a. Untuk memotivasi karyawan suatu organisasi agar dapat menghasilkan tindakan yang diinginkan.
b. Untuk merangsang perilaku atau tindakan yang lebih baik. c. Untuk mengendalikan sistem manajemen suatu organisasi.
d. Untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang disangkutkan dengan karyawan.
e. Untuk mengevaluasi hasil kerja periode yang baru.
2.5 Motivasi Berkoperasi
Menurut Robert C. Beck 1990 dalam Uno 2009:63 menyatakan “motivasi
berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang memengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu
perilaku”. Danim 2004:2 mengemukakan bahwa:
Motivasi adalah sikap dan nilai dasar yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. Motivasi dalam
prinsipnya merupakan kemudi yang kuat dalam membawa seseorang melaksanakan kebijakan manajemen yang bisa terjelma dalam perilaku
antusias, beriorentasi pada tujuan, dan memiliki target kerja yang jelas, baik secara individu maupun kelompok.
GR. Terry 1999:168 menyimpulkan “motivasi yaitu membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengn semangat, karena orangitu ingin melakukannya”.
Hani Handoko 1990:252 mengatakan “motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tuj uan”. “Motivasi tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Motivasi dapat dipandang
sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan
” Sardiman 1986 dalam Uno, 2009:63. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi
internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi.
“Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya ” Uno, 2009:1. Uno 2009:3 juga menyatakan
“dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu
minat ”. “Motivasi dapat juga diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi keb
utuhannya” Uno, 2009:3. “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
” Malayu Hasibuan, 2004:219. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilanya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya
perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai
hasil kerja yang optimal. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan
setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Salah satu teori motivasi yang mengungkap komponen kebutuhan adalah teori tiga kebutuhan.
Dr. David McClelland dkk. dalam Siagian, 2004:167-170 mengungkapkan: 1.Need For Achievement Kebutuhan untuk berhasil
Kiranya tidak akan ada kesukaran untuk menerima pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang
berhasil dalam hidupnya. Keberhasilan itu mencakup seluruh segi kehidupan dan penghidupan seseorang. Kebutuhan untuk berhasil biasanya
tercermin pada adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan mencapai prestasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2.Need For Power Kebutuhan akan kekuasaan Kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk
mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Seseorang dengan kebutuhan akan kekuasaan yang besar biasanya menyukai kondisi persaingan dan
orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnya terhadap orang lain,
antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lain itu padanya.
3. Need For Affiliation Kebutuhan akan afiliasi Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan nyata dari setiap manusia,
terlepas dari jabatan, kedudukan, dan pekerjaannya. Kebutuhan afiliasi pada umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang
bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah orang lain itu teman kerja atau atasan. Kebutuhan afiliasi biasanya
terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya
karena dorongan oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. Sejalan dengan itu, Purwanto 1998 dalam Uno
2009:64 mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah: 1 sebagai motor penggerak bagi manusia, 2 menentukan arah perbuatan, 3 mencegah
penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, dan 4 menyeleksi perbuatan diri.
Berbagai macam tipe-tipe motivasi menurut Danim 2004:17-18 mengungkapkan tipe-tipe motivasi:
1. Motivasi positif Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha
membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar ia bekerja secara baik dan antusias dengan
cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya.
2. Motivasi negatif Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari
rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhkan oleh rekan sekerja.
3. Motivasi dari dalam Motivasi dari dalam timbul dari pada diri pekerja waktu dia menjalankan
tugas-tugas pekerjaan dan bersumber dalam diri pekerja itu sendiri.
4. Motivasi dari luar Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya
pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujan perusahaan. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias
untuk mencapai produktivias yang tinggi. Individu akan menjadi anggota koperasi atau akan mempertahankan
keanggotaannya, jika mengharapkan bahwa ”Kegunaan” utility yang dapat
mereka peroleh dari koperasi lebih besar daripada manfaat apabila tidak menjadi anggota koperasi.
“Selain berorientasi pada tujuan ekonomis individu menjadi
anggota juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya seperti: status, kekuasaan, reputasi, dan tujuan-tujuan
lainnya” Sunarto, 2006:37-38. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
motivasi adalah dorongan yang timbul karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam melakukan kegiatan. Sedangkan berkoperasi adalah dorongan yang
timbul karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi melalui berusaha atau bekerja dengan jalan koperasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi berkoperasi dalam penelitian ini adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, dorongan tersebut terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan
tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
2.6 Penelitian Terdahulu