dengan persentase 48,49. Hal tersebut memperlihatkan nilai kerja yang paling banyak dipilih adalah untuk menghasilkan kinerja yang baik.
Selanjutnya sebanyak 37,43 partisipan memilih kunci kesuksesan sebagai alasan dalam pemilihan nilai kerja. Karyawan suku Jawa
menginginkan nilai kerja yang telah dipilih tersebut dapat membuka jalan maupun peluang dalam menuju kesuksesan dan keberhasilan.
Alasan pemilihan nilai kerja yang terendah adalah memenuhi kebutuhan hidup dengan persentase 7,55. Hal tersebut merupakan alasan pemilihan
nilai kerja yang paling sedikit dipilih oleh karyawan secara keseluruhan. Selisihnya sangat mencolok dengan dua kategori lain, yaitu dapat
menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal serta kunci kesuksesan. Seperti telah diketahui bahwa ekonomi masuk dalam nilai terendah sehingga
memenuhi kebutuhan hidup juga merupakan persentase terendah dalam alasan pemilihan nilai kerja yang dianggap paling penting.
4.3.4 Hasil Temuan Penelitian Mengenai Perubahan Nilai Kerja
Sebelum dan Sesudah Bekerja Menurut Karyawan Jawa
Hasil temuan penelitian perubahan nilai kerja diperoleh melalui 3 kali koding. Berikut ini merupakan hasil persentase koding tahap 1 dari karyawan
suku Jawa secara keseluruhan. Tabel 4.18 Koding Pertama Perubahan Nilai Kerja
No Perubahan Nilai Kerja
Jumlah 1
Ada, perubahan positifke arah yang lebih baik
253 36,14
2 Tidak ada perubahan
146 20,86
3 Ada, memperoleh penghasilan
75 10,71
4 Ada, penambahan wawasan dan
pengalaman 64
9,14 5
Ada, memperluas lingkup sosialisasi 46
6,57
Tabel 4.19 Lanjutan Koding Pertama Perubahan Nilai Kerja 6
Ada, menjadi lebih menghargai waktu dan uang
28 4,00
7 Ada, lebih mengenal situasi dan kondisi
pekerjaan 12
1,71 8
Ada, perubahan negatif 9
1,29 9
Lain-lain 67
9,57 Jumlah
700 100
Pertanyaan mengenai perubahan nilai kerja ini, ada partisipan yang menjawab ada perubahan dan ada pula yang menjawab tidak ada perubahan.
Kebanyakan dari partisipan menjawab ada perubahan. Perubahan tersebut pada koding tahap 1 menghasilkan 7 kategori. Dilanjut koding tahap 2,
hasilnya sebagai berikut. Tabel 4.20 Koding Kedua Perubahan Nilai Kerja
No Perubahan Nilai Kerja
Jumlah 1
Perubahan ke arah positif 478
68,29 -
Perubahan positifke arah yang lebih baik
253 36,14
- Memperoleh penghasilan
75 10,71
- Penambahan wawasan dan
pengalaman 64
9,14 -
Memperluas lingkup sosialisasi 46
6,57 -
Menjadi lebih menghargai waktu dan uang
28 4,00
- Lebih mengenal situasi dan
kondisi pekerjaan 12
1,71 2
Tidak ada perubahan 146
20,86 3
Perubahan ke arah negatif 9
1,29 4
Lain-lain 67
9,57 Jumlah
700 100
Hasil koding pertama sebanyak 7 kategori, pada koding kedua hanya dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu perubahan ke arah positif dan
perubahan ke arah negatif. Selanjutnya pada koding ketiga akan dikelompokkan kembali secara lebih rinci, hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.21 Koding Ketiga Perubahan Nilai Kerja No
Perubahan Nilai Kerja Jumlah
1 Perubahan ke arah positif, kerja adalah
belajar 329
47,00001 -
Perubahan positifke arah yang lebih baik
253 36,14286
- Penambahan wawasan dan
pengalaman 64
9,14286 -
Lebih mengenal situasi dan kondisi pekerjaan
12 1,71429
2 Perubahan positif, kerja menghargai
waktu dan uang 103
14,71429 -
Memperoleh penghasilan 75
10,71429 -
Menjadi lebih menghargai waktu dan uang
28 4,0
3 Perubahan positif, kerja adalah
hubungan sosial 46
6,57143 4
Tidak ada perubahan 146
20,85714 5
Perubahan ke arah negatif 9
1,28571 6
Lain-lain 67
9,57143 Jumlah
633 100
Hasil koding tahap 2 yang hanya menghasilkan 2 kategori, pada koding ketiga ini dijabarkan kembali sehingga diperoleh hasil akhir sebanyak 4
kategori, yaitu 3 kategori perubahan ke arah positif dan 1 kategori ke arah negatif. Gambar grafiknya sebagai berikut.
Gambar 4.4 Perubahan Nilai Kerja Berdasarkan tabel koding tahap 1, 2 dan 3 di atas dapat diketahui bahwa
perubahan nilai kerja sebelum dan sesudah bekerja menurut para karyawan Jawa jika ditulis secara berurutan dari persentase tertinggi hingga terendah
adalah pertama kerja adalah belajar, perubahan yang kedua adalah dengan bekerja dapat menghargai waktu dan uang, berikutnya adalah kerja adalah
hubungan sosial dan terakhir perubahan ke arah negatif. Menurut urutan persentase di atas dapat diketahui bahwa perubahan
positifnya, kerja adalah belajar merupakan perubahan yang paling banyak dipilih oleh karyawan secara keseluruhan dengan persentase 51,97. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa nilai kerja sebelum dan sesudah bekerja mengacu pada perubahan yang positif, yaitu dengan bekerja dapat
melakukanmengerjakan sesuatu hal baru yang awalnya belum bisa atau belum mampu dikerjakan. Satu perubahan positif berdasarkan persentase
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 kerja adalah belajar
tidak ada perubahan kerja menghargai waktu dan
uang kerja adalah hubungan
sosial perubahan ke arah negatif
yang tertinggi berikutnya adalah dengan bekerja dapat menghargai waktu dan uang 16,27. Berdasarkan dua perubahan tertinggi sebelum dan sesudah
bekerja memperlihatkan bahwa perubahan tersebut mencakup beberapa aspek yaitu pembelajaran, penghargaan waktu dan penghargaan uang.
Sebelum membahas perubahan dengan persentase terendah, ternyata ada pula karyawan Jawa yang menjawab tidak ada perubahan sebesar 23,06.
Selanjutnya perubahan dengan persentase terendah adalah perubahan ke arah negatif dengan persentase 1,42. Hal tersebut merupakan perubahan yang
paling sedikit dipilih oleh karyawan secara keseluruhan. Satu perubahan positif terendah berikutnya adalah kerja merupakan hubungan sosial 7,27.
Perubahan hubungan sosial sedikit dipilih karena bersosialisasi tidak hanya dapat dilakukan di tempat kerja, tetapi bisa dilakukan di manapun.
4.3.5 Hasil Temuan Penelitian Mengenai Alasan Perubahan Nilai