkan bahwa mencairnya es di kutub tidak memberikan dampak
terhadap tinggi muka air laut.
Kelima, Aitkin mempertanyakan tentang penggunaan komputer dalam modelling perkiraan iklim bumi di masa depan yang dilakukan oleh IPCC.
Model iklim yang dibuat tidak dapat menggambarkan secara nyata kondisi iklim yang sebenarnya. Model hanyalah sebuah model yang tidak mampu
mengungkapkan kenyataan dan bukti-bukti yang kuat tentang perubahan iklim. Aitkin pun menyayangkan para ilmuwan IPCC yang sangat tergantung
tergantung hasil modelling tersebut.
Sikap ketergantungan ilmuwan terhadap model perkiraan iklim yang dibuat menyebabkan tumbuhnya keengganan para ilmuwan dalam menerima
ketidakpastian. Hal ini merupakan faktor keenam yang menurut Aitkin mempengaruhi cara pandang ilmuwan terhadap perubahan iklim.
Terakhir, temperatur atmosfer bumi dapat dikatakan memanas, namun sebenarnya fenomena itu telah berlangsung sekian lama. Dalam surat
terbuka untuk Sekretaris Jenderal Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang ditandatangani oleh sejumlah individu yang skeptis terhadap
perubahan iklim
– termasuk Aitkin – menyatakan bahwa manusia tidak perlu melawan fenomena pemanasan global yang terjadi saat ini. Aitkin dan
sejumlah ilmuwan mengungkapkan bahwa untuk menghadapi perubahan iklim ini, masyarakat dunia justru seharusnya beradaptasi, tetapi bukan
berarti melarang modernisasi yang tengah berlangsung dan cara-cara yang rasional.
~ 7 ~
Sumber: Avery, D.T. 2008
Gambar 2.1 Pola Temperatur selama hampir 12,000 tahun yang lalu di bumi belahan utara Northern Hemisphere atas dan rata-rata temperatur dunia
sejak 1860-2000 bawah.
~ 8 ~
Sumber: Avery, D.T 2008
Gambar 2.2 Hubungan antara Jumlah Sunspot dengan Suhu Permukaan Laut atas dan Radiasi Sinar Matahari dengan Suhu Permukaan Air Laut bawah.
~ 9 ~
2.2 Pandangan Dennis T. Avery tentang Perubahan Iklim