Dampak Terhadap Sumber Daya Manusia dan Pengetahuan Baru Peran Migran Sirkuler dalam Perekonomian Perdesaan dan

Bab VI. Hasil dan Pembahasan 105 105 tertentu, sisanya responden mengatakan tidak memastikan akan pulang karena tidak memiliki tanah pertanian yang cukup. Hasil wawancara dengan tokoh kunci desa asal menunjukkan bahwa pada saat mereka mempunyai garapan sawah dan membutuhkan tenaga kerja, pada umumnya mereka tidak mempunyai masalah. Selain penduduk yang bekerja di luar desa kembali kedesa asal, mereka juga banyak dibantu oleh masyarakat desa lain. Dampak masyarakat yang bekerja sebagai migran sirkuler terhadap ketersediaan tenaga kerja pertanian di desa asal tidak mempengaruhi banyak terutama pada masyarakat yang masih memiliki lahan pertanian yang relatif luas. Hal tersebut karena masyarakat yang bekerja keluar desa sebagian besar adalah pekerja musiman. Walaupun mereka pada umumnya mendapatkan pendapatan relatif lebih banyak dari pada bekerja disekor pertanian, sebagian besar mereka tidak terpengaruh.

6.6. Dampak Terhadap Sumber Daya Manusia dan Pengetahuan Baru

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya pemegang peranan yang sangat penting. Dalam kaitan dengan kemajuan suatu desa, potensi sumber daya manusia merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan mecine of growth untuk kesejahteraan suatu desa. Dalam upaya mengidentifikasi potensi sumberdaya manusia perdesaan, Guharja dkk 1992 mengkategorikan dalam dua ciri yaitu: ciri Personal dan ciri interpersonal. Ciri-ciri personal dalam sumber daya manusia meliputi; pengetahuan, perasaan, keterampilan tingkat intelegensitas, bakat, minat, status kesehatan dan kepekaan. Sedangkan ciri-ciri interpersonal terdiri atas sesuatu yang terkait dengan keterbukaan atau ketertutupan dalam membentuk kerjasama antar personal untuk pengembangan. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa 89 persen responden memiliki keahlian dan pengetahuan baru setelah memutuskan menjadi migran sirkuler. Pengetahuan baru tersebut diperoleh melaui interaksi atau komunikasi dengan masyarakat dan sesama migran di daerah tujuan. Dengan demikian migrasi sirkuler berdampak positif terhadap peningkatan sumber daya manusia dan bertambahnya pengetahuan baru ke desa asal. Walaupun mereka pergi ke daerah tujuan dengan niat tidak belajar secara formal. Informan kunci juga Bab VI. Hasil dan Pembahasan 106 106 menjelaskan bahwa migran ketika pulang sering membawa ide-ide baru dalam pemabangunan desa. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi berlangsungnya pembangunan di perdesaan. Walaupun pada saat tertentu aparat desa juga sering mengalami kebingungan dalam mendiskusikan masalah pembangunan di desa, karena masyarakat banyak yang bekerja keluar desa dan pada saat tertentu kembali kedesa asal.

6.7. Peran Migran Sirkuler dalam Perekonomian Perdesaan dan

Pembangunan Wilayah Migran sirkuler adalah suatu bentuk pilihanstrategi penduduk atau kelompok yang umumnya berasal dari daerah perdesaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Fenomena migran sirkuler sebenarnya terkait erat dengan lapangan pekerjaan yang tersedia terutama disektor perdesaan pertanian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia di perdesaan pada umumnya tidak mampu menopang kebutuhan hidup masyarakat perdesaan. Tidak dapat disangkal bahwa peran migran sirkuler dan pembangunan perekonomian perdesaan mempunyai hubungan yang sangat erat dalam peciptaan pembangunan wilayah yang lebih kondusif melalui pembentukan faktor produktif, pemecahan masalah kemiskinan relatif dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di sebagian masyarakat perdesaan. Melihat cakupan peran migran sirkuler memiliki cakrawala yang sangat luas, sehingga dalam hal ini pembahasan peran hanya dibatasi pada komponen penting ekonomi, yaitu: keterkaitan dalam pembangunan spasial dan ketenagakerjaan di perdesaan. Dari sudut pandang pembangunan, fenomena migran sirkuler jelas berperan terhadap pemecahan pengangguran dan ketenagakerjaan yang terjadi di daerah perdesaan yang menimbulkan adanya interaksi interaction dan keterkaitan dengan daerah lain, terutama daerah perkotaan terdekat. Inventarisasi dari keterkaitan migran sirkuler dalam pembangunan wilayah tercermin dalam Tabel 41 yang menunjukkan keterkaitan utama dalam pembangunan spasial, diacu dari sumber Rodinelli 1985 diolah dalam penelitian ini berdasarkan hasil survei lapangan. Bab VI. Hasil dan Pembahasan 107 107 Tabel 41 Keterkaitan utama migran sirkuler dalam pembangunan spasial Tipe Elemen-elemen Keterkaitan Fisik Jaringan jalan Jaringan transportasi Keterkaitan Ekonomi Pola-pola pasar yang terbentuk Arus bahan baku dan barang antara Arus modal, keterkaitan produksi-backward Pola konsumsi dan belanja Arus pendapatan Arus komoditi sektoral dan Interregional “Cross Linkages” Pergerakan Penduduk Migrasi-temporersirkulasi dan permanen Perjalanan kerja Pelayanan Umum Jaringan utilitas Jaringan pendidikan dan pelatihan Sistem diseminasi informasi dan hasil penelitian Sumber: Rodinelli 1985 diolah, 2006 Tabel 41 sekaligus menunjukkan bahwa ciri utama linkages dicerminkan oleh perpindahan orang dan migrasi, aliran barang, aliran jasa, aliran energi, financial transfer dapat melalui trade, taxes dan state disbursements, transfer aset property right dan state investment dan informasi Preston, 1975. Sedangkan Keterkaitan ekonomi memberi gambaran adanya hubungan ekonomi yang terjalin antara rumahtangga migran sirkuler di daerah tujuan ke rumahtangga di desa asal. Hubungan ekonomi yang kemudian diwujudkan dalam bentuk aliran regional dalam bentuk remittances uang. Keterkaitan yang terwujud dalam bentuk uang dan spasial apabila dikelola secara baik akan menumbuhkan faktor produktif yang menunjang ekonomi secara harmoni. Gambar 14 menggambarkan aliran yang harmoni antara space yang dibangun oleh rumahtangga migran sirkuler di desa asal dan dearah tujuan dengan remittances yang dihasilkan jika dikelola secara baik. Bab VI. Hasil dan Pembahasan 108 108 Gambar 14 Aliran harmoni antara spasial dan kegiatan ekonomi perdesaan yang dihasilan oleh migran sirkuler perdesaan Peran migrasi sirkuler yang di temukan dalam studi ini misalnya. Ditemukan sebesar 75 persen lebih pendapatan migran sirkuler untuk dikirim dan di investasikan di desa asal. Belum termasuk bentuk kiriman yang lainnya, jelas kondisi tersebut menunjukkan adanya keterkaitan dari segi ekonomi dan spasial masyarakat perdesaan contoh kasus perdesaan di Kabupaten Lamongan. Kondisi tersebut apabila di kelola dengan baik akan menhasilkan sebagaimana yang tercermin dalam Gambar 14. Fenomena migrasi sirkuler adalah bentuk respon yang rasional dari masyarakat karena adanya perbedaan ekspektasi meningkatkan kesejahteraan dirinya. Pembangunan bias perkotaan secara sistematis telah mengkondisikan mental para perencana sehingga tidak memungkinkan mereka memahami isu-isu dasar perdesaan akibat adanya: 1 insentif berkarir yang lebih baik di perkotaan, 2 rendahnya apresiasi atas peranan pertanian secara ekonomi, 3 kecenderungan berkunjung secara singkat ke perdesaan karena ketidaknyamanan, 4 menghindari kunjungan saat-saat situasi terburuk, dan 5 keengganan mempertanyakan masalah-masalah kemiskinan dan kesulitan pada elit-elit desa saat berdiplomasi, dan lain-lain. Akibatnya sebagian besar perencana pada umumnya tidak dapat memahami permasalahan perdesaan secara komprehensif dan mendalam, sehingga akhirnya cenderung memandang Keuangan Pemerintahan Daerah Interaksi ekonomi Lokal perdesaan Rumahtangga di Desa asal Rumahtangga di daerah tujuan Sektor Keuangan Lokal pembayaran komoditas perdesaan Barang-barang dan ide-ide baru Tenaga kerja produktif Upah Interaksi ekonomi moderen Penciptaan Faktor produktif dan tabungan Peluang ekonomi global Bab VI. Hasil dan Pembahasan 109 109 strategi urbanisasi migrasi sirkuler sebagai strategi pembangunan wilayah yang utama. Wilayah yang memiliki perencanaan kawasan perdesaan yang sudah tertata rural planning dan berimbang dengan kawasan lainnya akan cenderung tidak mengalami kasus urbanisasi yang serius. Pertanyaan kunci berikutnya adalah bagaimana kebijakan yang seharusnya diberikan oleh penentu kebijakan dan para ahli pembangunan untuk mengatasi kesenjangan dan perbaikan pembangunan antar wilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Lamongan. Sementara para ahli pembangunan sudah sepakat bahwa hanya pertumbuhan kota-kota kecil di kawasan periphery hinterland atau di kawasan perdesaanlah yang dapat menandingi kecenderungan aglomerasi yang berlebihan ke kota- kota. Dengan demikian jalan tengah dalam pemecahan permasalah urbanisasi migrasi sirkuler adalah bagaimana agar mampu mencegah ketiadaan atau tidak berkembangnya stagnasi kota-kota skala kecil dan sedang serta tidak berkembangnya unsur-unsur urbanism positif di perdesaan pada akhirnya menyebabkan penyebaran pertumbuhan spread effect dari kota-kota utama cenderung hanya terperangkap secara lokal local capture, dan daerah perdesaan akan kosong fenomena kue Donat. Douglass dalam Rustiadi 2006 mengilustrasikan hubungan keterkaitan perkotaan dan perdesaan yang berkualitas jika terjadi keseimbangan antara ekonomi Global, pemerintahan nasional dan masyarakat perdesaan sebagai objek pertama dalam keterkaitannya dengan perkotaan dan masalah ketenagakerjaan, Gambar 15 menunjukkan Siklus pembangunan wilayah dan keterkaitan desa-kota berkualitas Virtous Cycle menurut Douglass,1998 Bab VI. Hasil dan Pembahasan 110 110 M a s y a r a k a t P e r d e s a a n E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l h a r g a k o m o d i t a s d i p a s a r i n t e r n a s i o n a l y a n g s t a b i l d a n m e n g u n t u n g k a n : lokalisasi dan Diversifikasi investasi asing P e m e r i n t a h a n N a s i o n a l K o n d i s i i n f r a s t r u k t u r d a n l a y a n a n d a s a r p e n d u k u n g y a n g c u k u p d a n m e m a d a i ; D u k u n g a n o r g a n i s a s i d a n s i s t e m i n s e n t i f d a r i p e m e r i n t a h d a e r a h P e n i n g k a t a n p e n d a p a t a n R u m a h T a n g g a 4 P e r t u m b u h a n pusa- p u s a t u n t u k b e l a n j a k o n s u m e n 5 P e r t u m b u h a n p a s a r i n p u t d a n p e l a y a n a n p r o d u s e n 6 P e r l u a s a n p a s a r e k s p o r r e g i o n a l 8 P e n i n g k a t a n j a s a p e l a y a n a n k e s e h a t a n k e s e j a h t e r a a n d a n r e k r e a s i 7 E K o t a I n v e s t a s i D a s a r S e k t o r U n g g u l a n D P e m r o s e s a n d a n p e n g o l a h a n P e r m i n t a a n i n p u t d a n s a r a n a p r o d u k s i 3 2 K e s e m p a t a n k e r j a p r i m e d a n n o n p r i m e r 1 Perluasan basis p e n i n g k a t a n p e n d a p a t a n d a n k e s e j a h t e r a a n H D i v e r s i f i k a s i ekonomi p e n i n g k a t a n produktifitas G P e m u l i h a n s u m b e r d a y a d a s a r l i n g k u n g a n e k o l o g i F A C B Pertumbuhan perdesaan Pertumbuhan perkotaan . Gambar 15 Siklus pembangunan wilayah dan keterkaitan desa-kota berkualitas Virtous Cycle menurut Douglass,1998 Perlu kebijakan nasional yang tepat untuk merumuskan masalah urbanisasi yang kemudian diikuti dengan pemahaman yang baik tentang struktur hubungan keterkaitan dan sistem aliran sumberdaya perdesaan ke perkotaan. Dengan demikian masalah migrasi internal yang membawa dampak negatif akan teratasi dan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang antara perdesaan dan perkotaan.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN