Program Penguatan Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat

98 profesionalitas pengurus berdasarkan formalitas Surat Tugas Kades, tanpa didukung adanya kepastian mendapatkan finansial honor yang layak profesional dan dasar hukum yang kuat. Sumber: Hasil Olah Data dari wawancara, diskusi kelompok dan FGD, 2008 Penyusunan Rencana Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Menindaklanjuti pelaksanaan diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion FGD, setelah bersama-sama melakukan kegiatan mengidentifikasi dan menyusun skala prioritas permasalahan dan kebutuhan tersebut di atas, kemudian dilanjutkan menyusun rancangan program pengembangan kapasitas kelembagaan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal PRA dilaksanakan penyusunan program pengembangan kapasitas kelembagaan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat dalam upaya pengelolaan yang lebih profesional yang mensinergikan faktor sosial, ekonomi dan ekologis sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan rumah tangga dapat terpenuhi secara adil dan merata serta mandiri, berkelanjutan. Adapun program yang akan dilaksanakan, yaitu :

1. Program Penguatan Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat

Latar Belakang Sejak berdirinya Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Masyarakat yaitu Kelompok Pemakai Air Bersih Pokmair Sayom tahun 2000, walaupun didukung dengan adanya kebijakan program pemerintah dalam pembangunan dan perbaikan sarana air bersih dari sumber air “Sayom”, “Putri”, “Lemper”, ternyata sampai saat penelitian dan penyusunan KPM, masih terjadi distribusi air bersih yang tidak merata, dimana anggota yang posisi rumahnya lebih dekat dengan jaringan maka distribusi air akan selalu lancar sedangkan yang posisinya paling akhir atau tidak 99 menguntungkan selalu kekurangan air bersih. Hal ini berdampak pada krisis kepercayaan pada pengurus Pokmair di setiap periode. Kelompok Pemakai Air Bersih Pokmair Sayom yang telah berjalan selama delapan tahun, melalui proses pengelolaan melewati tiga kali pergantian kepengurusan, dengan satu kali masa transisi. Dalam proses masa kepengurusan, hampir disetiap periodenya mengalami permasalahan yang berkaitan dengan keterbatasan kapasitas kelembagaannya, baik yang menyangkut sarana dan prasarana; anggaran; normaaturan; jejaring kerjasama. Adapun dalam pengelolaan air bersih di Desa Bumijawa, tidak mampu mensinergikan aspek sosial, ekonomi dan ekologis karena yang lebih dominan pada penekanan aspek sosial. Hal ini dibuktikan dengan adanya iuran bulanan, baik yang kaya dan miskin maupun penggunaan banyaksedikit sama saja tiga ribu rupiah. Disisi lain aspek ekonomi dimana pemeliharaan dan perbaikan jaringan itu mahal dan memerlukan biaya tinggi kurang diperhatikan yang seharusnya mampu menggali swadaya melalui iuran bulanan dengan sistim meteran sesuai dengan penggunaannya. Sedangkan aspek ekologis juga kurang mendapatkan perhatian, baik yang menyangkut kebiasaan hemat air maupun keberlangsungan ekosistem di sekitar sumber air Sayom, Putri maupun Lemper. Tujuan Program Tujuan secara umum adalah menguatkan struktur kelembagaan pengelolaan air bersih masyarakat agar lebih profesional dengan mensinergikan aspek sosial, ekonomi dan ekologis. Sasaran Program Sasaran Program adalah Pengurus dan Anggota Pokmair Sayom. Kegiatan dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang diusulkan untuk dapat mencapai tujuan program terinci seperti pada tabel 11 berikut ini: Tabel 11 Rencana Kegitan-kegiatan dalam Pelaksanaan Program Penguatan Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat FGD, 18 Nopember 2008 No Masalah Kegiatan Tujuan Pelaksana Metode Dinas Instansi Pendukung Waktu Pelaksanaan Sumber Dana 1. Lemahnya Dasar hukum pengelolaan air bersih oleh Pokmair Sayom  Penyusunan dan Penetapan Perdes dan ADART  Adanya kekuatan hukum yang kuat tentang kelembagaan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat yang lebih profesional  Terbentuknya struktur kelembagaan pengelolaan air bersih yang sesuai dengan Perdes dan ADART  BPD  Kepala Desa  Pengurus  Diskusi  Curah Pendapat  Tatap Muka melalui forum pertemuan  Pemerintahan desa Januari- April 2009 ADD 2. Kurang tertibnya administrasi keanggotaan  Pemetaan dan Registrasi ulang anggota  Dapat memperhitungkan kebutuhan air bersih, antara jumlah debet air yang ada dengan jumlah anggota  Tertib administrasi keanggotaankonsumen air bersih  Perangkat Desa  Pengurus pengelola air bersih  Wawan muka  Tatap Muka  Pemetaan keanggotan berdasarkan wilayah pemukiman  Pemerintahan Desa Januari – April 2009 ADD dan Swadaya. 3. Kurangnya menjalin jejaring kemitraan dengan stakeholders Penyusunan program kemitraan; penerapan sistim meteran, penghijauan, pendampingan . Dapat melaksanakan program kemitraan dengan stakeholders yang saling menguntungkan  Kepala Desa  Pengurus  Pendampingan teknis, Administrasi, Keuangan  Tatap muka melalui forum pertemuan  Dinas Kesehatan., Asper Perhutani, UPTD Tanbunhut,BKM Satria April- Desember 2009 ADD 101

2. Program Peningkatan Partisipasi Anggota dalam Kemandirian Latar Belakang