37
6 Lakukan pengukuran dengan cara menggerakan kaki fleksi, ekstensi, inversi dan eversi.
7 Baca dan catat hasil pemeriksaan ROM.
2.1.5 Kerangka berfikir
Pemain sepak bola sangat tinggi akan terjadinya cedera, Menurut Cianca, J, 2001:331 Cedera pada sepak bola meliputi cedera kepala ringan, cedera
ligamentum lutut, fraktur, otot teregang dan dislokasi sendi bahu dan lutut. Hardianto Wibowo, 2008:108 mengungkapkan bahwa cedera pada sepak bola
ada dua macam, yaitu: cedera ringan dimana pemain masih dapat melanjutkan permainannya, misalnya: luka lecet, perdarahan di bawah kulithematoma, strain
dan sprain tingkat satu, kram otot dan memar otot. Sedangkan cedera berat adalah cedera dimana pemain tidak dapat melanjutkan permainannya, misalnya:
patah tulang, robekan ligamentum, dislokasi. Menurut Arif Setiawan, 2011:94- 97 yang dapat terjadi adalah sprain, strain, patah tulang, dislokasi sendi, colles
fraktur, kerusakan ligamen dan meniscus lutut dan pada pergelangan kaki. Cedera dapat terjadi saat melakukan latihan maupun bertanding seperti
yang dialami oleh atlet PS. Unnes yang atletnya beragam usia dari yunior sampai dengan senior, juga dari setiap jurusan di Fakultas Ilmu Keolahragaan.
PS. Unnes selalu mengikuti even mulai dari pertandingan antar perguruan tinggi, turnamen tingkat daerah, luar daerah dan nasional, diketahui atlet PS.
Unnes mengalami gangguan pada daerah ankle, penyebab cedera sebagai berikut: 1 atlet PS. Unnes cedera ankle dikarenakan tempat yang licin dan tidak
rata 2 cedera terjadi karena gerakan yang salah 3 cedera terjadi karena benturan baik dengan sesama pemain atau alat olahraga 4 cedera terjadi
karena kurang pemanasan. cedera yang di timbulkan menyebabkan derajat ROM
38
anklenya terbatas. ROM ankle normal untuk gerak fleksi 45 ˚, ekstensi 20˚, inversi
40 ˚ dan
eversi 20 ˚.
Sehingga atlet PS. Unnes memerlukan perawatan cedera, kondisi fisik maupun pemuliahan. Kesehatan pada tubuh setiap orang harus selalu preventif
maupun kuratif dalam segala situasi seperti yang diungkapkan Wibowo 2005: 11.
Kelelahan pada waktu melakukan aktivitas fisik, khususnya pada waktu berolahraga, adalah menurunnya kualitas dan kuantitas fisik, sehingga
menyebabkan menurunnya ketepatan dan kecermatan dalam melaksanakan aktivitas fisik A. Purba, 2006:148.
Masase frirage adalah salah satu metode atau cara untuk membantu seseorang yang mengalami cedera, kelelahan ataupun perawatan tubuh dengan
melakukan sentuhan tangan pada kullit untuk mengurangi ketegangan otot, memposisikan persendian pada tempatnya dan membantu memperlancar
peredaran darah pada tubuh sehingga terasa bugar, nyaman dan mengurangi proses peradangan seperti panas, nyeri, bengkak, dan gangguan gerak sendi
setelah mendapatkan perlakuan masase frirage. Berdasarkan teori-teori di atas, masase frirage, diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu metode untuk menangani keluhan pada atlet Persatuan Sepak bola Universitas Negeri Semarang, setelah diberikan perlakuan
masase frirage mendapatkan Range Of Movement ROM yang mendekati atau normal, adapun gambar dari kerangka berfikir sebagai berikut:
39
Gambar 2.25 Kerangka Pemikiran
2.2 Hipotesis