2
lemah ikatan antar partikelnya. Sehingga, tanah akan mudah berubah akibat adanya goncangan atau tekanan yang disebabkan oleh gempa bumi.
Penelitian ini dilakukan mengingat dalam selang waktu tahun 1940 sampai dengan tahun 2010 banyak terjadi gempa- gempa besar di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya, sehingga mungkin akan mengubah nilai percepatan tanah maksimum. Secara garis besar tingkat kerusakan yang terjadi akibat gempa
bergantung dari kekuatan dan kualitas bangunan, kondisi geologi dan geotektonik serta percepatan tanah maksimum daerah lokasi gempa bumi terjadi Edwisa
Novita, 2008: 111. Dari beberapa faktor tersebut, percepatan tanah maksimum merupakan parameter yang perlu dikaji untuk mengetahui tingkat resiko bencana
gempa bumi yang terjadi pada suatu wilayah, maka penulis mengambil judul
Perhitungan Percepatan Tanah Maksimum Berdasarkan Data Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta
.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menghitung nilai intensitas dan percepatan tanah maksimum akibat gempa bumi dengan magnitudo
diatas 3,0 skala richter SR di wilayah Yogyakarta.
1.3 Penegasan Istilah
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang maksud yang terkandung dalam judul di atas agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, maka perlu adanya
penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan di sini adalah sebagai berikut:
3
1. Gempa Bumi
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
2. Percepatan Tanah Maksimum
Percepatan tanah maksimum adalah nilai percepatan getaran tanah terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat yang diakibatkan oleh gelombang gempa
bumi. Nilai percepatan tanah maksimum dihitung berdasarkan magnitudo dan jarak sumber gempa yang pernah terjadi terhadap titik perhitungan, serta nilai
periode dominan tanah Edwisa, 2008: 112. 3.
Elastic Rebound Theory Teori yang menjelaskan tentang energi elastisitas, yang dimaksut dalam
penelitian ini adalah jika permukaan bidang sesar saling bergesekan batuan akan mengalami deformasi perubahan wujud dan jika perubahan wujud
tersebut melampaui batas elastisitas reganganya, maka batuan akan menjadi patah rupture dan akan kembali ke bentuk asalnya rebound.
4
4. Seismograf
Seismograf adalah alat atau sensor yang berfungsi mengukur kekuatan gempa. Seismograf atau seismometer berasal dari kata seismos yang berarti gempa
Bumi dan metero yang berarti mengukur bahasa Yunani. Salah satu jenis seismograf ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1 Alat pendeteksi getaran gempa bumi Seismograf
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil, yang kemudian dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat
gambaran gerakan bumi yang dicatat. Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik. Hasil pencatatan alat ini yang
berbentuk grafik tulis gelombang disebut seismogram. Seiring perkembangan zaman, akurasi seismograf semakin baik. Bila dulu hanya dapat mencatat
gelombang seismik secara horizontal, sekarang dapat merekam gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan
elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pendular
5
pemberat yang digunakan apakah vertikal atau horizontal. Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan
volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik. 5.
Magnitudo Magnitudo adalah ukuran untuk menyatakan kekuatan gempa bumi
berdasarkan energi yang dipancarkan pada saat terjadinya gempa bumi dan dinyatakan dalam Skala Richter SR .
6. Intensitas
Yang dimaksud intensitas dalam penelitian ini adalah intensitas gempa bumi yaitu derajat kerusakan akibat gempa bumi pada suatu daerah dan dilihat dari
efek akibat getaran gempa. Besarnya intensitas sangat tergantung dari besarnya magnitudo, jarak dari sumber gempa, kondisi geologi, dan struktur
bangunannya. Intensitas tinggi biasanya terjadi pada daerah yang dekat sumber gempa dibandingkan tempat yang jauh dari sumber gempa.
1.4 Tujuan Penelitian