Analisis fungsi dan kewenangan kelembagaan

30 Prasarana Pelabuhan Samudera; Kasubdit Pengawasan Penangkapan Ikan Wilayah Barat, Direktorat Pengawasan Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan; Kasubdit Tata Operasional Pelabuhan Perikanan, Direktorat Prasarana Pelabuhan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Kepala TPI Muara Baru, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, dan Ketua Asosiasi Tuna ASTUIN Wilayah Jakarta. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka dan studi literatur, diperoleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan, UPT PPS Nizam Zachman, Perum PPS, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, TPI Muara Baru, Institut Pertanian Bogor dan instansi terkait lainnya.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis fungsi dan kewenangan kelembagaan

Analisis fungsi dan kewenangan dilakukan untuk menelusuri terjadinya konflik antar lembagainstansi yang disebabkan oleh adanya tumpang tindih fungsi dan wewenang dari setiap lembagainstansi yang terlibat dalam pengelolaan pelabuhan perikanan. Sebelum dianalisis, dilakukan identifikasi terhadap semua lembagainstansi yang saling berinteraksi baik sektoral maupun fungsional pada semua tingkat pemerintahan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan dan pengelolaan pelabuhan perikanan. Analisis fungsi dan wewenang kelembagaan, dengan mengidentifikasikan input-input dan faktor intervensi. Adapun input yang dimaksudkan disini adalah peraturan perundang-undangan serta kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi permasalahan dimaksud, serta lembaga-lembaga atau instansi pemerintah yang 31 diberi kewenangan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan dan kebijakan dalam pengelolaan pelabuhan perikanan. Sedangkan faktor intervensinya adalah berupa kesenjangan pertanggungjawaban, tumpang tindih serta duplikasi kepentingan antar lembagainstansi yang pada akhirnya menimbulkan terjadinya konflik. Teknik pengolahan data primer untuk penentuan bobot kelembagaan dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabulasi data menggunakan matriks keserasian compatibility matrix. Metode ini digunakan untuk memberikan bobot dengan mensinergikan suatu kegiatan diantara lembaga instansi yang ada di pelabuhan perikanan Tabel 2. Langkah-langkah penyelesaian pembobotan adalah sebagai berikut : 1 Mengajukan identifikasi kegiatan terhadap kelembagaan dalam suatu matriks pendapat individu. 2 Mengisi matriks dengan skala perbandingan berpasangan. 3 Membuat matriks pendapat gabungan dari matriks dengan skala perbandingan berpasangan. Tabel 2 Kerangka matriks keserasian compatibility matrix fungsi dan wewenang antar lembagainstansi LembagaInstansi A B C ... A S K SK B C ... Keterangan : S = Sinergi K = Kontradiksi SK = Sangat Kontradiksi 32

3.3.2 Analisis strategi kinerja pelabuhan perikanan