166
terbesar dibandingkan golongan rumahtangga lainnya di Jawa-Bali sebagai akibat adanya shock pada output sektor konstruksi jalan dan jembatan serta di Sumatera.
Sebaliknya, guncangan output 1 unit moneter pada sektor konstruksi jalan
dan jembatan di Jawa-Bali Lampiran 26 dan Gambar 38 menyebabkan kenaikan pendapatan di Sumatera sebesar 0.0814 unit moneter yang di distribusikan ke
rumahtangga buruh tani sebesar 0.0032 unit moneter, rumahtangga pengusaha tani sebesar 0.0133 unit moneter, rumahtangga golongan rendah di desa 0.0232 unit
moneter, rumahtangga golongan atas desa 0.0153 unit moneter, rumahtangga golongan rendah di kota 0.0154 unit moneter, dan rumahtangga golongan atas
kota 0.0110 unit moneter. Rumahtangga golongan rendah desa di Sumatera yang memperoleh kenaikan pendapatan terbesar akibat adanya shock pada sektor
konstruksi jalan dan jembatan dan sektor-sektor lain di Jawa-Bali.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 38. Multiplier Pendapatan Rumahtangga Sumatera inter-
regional Akibat Guncangan Output di Jawa-Bali
7.3. Analisis Spill-over dan Efek Total
Robert D 1998, dalam kajian ekonomi regional mengenai keterkaitan wilayah perkotaan dan pedesaan menjelaskan bahwa analisis dekomposisi
multiplier terbagi menjadi dua bagian, yakni analisis dekomposisi multiplier
0.021 0.098
0.172 0.12
0.117 0.084
0.607
0.013 0.024
0.016 0.016
0.012 0.081
0.003 0.2
0.4 0.6
0.8
Buruh Tani Pengusaha
Tani RT Rendah
Desa RT Atas
Desa RT Rendah
Kota RT Atas
Kota Total Rumah
Tangga Transportasi dan komunikasi terbesar
Konstruksi Jalan dan Jembatan
167
intra-regional dan analisis dekomposisi multiplier inter-regional. Spillover effect
dan total effect dapat diperoleh dengan menggunakan analisis dekomposisi multiplier.
Analisis dekomposisi multiplier intra-regional mengandung makna tentang pengaruh efek berantai dari guncangan output shock sektor produksi pada
suatu wilayah terhadap perekonomian wilayah itu sendiri, sedangkan analisis dekomposisi multiplier inter-regional menjelaskan pengaruh shock yang terjadi
pada sektor produksi di suatu wilayah terhadap perekonomian wilayah lain. Pengaruh atau efek total yang terjadi akibat shock output sektor produksi
berlangsung melalui 3 tahapan yakni Own effect yang menunjukkan pengaruh shock
output pada wilayah sendiri, open loop effect menunjukkan pengaruh guncangan output dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, dan closed loop effect
menunjukkan pengaruh guncangan output yang kembali dari wilayah lain ke wilayah blok neraca awal. Efek total intra-regional terjadi melalui dua tahapan
yaitu own effect dan closed loop effect, sedangkan efek total inter-regional terjadi melalui tahapan open loop effect dan closed loop effect.
Berdasarkan analisis IRSAMJASUM 2007, ketergantungan sektor-sektor terhadap sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera cukup besar. Shock
pada sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera sebesar 1 unit moneter memberikan efek total multiplier intra dan inter-regional sebesar 6.539 unit
moneter gambar 39. Berdasarkan analisis dekomposisi multiplier, total efek sebesar 6.539 unit moneter tersebut terdistribusikan untuk mendorong kegiatan
produksi atau sektor-sektor di wilayah sendiri Sumatera self generate efek total intra-regional
di Sumatera sebesar 4.422 unit moneter yang bersumber dari injeksi awal sebesar 1 unit moneter, own effect sebesar 3.140 dan close loop effect
168
sebesar 0.255, serta kegiatan sektor konstruksi jalan dan jembatan yang mempengaruhi perekonomian Jawa-Bali efek total inter-regional sehingga
terjadi limpahan spill-over sebesar 2.117 unit moneter yang bersumber dari open loop effect
sebesar 2.018 dan close loop effect sebesar 0.099 Lampiran 27.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 39. Analisis Spill-over dan Efek Total Sumatera Tahun 2007
Ketergantungan interdependency sektor-sektor terhadap sektor pertanian tanaman pangan dan tanaman lainnya di Sumatera sangat besar, dibuktikan besar
efek total multiplier intra dan inter-regional 7.185 unit moneter bila terjadi shock
di sektor pertanian tanaman pangan dan tanaman lainnya di Sumatera dan paling besar dibandingkan bila guncangan di sektor lain Sektor yang memberi
efek total multiplier terbesar kedua di Sumatera adalah sektor jasa pemerintahan dan jasa lainnya, serta terbesar ketiga sektor industri makanan, minuman, dan
tembakau yang masing-masing 7.072 unit moneter dan 7.067 unit moneter. Lampiran 28 menunjukkan shock pada sektor konstruksi jalan dan jembatan
di Jawa-Bali sebesar 1 unit memberikan efek total multiplier intra dan inter- regional
6.128 unit moneter Gambar 38. Berdasarkan analisis dekomposisi multiplier
, total efek sebesar 6.128 unit moneter terdistribusikan pada dorongan
4.99
2.19 7.18
4.42 2.12
6.54
1 2
3 4
5 6
7 8
Dtot Intra-Regional Dtot Inter-regional
Ef ek Total Multiplier Pertanian tanaman pangan dan tanaman lain terbesar2
Konstruksi Jalan dan Jembatan
169
kegiatan produksi atau sektor-sektor di wilayah sendiri Jawa-Bali self generate efek total intra-regional sebesar 5.489 unit moneter yang bersumber dari injeksi
awal 1 unit, own effect 4.062 dan close loop effect 0.266, serta kegiatan sektor konstruksi jalan dan jembatan yang mempengaruhi perekonomian Sumatera efek
total inter-regional sehingga terjadi spill-over sebesar 0.639 unit moneter yang
bersumber dari open loop effect 0.608 dan close loop effect sebesar 0.031.
Sumber: IRSAMJASUM 2007 diolah Gambar 40. Analisis Spill-over dan Efek Total Jawa-Bali
Sama halnya dengan Sumatera, shock pada output sektor pertanian tanaman pangan dan tanaman lainnya di Jawa-Bali sebesar 1 unit memberikan efek total
paling besar dibandingkan bila terjadi guncangan di sektor lain yaitu sebesar 7.377 unit moneter. Sektor kedua yang memberikan efek total terbesar di Jawa-
Bali adalah jasa pemerintahan dan jasa lainnya sebesar 7.086 unit moneter serta sektor peternakan dan perikanan sebesar 6.914 unit moneter.
Dampak limpahan spill-over effect dari Jawa-Bali ke Sumatera relatif sangat kecil hanya berkisar 10.43 persen dari dampak limpahan dari Sumatera ke
Jawa-Bali, mengandung arti bahwa dampak yang terjadi dengan pemberian shock pada sektor jalan dan jembatan di Jawa-Bali sebagian besar dirasakan dampaknya
di Jawa-Bali saja dan hanya sebagian kecil dilimpahkan ke Sumatera. Kondisi ini
170
sejalan dengan kontribusi PDRB pulau Sumatera terhadap nasional yang cenderung mengecil BPS, 2009. Demikian pula dengan rata-rata PDRB per
kapita pulau Sumatera yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pulau Jawa- Bali bahkan dengan pulau Sulawesi atau pulau Kalimantan Farid dan Irawan,
2007 . Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan
regional yang semakin melebar antara pulau Jawa-Bali dengan pulau Sumatera.
BAB VIII. ANALISIS JALUR STRUKTURAL
Analisis jalur struktural atau structural path analysis SPA digunakan untuk menganalisis jalur transmisi dari adanya injeksi shock yang terjadi pada
suatu neraca dalam penelitian ini sektor konstruksi jalan dan jembatan sampai kepada neraca tujuan neraca rumahtangga dalam kerangka SAM Social
Accounting Matrix. Dalam penelitian ini, jalur transmisi yang dianalisis dibatasi hanya pada transmisi yang memberikan besaran jalur struktural dampak
langsung direct effect yang cukup signifikan yaitu diatas nilai 0.1 persen. Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan program MATS Matrix Accounts
Transformation System diperoleh hasil bahwa analisis SPA pada sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera memberikan dampak langsung direct
effect diatas 0.1 persen terhadap rumahtangga di Sumatera maupun rumahtangga di Jawa-Bali. Sementara itu shock terhadap sektor konstruksi jalan dan jembatan
di Jawa-Bali hanya memberikan dampak signifikan pada rumahtangga di Jawa- Bali saja nilai direct effect diatas 0.1 persen, sedangkan dampak terhadap
rumahtangga di Sumatera sangat kecil dibawah 0.1 persen.
8.1. Analisis Jalur Struktural Pulau Sumatera