39
Gambar 2.25 Kerangka Pemikiran
2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Sedangkan menurut Sugiyono, 2010:96
Jenis olahraga
Body contact Non body contact
Sepak Bola Cedera
Kepala Bahu
Lutut Ankle
Penanganan ROM Cedera ankle
Exercise therapy Medis
Terapi Masase RICE
Masase Frirage Tingkat Keberhasilan Masase Frirage
Nilai ROM ankle normal
Derajat nilai ROM
ankle pada
gerak fleksi 45
Derajat nilai ROM ankle
pada gerak ekstensi 20
Derajat nilai ROM ankle
pada gerak inversi 40
Derajat nilai ROM ankle
pada gerak eversi 20
Sesuai untuk Penanganan ROM cedera ankle
40
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
Berdasarkan kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan dan didukung dengan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai
berikut: Masase frirage berhasil menangani ROM cedera ankle pada atlet PS. Unnes.
Ho = Masase frirage tidak berhasil terhadap penanganan ROM cedera ankle pada atlet PS. Unnes.
Ha = Masase frirage berhasil terhadap penanganan ROM cedera ankle pada atlet PS. Unnes
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif karena data yang akan diperoleh berupa angka yang nantinya akan dianalisis dengan perhitungan statistik Sugiyono, 2010:13, Menurut Suharsimi
Arikunto, 2010:123 Campbell dan Stanley membagi jenis-jenis desain penelitian berdasarkan atas baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya
eksperimen. Secara garis besar mengelompokan atas pre experimental design eksperimen yang belum baik dan true experimental design eksperimen yang
dianggap sudah baik. Pre Experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen yang
tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi
experiment ” atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen ini
belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan desain satu kelompok dengan tes awal dan tes akhir Sugiyono, 2010:110 untuk
mengetahui tingkat keberhasilan masase frirage terhadap penanganan cedera ankle pada atlet PS. Unnes.
Penelitian ini
akan menghasilkan
data berupa
angka yang
menggambarkan bagaimana penanganan ROM cedera ankle pada atlet PS. Unnes sebelum dan sesudah melakukan terapi masase frirage yang peneliti
42
rancang dan akan mengetahui hasilnya adakah tingkat keberhasilan masase
frirage terhadap penanganan cedera ankle pada atlet PS. Unnes.
Desain penelitian ini testi sebelum dan sesudah di terapi masase frirage, terlebih dahulu diukur Range Of Movement ROM sendi anklenya. Rencana
penelitiannya sebagai berikut Sugiyono, 2010:111:
Keterangan : O
1
= Pretest sebelum diterapi ukur derajat Range Of Movement ROM
sendi ankle pada atlet PS. Unnes. X = Terapi menggunakan metode masase frirage sampai derajat sendi ankle
kembali atau mendekati normal. O
2
= Nilai posttest sesudah diterapi ukur derajat Range Of Movement
ROM sendi ankle pada atlet PS. Unnes. Pengaruh terapi masase frirage terhadap cedera ankle pada atlet PS. Unnes
adalah O
2
– O
1
. Dalam penelitian ini kelompok diberikan tes awal, yaitu dicek range of
movement ROM pada sendi anklenya dengan cara melakukan gerak fleksi, ekstensi, inversi dan eversi semaksimal mungkin dengan mengukur sudutnya.
Kelompok dalam penelitian ini merupakan kelompok yang mengalami gangguan ROMcedera pada daerah ankle. Setelah melakukan tes awal, kelompok
diberikan perlakuan yaitu terapi massage Wara Kushartanti, Ambardini, dan Sumaryanti, 2007:1. Setelah selesai diberikan perlakuan terapi massage
kemudian diadakan tes akhir untuk melihat kembali range of movement menggunakan busur dan jangka Sumber: Basmajian, John V 1980:96.
O
1
x O
2
43
3.2 Variabel Penelitian