96
Tabel 10. Hasil Identifikasi Masalah, Sebab-sebab, Kebutuhan dan Analisa Prioritas Program
Prio- ritas
Topik Masalah
Perincian Masalah
Sebab – Sebab Kebutuhan
1. Tidak adanya
aturan tertulis yang tegas yang
mengatur hak, kewajiban dan
sangsi bagi pengurus dan
anggota. a. Tidak adanya
payung hukum yang kuat
b. Tidak
tertibnya administrasi
keanggotaan dan keuangan.
1 Kepengurusan, hanya berdasarkan Surat
Tugas Kades
2 Kepengurusan periode sekarang,
tidak pernah melihat ADART dari
kepengurusan yang lama.
1 Banyaknya pemakaipemanfaat
jaringan air bersih yang tidak terdaftar
secara resmi
2 Tidak lancarnya iuran wajib bulanan
anggota 3 Tidak adanya laporan
rutin pengelolaan keuangan
a Adanya payung hukum dari
pemerintahan desa Peraturan
DesaPerdes
b Penerapan sangsi yang tegas, tanpa pandang
bulu, bagi anggota yang merusak jaringan
dan melalaikan kewajiban
a Pendataan ulang sekaligus penertiban
anggotakonsumen b Keterbukaan
pengelolaan keuangan, baik tertulis
maupun melalui laporan dalam forum
pertemuan
2. Kurang
terjalinnya kerjasama dengan
stakeholders a. Kurang menjalin
kemitraan dan jejaring dengan
stakeholders yang terkait.
1 Keterbatasan struktur kelembagaan
a Bantuan pembinaan teknis administrasi,
pengelolaan dan pinjaman dana lunak
dari stakeholders yang terkait
3. Kurangnya
pemeliharaan sarana dan
prasarana pengelolaan air
bersih a. Tidak teraturnya
jaringan induk dan atau jaringan
ke anggota
b. Tidak 1 Jaringan
dengan sistem
gravitasi, tetapi
tidak memfungsikan
meteran dan
atau stop kran di setiap
anggota 2 Perbaikan
jaringan yang dilakukan oleh
individu atau
kelompok, tanpa
sepengetahuan pengurus
1 Sistim jaringan pipa induk yang langsung
a Perbaikan dan atau rehabilitasi jaringan
induk serta jaringan yang ke
anggotakonsumen.
b Pola distribusi air bersih yang adil dan
merata, dengan sistim sementara
menggunakan stop kran, melalui bak
penampung kelompok kecil 10-20 anggota
a Memperoleh jaringan air bersih yang lancar,
97
berfungsinya bak penampung Desa
c. Berkurangnya debet air bersih di
musim kemarau
d. Tidak adanya tempat pelayanan
anggota dalam melaksanakan
iuran wajib bulanan
ke bak penampung tidak difungsikan.
1 Kurangnya pemeliharaan sumber
air dengan ekosistemnya.
1 Tidak berfungsinya bangunan eks
sekretariat Pokmair Sayom, karena telah
disewa kepada pedagang pasar
melalui bantuan bak penampung induk
a Penambanahan debet air bersih, dengan
penambahan sumber air melalui usulan ke
pemerintahan daerah
a Adanya Sekretariat Pengelola Air Bersih
4. Keterbatasan
Kapasitas Anggota
a. Kurang optimalnya
partisipasi anggota dalam
kemandirian 1 Kurangnya
memahami jaringan air bersih pedesaan
dengan sistem gravitasi
2 Tidak adanya forum pertemuan secara
berkala antara pengurus, anggota
dan pemerintahan desa
3 Ketidakpuasan terhadap pelayanan
pengurus dalam mengatur distribusi
air yang adil dan merata, pengelolaan
keuangan yang transparan dan
penerapan sangsi yang tegas bagi
anggota yang tidak membayar iuran
bulanan. a Pengetahuan tentang
jaringan air bersih pedesaan dengan
sistem gravitasi oleh stakeholders yang
terkait.
b Mendapatkan laporan perkembangan
pengelolaan dan adanya kesempatan
memberikan masukan informasi ke pengurus
c Adanya ketegasan pengurus dalam
mengatur distribusi air bersih secara adil dan
merata, membuat laporan keuangan baik
lesan maupun tertulis dalam forum
pertemuan, penerapan sangsi bagi anggota
yang tidak membayar iuran bulanan
5. Keterbatasan
Kapasitas Pengurus
a. Keterbatasan ketrampilan
pengelolaan air bersih dengan
sistem jaringan pipanisasi
pedesaan
.
b. Lemahnya 1 Pengurus ditunjuk,
tidak berdasarkan kapasitas
ketrampilan dan pengalaman
2 Tidak adanya pendampingan dan
pembinaan teknis secara
berkesinambungan dari stakeholders
terkait.
3 Kepengurusan a Pengurus yang “pinter,
kober dan bener” pandai; bersedia dan
selalu menyempatkan tenaga, pikiran,
waktu; dapat dipercaya
b Adanya pendampingan teknis
dari stakeholders terkait secara
berkelanjutan
c Kepengurusan yang
98
profesionalitas pengurus
berdasarkan formalitas Surat
Tugas Kades, tanpa didukung adanya
kepastian mendapatkan
finansial honor yang layak
profesional dan dasar hukum yang kuat.
Sumber: Hasil Olah Data dari wawancara, diskusi kelompok dan FGD, 2008
Penyusunan Rencana Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Menindaklanjuti pelaksanaan diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion FGD, setelah bersama-sama melakukan kegiatan mengidentifikasi
dan menyusun skala prioritas permasalahan dan kebutuhan tersebut di atas, kemudian dilanjutkan menyusun rancangan program pengembangan kapasitas
kelembagaan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal PRA dilaksanakan
penyusunan program pengembangan kapasitas kelembagaan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat dalam upaya pengelolaan yang lebih profesional yang
mensinergikan faktor sosial, ekonomi dan ekologis sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan rumah tangga dapat terpenuhi secara adil dan merata
serta mandiri, berkelanjutan. Adapun program yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Program Penguatan Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat