Perhitungan koefisien korelasi biserial Uji kesamaan rata-rata dua hasil belajar

28

4. Metode Analisis Data a.

Uji normalitas data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sangat penting untuk menentukan metode statistik berikutnya yang cocok untuk manganalisis data yang diperoleh. Dalam penelitian ini uji normalistas dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat Sudjana.1996, yaitu: ∑ = − = k i i i i E E O X 1 2 ………………………………………………… 3.5 Keterangan: X 2 = harga chi kuadrat O i = frekuensi hasil pengamatan E i = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Kriteria pengujian adalah H ditolak jika X 2 ≥ X 2 1- αk-1 dengan α adalah taraf nyata untuk pengujian, sedangkan H diterima jika selain dari kriteria pengujian itu. Jika data terdistribusi normal, maka dilanjutkan pengolahan data secara statistik seperti yang tersebut dalam uraian berikut dan jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji non parametrik lain.

b. Perhitungan koefisien korelasi biserial

Untuk mengetahui derajat hubungan penerapan model belajar demonstrasi alat dan peningkatan pemahaman materi dari mahasiswa, digunakan rumus koefisien korelasi biserial Sudjana.1996, yaitu: .................................................................................... 3.6 Keterangan: r b = koefisien korelasi biserial y b s u pq Y Y r 1 2 − = 29 Y 1 = rata-rata variabel Y yang didapat karena kategori pertama Y 2 = rata-rata variabel Y yang didapat karena kategori kedua S y = simpangan baku untuk semua nilai Y P = Proporsi pengamatan dalam kategori pertama q = proporsi pengamatan dalam kategori kedua u = tinggi ordinat dari normal kurva baku bagian p dan q

c. Uji kesamaan rata-rata dua hasil belajar

Setelah dilakukan uji normalitas dan perhitungan koefisien korelasi biserial langkah selanjutnya adalah pengujian kesamaan rata-rata dua hasil belajar. Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah: H o : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 ≠ µ 2 H o adalah hipotesa bahwa tidak ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model demonstrasi alat yang telah dibuat pada mahasiswa Fisika semester V FMIPA UNNES tahun 2005, sedangkan Ha adalah hipotesa yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar dengan menggunkan model demonstrasi alat yang telah dibuat pada mahasiswa Fisika semester V FMIPA UNNES tahun 2005. Pengujian peningkatan hasil belajar ini menggunakan uji t, seperti diberikan oleh Sudjana 1996: ............................................... ........... 3.7 Keterangan: 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 − + − + − = + − = n n s n s n s n n s X X t 30 t = tingkat kesamaan rata-rata hasil belajar s = deviasi rata-rata dua hasil belajar n = jumlah testi X = rata-rata dari hasil belajar Kriteria pengujian yang berlaku adalah H o diterima jika –t 1-12 α t t 1-12 α dimana t 1-12 α didapat dari distribusi t dengan dk = n 1 +n 2 -2 peluang 1-12 α serta α = 5. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil rancang bangun alat

Melalui penelitian ini telah dihasilkan sebuah alat berupa rangkaian RLC yang dapat digunakan untuk menampilkan kurva histeresis dengan menggunakan osiloskop. Skema rangkaian yang digunakan ditunjukkan oleh gambar 8 di bawah ini. Gambar 8. Skema Rangkaian RLC untuk menampilkan kurva histeresis magnetik Dari tahap ujicoba telah diperoleh hasil bahwa kurva histeresis dapat ditampilkan secara baik menggunakan rangkaian RLC dengan memakai komponen-komponen R 1 =1 Ω, R 2 =10 k Ω , C = 0,1 μf, R L =1,1 ohm dan L = 0,0082 H. Tegangan input diambil dari Audio Frequensy Generator AFG sebesar 4,7 volt. Induktansi diperoleh dari toroida berinti besi lunak berdiamater 5 cm dan jari-jari dalam 2,1 cm dengan jumlah lilitan 200.