Pengaruh Percepatan Tanah Periode Dominan Tanah

26

2.6 Pengaruh Percepatan Tanah

Gelombang yang melalui lapisan sedimen menimbulkan resonansi. Hal ini disebabkan karena gelombang gempa mempunyai spektrum yang lebar sehingga hanya gelombang gempa yang sama dengan periode dominan tanah dari lapisan sedimen yang akan diperkuat. Bangunan yang berada di atasnya akan menerima getaran- getaran yang sama dengan getaran tanah yang terjadi akibat gempa, dimana arahnya dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu komponen vertikal dan komponen horizontal. Untuk getaran yang vertikal, pada umumnya kurang berbahaya karena searah dengan gaya gravitasi bumi. Sedangkan untuk komponen horizontal menyebabkan keadaan bangunan seperti diayun. Bila bangunan itu tinggi, maka dapat diupamakan seperti bandul bandul yang mengalami getaran paksaan force vibration sehingga sangat membahayakan. Proses gaya yang mengenai banguan Sulaiman, 2008: 49 adalah sebagai berikut: 1. Gempa bumi akan melepaskan energi gelombang yang dapat menjalar dipermukaan tanah. Bila gelombang ini sampai pada pondasi bangunan dan menggerakan banguan, sehingga pondasi yang mulanya diam akan melakukan tanggapan dan getaran yang berupa reaksi inersia yang arahnya berlawanan dengan kinerja getaran yang diterima pondasi, begitu pula terjadi pada strutur batuan tanah dalam merespon getaran gempa. 2. Getaran yangditeruskan ke bagian atas akan diteruskan kembali ke bagian bawah. Namun gaya horizontal itu tidak bekerja murni pada bangunan karena diimbangi oleh gaya berat bangunan. 27

2.7 Periode Dominan Tanah

Periode dominan tanah merupakan getaran tanah yang sangat kecil dan kontinyu yang bersumber dari berbagai macam getaran seperti lalu lintas, angin, aktivitas manusia dan sunber lainnya. Secara teoritis besarnya frekuensi atau periode getaran tanah atau batuan merupakan cerminan kondisi fisik tanah atau batuan tersebut. Tanah atau batuan yang lunak dan lepas akan mempunyai periode dominan getaran yang panjang frekuensi rendah, dan begitu sebaliknya. Dalam teknik kegempaan, batuan yang lebih lunak mempunyai resiko yang lebih tinggi bila digoncang gempa bumi, karena mengalami amplifikasi yang lebih besar dibandingkan dengan batuan yang lebih komplek Edwisa, 2008: 74.

2.8 Kondisi Geologi Yogyakarta