Analisis Alkalinitas Air Secara Titrimetri

alkalinitas berperan sebagai penyangga untuk mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan koagulan. Dalam hal ini alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran optimum untuk mengikat hidrogen yang dilepaskan pada proses koagulasi. 3. Pelunakan air water softening Alkalinitas adalah parameter kualitas air yang harus dipertimbangankan dalam menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam proses pelunakan softening dengan metode presipitasi. Pelunakan air bertujuan untuk menurunkan kesadahan.

2.6.2 Analisis Alkalinitas Air Secara Titrimetri

Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tepat itu, disebut larutan standar Basset, et al., 1991. Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang akan ditetapkan, dititrasi. Titik saat pada mana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen setara atau titik akhir teoritis atau titik akhir stokiometri. Lengkapnya titrasi, Lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri, atau lebih lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagaia indikator Basset, et al., 1991. Universitas Sumatera Utara Menurut Bassett, et al., 1991, untuk digunakan dalam analisis titrimetri, suatu reaksi harus memenuhi kondisi-kondisi berikut: 1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana, yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan kimai, zat yang ditetapkan harus bereaksi lengkap dengan reagensia dalam proporsi yang stoikiometrik atau ekuivalen. 2. Reaksi harus praktis berlangsung dalam sekejap atau berjalan dengan sangat cepat sekali. 3. Harus ada perubahan yang menyolok dalam energi bebas, yang menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau kimia pada titik ekuivalen. 4. Harus tersedia suatu indikator, yang oleh perubahan sifat-sifat fisika warna atau pembentukan endapan, harus dengan tajam menetapkan titik akhir reaksi. Reaksi dalam analisis titrimetri digolongkan menjadi reaksi penetralan asidimetri dan alkalimetri, reaksi pembentukan kompleks, reaksi pengendapan, dan reaksi oksidasi-reduksi Basset, et al., 1991. Dalam analisa alkalinitas digunakan reaksi penetralan asidimetri dan alkalimetri. Reaksi penetralan ini, melibatkan titrasi basa bebas, atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu asam standar asidimetri, dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolosis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar alkalimetri. Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan hidroksida untuk membentuk air Basset, et al., 1991. Universitas Sumatera Utara Ciri-ciri khas utama dari indikator penetralan adalah bahwa perubahan dari warna dominan asam menjadi warna dominan basa tidaklah mendadak sekaligus, tetapi berjalan di dalam suatu selang interval pH yang dinamakan selang perubahan-warna indikator Basset, et al., 1991. Penetapan Alkali total Dua metode dapat digunakan untuk analisis ini. Dalam metode pertama, alkali total ditetapkan dengan titrasi dengan asam standar, dengan menggunakan jingga metil, jingga metil karmin indigo, atau biru bromofenol sebagai indicator. Dalam porsi larutan yang kedua, karbonat diendapkan dengan larutan barium klorida yang sedikit berlebih, dan tanpa menyaring, larutan titrasi dengan asam standar dengan menggunakan biru timol atau fenolftalein sebagai indikator. Titrasi terakhir ini memberi kandungan hidroksida, dan dengan mengurangkan ini dari titrasi pertama, diperoleh volume asam yang diperlukan untuk karbonat Basset, et al., 1991. Metode kedua, sebuah metode yang lebih sederhana adalah untuk memakai indikator campuran yang tersusun dari 6 bagian biru timol dan 1 bagian merah kresol; campuran ini berwarna violet pada pH 8,4; biru pada pH 8,3; dan merah jambu pada pH 8,2. Dengan indikator campuran ini, campuran itu berwarna violet dalam larutan basa dan berubah menjadi biru dekat disekitar titik ekuivalen, dalam melakukan titrasi, asam ditambahkan perlahan-lahan sampai larutan memperoleh warna merah jambu. Pada tahap ini semua hidroksida telah dinetralkan dan karbonat diubah menjadi hidrogenkarbonat Basset, et al., 1991. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENGUJIAN

3.1 Pengambilan Sampel