Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT

(Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

JUWITA S. MANULLANG

110304096

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT

(Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

JUWITA S. MANULLANG

110304096

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Meraih Gelar Sarjana Pertanian

di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir.Lily Fauzia, M.Si) (Ir. M.Jufri, M.Si) NIP. 196308221988032003 NIP:196011101968031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

JUWITA SARI MANULLANG (110304096/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi ‘PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT STUDI KASUS DI DESA

PANTAI PERCUT, KEC PERCUT SEI TUAN, KAB. DELI SERDANG”.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 dengan dibimbing oleh Ir.Lily Fauzia,M.Si dan Ir.M.Jufri,M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaahui kegiatan pelelangan ikan, untuk mengetahui pendapatan pedagang hasil laut, untuk menganalisis pengaruh factor social ekonomi (Umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian.

Penentuan daerah dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki dermaga penjualan hasil laut sekaligus restaurant apung dimana pengunjung dapat menikmati hasil laut yang sudah di olah. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Simple random sampling sebanyak 30 pedagang hasil laut. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsungg dari sumbernya dengan cara mewawancarai dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pelelangan ikan dan hambatan atau kendala pedagang hasil laut yaitu menggunakan deskriptif, tujuan menghitung pendapatan pedagang menggunakan rumus, dan untuk mengetahui faktor sosial ekonomi (umur, jumlah tanggungan keluarga,pengalaman, pendidikan formal dan modal ) menggunakan analisis regeresi linear berganda.

Hasil pene;itian menyimpulkan bahwa kegiatan pelelangan ikan di TPI dimulai dari pagi hari sampai sore hari, Rata-rata pendapatan pedagang Rp. 5.238.212 > Rp.2.015.000 itu artinya total pendapatan bersih pedagang lebih tinggi dari upah minimum kabupaten, dari F tabel 3,655 < 2,621 maka H1

diterima. Berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Uji t variabel yang berpengaruh nyata, dan berdasarkan uji R-square bahwa adanya pengaruh 43,2% terhadap variabel terikat. Beberapa hambatan pedagang sepinya di hari biasa dan ikan yang mudah busuk.

Kata kunci : Kegiatan pelelangan, pendapatan,analisis linear berganda, Kendala atau hambatan pedagang


(4)

RIWAYAT HIDUP

Juwita Sari Manullang lahir di Pematangsiantar, pada tanggal 24 mei

1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara dan seorang putri dari

Ayahanda Sy Manullang dan Ibunda Dermawan Siregar.

Jenjang Pendidikan

1.

Taman kanak-kanak di TK Swasta Yayasan Sandi Putra Telkom

Pematangsiantar tahun 1998 dan lulus tahun 1999.

2.

Sekolah Dasar di SD Perguruan Masyarakat Rakyat

Pematangsiantar, masuk 1999 dan lulus pada tahun 2005.

3.

Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta Yayasan Perguruan

Sultan Agung Pematangsiantar, masuk tahun 2005 dan lulus

pada tahun 2008.

4.

Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta Yayasan Perguruan

Sultan Agung Pematangsiantar, masuk tahun 2008 dan lulus

pada tahun 2011.

5.

Tahun 2011 masuk di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian

Masuk Bersama tertulis.

6.

Melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada bulan

Agustus-September 2014 di Kelurahan Kampung Lama,

Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

7.

Melaksanakan Penelitian pada bulan Maret 2015 di Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Pengalaman Berorganisasi

1.

Pengurus Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(IMASEP) Universitas Sumatera Utara


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh faktor social terhadap pendapatan pedagang hasil laut di Percut Sei Tuan. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalama menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dalam bentuk dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan membangun yang disampaikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir.Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir.M.Jufri, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan pengetahuan selama masa perkuliahan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf akademik dan pegawai di Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Orangtua Tercinta Ayahanda Syahruddin Manullang dan Ibunda Dermawan Siregar serta abang tersayang Syahdan Saputra Manullang dan kakak tersayang Deswita Manullang serta Seluruh Keluarga Besar yang selalu mendoakan, memberi motivasi, kasih sayang dan dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kekasih tercinta Muhammad cahyadi yang telah memberikan bantuan, semangat, dukungan, dan motivasi selama penelitian hingga skripsi selesai. 7. Sahabat-sahabat tersayang Nidya Diani, Finka Adisti Nasution, Noviarny

Sumarlan, Faqita Iqlima Putry, Karina Shafira, Fadiah Atikah, Sonia Ramadhani dan Astri Andani yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi.

8. Sahabat-Sahabat tercinta Ayu Andira , Wan Fitri Marissa , Farida Hanum , dan Widiyana Reden yang telah memberikan dukungan semangat dan motivasi.

9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Agribisnis dan PKP stambuk 2011 yang telah memberikan motivasi, kebahagian, kesedihan serta semangat dalam masa perkuliahan. Senang bisa mengenal kalian satu sama lainnya.


(7)

10.Para pedagang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dalam melaksanakan penelitian.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak sekali lagi kepada seluruh pihak di atas dan mendoakan agar Allah SWT membalas budi baik mereka dengan memberikan pahala yang berlipat ganda dan memudahkan segala urusan mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh karenanya penulis mengharapkan kritik, masukan dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan berharap skripsi ini

bermanfaar bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin Ya Rabbal’alamin.

Medan, Agustus 2015


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Pendapatan ... 12

2.2.2 Biaya ... 14

2.2.3 Penerimaan ... 15

2.3 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Pedagang ... .16

2.4 Penelitian terdahulu ... 17

2.5 Kerangka Pemikiran ... 18

2.6 Hipotesis Penelitian... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4 Metode Analisis Data ... 22

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 24

3.5.1 Definisi ... 24


(9)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

4.1.1 Letak Geografis,Batas dan Luas wilayah ... .26

4.1.2 Pola Penggunaan Lahan ... .27

4.1.3 Keadaan Penduduk ... .28

4.2 Karakteristik Sampel ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kegiatan-Kegiatan Pelelangan Ikan ……….…34

5.2 Pendapatan Pedagang Hasil Laut ... 36

5.3 Pengaruh faktor Sosial Ekonomi terhadap pendapatan ... 38

5.4 Kendala atau Hambatan Pedagang Hasil Laut ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul Hal

Tabel 1 Penggunaan Lahan Desa Pantai Percut 2014 27

Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Pantai Percut 2014 28

Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut Umur Desa Pantai Percut 2014 29 Tabel 4 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa

Pantai Percut 2014 30

Tabel 5 Ditribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Pantai Percut

2014 31

Tabel 6 Karateristik Pedagang Sampel di Desa Percut 32 Tabel 7 Rata-Rata Total Biaya Pedagang Hasil laut di Daerah Penelitian 37 Tabel 8 Penerimaan , Total Biaya Produksi dan Pendapatan Bersih

Pedagang Hasil Laut per Pedagang/Bulan 37 Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Sosial


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 Skema Kerangka Pemikiran 19

2 Hasil Laut yang akan di Jual 34

3 Pedagang yang mengikuti Pelelangan ikan 35 4 Tempat Pelelangan Ikan 35 5 Tempat Pedagang berjualan 36


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian

1 Karakteristik Sosial dan Ekonomi Responden

2 Biaya Penyusutan

3 Biaya Variabel

4 5

Pendapatan pedagang hasil laut Total Biaya

6 Hasil Olahan SPSS Pada faktor Sosial dan Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang hasil laut


(13)

ABSTRAK

JUWITA SARI MANULLANG (110304096/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi ‘PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG HASIL LAUT STUDI KASUS DI DESA

PANTAI PERCUT, KEC PERCUT SEI TUAN, KAB. DELI SERDANG”.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 dengan dibimbing oleh Ir.Lily Fauzia,M.Si dan Ir.M.Jufri,M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaahui kegiatan pelelangan ikan, untuk mengetahui pendapatan pedagang hasil laut, untuk menganalisis pengaruh factor social ekonomi (Umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian.

Penentuan daerah dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki dermaga penjualan hasil laut sekaligus restaurant apung dimana pengunjung dapat menikmati hasil laut yang sudah di olah. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Simple random sampling sebanyak 30 pedagang hasil laut. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsungg dari sumbernya dengan cara mewawancarai dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pelelangan ikan dan hambatan atau kendala pedagang hasil laut yaitu menggunakan deskriptif, tujuan menghitung pendapatan pedagang menggunakan rumus, dan untuk mengetahui faktor sosial ekonomi (umur, jumlah tanggungan keluarga,pengalaman, pendidikan formal dan modal ) menggunakan analisis regeresi linear berganda.

Hasil pene;itian menyimpulkan bahwa kegiatan pelelangan ikan di TPI dimulai dari pagi hari sampai sore hari, Rata-rata pendapatan pedagang Rp. 5.238.212 > Rp.2.015.000 itu artinya total pendapatan bersih pedagang lebih tinggi dari upah minimum kabupaten, dari F tabel 3,655 < 2,621 maka H1

diterima. Berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Uji t variabel yang berpengaruh nyata, dan berdasarkan uji R-square bahwa adanya pengaruh 43,2% terhadap variabel terikat. Beberapa hambatan pedagang sepinya di hari biasa dan ikan yang mudah busuk.

Kata kunci : Kegiatan pelelangan, pendapatan,analisis linear berganda, Kendala atau hambatan pedagang


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung sumber daya ikan yang sangat banyak dari segi keanekaragaman jenisnya dan sangat tinggi dari segi tingkat kesuburan. Sub sektor perikanan yang merupakan kemungkinan potensial yang sangat luas sekali. Kalau kemungkinan tersebut digunakan sebaik-baiknya maka kebutuhan pokok rakyat akan terpenuhi (Djojohadikusumo, 2001).

Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian, dimana manusia mengusahakan sumberdaya alam perikanannya secara lestari guna mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umat manusia (Ilyas dan Cholik, 1992).

Pembangunan sub sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani ikan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Sedangkan sasaran pembangunan yang ingin dicapai pada tahun 2004 adalah perolehan devisa sebesar US$ 4,69 Milyar, produksi sebesar 6,65 juta ton, konsumsi ikan 22,87 kg/kapita/tahun dan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 354,56 ribu orang. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan tersebut, strategi yang dikembangkan adalah peningkatan daya saing komoditi perikanan melalui pengembangan di bidang penangkapan dan budidaya ikan yang didukung dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta pemberian


(15)

kesempatan yang sama pada seluruh pelaku usaha di bidang perikanan (Wahyono, 2000).

Produksi perikanan tahun 1998 tercatat sebesar 4,5 juta ton, yaitu 3,5 juta ton produksi perikanan laut dan 1,0 juta ton produksi perikanan darat. Dibandingkan tahun 1997, produksi perikanan tahun 1998 mengalami penurunan sebesar 2,49 %. Penurunan produksi ini lebih banyak disebabkan karena menurunnya produksi perikanan laut yaitu sebesar 3,41 %. Tetapi pada tahun 1999, produksi perikanan mengalami peningkatan 11,29 % dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 5,0 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2000).

Sub sektor perikanan merupakan sub sektor yang berpotensi sangat besar untuk dikembangkan, disamping karena ketersediaan sumber dayanya yang cukup besar juga karena potensi pasarnya yang cukup tinggi, dan sub sektor ini menyangkut kebutuhan hidup orang banyak. Permintaan akan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Dalam pembangunan perikanan nasional ada lima tujuan yang harus dicapai, yaitu: (1) pemenuhan kebutuhan konsumsi produk perikanan untuk dalam negeri: (2) peningkatan perolehan devisa: (3) peningkatan produksi perikanan sesuai dengan potensi lestari dan daya dukung lingkungan: (4) pemeliharaan kelestarian stok ikan dan daya dukung lingkungannya: dan (5) peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani ikan. Secara umum pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut masuk dalam kategori rendah. Hal ini terjadi karena produksi perikanan nasional lebih dari 80% disumbangkan oleh perikanan rakyat yaitu nelayan dengan perahu tanpa motor dan petani ikan dengan system budidaya tradisional (Mulyadi, 2005).


(16)

Rendahnya tingkat pendidikan, keterampilan dan peralatan yang dimiliki oleh nelayan menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan dan tingkat produktivitas, karena tidak ada penyesuaian dengan tingkat teknologi yang menyebabkan tingkat pendapatannya rendah, sehingga kehidupan nelayan semakn tua semakin berat yang ditanggung (Emerson, 1979).

Untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara optimal dan lestari masih terdapat banyak kendala yang dihadapi, terutama menyangkut permodalan dan sistem perbankan yang belum kondusif bagi investasi usaha penangkapan ikan di laut, sistem perizinan yang kurang efisien dan cenderung mempersulit, sistem charter kapal asing yang cenderung merupakan lahan bagi pencarian ikan di laut, penangkapan ikan dengan menggunakan cara yang merusak sumberdaya dan habitatnya, pelayanan di pelabuhan perikanan yang dapat mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, tidak terpadunya rencana tata ruang di wilayah laut dan kurang tegasnya penegakan hukum dan peraturan di laut serta penyalagunaan perizinan dan pengawasan kapal-kapal asing (www.dkp.go.id)

Daerah penangkapan nelayan (fishing ground) tergantung pada besar kecilnya kapal, alat tangkap dan jenis ikan laut yang akan ditangkap. Nelayan yang menggunakan kapal tanpa motor (perahu) umumnya melakukan penangkapan ikan laut di pinggir pantai/sekitar pantai. Sedangkan nelayan yang menggunakan kapal motor <5 GT melakukan penangkapan setelah kapal berlayar ke arah tengah laut sejauh 100 meter dari pantai dan daerah penangkapan rata-rata sejauh 5.760 meter. Nelayan yang mengguanakan kapal motor >5 GT melakukan penangkapan


(17)

setelah kapal bergerak ke tengah laut sejauh 500 m dari pantai dan daerah penangkapan rata-rata sejauh 28.800 meter (Simanjuntak, 2002).

Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum diketahui sejauh mana dan bagaimana proses dan wujud peranan pasar yang akan menimbulkan suatu perubahan di bidang ekonomi pedagang (Ikram, 1990).

Dalam penjualan hasil tangkapan sering terjadi perbedaan harga pada tingkat nelayan dengan harga pada tingkat konsumen. Perbedaan ini kadang-kadang sangat besar dimana harga tingkat nelayan lebih rendah, sedangkan harga ikan di tingkat konsumen lebih tinggi atau mahal. Biaya dari tangan produsen ke tangan konsumen disebut sebagai biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang besar disebabkan antara lain oleh panjangnya rantai pemasaran atau banyak pedagang perantara yang terlibat di dalamnya. Produk ikan, merupakan komoditi yang bersifat mudah/cepat busuk sehingga resiko yang dihadapi oleh para pelaku tataniaga besar. Biaya ini pada umumnya dibebankan ke dalam biaya tataniaga.

Pada saat ini Desa Pantai Percut merupakan tempat pendaratan ikan yang masih aktif di pantai timur Propinsi Sumatera Utara dan sangat strategis tempatnya berkenaan dengan banyaknya makanan ikan yang dekat dengan daerah-daerah penangkapan. Maka Dirjen Perikanan memutuskan untuk memusatkan kegiatan tangkahan yang ada dengan menyediakan semua fasilitas umum dari suatu tempat pelelangan ikan (TPI). Pelabuhan ikan perikanan Percut ini bertujuan untuk mengamankan keluar masuknya kapal-kapal penangkap ikan yang mendarat di


(18)

Percut, memperlancar proses bongkar muat dan memungkinkan semua ikan yang didaratkan dijual melalui pusat pelelangan umum/ tempat pelelangan ikan (TPI). Adanya fasilitas dermaga pendaratan dan pelayanan yang baru, juga gedung lelang akan memungkinkan lagi pendaratan ikan-ikan yang telah meningkat untuk dilelang dalam waktu yang singkat, dengan demikian membantu dalam meningkatkan mutu ikan dan harganya dapat lebih baik. Dengan adanya TPI ini sudah tentu akan membantu nelayan dalam memasarkan ikannya dengan cepat dan harga yang layak sehingga keadaan ini diharapkan memberi dampak positif bagi nelayan. Nelayan di TPI ini memberikan suatu penawaran harga untuk kepada setiap pedagang, nelayan juga bebas memilih kepada siapa yang menawarkan harga hasil laut yang lebih tinggi kepada nelayan tersebut.

Dengan adanya pedagang di TPI (Tempat Pelellangan Ikan) ini sudah tentu akan membantu nelayan dalam memasarkan hasil lautnya dengan cepat dan harga yang layak. Sehingga keadaan ini diharapkan memberi dampak positif bagi nelayan. Pada kenyataannya nelayan tidak dapat menentukan harga ikan. Nelayan hanya menerima harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul. Tetapi pedagang bisa menetapkan harga jual hasil lautnya sendiri kepada konsumen. Pedagang bisa menjual lebih murah atau pun lebih mahal lagi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan pedagang di Desa Percut Sei Tuan.


(19)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja kegiatan pelelangan ikan di daerah penelitian ? 2. Berapa pendapatan pedagang hasil laut di daerah penelitian ?

3. Bagaimana pengaruh factor social ekomomi (umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian?

4. Apa kendala atau hambatan pedagang hasil laut di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kegiatan pelelangan ikan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pendapatan pedagang hasil laut di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi(umur,pendidikan

formal,pengalaman,jumlah tanggungan keluarga, modal) terhadap pendapatan pedagang di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui kendala atau hambatan pedagang yang ada di daerah penelitian.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

1. Berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pemerintah dalam hal pengambilan kebijakan.

3. Sebagai bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya baik akademik maupun non akademik.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Perikanan adalah suatu kegiatan ekonomi. Tujuan pembangunan sektor perikanan Indonesia sebagai sumber devisa negara, sumber pendapatan nelayan dan sumber proses hewani bagi manusia. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, produk-produk perikanan biasanya harus mengalami perpindahaan pemilikan dari nelayan atau petani ikan sebagai produsen kepada penduduk sebagai konsumen. Perpindahan pemilikan yang dimaksud terjadi karena adanya pasar. Sebab itu pemasaran adalah mata rantai yang penting dalam suatu pembangunan perikanan.

Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan mineral. Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar yaitu antara 15-25%/100 g daging ikan. Kandungan lemak daging merah ikan lebih tinggi dibandingkan daging putih ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan juga dipandang sebagai sumber kalsium, besi, tembaga, dan yodium (Junianto, 2003).

Ikan merupakan salah satu komoditas penting, untuk itu diperlukan pengelolaan yang lebih intensif agar sumber daya ikan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Nelayan sebagai pihak yang berjasa dalam menghasilkan ikan juga sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dalam perbaikan taraf hidup


(22)

mereka. Terutama karena peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan. Namun kenyataannya, kebanyakan penduduk Desa Percut masih berada dalam taraf hidup menengah ke bawah.

Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian, pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah, banyak ikan yang tidak dimanfaatkan sehingga menjadi busuk. Hal ini sangat merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung dalam dunia bisnis perikanan (Rahardi dkk, 1993).

Kegiatan produksi di bidang perikanan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: dengan cara penangkapan, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan yang dapat dilakukan di perairan darat maupun perikanan laut. Sumberdaya perikanan ini apabila dimanfaatkan akan memberikan keuntungan yang besar bagi Negara melalui ekspor non migas. Cara penangkapan yaitu dengan menangkap ikan di laut bebas dengan mempergunakan alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan. Cara budidaya yaitu dengan membudidayakan ikan baik di laut maupun di air tawar. Pengolahan hasil perikanan yaitu dengan mengolah hasil-hasil dari ikan hasil tangkapan, baik pengalengan,pengasinan, perebusan maupun mengolah menjadi tepung ikan (Dinas Perikanan, 1991).

Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut melainkan usaha yang mencakup berbagai aspek organism (sumber hayati) di perairan secara keseluruhan. Semua organism seperti ikan, kerang, siput, rumput laut dan organisme lain termasuk objek usaha perikanan. Objek usaha perikanan adalah semua kegiatan yang ada hubungannya memanfaatkan sumber hayati perairan


(23)

(hewan dan tumbuhan) yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan ekonomi. Dengan demikian, usaha perikanan bertujuan untuk memanfaatkan hasil perairan air tawar dan perairan laut, baik dengan cara memeliharanya maupun dengan cara menangkap dan mengolahnya. Usaha perikanan laut meliputi penangkapan ikan, pengambilan kerang, pengambilan mutiara dan pengambilan rumput laut (Evi, 2001).

Menurut Suhartini dan Nur (2000), ada beberapa faktor yang harus dihadapi oleh industri ikan tradisional yaitu:

-Kualitas bahan baku yang rendah -Ketersediaan bahan baku yang rendah -Tidak ada infrastuktur yang mendukung

-Rendahnya pengeluaran untuk peningkatan mutu dan proses produksi. -Rendahnya pengetahuan dalam proses produksi

- Rendahnya informasi dan standar keamanan produk.

Proses pembusukan pada ikan dapat disebabkan terutama oleh aktivitas enzim yang terdapat di dalam tubuh ikan itu sendiri, aktivitas mikroorganisme atau proses oksidasi pada lemak tubuh oleh oksigen dari udara. Kelemahan yang dimiliki oleh ikan telah dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang menimbulkan kerugian besar, terutama pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan pada pa sca panen melalui proses pengolahan maupun pengawetan (Afrianto dan Evi, 1991).


(24)

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kalau ditinjau dari menejemen operasi, maka TPI merupakan tempat penjual jasa pelayanan antara lain sebagai tempat pelelangan, tempat perbaikan jaring, tempat perbaikan mesin, dan lain sebagainya. Disamping itu TPI merupakan tempat berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka mengadakan transaksi jual beli ikan. Nelayan ingin menjual hasil tangkapan ikannya dengan harga sebaik mungkin, sedangkan pembeli ingin membeli dengan harga serendah mungkin. Untuk mempertemukan penawaran dan permintaan itu, diselenggarakan pelelangan ikan agar tercapai harga yang sesuai, sehingga masing- masing pihak tidak merasa dirugikan.

Menurut Junianto (2003), TPI yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Mempunyai persediaan air bersih - Mempunyai tempat penyimpanan es

- Mempunyai wadah atau keranjang untuk melelang ikan

- Lantai pelelangan harus dibuat ubin yang halus dan mudah dibersihkan serta tidak terdapat genangan.

Hambatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), hambat merupakan kata dasar dari penghambat berarti membuat sesuatu menjadi terhambat atau tidak lancar. Penghambat berarti orang yang menghambat, alat yang digunakan untuk menghambat.Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksaan terganggu.Berdasarkan pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa penghambat adalah suatu keadaan yang selalu dalam keadaan tidak lancar mengalami gangguan.


(25)

Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan pedagang nelayan hasil laut meliputi umur,pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga serta modal. Dilihat dari segi umur mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Selama masih dalam usiaproduktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Jumlah tanggungan keluarga responden dapat diartikan sebagai jumlah seluruh anggota keluarga yang harus ditanggung dalam satu keluarga. Setiap masing-masing keluarga memiliki jumlah tanggungan keluarga yang berbeda-beda. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan dalam keluarga tersebut semakin banyak. Oleh karena itu, curahan jam kerja akan semakin tinggi agar pendapatan yang diperoleh responden semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan. Titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah.Jumlah penduduk sekolah dipengaruhi tingkat penyediaan fasilitas pendidikan dan tingkat penghasilan keluarga.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pendapatan

Menurut Sitohang (1996), memandang pendapatan dari sisi efektifitas penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan adalah nilai barang atau jasa tertentu pada akhir jangka tertentu yang mempunyai indikasi bahwa makna pendapatan bisa saja bergeser seiring dengan tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat.

Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan pedagang dinilai mulai dari umur, pendidikan formal yang sangat penting bagi pedagang untuk mengetahui


(26)

inovasi baru, jumlah tanggungan keluarga yang makin banyak maka pendapatan keluarga semakin berkurang, melalui pengalaman maka timbullah keahlian, kemampuan, keuletan serta pengetahuan.

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan yaitu: a) Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara. b) Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c) Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen dapat diartikan yaitu:

a) Pertama, pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah, dan gaji. b) Kedua, pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan


(27)

kekayaan seseorang.

Pendapatan menekan pada perwujudan balas jasa dari partisipasi seseorang dalam satu kegiatan produksi dimana tergambar pada sumbangan faktor-faktor produksi atas nilai tambah (value added) pada tingkat output tertentu. Nilai tambah inilah yang merupakan pokok utama dari balas jasa yang selanjutnya disebut pendapatan. Pendapatan tersebut dipilih menurut jangka waktu tertentu sehingga arti praktisnya nampak, misalnya satu bulan, dan lain sebagainya.

Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut serta kan modal atau keterampilan mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang lebih besar (Winardi, 1988).

2.2.2 Biaya

Biaya adalah nilai dari semua pengorbanan ekonomis yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan, dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Menurut Boediono (1998), biaya mencakup suatu pengukuran nilai sumberdaya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas–aktivitas yang bertujuan untuk mencari keuntungan.

Menurut Widjaja (1999), berdasarkan volume kegiatan, biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel).


(28)

a.Biaya tetap (fixedcost)

Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu seperti depresiasi asuransi, perbaikan rutin, pajak, dan bunga modal termasuk kedalam biaya tetap. b.Biaya variabel (variable cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah–ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Pengeluaran atau biaya adalah nilai penggunaan secara produksi (input) yang diperlukan pada proses produksi. Untuk sarana produksi yang dibeli dimasukkan dalam biaya tunai, sedangkan untuk sarana produksi yang tidak dibeli, dimasukkan dalam biaya diperhitungkan (Soeharjo dan Patong, 1973).

2.2.3 Penerimaan

Soekartawi, dkk (1986), menyatakan bahwa penerimaan merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Soeharjo dan Patong (1973), menyatakan bahwa penerimaan merupakan hasil perkalian dari produksi total dengan harga peroleh satuan. Produksi total adalah hasil utama dan sampingan, sedangkan harga adalah harga pada tingkat usahatani atau harga jual petani.

Penerimaan dalam usahatani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama, sedangkan pendapatan adalah penerimaan dengan biaya produksi (Kay dan Edward, 1994).


(29)

2.3 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Pedagang

1. Umur

Umur dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh bagi petani dalam mengambil keputusan.Umur muda dan tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan petani lebih dinamis dan lebih dapat menerima inovasi baru.Dengan kondisi tersebut petani mampu mengelola usahatani seoptimal mungkin dengan curahan tenaga fisik yang tersedia (Anonimous,2008).

2. Pendidikan Formal

Sebagai negara agraris tidak dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita adalah petani hal ini terjadi karena upaya pendidikan petani seringkali tersisihkan.Secara popular pendidikan pertanian untuk petani disebut sebagai penyuluhan pertanian. Dalam undang-undang sekarang ini pengertian tentang penyuluhan mencakup pengelolaan komoditas lain di luar tanaman pangan seperti kehutanan,perikanan,perkebunan,peternakan, dan nelayan (Puspita,2009).

3.Pengalaman

Pengalaman dapat menambah wawasan dalam industri karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya, di samping itu, dapat membantu kesempatan untuk menambah pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya (Slameto,2003).

4.Jumlah Tanggungan Keluarga

Ada hubungan yang searah antara koefisien petani terhadap resiko dengan jumlah anggota keluarga.Keadaan demikian sangat beralasan, karena tuntutan kebutuhan uang tunai rumah tangga yang besar, sehingga petani harus hati-hati dalam bertindak khususnya berkaitan dengan cara-cara baru yang senantiasa beresiko


(30)

tinggi. Kegagalan petani dalam berusahatani akan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusahatani secara intensif dengan menerapkan teknologi baru sehingga akan meningkatkan pendapatan pedagang (Soekartawi dkk,1993).

5.Modal

Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam melakukan usahataninya adalah terbatas sumber modal di pedesaan, terutama untuk tanaman saprodi, upah oleh tanah, upah tanam dan panen.Penggunaan modal usahatani dapat dibedakan menjadi modal tetap atau modal investasi dan modal tidak tetap atau modal kerja (Prasetyo dkk, 2008).

2.4 Penelitian Terdahulu

Zulfikar (2002), hasil penelitian tentang analisis bagi hasil terhadap pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil analisis dapat diketahui untuk uji beda rata-rata nelayan melaut jaring dan melaut pancing diperoleh hitung 12,20 pada tingkat pengujian signifikan 5% maka tabel = 1,734. Karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan melaut jaring dan pancing. Untuk uji beda rata-rata melaut pancing dan melaut jaring diperole t-hitung 2,21 pada tingkat signifikan 5% maka t-tabel = 1,734. Karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan jaring.

Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyatakan bahwa variabel


(31)

independent modal, jumlah tenaga kerja, jumlah perahu, dan waktu melaut yang dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha nelayan) sebesar 60,7%. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja dan melaut signifikan pada tingkat kepercayaan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja signifikan pada tingkat kepercayaan 10%.

2.5 Kerangka Pemikiran

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali secara tanggung jawab dengan konsumen.Pada pendapatan pedagang terdapat faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatannya.Faktor sosial ekonomi antara lain adalah umur, pendidikan formal,pengalaman,jumlah tanggungan keluarga dan modal.Dari nelayan hasil laut diperoleh produksi seminimal mungkin dan dijual kembali oleh pedagang untuk memperoleh hasil yang maksimal sehingga mendapatkn penerimaan yang besar.Penerimaan pedagang dipengaruhi oleh harga jual hasil laut, semakin tinggi harga hasil laut maka penerimaan pedagang semakin tinggi.Dari hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya produksi diperoleh pendapatan pedagang.Untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan hasil laut maka dilakukan penelitian.Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat dari skema kerangka pemikiran berikut ini.


(32)

Proses Pelelangan Ikan

faktor-faktor sosial ekonomi:

Umur ,Pendidikan Formal, Pengalaman, Jumlah tanggungan keluarga ,Modal

BIAYA PENERIMAAN

PENDAPATAN

Keterangan :

: Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

PEDAGANG

PROSES PELELANGAN IKAN

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI :

1. Umur

2. Pendidikan formal 3. Pengalaman

4. Jumlah tanggungan keluarga 5. Modal

PENERIMAAN BIAYA


(33)

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh faktor sosial ekonomi umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, dan modal terhadap pendapatan pedagang hasil laut.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Percut Sei Tuan dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan satu satunya daerah yang memiliki dermaga penjualan hasil laut sekaligus restaurant apung pengolah hasil laut di kabupaten Deli Serdang, dimana pengunjung dapat membeli sekaligus menikmati hasil laut yang sudah diolah.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang hasil laut di Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 70 orang.

Penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Jumlah pedagang sampel yang diambil adalah sebanyak 30 orang. Jumlah ini dianggap sudah mewakili dari populasi (Walpole,1992).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya dengan cara mewawancarai para pedagang dengan menggunakan kuisioner yang disiapkan sebelumnya.Sedangkan data sekunder diambil dari berbagai literatur dan instansi yang terkait dengan penelitian ini.


(35)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk tujuan pertama dan keempat untuk mengetahui kegiatan pelelangan ikan dan mengetahui kendala atau hambatan pedagang hasil laut digunakan analisis deskriptif.

Untuk tujuan kedua untuk menghitung pendapatan dari pedagang hasil laut, dihitung dengan rumus:

Pd = TR - TC Keterangan:

Pd= total pendapatan dihitung dalam rupiah/bulan.

TR = total revenue atau penerimaan dihitung dalam rupiah/bulan. TC = total biaya yang dikeluarkan dihitung dalam rupiah/bulan.

Untuk tujuan ketiga metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik berupa regresi linier berganda (Nawari,2010:66). Model persamaan regresi populasi adalah sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2 X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + μ Dimana:

Y = Pendapatan pedagang hasil laut

β0 = Intercept

β1,β2,β3 = Koefisien regresi

X1 = Usia (tahun)

X2 = Pendidikan formal (tahun)

X3 = Jumlah tanggungan keluarga (orang)

X4 = Pengalaman (tahun)


(36)

μ = Error Uji kesesuaian

1.Analisi koefisien determinasi (R-square)

Penilaian terhadap koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kekuatan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat (Nachrowi dan Usman, 2006).

2.Secara serempak (uji statistik F)

Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu menggambarkan kondisi sesungguhnya. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0: b1 = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

H0: b1 ¹ 0, artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah : H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%

H1 ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel pada α= 5%

3.Secara parsial (uji statistik t)

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang secara individu.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 :tidak ada pengaruh variabel bebas secara individu terhadap pendapatan pedagang adalah tidak nyata.

H1 : ada pengaruh variabel bebas secara individu terhadap pendapatan pedagang adalah nyata.


(37)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima atau H1 ditolak

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan penelitian maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional:

3.5.1 Defenisi

1. Faktor-faktor sosial dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah tanggugan keluarga, dan modal.

2. Umur dalam penelitian adalah umur pedagang yang dihitung dalam tahun. 3. Pendidikan formal dalam penelitian ini adalah pendidikan formal

pedagang yang dihitung dalam tahun.

4. Pengalaman dalam penelitian ini adalah pengalaman pedagang selama ia berjualan dihitung dalam tahun.

5. Jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini adalah jumlah anggota keluarga yang dibiayai pedagang dihitung dalam jiwa.

6. Modal dalam penelitian ini adalah modal pedagang di awal dia berusaha dihitung dalam rupiah (Rp).

7. Pendapatan adalah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi dihitung dalam rupiah.

8. Hasil laut adalah komoditi yang diambil nelayan kemudian dijual kembali kepada konsumen, seperti: ikan, udang, kepiting dan sebagainya.


(38)

3.5.2 Batasan Operasional

1. Tempat penelitian yaitu di Desa Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di Percut

Sei Tuan.


(39)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis, Batas, dan Luas wilayah

Daerah penelitian yang di ambil dalam “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut “ adalah desa Pantai Percut di

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan pengambilan daerah tersebut karena daerah ini memiliki potensi sebagai daerah penghasil hasil laut dan mayoritas penduduknya sebagai nelayan.

Desa Pantai Percut adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang terletak 2 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 23°C-30°C. Jarak desa dengan ibu kota kecamatan 20 km dengan jarak tempuh 2,5 jam, jarak desa dengan ibu kota provinsi 20 km dengan jarak 45 menit. Desa Percut ini terdiri dari 19 dusun. Secara geografis berbatasan dengan :

-Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

-Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan Pantai Labu

-Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Kota Medan


(40)

Desa Pantai Percut banyak ditemui tumbuhan kayu bakau dan tanahnya berawa -rawa. Di dalam iklim tropis terdapat musim kemarau dan musim penghujan, dimana pergantian musim ini, dapat mempengaruhi keadaan kehidupan biologis laut, pada setiap bulannya sering didapati air pasang mati dan air pasang besar yang dapat mempengaruhi tingkat produksi hasil laut.

Pada umumnya, saat air pasang mati tingkat produksi hasil laut, lebih kecil dibandingkan pada saat air pasang besar. Pada musim hujan dan berombak besar atau disebut juga musim barat, sering berlangsung pada bulan Oktober dan Desember. Pada saat musim barat ini, kebanyakan para nelayan enggan pergi ke laut sehingga pendapatannya sama sekali tidak pasti yang mencerminkan suasana kehidupan sehari-hari.

4.1.2 Pola Penggunaan Lahan

Untuk mengetahui penggunaan lahan di Desa Percut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Penggunaan Lahan Desa Pantai Percut 2014

No. Penggunaan Luas (Ha) Persentase(%)

1 Pemukiman Perumahan 110 11,80 2 Untuk bangunan

-Perkantoran 0,5 0,05

-Sekolah 3,5 0,37

-Sawah dan Ladang 550 59,04

-Empang 216 23,18

-Wakaf 1,5 0,16

-Lain –lain 50 5,36

Total 931,5 100


(41)

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa lahan di Desa Pantai Percut paling banyak digunakan untuk sawah dan ladang , yaitu mencapai 59,04% atau 550 Ha dari 931,5 Ha luas desa hal ini dikarenakan selain nelayan, bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Pantai Percut adalah sebagai petani dan buruh tani. Selanjutnya disusul penggunaan lahan sebagi empang dengan luas mencapai 216 Ha atau 23,18%, yang banyak digunakan nelayan dan pedagang setempat untuk memelihara ikan. Jumlah penggunaan lahan yang paling sedikit adalah untuk perkantoran yaitu seluas 0,5 Ha atau sekitar 0,05%. Untuk pemukiman/ perumahan dipergunakan sekitar 11,80%, sekolah dasar 0,37%, wakaf sekitar 0,16%, dan 5,36 dari luas daerah yang dimanfaatkan untuk lain-lain.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk daerah penelitian dapat dilihat dari Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Pantai Percut 2014

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 5575 50,63%

Perempuan 5435 49,37%

Total 11.010 100

Sumber : Profil Desa 2015

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa di Desa Pantai Percut jumlah penduduk laki-laki 5575 jiwa dengan persentase 50,63% jumlah lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan 5435 jiwa dengan persentase sebesar 49,37% dari total jumlah penduduk yaitu sebanyak 11.010 jiwa. Hal ini


(42)

disebabkan sebagian besar mata pencaharian penduduk laki-laki adalah buruh kapal yang berasal dari desa lain dan menetap di desa Pantai Percut.

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Umur Desa Pantai Percut 2014

No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 00-03 890 8,08

2 04-06 910 8,26

3 07-12 833 7,56

4 13-15 732 6,64

5 16-18 1.495 13,57

6 >19 6.150 55,85

Total 11.010 100

Sumber : Profil Desa Ta hun 2015

Berdasarkan Tabel 3 diketahui jumlah penduduk Desa Pantai Percut paling banyak berada pada kelompok umur lebih besar dari 19 tahun sekitar 6.150 jiwa atau 55,85%. Selanjutnya disusul oleh umur tahun 16-18 tahun yaitu sebanyak 1.495 jiwa dengan persentase 13,57, hal ini mengindikasikan bahwa pada Desa Pantai Percut terdapat cukup tenaga kerja, karena pada rentang umur tersebut merupakan golongan umur produktif untuk bekerja. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada pada kelompok umur 13-15 tahun yaitu 732 jiwa atau 6,64% yang merupakan golongan pelajar menengah pertama dan menengah atas.


(43)

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Pantai Percut 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase

(%) 1

Lulusan pendidikan umum

-TK 123 1,53

-SD 1.883 23,51

-SLTP 1.618 20,20

-SLTA 3.783 47,23

-Akademi D1-D3 25 0.31

-Sarjana S1, S2 , S3 45 0,56

2 Lulusan pendidikan khusus

-Pondok pesantren 27 0,33

-Madrasah 450 5,61

-Pendidikan Keagamaan 30 0,37

-Kursus/ Keterampilan 25 0,31

Total 8,009 100

Sumber : Profil Desa Ta hun 2015

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk SMA pada tahun 2014 adalah tingkat pendidikan paling banyak yaitu 3.783 orang atau 47,23%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 50% jumlah penduduk desa ini mengenyam pendidikan yang cukup baik yaitu selama 12 tahun, sampai pada tingkat pendidikan menengah atas. Sementara penduduk dengan pendidikan akademi / D1-D3 merupakan jumlah penduduk berdasarkan tingak pendidikan paling rendah. Sementara dari kelompok lulusan pendidikan umum yaitu berasal dari kursus/keterampilan sebanyak 25 orang dan merupakan jumlah penduduk dengan


(44)

tingkat pendidikan paling sedikit dari total keseluruhan penduduk di Desa Pantai Percut.

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Pantai Percut 2014

No Uraian Jumlah

(jiwa)

Persentase (%)

1 Karyawan -PNS -ABRI -Swasta

194 14 120

8,67 0,62 5,36

2 Wiraswasta / Pedagang 150 6,70

3 Petani 300 13,41

4 Pertukangan 45 2,01

5 Buruh Tani 400 17,88

6 Pensiunan 140 6,25

7 Nelayan 850 37,99

8 Pemulung 4 0,17

9 Jasa 20 0,89

Jumlah 2.237 100

Sumber : Profil Desa ta hun 2015

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa pekerjaan yang paling banyak dominan di Desa Pantai Percut adalah sebagai nelayan yaitu sebanyak 850 jiwa atau 37,99%. Hal ini sangat wajar karena lokasi Desa Pantai Percut dekat dengan laut maka mayoritas penduduk hidup dengan memanfaatkan hasil laut yaitu dengan bermata pencaharian sebagai nelayan. Selanjutnya disusul oleh buruh tani


(45)

sebanyak 400 jiwa atau 17,88%. Hal ini sesuai dengan penggunanan lahan terbanyak kedua di Desa Pantai Percut yaitu digunakan sebagai lahan sawah atau pertanian. Sedangkan mata pencaharian paling sedikit adalah sebagai pemulung yaitu 4 orang dari total penduduk sebanyak 2.237 jiwa.

4.2 Karateristik Pedagang Sampel

Karateristik pedagang sampel di daerah penelitian menjadi gambaran umum pedagang di Desa Percut. Karateristik pedagang sampel meliputi umur, pendidikan formal,pengalaman, jumlah tanggungan keluarga, dan modal. Pedagang sampel dalam penelitian ini adalah pedagang hasil laut dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Berikut ini penjelasannya dalam Tabel 6.

Tabel 6 Karateristik Pedagang Sampel di Desa Pantai Percut tahun 2014

No Karateristik Pedagang

Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 21-55 36

2 Pendidikan formal Tahun 6-18 10 3 Pengalaman Tahun 1-22 8 4 Jumlah

tanggungan

Jiwa 1-7 2

5 Biaya Rp 19.720.843-108.188.749

49.093.554 6 Pendapatan

Pedagang

Rp 21.970.834 -1.262.500

5.238.212

Sumber : La mpira n 1

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa umur pedagang sampel di Desa Pantai Percut berkisar antara 21-55 tahun dengan rata-rata 36 tahun. Hal ini berarti bahwa umur pedagang sampel berada dalam usia yang masih cukup produktif.


(46)

Pedagang sampel tersebut masih memiliki potensi yang cukup besar untuk melakukan pekerjaannya yaitu sebagai pedagang.

Tingkat pendidikan pedagang sampel dari SD sampai S1 yang berarti bahwa pedagang telah mengenyam pendidikan selama 6-18 tahun dengan rata-rata 10 tahun yaitu pada tingkat pendidikan SMP. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rat tingkat pendidikan pedagang di daerah penelitian masih rendah hanya sampai tingkat SMP.

Pengalaman pedagang sampel di daerah penelitian berkisar dari 1 -22 tahun dengan rata-rata pengalaman pedagang selama 8 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang sudah memiliki pengalaman yang cukup baik dalam melakukan kegiatan mereka sehari-hari yaitu berdagang.

Jumlah tanggungan keluarga pedagang sampel berkisar dari 1-7 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga 2 orang. Rata-rata ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga setiap pedagang tidak terlalu banyak.

Biaya pedagang sampel di daerah penelitian berkisar antara Rp. 19.720.843 -Rp.108.188.749 Hasil rata-rata ini menunjukkan bahwa pedagang sampel cukup memiliki modal untuk berdagang.

Pendapatan pedagang hasil laut berkisar Rp. 21.970.834 – Rp. 1.262.500 dengan rata-rata Rp, 5.238.212 rata-rata ini menunjukkan bahwa pendapatan pedagang cukup tinggi.


(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan-Kegiatan Pelelangan Ikan

Tahapan pertama yang dilakukan pada kegiatan pelelangan ikan yaitu setiap nelayan membawa hasil tangkapan mereka ke tempat pelelangan ikan denga n menggunakan perahu atau kapal.

Gambar 2. Hasil laut yang akan dijual

Kemudian nelayan mendaftarkan hasil tangkapan yang akan dilelang dengan cara mendatangi petugas pelelangan yang bertugas dan membuat kesepakatan mengenai harga yang akan diterima oleh nelayan, hasil tangkapan yang telah terdaftar di tempat pelelangan ikan akan dicatat dan mulai dilakukan proses pelelangan.


(48)

Gambar 3. Pedagang yang mengikuti pelelangan ikan

Pelelangan ikan merupakan kegiatan yang dilakukan disebuah pasar, biasanya terletak didalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan dan ditempat tersebut terjadi proses transaksi penjualan ikan dan hasil laut baik secara lelang maupun tidak.

Gambar 4. Tempat Pelelangan Ikan

Proses pelelangan ikan dilakukan rutin setiap pagi hari. Sebelum pedagang ditempat pelelangan ikan melakukan aktivitasnya sebagai pedagang. Proses pelelangan ikan dapat diikuti oleh para pedagang yang berjualan di sekitar tempat


(49)

pedagang pengumpul dan pedagang besar. Petugas pelelangan ikan memulai kegiatan pelelangan dengan menyebutkan harga yang telah disepakati oleh nelayan. Para pedagang dari pelelangan ikan tersebut mulai memberikan penawaran harga yang lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Pedagang yang melihat hasil tangkapan kualitas yang baik dapat menentukan harga, jika harga yang ditawarkan pedagang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diberikan petugas pelelangan ikan maka pedagang tersebut dapat membeli hasil lelangan. Kemudian pedagang akan menjual hasil lelangan tersebut kepada konsumennya dengan harga yang lebih tinggi dari pada harga pada pelelangan ikan. Hal ini dapat berlangsung pada sore hari.

Gambar 5. Tempat pedagang berjualan

5.2 Pendapatan Pedagang Hasil Laut

Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya pendapatan setiap pedagang. Biaya penyusutan terdiri dari biaya ember, timbangan , keranjang , fiber. Sedangkan penerimaan merupakan hasil perkalian


(50)

antara jumlah produksi terhadap harga jual Berikut ini adalah Tabel yang menunjukkan total biaya dan total penerimaan.

Tabel 7. Rata-Rata Total Biaya Pedagang Hasil Laut di Daerah Penelitian

No Uraian Per bulan (Rp

1 Penyusutan alat-alat Ember Timbangan Terpal Keranjang Fiber 29.095 44.945 3.440 5.119 13.277 2 Biaya Variabel

Plastik Restribusi Hasil Laut 271.833 150.000 48.575.833

Total 49.093.766

Dari Tabel 7 dapat dikatakan bahwa total biaya keseluruhan pedagang hasil laut per satu bulan sebesar Rp. 49.093.766 . Dengan rincian biaya penyusutan alat-alat seperti ember, timbangan , terpal , keranjang, fiber dan biaya variabelnya plastik pembayaran restribusi dan membeli hasil-hasil laut .

Tabel 8. Penerimaan Total Biaya Produksi dan Pendapatan Bersih Pedagang Hasil Laut per Pedagang/Bulan

Penerimaan (Rp) TotalBiaya Produksi(Rp) Pendapatan Bersih Pedagang(Rp) Rp.54.331.766 Rp.49.093.766 Rp. 5.238.212

Sumber:la mpira n 4

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan dari setiap pedagang adalah Rp. 54.331.766 dengan total biaya produksi sebesar Rp. 49.093.766 Maka dengan menggunakan rumus Pendapatan diperoleh rata-rata pendapatan bersih setiap pedagang adalah sebesar Rp. 5.238.212 .


(51)

UMK (Upah Minimum Kabupaten) Deli Serdang pada saat penelitian ini adalah Rp.2.015.000/bulan atau Rp.24.180.000/tahun, maka pendapatan petani di daerah penelitian tersebut > UMK Deli Serdang,Rp.5.238.212 < 2.015.000 ini artinya total pendapatan bersih pedagang lebih tinggi dari upah minimum Kabupaten Deli Serdang.

5.3 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut

Pendapatan pedagang hasil laut merupakan variabel terikat (Y) sedangkan variabel bebas pada faktor sosial terdiri dari lima variabel yaitu umur (X1),

pendidikan formal (X2), jumlah tanggungan keluarga (X3), Pengalaman (X4), dan

biaya (X5). Pengaruh faktor sosial (umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan

keluarga, pengalaman dan biaya) tersebut akan diuji dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 17 dengan persamaan sebagai berikut:

= � + � + � + � + � + �

Keterangan:

Y = Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Rp) a1,a2,a3a4,a5 = Koefisien Regresi

a0 = Konstanta

X1 = Umur (Tahun)

X2 = Pendidikan Formal (Tahun)

X3 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)

X4 = Pengalaman (Tahun)


(52)

 Dengan menggunakan uji linier berganda

Tabel 9.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .657a .432 .314 3.09125E6

a. Predictors: (Constant), Biaya, Pendidikan_Formal, Umur, Jumlah_Tanggungan_Keluarga, Pengalaman

b. Dependent Variable: Pendapatan_Pedagang_Hasil_Laut (Sumber data diolah pada lampiran 6)

R2 = 0,432

Nilai R2 sebesar 0,432. Koefisien (indeks) determinasi tersebut menunjukan informasi bahwa 43,2% pendapatan pedagang hasil laut dapat dijelaskan oleh variabel umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman, dan biaya. Dengan kata lain sebesar 43,2% kelima variabel bebas tersebut mempengaruhi pendapatan pedagang hasil laut. Sedangkan sisanya 56,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3411089.850 4307125.866 -.792 .436

Umur -35004.291 98148.998 -.076 -.357 .724

Pendidikan_Formal 568843.439 239101.369 .400 2.379 .026

Jumlah_Tanggungan_Keluar ga

328275.296 457227.255 .146 .718 .480

Pengalaman 218484.667 140348.503 .334 1.557 .133


(53)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3411089.850 4307125.866 -.792 .436

Umur -35004.291 98148.998 -.076 -.357 .724

Pendidikan_Formal 568843.439 239101.369 .400 2.379 .026

Jumlah_Tanggungan_Keluar ga

328275.296 457227.255 .146 .718 .480

Pengalaman 218484.667 140348.503 .334 1.557 .133

Biaya .041 .025 .286 1.724 .117

a. Dependent Variable: Pendapatan_Pedagang_Hasil_Laut Konstanta : -3.411.089.850

Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut:

Y= -3.411.089,850

35.004,291X

1

+ 568.843,439X

2

+ 328.275,296X

3

+ 218.484,667X

4

+ 0,041 X

5

Keterangan:

Y = Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Rp) X1 = Umur (Tahun)

X2 = Pendidikan Formal (Tahun)

X3 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)

X4 = Pengalaman (Tahun)

X5 = Biaya (Rp)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.746E14 5 3.493E13 3.655 .013a

Residual 2.293E14 24 9.556E12


(54)

a. Predictors: (Constant), Biaya, Pendidikan_Formal, Umur, Jumlah_Tanggungan_Keluarga, Pengalaman

b. Dependent Variable: Pendapatan_Pedagang_Hasil_Laut

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Dengan menggunakan uji serempak

Nilai F hitung 3,655 dan nilai F tabel 2,621. Apabila nilai F hitung > F tabel maka H1 diterima dan sebaliknya apabila F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima. Dari

tabel dapat diperoleh hasil F hitung dan F tabel yaitu 3,655 > 2,621 maka maka H1 diterima. Artinya bahwa variasi variabel bebas yakni umur (X1), pendidikan

formal (X2), jumlah tanggungan keluarga (X3), pengalaman (X4), dan biaya (X5)

secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang hasil laut (Y). Nilai signifikansi > α yaitu 0,013 < 0,05.

2) Dengan menggunakan uji parsial

a. Variabel umur (X1) diperoleh t-hitung = -0,357 dan t-tabel = 1,711

sehingga t-hitung (-0,357) < t-tabel (1,711) maka H0 diterima. Artinya

bahwa usia pada pedagang hasil laut tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Hal ini dikarenakan pedagang hasil laut memiliki umur yang beragam dan produktif namun besar kecilnya umur yang dimiliki tidak mempengaruhi pendapatan yang mereka terima. Tanda koefisien negatif pada umur pendapatan pedagang hasil laut memberikan arti bahwa pengaruh antara usia dan pendapatan pedagang hasil laut bersifat negatif.

b. Variabel pendidikan formal (X2) diperoleh t-hitung = 2,379 dan t-tabel =

1,711 sehingga t-hitung (2,379) > t-tabel (1,711) maka H1 diterima.


(55)

nyata secara parsial terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan merupakan tingkat formal yang dimiliki tenaga kerja berhubungan dengan pendapatan yang mereka terima. Tanda koefisien positif pada pendidikan formal pendapatan pedagang hasil laut memberikan arti bahwa pengaruh antara pendidikan formal dan pendapatan pedagang hasil laut bersifat positif.

c. Variabel jumlah tanggungan keluarga (X3) diperoleh t-hitung = 0,718 dan

t-tabel = 1,711 sehingga t-hitung (0,718) < t-tabel (1,711) maka H0

diterima. Artinya bahwa jumlah tanggungan keluarga pada pedagang hasil laut tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Hal ini dikarenakan besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh tenaga pedagang hasil laut tidak mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang mereka terima. Tanda koefisien positif pada jumlah tanggungan keluarga pedagang hasil laut memberikan arti bahwa pengaruh antara jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan pedagang hasil laut bersifat positif.

d. Variabel pengalaman (X4) diperoleh t-hitung = 1,557 dan t-tabel = 1,711

sehingga t-hitung (1,557) < t-tabel (1,711) maka H0 diterima. Artinya

bahwa pengalaman pada pedagang hasil laut tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Hal ini dikarenakan pengalaman dalam berdagang cukup mempengaruhi pendapatan yang mereka terima, dikarenakan semakin mengerti dalam memasarkan hasil tangkapan dan menentukan harga dagangan. Tanda koefisien positif pada pengalaman pendapatan pedagang hasil laut


(56)

memberikan arti bahwa pengaruh antara pengalaman dan pendapatan pedagang hasil laut bersifat positif.

e. Variabel biaya (X5) diperoleh t-hitung = 1,724 dan t-tabel = 1,711

sehingga t-hitung (1,724) > t-tabel (1,711) maka H1 diterima. Artinya

bahwa biaya pada pedagang hasil laut berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan pedagang hasil laut. Hal ini dikarenakan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan oleh pedagang dapat mempengaruhi produktifitas mereka dalam mendapatkan hasil tangkapan mereka, hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan yang akan mereka terima. Tanda koefisien positif pada biaya pendapatan pedagang hasil laut memberikan arti bahwa pengaruh antara biaya dan pendapatan pedagang hasil laut bersifat positif.

Berdasarkan pengamatan di lapangan pendapatan pedagang hasil laut diperoleh dengan menjual barang dagangan dengan harga yang relatif murah / kg. Sehingga variabel bebas seperti umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman, dan biaya tidak berpengaruh besar terhadap pendapatan yang mereka terima.

5.4 Kendala atau Hambatan Pedagang Hasil Laut

Kendala atau hambatan yang dihadapi pedagang hasil laut ini adalah sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa tidak banyak hasil laut yang terjual karena sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa umumnya para responden hanya mampu menjual sekitar 15-25kg per harinya. Sedangkan pada hari-hari libur dan hari besar mereka mampu menjual hasil laut sekitar 40-50kg per harinya. Hal ini dikarenakan jika


(57)

pada hari libur banyak orang yang berwisata ke daerah ini. Di hari minggu dan libur juga banyak rumah makan di sini yang buka sehingga masyarakat dari luar datang, membeli hasil laut di sini dan dapat dimakan secara langsung.

Sedangkan hari-hari biasa ikan dan hasil laut lainnya banyak yang busuk, sehingga mereka hanya dapat menjual ikan dengan harga yang lebih murah. Ikan dan hasil lautnnya juga tidak sesegar biasanya. Masalah pemasaran merupakan bagian yang sangat penting bagi pedagang ikan , berkaitan dengan sifat ikan itu sendiri yang masih mengalami proses pembusukan. Untuk menjaga tingkat kesegaran ikan yang dihasilkan oleh nelayan agar sampai pada tingkat konsumen dengan kualitas mutu yang baik, maka prinsip-prinsip dasar penanganan ikan dengan mata rantai dingin diperlukan dukangan prasarana yang memadai kepada nelayan.

Biaya dari tangan produsen ke tangan konsumen disebut sebagai biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang besar disebabkan antara lain panjangnya rantai pemasaran. Produk ikan merupakan komoditi yang bersifat mudah/cepat busuk sehingga resiko yang dihadapi lebih tinggi.


(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kegiatan Pelelangan di TPI dimulai pagi hari sampai dengan sore hari. Para pedagang yang berkecimpung dalam kegiatan pelelangan terdiri dari pedagang pengumpul dan pedagang besar.

2. Rata – rata pendapatan bersih pedagang adalah Rp.5.238.212 > Rp. 2.015.000 ini artinya Total pendapatan bersih pedagang lebih tinggi dari Upah Minimum Kabupaten Deli Serdang. (Pendapatan > UMK Deli Serdang).

3. Dari F tabel dapat diperoleh hasil F hitung dan F tabel yaitu 3,655 < 2,621 maka H1 diterima. Berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang hasil

laut. Nilai signifikansi >α yaitu 0,0013 > 0,05.Berdasarkan Uji t variabel yang berpengaruh secara nyata secara parsial terhadap hasil laut adalah variabel biaya. Berdasarkan Uji R-square di dapat bahwa adanya pengaruh sebesar 43,2% terhadap variabel terikat.

4. Beberapa hambatan atau kendala yang dihadapi pedagang hasil laut adalah merupakan sepinya pelanggan pada hari biasa, ikan merupakan komoditi yang mudah busuk sehingga beresiko tinggi bagi pedagang dan adanya biaya pemasaran yang tinggi dikarenakan tata niaga yang kurang efisien.


(59)

6.2 Saran

1. Kepada Pemerintah

Sebaiknya mengembangkan dan menyempurnakan sitem pemasaran ikan laut hasil tangkapan nelayan dengan cara mengadakan pelelangan pada tempat pelelangan ikan (TPI). Tujuannya adalah agar terbentuk mekanisme penentuan harga yang adil antara nelayan dan pelaksana jasa pemasaran, pembangunan tempat pusat pemasaran .pemerintah tidak memberatkan nelayan dengan sistem perpajakan yang dapat menyebabkan ikan menjadi mahal.

2. Kepada Pedagang

Diharapkan agar lebih memperhartikan kebersihan area jualan dikarenakan pembeli akan lebih merasa nyaman dan diharapkan kepada pedagang agar lebih giat untuk memasarkan barang dagangannya.

3. Kepada Peneliti selanjutnya

Diharapkan meneliti lebih lanjut mengenai analisis perbandingan pemasaran ikan melalui tempat pelelangan ikan (TPI) dengan system pemasaran tradisional atau yang kurang / tidak terjangkau oleh penulis dalam tulisan ini.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan Evi Liviawaty. 1991. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2000. Sensus Penduduk tahun 2000, BPS, Jakarta Boediono. 1998. Ekonomi Makro. BPFE. Yogyakarta Cyrilla,L. dan Ismail. A., 1988. Usaha Peternakan. Diktat kuliah. Jurusan Sosial

Ekonomi. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Djojohadikusumo, Sumitro. 2001. Ekonomi Pemba nguna n. Pustaka Ekonomi: Jakarta

Ikram,M. 2010. Peranan pasar pada masyarakat pedesaan. Bengkulu

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Bandung.

Kay, R. D dan Edward, W. M., 1994. Farm Management. Third Edition. Mc. Graw-Hill.Inc, Singapore.

Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya , edisi 5.Yogyakarta

Nawari, 2010. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17 . Elex Media Komputindo: Jakarta.

Puspita,2009. Pendidikan Petani. http.www.k_puspita.multiplay.com

Prasetyo,2008. Analisis Kebijakan Penguatan Modal Usaha tani di Lahan Irigasi. http://jateng.litbang.deptan.go.id

Sadono Sukirno. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar . Edisi Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sasmita, 2006. “Ana lisis Fa ctor_Fa ktor Ya ng Mempenga ruhi Usa ha Nela ya n Di

Ka bupa ten Asahan” [skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatera Utara.

Simanjuntak, H. 2002. Sistem Agribisnis Penangkapan Ikan Laut. Skripsi Universitas Sumatera Utara

Sitohang, P. 1996. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Cetakan Keenam. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Slameto, 2003. Bela jar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta Sobri,1999. Ekonomi Internasional, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM,


(61)

Soeharjo dan Patong. 1973, Sendi-Sendi Pokok Limu Usaha Tani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor. Soekartawi, A. Soehardjo, John L. Dillon dan J. Brian Hardaker, 1986. Ilmu

Usa ha ta ni da n Penelitia n untuk Pengemba nga n Peta ni Kecil. Jakarta : Universitas Indonesia.

Sofyan Ilyas dan Fuad Cholik, 1992 :152 dalam dewayanti, 2003

Suhartini, S, dan Nur Hidayat. 2005. Olahan Ikan Segar . Surabaya, Trubus Agrisarana

Sukirno. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta: Bandung Wahyono, 2004 . Sistem Informasi. Graha ilmu. Yogyakarta

Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Winardi. 1988. Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito: Bandung.

Widjaja, K. 1999. Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan . Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor: Bogor

Zulfikar, 2002. “Analisis bagi hasil terhadap pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang”.[skripsi]. Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


(62)

Lampiran 2. Biaya Penyusutan : Ember Sampel EMBER Jumlah (unit) Harga (Bulan/Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan (Bulan/Rp) Total Biaya (Bulan/Rp)

1 7 13.000 4 22.750 159.250 2 5 15.000 3 25.000 125.000 3 6 12.000 5 14.400 86.400 4 10 25.000 3 83.333 833.330 5 5 15.000 4 18.750 93.750 6 25 12.000 6 50.000 125.000 7 4 15.000 3 20.000 80.000 8 6 15.000 6 15.000 90.000 9 4 18.000 6 12.000 48.000 10 5 25.000 4 31.250 156.250 11 7 14.000 3 32666 228.662 12 15 20.000 6 50.000 750.000 13 7 18.000 3 42.000 294.000 14 15 19.000 6 22.500 337.500 15 10 20.000 6 33.333 333.330 16 25 30.000 3 25.000 625.000 17 7 25.000 4 43.750 306.250 18 8 15.000 6 20.000 160.000 19 5 30.000 6 25.000 125.000 20 8 18.000 5 28.800 230.400 21 7 10.000 3 23.333 163.331 22 6 17.000 2 51.000 306.000 23 6 11.000 3 11.000 66.000 24 7 20.000 7 20.000 140.000


(63)

26 7 20.000 7 20.000 140.000 27 3 15.000 4 11.255 33.765 28 10 15.000 4 37.500 375.000 29 5 30.000 5 30.000 150.000 30 9 13.000 4 29.250 263.250

Total 250 537.000 134 872.870 8.093.468 Rataan 8.33 17.900 4.46 29.095,66 269.782,26


(64)

Lanjutan Lampiran 2a. Biaya Penyusutan: Timbangan Sampel TIMBANGAN Jumlah (Unit) Harga (Bulan/Rp)

Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan (Bulan/Rp) Total Biaya (Bulan/Rp)

1 1 230.000 6 38.333 38.333 2 1 260.000 6 43.333 43.333 3 1 250.000 7 35.714 35.714 4 1 325.000 4 81.250 81.250 5 1 245.000 6 40.833 40.833 6 1 280.000 5 56.000 56.000 7 1 245.000 5 49.000 49.000 8 1 240.000 7 34.285 34.285 9 1 245.000 8 30.625 30.625 10 1 230.000 5 46.000 46.000 11 1 250.000 6 41.666 41.666 12 1 240.000 3 80.000 80.000 13 1 270.000 5 54.000 54.000 14 1 250.000 6 41.666 41.666 15 1 265.000 5 53.000 53.000 16 1 650.000 12 54.166 54.166 17 1 300.000 5 60.000 60.000 18 1 250.000 6 41.666 41.666 19 1 270.000 6 45.000 45.000 20 1 300.000 6 50.000 50.000 21 1 245.000 6 40.833 40.833 22 1 260.000 7 37.142 37.142 23 1 265.000 8 33.125 33.125 24 1 220.000 8 27.500 27.500


(65)

25 1 280.000 6 46.666 46.666 26 1 220.000 8 27.500 27.500 27 1 200.000 6 33.333 33.333 28 1 230.000 5 46.000 46.000 29 1 280.000 8 35.000 35.000 30 1 270.000 6 45.000 45.000

Total 30 8.065.000 187 1.348.642 1.348.642 Rataan 1 268.833.333 6.233 44.954 44.954


(66)

Lampiran 2b. Biaya Penyusutan: Terpal Sampel TERPAL Jumlah (Unit) Harga (Bulan/Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Biaya Penyusutan (Bulan/Rp) Total Biaya (Bulan/Rp)

1 2 8.000 2 8.000 16.000

2 0 0 0 0 0

3 5 7.000 3 11.667 58.335

4 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0

7 4 9.000 5 7.200 28.800

8 0 0 0 0 0

9 4 8.500 3 11.333 45.332

10 0 0 0 0 0

11 4 7.000 2 14.000 56.000

12 0 0 0 0 0

13 0 0 0 0 0

14 4 8.000 2 16.000 64.000 15 5 6.500 5 13.000 65.000

16 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0

18 0 0 0 0 0

19 0 0 0 0 0

20 0 0 0 0 0

21 0 0 0 0 0

22 0 0 0 0 0

23 3 7.000 3 7.000 21.000

24 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0


(1)

27

28

300

6.600.000

29

420

9.660.000

240

5.280.000

390

5.070.000

30

300

9.000.000

Total

270

810.000

8.100

186.870.000

7.530

115.410.000

2.940

56.220.000

Rataan

270

810.000

344

9.835.263

627.5

9.617.500

735

14.055.000


(2)

Lampiran.5b Biaya Variabel: Hasil laut

Sampel

Ikan

Udang Swallow

Ikan Lidah

Ikan Gerapuh

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga (Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp)

1

2

3

4

300

3.900.000

5

6

450

20.250.000

300

15.000.000

7

8

9

10

11

450

19.350.000

12

13

14

15

16

17

18

150

13.500.000

19

150

16.500.000

150

7.500.000

20

450

20.250.000

21

22

300

13.500.000

23

450

5.850.000

24

25


(3)

27

150

4.950.000

28

300

13.500.000

29

30

450

5.850.000

total

450

20.250.000

2100

108.300.000

1200

15.600.000

450

22.500.000

rataan

450

20.250.000

262.5

13.537.500

400

5.200.000

225

11.250.000


(4)

Lampiran Hasil Output SPSS Linier Berganda

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan_Pedagang_Hasi l_Laut

5.2382E6 3.73233E6 30

Umur 36.0333 8.06219 30

Pendidikan_Formal 9.5000 2.62284 30

Jumlah_Tanggungan_Keluar ga

2.2667 1.65952 30

Pengalaman 8.0333 5.70229 30

Biaya 4.9094E7 2.61501E7 30

Correlations

Pendapatan_P edagang_Hasi

l_Laut Umur

Pendidikan_F ormal

Jumlah_Tangg ungan_Keluar

ga Pengalaman Biaya

Pearson Correlation

Pendapatan_Pedagang_ Hasil_Laut

1.000 .209 .336 .331 .499 .345

Umur .209 1.000 -.221 .584 .586 .321

Pendidikan_Formal .336 -.221 1.000 -.151 .040 -.252

Jumlah_Tanggungan_Ke luarga

.331 .584 -.151 1.000 .557 .361

Pengalaman .499 .586 .040 .557 1.000 .392

Biaya .345 .321 -.252 .361 .392 1.000

Sig. (1-tailed)

Pendapatan_Pedagang_ Hasil_Laut

. .134 .035 .037 .002 .031

Umur .134 . .120 .000 .000 .042

Pendidikan_Formal .035 .120 . .214 .416 .090

Jumlah_Tanggungan_Ke luarga

.037 .000 .214 . .001 .025

Pengalaman .002 .000 .416 .001 . .016


(5)

N Pendapatan_Pedagang_ Hasil_Laut

30 30 30 30 30 30

Umur 30 30 30 30 30 30

Pendidikan_Formal 30 30 30 30 30 30

Jumlah_Tanggungan_Ke luarga

30 30 30 30 30 30

Pengalaman 30 30 30 30 30 30

Biaya 30 30 30 30 30 30

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Biaya,

Pendidikan_For mal, Umur, Jumlah_Tanggun gan_Keluarga, Pengalamana . Enter

a. All requested variables entered.

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 1.4022E6 1.1295E7 5.2382E6 2.45397E6 30

Std. Predicted Value -1.563 2.468 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted Value

822756.875 2234959.500 1329675.870 384791.376 30

Adjusted Predicted Value 1.4096E6 1.3933E7 5.1692E6 2.67039E6 30

Residual -5.46342E6 1.21821E7 .00000 2.81217E6 30

Std. Residual -1.767 3.941 .000 .910 30

Stud. Residual -2.152 4.651 .010 1.066 30

Deleted Residual -8.10226E6 1.69654E7 69005.17587 3.87897E6 30

Stud. Deleted Residual -2.345 14.482 .332 2.745 30

Mahal. Distance 1.088 14.192 4.833 3.448 30

Cook's Distance .000 1.415 .071 .263 30


(6)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Biaya,

Pendidikan_For mal, Umur, Jumlah_Tanggun gan_Keluarga, Pengalamana

. Enter


Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 7 73

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 1

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 2

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pedagang Hasil Laut (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 23

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 11

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 1

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7