Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak Kerangka Berfikir Hipotesa

14 2 Fungsi Motivasi Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hawley Yusu 2003:14 menyatakan bahwa : Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Menurut Sardiman 2010:85 fungsi motivasi adalah :

4.1 Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

4.2 Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak

dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

4.3 Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan prbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Sedangkan menurut Hamalik 2000:175 fungsi motivasi adalah : o Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. o Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang dinginkan. o Sebagai penggeerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan lambatnya suatu pekerjaan. 3 Tujuan Motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau 15 mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini untuk mencapai prestasi belajar yang bagus. 4 Teori Motivasi Ngalim Purwanto 2004:78 beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah: a. Teori Hedonisme Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan hedone yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya. Inplikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung risiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Siswa di suatu kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Seorang pegawai segan bekerja dengan baik dan malas bekerja, tetapi selalu menuntut gaji atau upah yang tinggi. Dan banyak lagi contoh yang lain, yang menun-jukkan bahwa motivasi itu sangat diperlukan. Menurut teori hedonisme, para siswa dan pegawai tersebut pada contoh di atas harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya. b. Teori Naluri Pada dasar-nya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu: a. dorongan nafsu naluri mempertahankan diri, b. dorongan nafsu naluri mengembangkan diri, dan c. dorongan nafsu naluri mengembangkanmempertahankan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan- kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi 16 seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Misalkan, seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering merasa dihina dan diejek teman-temannya karena ia dianggap bodoh di kelasnya naluri mempertahankan diri. Agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi, perlu diberi motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman sekelasnya naluri mengembangkan diri. c. Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi suatu masalah. d. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun, cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. Memotivasi anak didik yang sejak kecil dibesarkan di daerah Gunung Kidul misalnya, kemungkinan besar akan berbeda dengan cara memberikan motivasi kepada anak yang dibesarkan di kota Medan meskipun masalah yang dihadapinya sama. e. Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik 17 kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya. f. Teori A braham Maslow Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang di maksud dapat dilihat pada gambar berikut : Aktuali sasi diri self actuali zation Kebutuhan penghar gaan esteem needs Kebutuhan social social needs Kebutuhan rasa aman dan perlin dungan safety and security needs Kebutuhan fisiologis physiological needs Keterangan : 1. Kebutuhan fisiologis : Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan safety and security seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb. 18 3. Kebutuhan social social needs yang meliputiantara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan ebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama. 4. Kebutuhan akan penghargaan esteem needs, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri self actualization seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifits, dan ekspresi diri. 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Catharina 2006:159 yaitu : a. Sikap Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang dihasilkan di dalam perdisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. b. Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. c. Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif. d. Afeksi Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. e. Kompetensi Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari kondisinya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alami berusaha keras untuk berinteraksi dengan kondisinya secara aktif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai kondisi dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. 19 f. Penguatan Salah satu hukum psikologis paling fundamental adalah prinsip penguatan reinorcement. Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. 6 Upaya Peningkatan Motivasi Motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan ”motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri” Winkel 2004:186. Sardiman 2010:80 menyimpulkan bahwa menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan bahwa motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu : a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya. b. Kebutuhan akan keamanan security, yakni rasa aman bebas dari rasa takut dan kecemasan. c. Kebutuhan akan cinta kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan keluarga, sekolah, kelompok. d. Kebutuhan untuk mewujutkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi. Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman 2010:90 beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan : Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, hadiah, persaingan kompetensi baik individu maupun kelompok, ego- invoicement , sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. 20

2.1.3 Lingkungan Belajar

Biasanya orang mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusiaindividu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, 21 sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Kemudian uraian Lingkungan Belajar dari Jurnal John R. Savery and Thomas M. Duffy. Also in B. Wilson Ed. 1995. Constructivist Learning Environments: Problem Based Learning:An instructional model and its constructivist framework. Indiana University Bloomington. Design the learning environment to support and challenge the learners thinking. While we advocate giving the learner ownership of the problem and the solution process, it is not the case that any activity or any solution is adequate. Indeed, the critical goal is to support the learner in becoming an effective workerthinker in the particular domain. The teacher must assume the roles of consultant and coach. The most critical teaching activity is in the questions the teacher asks the learner in that consulting and coaching activity. It is essential that the teacher value as well as challenge the learners thinking. The teacher must not take over thinking for the learner by telling the learner what to do or how to think, but rather teaching should be done by inquiring at the leading edge of the proteges thinking Fosnot, 1989. This is different from the widely used Socratic method wherein the teacher has the right answer and it is the students task to guessdeduce through logical questioning that correct answer. The concept of a learning scaffold and the zone of proximal development as described by Vygotsky 1978 is a more accurate representation of the learning exchangeinteraction between the teacher and the student. Terjemah : Pola lingkungan belajar untuk menyokong dan tantangan pembelajar berpikir. Sedangkan kami menganjurkan memberi kemilikan pembelajar masalah dan proses pemecahan, tidak kasus bahwa aktivitas yang mana pun atau pemecahan yang mana pun memadai. Memang, cita-cita kritis akan menyokong pembelajar dalam menjadi seorang karyawan efektifahli pikir di lingkup khusus. Guru harus mengambil tugas konsultan dan kereta. Aktivitas mengajar yang paling 22 kritis di pertanyaan tanya guru pembelajar di aktivitas berunding dan melatih itu. Esensial bahwa nilai guru sebaik sebagai tantangan pembelajar berpikir. Guru tidak boleh mengambil lebih berpikir bagi pembelajar oleh mengatakan pembelajar apa untuk melakukan atau bagaimana caranya untuk berpikir, tetapi lebih sebaiknya dilakukan mengajar dengan bertanya di pinggir terkemuka anak didik berpikir Fosnot, 1989. Ini berbeda dengan metode dipakai secara luas sokratik dalam mana guru.

1. Macam-Macam Lingkungan

Menurut Umar Tirtaraharjda, La Sulo 1994:173-183 lingkungan sekolah terdiri dari : a. Keluarga Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Meskipun ibu merupakan anggota keluarga yang mula-mulanya paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak. Di samping factor iklim social itu, factor-faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga. b. Sekolah Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam proses pembangunan masyarakatnya itu. c. Masyarakat Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni: - Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan jalur sekolah dan jalur luar sekolah maupun yang tidak dilembagakan jalur luar sekolah. - Lembaga-lembaga kemasyarakatan daatau kelompok social di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peranan dan fungsi edukatif. - Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang di rancang by desain maupun yang dimanfaatkan utility. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk 23 meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya. Sertain dalam buku Dalyono 2007:132 seorang ahli psikologi Amerika mengatakan, bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan environment ialah : Meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan to provide environment bagi gen yang lain. Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kitadi sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial sanggupdapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual yang sebenarnya hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar mempengaruhi kita. Menurut Sertain dalam buku Dalyono 2007:133, lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut: 1 Lingkungan alamluar external or physical environmet. 2 Lingkungan dalam internal environment, dan 3 Lingkungan sosialmasyarakat social environmet, Yang di maksud dengan lingkungan alamluar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya. 24 Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luaralam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan berada antara eksternal dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut itu sudahsedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environmentlingkungan dalam. Jadi, sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara diri kita sendiri dengan lingkungan kita. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial ialah semua orangmanusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman- teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. Pengaruh yang tidak langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah- majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan berbagai cara yang lain. Masing-masing dari kita, terutama dalam hal kepribadian kita adalah hasil interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena interaksi ini maka tiap- tiap orang adalah unik; tiap orang memiliki kepribadian sendiri-sendiri yang berbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu-individu yang memiliki beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, interaksi itu menghasilkan variasi-variasiperbedaan-perbedaan yang luas dalam personality. 25 Anak kembar siblings yang mempunyai lingkungan sosial yang sama dan beberapa gen-gen yang bersamaan, serta anak kembar satu telur idential twins yang memiliki heredity yang sama dan lingkungan sosial yang berbeda-beda, kepribadiannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata. Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaanketurunan heredity dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan manusia. Dapat kita katakan sebagaimana yang di kemukakan oleh Dalyono 2007:134 : Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan heredity dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus ditekankan pada kata interaksi. Interaksi antara keduanya heredity and environment itulah yang menentukan bagaimana hasilkeadaanperkembangan aspek-aspek tertentu dari manusia.

2.1.4 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu usaha atau kegiatan anak untuk menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Prestasi beljaar adalah ”istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahan, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu” Nasution 1995:23. Prestasi belajar adalah ”penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” Tu’u 2004:75. 26 Prestasi belajar adalah sebagai hasil atas kepaduan atau keterampilan yang dicapai oleh individu, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan kondisi. Menurut Hamalik 2003:45, syarat-syarat perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut : a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan. b. Hasil belajar sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari. c. Hasil belajar sebagai produk latihan. d. Hasil belajar merupakan tindak tanduk yang berungsi efektif dalam kurun waktu tertentu. e. Hasi belajar harus berfungsi operasional dan potensional yaitu merupakan tindak tanduk yang positif bagi pengembangan tindak tanduk lainnya. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Tu’u 2004:75 prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi. 27 3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai dan angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu, hasil evaluasi juga disampaikan kepada siswa dan orang tua melalui buku yang disampaikan pada waktu pembagian rapor akhir semester atau kenaikan atau kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah Nilai tersebut terutama dilihat dan sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Nana Sudjana 1990:23 mengatakan bahwa di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif, psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa menurut Merson U. dalam buku Kartini Kartono 1990:6, terdiri dari “kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, kondisi keluarga, kondisi pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar”. Agar hal ini menjadi lebih jelas, diuraikan berikut ini: 1 Faktor kecerdasan Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut 28 kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan kondisi yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. 2 Faktor bakat. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa, bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa, yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, ada yang di ilmu pasti. Karena itu, seorang siswa yang berbakat di bidang ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya. 3 Faktor minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa. 4 Faktor motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan 29 kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi prestasi belajarnya. 5 Faktor cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut: a Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar. b Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima. c Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha .menguasainya dengan sebaik-baiknya. d Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal. 6 Faktor kondisi keluarga Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. 7 Faktor sekolah Selain keluarga, sekolah adalah kondisi kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan kondisi pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan 30 suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.

2.2. Indikator Prestasi Belajar

Pada perinsipnya,pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagi akibat pengalaman fan proses belajar siswa.Namun demikian ,pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah,khususnya ranah rasa murid,sangat sullit karena perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible tidak dapat diraba oleh karena itu,yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah mengambil indikator yaitu cuplikan atau gambaran perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahn yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta,rasa,ataupun karsa.Diantara indikator-indikator hasil belajar siswa, berdasarkan ketiga dimensi tersebut adalah :

1. Indikator ranah cipta kognitif

a. Pengamatan : dapat menunjukkan, membandingkan, dan menghubungkan. b. Ingatan : dapat menyebutkan dan menunjukkan kembali. c. Pemahaman : sapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri. d. Penerapan : dapat memberikan contoh dan mengungkapakan secara tepat. 31 e. Sintesis pemeriksaan dan pemilihan secara teliti : dapat menguraikan dan mengklasifikasikan. f. Analisisi membuat paduan baru dan utuh : dapat menghubungkan,menyimpulkam,dan menggeneralisasikan membuat perinsip baru.

2. Indikator Ranah Rasa afektif

a. Penerimaan : menunjukkan sikap menerima dan menolak. b. Sambutan : kesediaan berpartisipasiterlibat dan memanfaatkan. c. Apresiasi sikap menghargai : menganggap penting dan bermanfaat, indah dan harmonis, serta mengagumi. d. Internalisasi pendalamtauan : mengakui dan meyakini atau mengingkari. e. Karakterisasi penghayatan : melambangkan atau meniadakan dan menjelmakan atau berperilaku dalam sehari-hari.

3. Indikator Ranah Karsa psikomotorik

a. Keterampilan bergerak dan bertindak : mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuh. b. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal : mengucapkan dan membuat mimik serta gerakan jasmani. http:sutisna.com . 32

2.3. Kerangka Berfikir

Keberhasilan prestasi belajar siswa pada dasarnya bukan hanya merupakan tanggung jawab siswa itu sendiri tetapi semua pihak juga terlibat didalamnya baik keluarga, sekolah, masyarakat bahkan pemerintah-pun juga harus terlibat didalamnya. Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji permasalahan mengenai keterkaitan antara motivasi dan lingkungan belajar siswa yang ada dengan prestasi belajar yang dapat diraih oleh siswa tersebut. dalam banyak hal tidak semua kondisi yang baik dan normal akan dapat menghasilkan prestasi atau hasil yang optimal seandainya tidak didukung dengan keinginan atau motivasi yang kuat dan begitu juga sebaliknya, motivasi belajar yang besar sekalipun juga belum tentu dapat menghasilkan sebuah prestasi akademik yang optimal jika tidak didukung dengan kondisi keluarga, lingkungan sekolah dan kondisi masyarakat yang nyaman, tenang dan representatif untuk belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka berfikir di bawah ini : 33 Parsial Simultan MOTIVASI BELAJAR X 1 1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat untuk sukses 4. Lebih senang bekerja sendiri 5. Cepat bosan dengan tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah Sardiman, 2004:83 PRESTASI BELAJAR Y a. Hasil ulangan harian murni. b. Hasil MID semester murni. LINGKUNGAN BELAJAR X 2 a. Faktor keluarga b. Faktor sekolah c. Faktor masyarakat Umar Tirtarahardja, La Sulo, 1994:167 34

2.4. Hipotesa

Dari arti katanya, ’hipotesa berasal dari 2 kata, yaitu ”hypo” yang artinya ”dibawah” dan ”thesa” yang artinya ”kebenaran” Arikunto 2006:71. Hipotesa dalam penelitian ini adalah : - Ha1 Ada Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi. - Ha2 Ada Pengaruh Lingkungsan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi. - Ha3 Ada Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar Secara Bersama- sama Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi. 35

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kesulitan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

0 2 18

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kesulitan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

0 3 13

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJARTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pada Siswa Kelas VIII Di Sekolah Meneng

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJARTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pada Siswa Kelas VIII Di Sekolah Meneng

0 2 11

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Analisis Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 16

PENGARUH INTELEGENSI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP Pengaruh Intelegensi Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyol

0 1 18

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gemolong Tahun Aj

0 1 18

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gemolong Tahun Aj

0 1 12

(ABSTRAK) PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 5 PURWODADI.

0 1 3

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII DI SMP N 1 PANGKAH KABUPATEN TEGAL.

0 1 2