tanggung jawab sendiri, dan yang hanya bisa menunggu perintah dari atas Koentjaraningrat 1991: 344.
Pendidikan pada keluarga etnis Jawa tidak bertujuan untuk menghasilkan anak yang dapat berdiri sendiri, melainkan lebih menekankan agar anak-anak
mereka pada nantinya dapat menjadi orang yang berjiwa sosial dan bersikap budi luhur, lebih mengutamakan tercapainya kebahagiaan serta keselarasan
hidup. Menurut Magnis dan Suseno 1987: 14 keunikan masyarakat Jawa terletak pada kemampuannya mempertahankan keaslian budaya meskipun
dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang dari luar dalam Putri 2000: 4. Kenyataannya saat ini, orientasi hidup pegawai etnis
Jawa telah mengalami pergeseran Habib 2004: 129. Kehidupan yang relatif adem ayem serta selalu memegang fa
lsafah “nriman lan pasrah” menerima apa adanya dan pasrah telah berubah seiring dengan perkembangan zaman.
Etnis Jawa dari hari ke hari terus bekerja keras untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi.
2.3 Perbandingan Nilai Kerja Karyawan di Jawa dengan
Karyawan di Surabaya, Makassar, Ambon, Denpasar, Banjarmasin, Serang dan Malaysia
Penelitian mengenai nilai kerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah penelitian Ramzy 2009 yang meneliti tentang ”pengaruh
nilai kerja terhadap kinerja lingkungan di bandara”, adapun hasilnya yang
merupakan 5 nilai kerja yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja lingkungan bandara antara lain adil, berpikir positif, bijaksana, cerdas, dan
dedikasipengabdian. Nilai kerja yang memiliki skor sedang yaitu konsisten, loyalitaskesetiaan, kreativitas, jiwa dagang, dan jiwa wirausaha. Nilai kerja
yang memiliki skor rendah, yakni prioritas, prakarsainisiatif, tindakan, tertib, dan rajin. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bagaimana nilai kerja
karyawan, yang menunjukkan karyawan tersebut akan memperoleh kepuasan kerja dan akan menghasilkan kinerja yang maksimal ketika merasakan
keadilan di lingkungan pekerjaan. Selain penelitian di atas terdapat pula penelitian Kasa 2004 mengenai
“hubungan antara nilai kerja dan faktor demografi guru pelatih”, hasilnya nilai kerja yang dianggap penting bagi guru pelatih di Malaysia adalah
perkembangan diri, ganjaran ekonomi, pekerjaan yang terjamin, gaya hidup dan kreativitas. Nilai kerja yang dianggap kurang penting adalah
keanekaragaman, kewenangan, hubungan sosial, resiko dan gengsi. Selanjutnya ada pula penelitian meng
enai “pengaruh nilai-nilai kerja, kemampuan komunikasi dan penanganan keluhan terhadap kepuasan
masyarakat dalam pelayanan RSUD Serang ” dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai-nilai kerja, kemampuan komunikasi dan penanganan keluhan memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan
masyarakat. Semakin baik nilai-nilai kerja, kemampuan komunikasi dan penanganan keluhan maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan masyarakat.
Uraian hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai kerja pada pegawai di lingkungan bandara adalah adil, berpikir positif, bijaksana,
cerdas, dan dedikasipengabdian. Nilai kerja pada guru pelatih di Malaysia
adalah perkembangan diri, ganjaran ekonomi, pekerjaan yang terjamin, gaya hidup dan kreativitas, sedangkan dalam penelitian mengenai pelayanan
RSUD Serang hasilnya menunjukkan bahwa semakin baik nilai kerja, semakin tinggi pula tingkat kepuasan masyarakat. Berdasarkan kesimpulan
tersebut, maka dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana nilai kerja karyawan yang bersuku Jawa di pulau Jawa.
2.4 Dinamika Penelitian