5
dan juga kantin, telah tersedia di SMP N 5 Purwodadi yang terhitung cukup baik. Guru-guru yang ada juga sudah memenuhi standar guru yang profesional, dilihat
dari lama pengapdian guru tersebut. Untuk guru yang mengampu mata pelajaran Ekonomi kelas VIII yaitu Rumini W. S.Pd yang sudah mengapdi di SPM N 5
Purwodadi selama 9 tahun. Letak sekolah yang juga berada di tengah sawah, jauh
dari keramaian dan kebisingan lalu lalang kendaraan di jalan raya mampu menciptakan suasana yang kondusif. Untuk mencapai sekolah, rata-rata siswa
menempuh jarak 3 km, di tempuh dengan menggunakan sepeda. Dengan demikian, siswa sudah benar-benar segar badannya, tidak mengantuk lagi, dan
siap menerima pelajaran. Akan tetapi jika dilihat dari hasil yang dicapai oleh para siswa di SMP N 5 Purwodadi saat ini banyak yang tidak lolos diketahui dr hasil
nilai ulangan harian siswa yang telah dilampirkan di belakang dan di hitung berapa yang tidak lolos dengan KKM 6,3 yaitu sebesar 210 dari 259 siswa kelas
VII, dari kelas A : 34, B : 33, C : 24, D : 32, E : 35, F : 30, G : 22, total 210 siswa tidak lolos. Angka tersebut tidak menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan
antara lingkungan belajar dengan prestasi yang dicapai di sekolah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
”Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Purwodadi”
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah :
6
1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ? 2.
Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ?
3. Adakah pengaruh motivasi dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar
mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi ? 4.
Bagaimana gambaran tentang deskripsi variabel motivasi dan lingkungan belajar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5
Purwodadi. 2.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iingkungan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP N 5
Purwodadi. 3.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi
pada siswa kelas VIII SMP N 5 Purwodadi.
7
4. Untuk mengetahui gambaran tentang deskripsi variabel motivasi dan
lingkungan belajar?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai pendidikan dan proses belajar mengajar, khususnya pengaruh motivasi dan lingkungan
belajar terhadap prestasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana penelitian untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kondisi yang
terjadi di lapangan, serta untuk menambah pengalaman dalam melakukan penelitian yang terkait dengan judul yang di angkat.
b. Bagi Sekolah
- Sebagai bahan masukan pengetahuan praktis di bidang pendidikan
dan sekolah khususnya permasalahan yang menyangkut keberhasilan belajar siswa.
- Sebagai data masukan dan bahan pertimbangan bagi SMP N 5
Purwodadi dalam memahami permasalahan yang dihadapi oleh siswa terkait prestasi akademiknya.
8
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar
Para ahli psikologi menetapkan berbagai definisi karena definisi merupakan rangkaian kalimat untuk menyatakan suatu konsep. Oleh karena itu, ada banyak
definisi sebanyak pencetusnya walaupun ada persamaan konsep. Berikut beberapa definisi yang dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi
modern, antara lain : 1
Hilgard 1962:252 dalam buku Mulyati 2005:4 : …as the process by which an activity originates or is changed through
responding to a situation. Artinya : …a proses oleh kegiatan berasal atau dirubah melalui menjawab ke
situasi. 2
Morgan 1961:187 dalam buku Mulyati 2005:4 : Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result past
esperience. Artinya : Belajar adalah ganti yang relatif permanen yang mana pun di
kelakuan yang adalah masa lalu hasil esperience.
9
Perbedaan kedua definisi adalah Morgan menekankan pada tetapnya perubahan tingkah laku secara relatif sesudah belajar, sedangkan Hilgard
menekankan pada mengorganisasikan perubahan dalam merespons suatu situasi. Jadi, perbedaan dilihat dari penggunaan langsung belajar untuk merespons.
Namun, keduanya menunjukkan adanya perubahan sesudah belajar. Masih banyak ahli psikologi lain yang menyusun definisi, seperti
Witheringron, Croncbach, Woodworth dan lainnya, tetapi susunan kalimatnya berbeda-beda. Namun, para ahli psikologi modern berpendapat sama bahwa dalam
belajar, ada proses perubahan ke arah lebih baik, dari tidak dapat menjadi dapat dan dari tidak tahu menjadi tahu. Lebih lanjut, perubahan tersebut relatif
permanen, dalam arti tidak mudah hilang, dan terjadi bukan semata-mata karena kematangan atau pertumbuhan.
Jadi, kesimpulannya adalah belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-
latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.
2.1.2 Motivasi Belajar
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan dirinya, termasuk
alam belajar. Banyak hal yang perlu dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak akan
memuaskan sebagaimana diharapkan. Agar motivasi tetap efektif, perlu didukung
10
oleh disiplin diri tinggi, dengan tetap konsisten menjalankan hal-hal yang sudah direncanakan, dalam rangka mencapai apa yang diinginkan, sambil tetap
menghormati aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Motivasi merupakan ”sesuatu pemberian motif, penimbunan sesuatu hal yang menimbulkan dorongan,
motivasi juga dapat diartikan faktor yang mendorong orang bertindak dengan cara tertentu” Manullang 1998:146. Selain itu motivasi merupakan ”kekuatan atau
daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan kehendak dan perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang
muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya” Anthonius 2002:264. Chatarina 2006:154 menyatakan bahwa :
Kebanyakan pakar psikologi menggunakan kata motivasi deng mengaitkan belajar untuk menggambarkan proses yang dapat : a memunculkan dan
mendorong perilaku, b memberikan arah atau tujuan perilaku, c memberikan peluang terhadap perilaku yang sama, dan d mengarahkan
pada pilihan perilaku tertentu.
Moivasi merupakan proses internal yang mengkaitkan, memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Motivasi tidak hanya
penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan
atau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang termotivasi akan menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar , menyerap dan mengingat apa yang
telah dipelajari. Dalam proses belajar mengajar seharusnya guru mengerti kapan siswa perlu di motivikasi selama proses belajar sehingga aktivitas belajar
berlangsung lebih mnyenangkan siswa, akan meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar siswa.
11
Hal ini sesuai dengan pendapat dalam jurnal Jasmine, Green., Genevieve, Nelson., Andrew J, Martin., Herb, Marsh. 2006. The causal ordering of self-
concept and academic motivation and its effect on academic achievement
. Shannon Research Press..
Skaalvik and Valis 1999 study of Norwegian elementary and middle school students also included a measure of motivation interest and
investment into their study of reciprocal effects. Interestingly, the results supported the skill development model for all cohorts the view that
achievement affects self-concept. Moreover, in the two oldest cohorts, the results revealed that motivation was also affected directly by achievement.
Generally, there was no evidence to suggest that self-concept affected subsequent motivation or achievement.
Given that these findings are inconsistent it is critically important to integrate self-concept with motivational literature in future studies. To
date, few studies endeavour to unify the numerous competing motivational theories available in the literature and a more comprehensive model is
needed to explain fully the dynamic interactions and relationships among motivational variables and academic achievement.
Terjemah :
Skaalvik dan Valis 1999 penelitian siswa sekolah dasar dan tengah Norwegia juga memasukkan ukuran motivasi bunga dan investasi ke
dalam penelitian mereka efek timbal balik. Secara menarik, hasil menyangga model perkembangan ketrampilan bagi semua kelompok
pandangan yang dipengaruhi oleh prestasi self-konsep. Selain itu, di kedua kelompok yang paling tua, hasil mengungkapkan bahwa motivasi
juga dipengaruhi secara langsung oleh prestasi. Secara umum, tidak ada bukti untuk menyarankan bahwa self-konsep mempengaruhi motivasi atau
prestasi berikut.
Diberi bahwa kesimpulan ini tidak konsisten secara kritis penting untuk mengintegrasikan self-konsep dengan motivational kesusasteraan di
masa depan studi. Sehingga kini, sedikit studi usaha keras untuk mempersatukan yang berbanyak-banyak yang bersaing motivational teori
yang ada di kesusasteraan dan model yang lebih menyeluruh diperlukan untuk menerangkan sepenuhnya interaksi dan hubungan dinamik di antara
motivational variabel dan prestasi akademis.
12
Beberapa jenis motivasi belajar menurut Sardiman 2010:89 di bagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik :
- Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinstik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dilarang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah di suruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk di bacanya.
- Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsangan luar. Contohnya seseorang
itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.
Adanya tiga komponen utama dalam motivasi yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono 1994:75 yaitu :
2 Kebutuhan
Kebutuhan akan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
3 Dorongan.
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan
mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi tujuan tersebut merupakan inti dari
motivasi.
4 Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar.
Dari pendapat dan pengertian tersebut menjadikan motivasi hal yang sangat diperlukan dalam setiap melakukan kegiatan. Demikian juga dalam
kegiatan belajar. Karena dengan adanya motivasi yang kuat akan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
13
Pentingnya motivasi bagi siswa menurut Dimyati dan Mudjiono 1994:79 adalah :
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir
belajar. b.
Menginformasikan tentang usaha belajar, bila dibandingkan dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, terbukti kegiatan usahanya belum
memadai, maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil. c.
Mengarahkan kegiatan belajar, mengetahui perilaku belajarnya. d.
Membesarkan semangat belajar. e.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
1 Ciri-ciri Motivasi Belajar
Sardiman 2010:83 dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : a.
Tekun menghadapi tugas b.
Ulet menghadapi kesulitan c.
Menunjukkan minat untuk sukses d.
Lebih senang bekerja sendiri e.
Cepat bosan dengan tugas yang rutin f.
Dapat mempertahankan pendapatnya g.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini h.
Senang mencari dan memecahkan masalah
Jika seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut akan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, bila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan
hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas.
14
2 Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa.
Hawley Yusu 2003:14 menyatakan bahwa : Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun dalam belajar dan terus
belajar secara kontinu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
Menurut Sardiman 2010:85 fungsi motivasi adalah :
4.1 Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan