Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ANAVA

48 masyarakat terhadap produk hasil eksperimen, langkah terakhir yaitu analisis pengujian laboratorium.

3.5.1. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ANAVA

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ditetukan data dianalisis dengan analisis varian klasifikasi tunggal perlu diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogen 3.5.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan dengan metode liliefors karena jumlah sampel ≤ 30, dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh Sudjana 2002 : 466 yaitu seperti berikut ini : 1. Mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar. 2. Menghitung mean X = N X ∑ 1 3. Menghitung simpangan baku S. S = 1 1 − − ∑ N X X 4. Mengubah skor dasar menjadi skor baku Z 1 . Z = S X X − 1 5. Menghitung luas FZ 1 , dengan mengkonsultasikan harga Z 1 pada tabel dengan ketentuan jika F 1 Z 1 maka Z 1 dikurangi F 1 dan jika F 1 Z 1 maka F 1 dikurangi Z 1 . 6. Menghitung S Z 1 = X x ∑ 7. Menghitung Lo = F Z 1 – S Z 1 , dengan ketentuan Jika Lo L tabel , maka data yang diperoleh tidak normal 49 Jika Lo L tabel , maka data yang diperoleh normal. 3.5.1.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians setiap sampel sudah homogen. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung varians dari semua sampel dengan rumus 2. Mencari harga satuan 3. MenghitungChi kuadratN Dengan In 10=2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan. Dengan taraf nyata 5 tolak ho jika dimana didapat dari tabel chi kuadrat dengan peluang dan dk: dengan k adalah kelompok sampel Sudjana 2002 : 263. Jika data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan Analisis Varian Klasifikasi Tunggal. Dengan rumus sebagai berikut : Tabel 1.3 Rumus Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Sumber Varian Derajat Bebas Jumlah Kuadrat JK Rerata JK MK Sampel a db a = a – 1 JK a = N X b X 2 2 ∑ ∑ − MK a = a a db JK Panelis b db b = b – 1 JK a = N X b X 2 2 ∑ ∑ − MK b = b b db JK Error c db c = db a -db b JK C = JK t – JK a - JK b MK c = c c db JK Total db t = a x b – 1 JK t = N Xt X 2 2 ∑ ∑ − Sumber : Bambang Kartika, 1988 : 86 50 Keterangan : N = Jumlah Subyek Keseluruhan a = Banyaknya sampel b = Jumlah panelis ∑ X 2 = Jumlah nilai total panelis ∑ Xt 2 = Jumlah total nilai sampel ∑ Xt 2 = Jumlah total nilai N Xt 2 ∑ = Faktor koreksi Untuk mengetahui apakah hasil eksperimen memperoleh hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan analisis lanjutan untuk mengetahui perbedaan antar sampel. Dalam penelitian ini uji lanjut yang digunakan adalah uji Tukey. Pada uji Tukey digunakan rumus sebagai berikut : Standar error = Panelis Jumlah Error Kuadrat Jumlah Rerata Bambang Kartika, 1988: 83 Selanjutnya mencari nilai LSD Least Signifikansi Differencepembanding antar sampel, dapat dicari dengan menggunakan rumus : Nilai Pembanding = Standart Error x Nilai LSD dari tabel 51 Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai perbandingan antar sampel. Untuk menentukan perbandingan yang paling baik diantara sampel A, B dan C yaitu dengan melihat Mean yang terbesar merupakan sampel tersebut kualitas baik.

3.5.2. Analisis Deskriptif Presentase