Alpha- Selulosa α-selulosa Polisakarida Kayu

Secara umum terlihat bahwa kandungan holoselulosa jenis kayu daun lebar lebih tinggi dibanding kayu daun jarum, baik untuk jaringan berumur muda maupun yang lebih dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu sebagai fenomena umum yang terjadi antara jenis kayu daun jarum yang cenderung memiliki kadar polisakarida kayu yang lebih rendah dibanding jenis kayu daun lebar Fengel Wegener 1995, Sjostrom 1995, atau hal ini merupakan karakteristik juvenile wood yang berkorelasi dengan hadirnya kayu reaksi dalam jaringan juvenile wood Zobel Sprague 1998. Kayu reaksi pada jenis kayu daun lebar kayu tarik memiliki kadar polisakarida kayu yang lebih tinggi dibanding kayu normalnya, sebaliknya kadar polisakarida kayu reaksi kayu tekan jenis kayu daun jarum cenderung lebih rendah dibanding kayu normalnya Walker 1993, Timell 1986. Hal ini bisa terlihat misalnya pada perbedaan kadar holoselulosa antara kayu Pinus jenis kayu daun jarum dengan jenis kayu daun lebar Sengon Gambar 2. Kadar holoselulosa yang tinggi dalam kayu sangat baik untuk penggunaan sebagai bahan baku pulp. Kayu dengan kadar holoselulosa yang tinggi dapat menghasilkan pulp dengan rendemen yang tinggi. Akan tetapi umumnya penggunaan juvenile wood untuk bahan baku pulp terkendala dengan dimensi seratnya yang menghasilkan pulp dengan kualitas rendah Walker 1993.

4.1.2 Alpha- Selulosa α-selulosa

Alpha-selulosa merupakan bagian dari selulosa yang tahan dan tidak terlarut dalam larutan alkali NaOH 17,5. Kemurnian selulosa sering dinyatakan melalui parameter α-selulosa, walaupun sesungguhnya alpha-selulosa bukanlah selulosa murni karena masih ada gula lain yaitu mannan dan glukomannan yang tahan terhadap alkali Achmadi 1990. Pada umumnya, alpha- selulosa yang dihasilkan tergantung pada jenis kayu dan metoda yang digunakan. Gambar 3 Kadar α-selulosa juvenile wood J1 :jaringan kayu dekat empulur; J2 : jaringan kayu yang jauh dari empulur Kadar alpha-selulosa jaringan kayu yang dibentuk pada umur kayu masih muda lebih rendah dibanding dengan jaringan kayu yang dibentuk pada umur kayu yang lebih dewasa, kecuali untuk kayu Angsana.Variasi pembentukan kayu remaja juvenile wood selama pertumbuhan pohon dapat terjadi karena perbedaan jenis dan tempat tumbuh. Penelitian sebelumnya Zobel Sprague 1998, dalam kayu Pinus radiata pada lingkaran tumbuh ke 10 sampai 15 dari arah empulur memiliki kandungan selulosa meningkat dan setelah itu konstan, sedangkan lignin dan pentosan menurun dari empulur ke arah kulit. Berdasarkan hal tersebut, terdapat indikasi bahwa kadar selulosa kayu meningkat sejalan dengan bertambahnya umur hingga mencapai dewasa. Kayu remaja juvenile wood sering dikaitkan dengan kehadiran kayu reaksi.Hal ini dikarenakan banyak kayu reaksi dibentuk dalam zona kayu remaja juvenile wood dalam pohon, dan beberapa sifat kayu remaja juvenile woodmenyerupai sifat kayu reaksi Zobel Sprague 1998.Kayu reaksi yang terjadi pada kayu daun lebar disebut kayu tarik tension wood sedangkan kayu reaksi pada kayu daun jarum disebut kayu tekan compression wood Fengel Wagener 1995. Kayu reaksi tekan pada jenis kayu daun jarum memiliki ciri kadar lignin yang lebih tinggi dengan kadar selulosa yang lebih rendah dibanding kayu normal, sedangkan kayu reaksi tarik dalam jenis kayu daun lebar umumnya 10 20 30 40 50 60 70 80 Pinus Manii Sungkai Sengon Angsana k a d a r α -s e lu lo sa Jenis kayu J1 J2 memiliki kadar selulosa yang lebih tinggi, khususnya alpha-selulosa, dan kadar lignin yang lebih rendah dibanding kayu normal. Kadar alpha-selulosa kayu angsana memiliki nilai yang lebih besar pada jaringan dekat dengan empulur dibanding bagian yang lebih jauh dari empulur. Hal ini berbeda dengan jenis kayu daun lebar yang lain, dimana jaringan kayu yang dibentuk pada pohon berumur lebih tua memiliki kadar selulosa yang lebih tinggi. Berdasarkan kadar selulosa, juvenile wood dari jenis kayu pinus dan angsana memiliki karakteristik yang mirip dengan sifat kayu reaksi. Kayu reaksi dapat dibentuk selama tahun awal pertumbuhan pohon sehingga jaringan kayu yang dekat dengan empulur bersifat kayu reaksi Timell 1986. Kayu remaja juvenile wood pada angsana memiliki ciri kayu tarik dimana kadar selulosa yang tinggi disertai dengan nilai lignin yang rendah, sedangkan kayu tekan pada kayu daun jarum dicirikan dengan kandungan selulosa yang rendah dan lignin yang tinggi. Kayu tekan terdapat pada juvenile wood pinus yang memiliki kandungan alpha-selulosa yang rendah dan lignin yang tinggi pada bagian dekat empulur Gambar 4. Gambar 4 Kadar selulosa dan lignin juvenile woodJ1 :jaringan kayu dekat empulur; J2 : jaringan kayu yang jauh dari empulur Menurut Zobel 1975 dalam Walker 1993 kayu remaja juvenile wood memiliki persentase selulosa yang rendah dan serat yang pendek sehingga sifat kimia pulp yang dihasilkan rendah dan kekuatan pulp rendah pula.Kadar alpha- selulosa dalam kayu dapat dijadikan sebagai penduga besarnya rendemen dan kadar alpha-selulosa dalam pulp. Kertas yang memiliki kandungan alpha-selulosa 10 20 30 40 50 60 70 10 20 30 40 50 60 70 80 Pi J1 Pi J2 Ma J1 Ma J2 Su J1 Su J2 Se J1 Se J2 Ag J1 Ag J2 Jenis kayu T o ta l l ign in α- se lu lo sa Alphaselulosa Total lignin yang tinggi atau vikositas tinggi biasanya mengandung serat berkualitas tinggi dan memiliki derajat stabilitas yang tinggi. Untuk itu penggunaan juvenile wood sebagai bahan baku kertas dapat dilihat berdasarkan umur kayu lingkaran tumbuh. Juvenile wood yang dibentuk saat kayu umur muda berpengaruh terhadap kualitas kertas yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan umur yang lebih dewasa.

4.1.3 Hemiselulosa