b. Saham Preferen Prefered Stock
Saham preferen merupakan gabungan hybrid antara obligasi dan saham biasa. Artinya, di samping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham
preferen juga memiliki karakteristik saham biasa Widoatmodjo 2009:100. Saham preferen memiliki nilai nominal dan sejumlah dividen
tetap dan regular yang harus dibayar kepada pemiliknya sebelum dividen saham biasa dibayarkan. Keistimewaan saham preferen ini bisa berbagai
macam, di samping pembayaran dividen yang tetap dan didahulukan pembayaran dividennya terdapat pengumulatifan pembayaran dividennya
jika perusahaan tidak membayar dividen dalam kurun waktu tertentu. Disebut memiliki karakteristik saham biasa karena tidak selamanya saham
preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikendaki investornya. Jika suatu emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen
bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.
2.6. Harga Saham
Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan
keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut menyisihkan
Universitas Sumatera Utara
bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham
tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya, peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan
ca pita l ga in. Yang disebut terakhir ini akan semakin mendorong dan sekaligus
menaikkan harga saham. Dengan demikian, keuntungan perusahaan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan harga saham.
Dari berbagai literatur terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain adalah:
1. Tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga baik tabungan dan pinjaman akan memengaruhi pilihan investasi dalam saham, obligasi, dan deposito.
Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi yang berisiko rendah deposito lebih tinggi daripada return
investasi yang berisiko tinggi saham, sehingga investor akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk deposito dari pada
membeli saham Zubir, 2010:20. Jika dikaitkan dengan investasi asset riil, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan biaya modal cost of capital
menjadi tinggi, sehingga nilai perusahaan corporate value menjadi rendah. Pada akhirnya, harga saham akan turun. Dengan demikian,
Universitas Sumatera Utara
kenaikan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman akan berakibat terhadap turunnya harga saham dan sebaliknya.
2. Finansial Perusahaan
Finansial perusahaan tercermin dalam struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
hutang besar juga mempunyai resiko yang besar bagi pemegang saham karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk
membayar biaya bunga pinjaman akibatnya akan mengurangi dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Apabila pendapatan revenues
perusahaan tidak stabil, maka kemungkinan besar pemegang saham tidak menerima dividen sehingga saham perusahaan tidak menarik untuk
dijadikan instrument investasi karena harga sahamnya akan jatuh. 3.
Pasar Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Bila
permintaan terhadap saham suatu perusahaan besar tentunya harga saham juga akan meningkat. Kegiatan pasar yang lain secara umum, misalnya
resesi, perubahan struktur perekonomian dan perubahan selera konsumen juga turut mempengaruhi harga saham.
4. Inflasi
Permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah akibat kenaikan harga barang-barang secara umum. Pada akhirnya,
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi menjadi tinggi dan harga jualnya tidak terjangkau oleh konsumen,
sehingga penjualannya akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut melemah
5. Indeks Harga Saham
Dengan mengetahui perhitungan indeks harga saham baik secara individu maupun gabungan dapat membantu investor dalam mengambil
keputusan. Secara keseluruhan, jika Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sedang menunjukkan adanya penurunan, maka pasar dalam
keadaan lesu. Kondisi demikian akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.
6. News and Rumors
Berbagai pemberitaan dan rumor yang beredar dimasyarakat mulai dari masalah ekonomi, social, politik, dan keamanan akan mempengaruhi
persepsi investor yang berujung pada pengambilan keputusan dalam berinvestasi, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan
saham di pasar modal.
2.7. Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham