78 Gambar 15 Perkembangan penyerapan perbekalan kapal perikanan di PPS Nizam
Zachman Tahun 2000-2004 Dari persamaan linear pada Gambar 15 tersebut, dihasilkan y = -43362x +
9.10
7
R
2
= 0,77 y=jumlah penyerapan perbekalan, x=periodetahun, dan R
2
= koefisien determinasi menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan jumlah
penyerapan perbekalan di PPS Nizam Zachman sebesar 43.362 ton. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain menurunnya setiap tahun aktivitas
armada penangkapan yang melaut.
4.9.4 Pendaratan, distribusi dan pemasaran ikan
Aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi pembongkaran ikan dari palka sampai ikan diangkut ke Tempat Pelelangan Ikan TPI. Kapal tradisional
mendaratkan hasil tangkapannya di TPI sedangkan untuk kapal longline mendaratkan hasil tangkapannya di Tuna Landing Center TLC. TLC yang
berada di dermaga timur sengaja dikhususkan untuk mendaratkan hasil tangkapan kapal longline.
y = -43362x + 9E+07 R
2
= 0,7707
200000 400000
600000 800000
1000000
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun T
o n
Penyerapan Perbekalan Linear Penyerapan Perbekalan
79 Bagi kapal longline, sebelum dilakukan pendaratan hasil tangkapan maka
diadakan persiapan terlebih dahulu. Aktivitas persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemasangan alat peluncur yang berfungsi memindahkan ikan
dari kapal longline ke unit-unit penanganan sekaligus berfungsi untuk melindungi ikan tuna dari sinar matahari secara langsung. Aktivitas pembongkaran ikan tuna
dimulai dengan mendaratnya kapal di dermaga timur, sebelum dilakukan pembongkaran ikan maka es yang digunakan untuk mendinginkan ikan terlebih
dahulu dibuang dari dalam palka. Aktivitas dilanjutkan dengan mengeluarkan ikan dengan menggunakan bantuan katrol, yaitu dengan cara mengikat ekor ikan
dengan tali yang kemudian ditarik menggunakan bantuan katrol dari dalam palka sampai ke atas deck. Sesampainya di atas deck, ikan diletakkan pada alat peluncur
selanjutnya didorong meluncur menuju kedalam unit penanganan tuna untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Bagi kapal gillnet aktivitas pendaratan ikan berlangsung di dermaga barat dekat dengan TPI. Pembongkaran ikan dilakukan dengan menggunakan bantuan
tris . Tris atau basket atau keranjang ikan adalah wadah berbentuk kotak terbuat
dari plastik dengan kapasitas 70 kg ikan. Ikan dari dalam palka dimasukkan ke dalam tris, kemudian diangkat ke atas deck dengan menggunakan bantuan tali.
Ikan yang telah berada di deck lalu disortir sesuai dengan jenis, ukuran dan mutunya dan ditempatkan pada tris yang berbeda-beda, tujuannya adalah untuk
memudahkan saat pelelangan dilakukan. Pemindahan tris dari kapal ke TPI menggunakan lori. Pemindahan ini dilakukan di ruangan terbuka sehingga sinar
matahari mengenai langsung ikan. Tidak adanya pemberian es pada ikan semakin menurunkan mutu ikan tersebut. Proses pembongkaran ini berlangsung selama
80 dua sampai tiga jam, tergantung banyaknya hasil tangkapan yang didaratkan.
Mekanisme pemasaran ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta adalah sebagai berikut : ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman yang berasal dari laut
khususnya kelompok ikan tuna tuna, meka, marlin, yellow fin, big eye di proses, sebagian ke industri pengolahan ikan dan di ekspor langsung ke negara Jepang,
Singapura, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat sedangkan sebagian lagi dibawa ke pelelangan untuk dilelang. Ikan-ikan non tuna tradisional setelah didaratkan
dari kapal, kemudian masuk ke TPI untuk di lelang. Sete1ah diadakan transaksi le1ang dan terjadi kesepakatan harga, ikan dibawa ke pasar baik pasar lokal
maupun ekspor. Mekanisme pemasaran dan distribusi ikan di PPS Nizam Zachman, dapat
dilihat pada Lampiran 1. Pelelangan yang ada di PPS Nizam Zachman diselenggarakan oleh
Koperasi Mina Muara Makmur selaku pihak yang ditunjuk oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Aktivitas yang
dilakukan sebelum pelelangan adalah penimbangan ikan, kemudian tris yang telah ditimbang tersebut dikelompokkan berdasarkan kapal yang mendaratkan.
Pelelangan yang ada di TPI PPS Nizam Zachman dinamakan “opow” karena pembeli lelang dan penjual lelang adalah orang yang sama yaitu pemilik kapal,
walaupun demikian aktivitas lelang tetap diadakan karena merupakan patokan nilai retribusi yang harus dibayar ke pemerintah daerah sebesar dari total nilai
lelang. Sesuai dengan Perda DKI Jakarta, retribusi lelang sebesar 5 , dimana 3 dikenakan kepada pemegang lelang dan sisanya dikenakan kepada produsen
ikan.
81 Hasil tangkapan yang didaratkan di TLC tidak diadakan pelelangan. Ikan
yang didaratkan akan langsung masuk ke unit-unit penanganan tuna setelah aktivitas pembongkaran dilakukan. Namun, data pendaratan ikan masih dapat
dicatat karena pihak perusahaan akan memberikan laporannya sehingga retribusi sebesar 5 tetap bisa ditarik. Tidak adanya mekanisme kontrol dari pihak PPS
Nizam Zachman, membuat keakuratan data yang diberikan oleh perusahaan diragukan karena kemungkinan adanya kepentingan-kepentingan tertentu dari
perusahaan tersebut. Mekanisme masukkeluarnya komoditi perikanan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
1 Pasar lokal
Ikan yang berasal dari pelelangan tersebut di atas serta ikan yang berasal dari beberapa daerah penghasil utama perikanan diangkut lewat darattruk
dipasarkan melalui Pusat Pemasaran Ikan PPI pada malam hari sekitar pukul 20.00-02.00 WlB, kemudian didistribusikan ke daerah-daerah di
sekitar Jabotabek seperti Bekasi, Depok, Tangerang, bahkan sampai ke Sukabumi dan Cilegon.
2 Pasar ekspor
Kegiatan ekspor hasil perikanan dilakukan bentuk segar maupun beku yang terdiri dari ekspor segar meliputi jenis tuna, bawal, udang, tenggiri, meka
dan jenis ikan lainnya dilakukan melalui Bandara Sukarno Hatta Cengkareng dengan menggunakan jasa cargo, serta ekspor beku yang
terdiri dari jenis ikan tuna, kakap, kerapu, meka, marlin, lobster, udang dan jenis ikan lainnya dilakukan melalui pelabuhan umum Tanjung Priok dengan
menggunakan Kontainer. Ekspor ikan dalam keadaan beku juga dilakukan
82 melalui transhipment ship to ship dengan ukuran kapal pengangkut sampai
dengan 2.500 GT. Adapun mekanisme pelayanan ekspor dapat dilihat pada Lampiran 4.
Volume ekspor tahun 2004 sebesar 26.740,24 ton terdiri dari ekspor segar sebesar 10.218, 29 ton dan ekspor beku sebesar 15.521,95 ton. Nilai ekspor
ikan segar sebesar US 111.067.332 dan nilai ekspor ikan beku sebesar US 129.870.845 sehingga total nilai ekspor sebesar US 240.936.177. Negara
tujuan ekspor seperti Asia, Amerika dan Eropa. Lebih rinci ekspor ikan dapat dilihat dalam Tabel 13 berikut :
Tabel 13 Volume ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000- 2004
Ton
Ekspor Tuna Ekspor Udang
Ekspor Lainnya Tahun
Segar Beku
Segar Beku
Segar Beku
2000 8.273
5.475 1.945
4.210 4.702
8.722 2001
7.519 6.368
963 2.943
2.290 3.937
2002 9.532
4.744 1.762
4.456 559
1.602 2003
6.212 8.099
327 2.142
1.245 6.608
2004 8.935
8.164 146
1.804 1.137
6.554
40.471 32.850
5.143 15.555
9.933 27.423
73.321 20.698
37.356 Jumlah
131.375 55,81
15,76 28,43
Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 Jumlah ekspor yang dilakukan PPS Nizam Zachman selama kurun waktu 5
tahun terakhir sangat berfluktuasi baik dari komoditi tuna, udang atau komoditi lainnya. Berdasarkan persentase komoditi ekspor, lebih banyak pada komoditi
ekspor tuna sebesar 55,81 , disusul ekspor lainnya sebesar 28,43 dan terakhir ekspor udang sebesar 15,76 .
Dari komoditi ekspor tuna, sebesar 55,2 produk segar dan 44,8 produk beku. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain produk segar
83 mempunyai nilai yang lebih tinggi di pasar internasional karena memiliki mutu
yang lebih baik dibandingkan dengan produk beku.
Gambar 16 Perkembangan volume ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004
Dari persamaan linear pada Gambar 16 tersebut, yaitu y = -1256,1x + 3.10
6
R
2
= 0,22 y=jumlah penyerapan perbekalan, x=periodetahun, dan R
2
= koefisien determinasi menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan volume
ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman sebesar 1.256,1 ton. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain pengurangan jumlah permintaan dan
juga melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar. Tabel 14 berikut ini menyajikan volume dan nilai ekspor hasil perikanan
di PPS Nizam Zachman dalam kurun waktu tahun 2000-2004.
y = -1256,1x + 3E+06 R
2
= 0,2227
10000 20000
30000 40000
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun T
o n
Volume Ekspor Linear Volume Ekspor
84 Tabel 14 Volume dan nilai ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun
2000-2004
Ikan Segar Ikan Beku
Jumlah Tahun
Ton US
Ton US
Ton US
2000 14.920 89.338.034 18.407 91.684.372 33.327 181.022.406
2001 10.772 86.466.347 13.248 69.289.562 24.020 155.755.909
2002 11.853 91.387.316 10.802 50.033.299 22.655 141.420.615
2003 7.784 63.337.249 16.849 76.334.601 24.633 139.671.850
2004 10.218 111.067.332 16.522 129.870.845 26.740 240.938.177
Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 Data tersebut memperlihatkan bahwa dari tahun 2000-2004 industri
perikanan di PPS Nizam Zachman mengekspor ikan dalam bentuk segar sebesar 55.547 ton sedangkan untuk ekspor dalam bentuk beku sebesar 75.828 ton sehingga
total jumlah produk perikanan yang diekspor dari tahun 2000-2004 sebesar 131.375 ton. Rata-rata produksi per tahun untuk ekspor produk segar sebesar 11.109 ton,
jumlah ini lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata ekspor produk beku sebesar 15.166 ton ikan per tahun. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa
permintaan terhadap produk ikan beku semakin meningkat, berarti industri pengolahan ikan harus meningkatkan aktivitasnya untuk memenuhi permintaan
produk ikan beku tersebut.
85 Gambar 17 Perkembangan nilai ekspor hasil perikanan di PPS Nizam
Zachman Tahun 2000-2004 Gambar 17 di atas memperlihatkan bahwa total nilai produksi untuk produk
segar dari tahun 2000 s.d 2004 sebesar US 441.596.278 nilai ini lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai produk beku yang hanya US 417.212.679. Nilai
produksi rata-rata untuk produk ikan segar per tonnya US 88.319.256, sedangkan nilai rata-rata produk ikan beku per tonnya hanya US 83.442.536. Produk segar
mempunyai nilai yang lebih tinggi di pasar internasional karena memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan produk beku.
Secara umum operasional pelabuhan PPS Nizam Zachman saat ini adalah cukup optimal, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan yang nantinya akan
mempengaruhi kinerja operasional pelabuhan. Kekuranganpermasalahan tersebut antara lain :
25000000 50000000
75000000 100000000
125000000 150000000
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun US
Nilai Ekspor Segar Nilai Ekspor Beku
86 1
Mutu ikan; berkurangnya mutu ikan mulai disebabkan karena proses
penangkapan, penanganan ikan diatas kapal hingga pada saat kapal bongkar. Penggunaan alat tangkap yang tidak merujuk pada code of conduct responsible
fisheries menyebabkan ikan yang ditangkap mengalami kerusakan fisik dan
banyak ikan yang ditangkap dengan ukuran yang tak layak tangkap. Proses penanganan hasil tangkapan di kapal yang belum profesional sangat berpotensi
merusak mutu hasil tangkapan, hal ini dimungkinkan pemberian es dan proses pembekuan dilakukan setelah melewati fase igormortis. Mutu ikan juga akan
berkurang disaat kapal bongkar, banyak jenis ikan yang bongkar di PPS Nizam Zachman ditangani dengan tidak efektif dan efisien. Industri perikanan
terutama yang berskala kecil, dapat menderita kerugian ekonomis sangat besar akibat rendahnya harga, kemunduran mutu ikan. Hal yang sama dapat dialami
pula oleh ekonomi nasional akibat kehilangan pasar di luar negeri. Secara nyata, permintaan konsumen terhadap mutu ikan yang baik berkembang cepat.
Negara-negara pengimpor sangat menghendaki kondisi tempat pendaratan ikan yang bersih dan higienis, sebagai suatu persyarat yang telah mereka
tetapkan guna memenuhi standar mutu yang tinggi terhadap produk hasil perikanan.
2
Ketertiban dan keamanan; karena jumlah personil keamanan dan ketertiban
tidak dapat menjangkau seluruh wilayah pelabuhan atau dengan kata lain jumlah personil keamanan dan ketertiban tidak proposional dengan luas
wilayah PPS Nizam Zachman yaitu 100 Ha ditangani hanya 22 personil. 3
LingkunganSampah; masih banyaknya limbah cair dan padat dari proses
kegiatan di pelabuhan dan tidak lancarnya saluran mengakibatkan bau yang
87 tidak sedap, selain itu juga karena banyaknya kapal yang memperbaiki di
dermaga maka banyak kayu-kayu yang berserakan di sekitar dermaga. Pada bulan-bulan mendekati bulan puasa, volume sampah meningkat sampai 40 m
3
per hari, dengan jenis sampah organik yaitu daun. Semua limbah ini, jika tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan kontaminasi terhadap produksi ikan
serta mengakibatkan degradasi lingkungan pelabuhan sebagai akibat polusi. Biaya memperbaiki segenap permasalahn ini begitu mahalnya, setelah
semuanya terjadi . Pencucian ikan menggunakan air kolam pelabuhan yang
kotor dan cara penanganannya dengan kondisi sanitasi yang rendah, merupakan faktor yang menyebabkan cepatnya terjadi pembusukan ikan serta
resiko membahayakan kesehatan, karena baik ikan maupun air sudah terkontaminasi.
4
Dermaga, banyak dijumpai kapal ikan yang ingin merapat di dermaga, tidak
bisa bersandar sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena adanya kapal ikan yang rusak dan selalu bersandar di dermaga, bahkan ada yang merapat
sampai lama sekali dan hal ini mengganggu untuk merapatnya kapal ikan yang lain sehingga fungsi dermaga bukan untuk merapatkan kapal tetapi
dipergunakan juga untuk memperbaiki kapal. Nilai fungsi dari dermaga menjadi turun.
5
Jalan akses ke PPS Nizam Zachman, kondisi jalan masuk menuju PPS
Nizam Zachman sekarang ini sangat padat dan selalu mengalami kemacetan karena besarnya volume lalu lintas yang sebagian besar berupa traktor dan
trailer kontainer, truk, bis, mobil, bajaj, becak, sepeda, ojek, gerobak dan
88 lainnya. Kapasitas lalu lintas jalan hanya cukup untuk dua jalur jalan satu
lajur per arah yang membahayakan para pengendara motor dan pejalan kaki. Untuk mengatasi permasalah tersebut diatas, upaya yang perlu
dilakukan antara lain : 1
Dalam penanganan ikan agar dapat diperoleh ikan dengan mutu baik adalah sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung metode penangkapan
yang efektif dengan menggunakan alat penangkapan yang ramah lingkungan. Lembagainstansi yang mempunyai peran yang sangat besar dalam
penanganan ikan di PPS Nizam Zachman adalah UPT berkoordinasi dengan Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Propinsi DKI Jakarta serta Perum
PPS. 2
Guna meningkatkan ketertiban dan keamanan, mengusulkan agar personil Satpam UPT serta personil KP3 ditambah sesuai dengan kebutuhan luas
kawasan 100 Ha. 3
Sehubungan lahan tempat pembuangan akhir sampah di DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan lagi, maka diusulkan alternatif lain yaitu pembangunan
dan pengadaan mesin pengolah sampah berupa insenerator. Untuk menangani problema lingkungan, dalam hal ini UPT sama sekali tidak
memiliki kewenangan menyangkut aspek pengelolaan lingkungan. UPT setiap hari melakukan pembersihan di PPS Nizam Zachman bekerjasama dengan
pihak KUD. Karena ukuran pelabuhan yang demikian luas, diperlukan waktu berjam-jam untuk membersihkan perairan disekitar dermaga dari kantong-
kantong plastik, sampah dan benda-benda terapung lainnya. Namun demikian, mereka tidak memiliki cara untuk membuang lapisan minyak serta
89 mengendalikan pencemaran. Maka disarankan UPT berkoordinasi dengan
Perum PPS, Departemen Kesehatan, dan unit kerja dari lembagainstansi terkait yang berwenang terhadap masalah kelestarian lingkungan misal :
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Bappedalda, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dll.
4 Dalam rangka efisiensi penggunaan pelabuhan, sudah seharusnya PPS Nizam
Zachman memperbaiki sistem manajemen untuk standar pelabuhan perikanan yang baik dan bila perlu standar internasional. Alternatif permasalahan di
dermaga melalui penegakan peraturan pelabuhan untuk menjaga ketertiban penggunaan sarana dan prasarana pelabuhan sesuai fungsinya. Untuk
mengurangi antrian cukup lama masuk galangan kapal, perlu penambahan fasilitas galangan kapaldock melalui dana cost recovery atau bantuan proyek
luar negeri. 5
Guna melayani semua kegiatan di kawasan pelabuhan dengan permintaan pelayanan pelabuhan yang terus meningkat, maka diperlukan jalan
penghubung utama yang cukup dari dan menuju ke kawasan pelabuhan serta jaringan jalan raya yang menghubungkan pelabuhan dengan jalan tol atau
dengan pelabuhan umum utama, dan bila diperlukan menyediakan jalur rel kereta api untuk memudahkan distribusi ke daerah pedalaman. Alternatif
pelebaran jalan di PPS Nizam Zachman sangat sulit mengingat sisi badan jalan telah dipenuhi dengan bangunan-bangunan rumah, toko dan lainnya.
Penghancuran bangunan-bangunan di sisi jalan tersebut tidak akan efektif dan usaha pembebasan tanah atau tukar guling memerlukan prosedur hukum.
Alternatif terbaik adalah membangun jalan layang yang berhubungan dengan
90 pintu keluar jalan tol Mangga DuaGlodok dan sisi barat jalan menuju Muara
Karang dan Muara Angke, untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengakomodasi laju kendaraan ukuran sedang dan besar di area komplek PPS
Nizam Zachman. Maka disarankan sebagai tindak lanjut pembangunan tahap 4 1993-2001, telah selesai pada tahun 2002, usulan proyek masa depan di PPS
Nizam Zachman bantuan pemerintah Jepang.
91
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Fungsi dan Kewenangan Kelembagaan