22
kritis di pertanyaan tanya guru pembelajar di aktivitas berunding dan melatih itu. Esensial bahwa nilai guru sebaik sebagai tantangan
pembelajar berpikir. Guru tidak boleh mengambil lebih berpikir bagi pembelajar oleh mengatakan pembelajar apa untuk melakukan atau
bagaimana caranya untuk berpikir, tetapi lebih sebaiknya dilakukan mengajar dengan bertanya di pinggir terkemuka anak didik berpikir
Fosnot, 1989. Ini berbeda dengan metode dipakai secara luas sokratik dalam mana guru.
1. Macam-Macam Lingkungan
Menurut Umar Tirtaraharjda, La Sulo 1994:173-183 lingkungan sekolah
terdiri dari :
a. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Meskipun
ibu merupakan anggota keluarga yang mula-mulanya paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada akhirnya seluruh anggota
keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak. Di samping factor iklim social itu, factor-faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh
kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak
dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga. b.
Sekolah Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang
secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam
proses pembangunan masyarakatnya itu. c.
Masyarakat Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga
segi, yakni: -
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan jalur sekolah dan jalur luar sekolah maupun yang tidak
dilembagakan jalur luar sekolah. -
Lembaga-lembaga kemasyarakatan daatau kelompok social di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai
peranan dan fungsi edukatif. -
Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang di rancang by desain maupun yang dimanfaatkan utility. Perlu pula
diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk
23
meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
Sertain dalam buku Dalyono 2007:132 seorang ahli psikologi Amerika mengatakan, bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan environment ialah :
Meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan to provide environment bagi
gen yang lain.
Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kitadi sekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat,
tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial sanggupdapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual yang
sebenarnya hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar mempengaruhi kita.
Menurut Sertain dalam buku Dalyono 2007:133, lingkungan itu dapat
dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut: 1 Lingkungan alamluar external or physical environmet.
2 Lingkungan dalam internal environment, dan 3 Lingkungan sosialmasyarakat social environmet,
Yang di maksud dengan lingkungan alamluar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air,
iklim, hewan, dan sebagainya.
24
Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luaralam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan
berada antara eksternal dan internal environment kita. Karena makanan yang sudah dalam perut itu sudahsedang dalam pencernaan dan peresapan ke dalam
pembuluh-pembuluh darah. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka mempengaruhi
tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk ke dalam internal environmentlingkungan dalam.
Jadi, sesungguhnya sangat sukar bagi kita untuk menarik batas yang tegas antara diri kita sendiri dengan lingkungan kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan sosial ialah semua orangmanusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima
secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-
teman kita, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. Pengaruh yang tidak langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah-
majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan dengan berbagai cara yang lain. Masing-masing dari kita, terutama dalam hal kepribadian kita adalah hasil
interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita, karena interaksi ini maka tiap- tiap orang adalah unik; tiap orang memiliki kepribadian sendiri-sendiri yang
berbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu-individu yang memiliki beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, interaksi itu
menghasilkan variasi-variasiperbedaan-perbedaan yang luas dalam personality.
25
Anak kembar siblings yang mempunyai lingkungan sosial yang sama dan beberapa gen-gen yang bersamaan, serta anak kembar satu telur idential twins
yang memiliki heredity yang sama dan lingkungan sosial yang berbeda-beda, kepribadiannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata.
Demikianlah jika kita hubungkan kembali antara pembawaanketurunan heredity dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan
manusia. Dapat kita katakan sebagaimana yang di kemukakan oleh Dalyono
2007:134 : Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan
heredity dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus ditekankan pada kata interaksi. Interaksi antara keduanya heredity and
environment itulah yang menentukan bagaimana hasilkeadaanperkembangan aspek-aspek tertentu dari manusia.
2.1.4 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu usaha atau kegiatan anak untuk menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Prestasi beljaar adalah
”istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahan,
ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu” Nasution 1995:23.
Prestasi belajar adalah ”penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru” Tu’u 2004:75.
26
Prestasi belajar adalah sebagai hasil atas kepaduan atau keterampilan yang dicapai oleh individu, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan kondisi.
Menurut Hamalik 2003:45, syarat-syarat perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan.
b. Hasil belajar sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari.
c. Hasil belajar sebagai produk latihan.
d. Hasil belajar merupakan tindak tanduk yang berungsi efektif dalam
kurun waktu tertentu. e.
Hasi belajar harus berfungsi operasional dan potensional yaitu merupakan tindak tanduk yang positif bagi pengembangan tindak
tanduk lainnya.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi
belajar adalah pengguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Menurut Tu’u 2004:75 prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
27
3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai dan
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada di bagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu,
hasil evaluasi juga disampaikan kepada siswa dan orang tua melalui buku yang disampaikan pada waktu pembagian rapor akhir semester atau kenaikan atau
kelulusan. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah Nilai tersebut terutama dilihat dan sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat
penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Nana Sudjana 1990:23 mengatakan bahwa di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif,
afektif, psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai
isi bahan pengajaran. Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa menurut
Merson U. dalam buku Kartini Kartono 1990:6, terdiri dari “kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, kondisi keluarga, kondisi
pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar”. Agar hal ini menjadi lebih jelas, diuraikan berikut ini:
1 Faktor kecerdasan Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional
matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut
28
kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku
berhadapan dengan kondisi yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya.
2 Faktor bakat. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak
lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa, bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa, yang berbakat dalam bidang
ilmu sosial, ada yang di ilmu pasti. Karena itu, seorang siswa yang berbakat di bidang ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan
sebaliknya. 3 Faktor minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat
dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya
dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.
4 Faktor motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif
selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa
mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan
29
kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi prestasi belajarnya.
5 Faktor cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara
belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien
sebagai berikut: a Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.
b Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima. c Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha
.menguasainya dengan sebaik-baiknya. d Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.
6 Faktor kondisi keluarga Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik kakak
siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada
prestasi siswa. 7 Faktor sekolah
Selain keluarga, sekolah adalah kondisi kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah
merupakan kondisi pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai moral, mental, spiritual,
disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan
30
suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang
cukup memadai, siswa tertib disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini
diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.
2.2. Indikator Prestasi Belajar