Pengawasan Pengertian Pembinaan dan Pengawasan 1. Pembinaan

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksaan pekerjaan tidak mengalami hambatan-hambatan dan pemborosan Dari beberapa fungsi tersebut dapat diketahui bahwa pengawasan dapat mendorong rasa tanggung jawab seorang pegawai atau aparat pelaksana dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Dengan pengawasan tersebut seseorang akan merasa bahwa tugas yang dilaksanakan diamati sesuai dengan prosedur aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian bentuk penyimpangan itu telah terjadi dapat segera diperbaiki sebagaimana mestinya. Suatu kebijaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh suatu pimpinan dari suatu lingkungan kerja tertentu, mempunyai tujuan yang diharapkan terjadi. Dari sedikit penjelasan di atas dapat dilihat pada dasarnya pengawasan mempunyai tujuan untuk menyesuaikan pelaksanaan tugas dapat segera diantisipasi dengan pengawasan. Tujuan pengawasan mencakup usaha menyesuaikan pelaksanaan tugas dengan rencana, instruksi dan asas yang telah ditetapkan. Dengan pengawasan juga akan diketahui berbagai kesulitan, hambatan kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan tugas serta jalan keluar yang akan diambil untuk mengatasinya. Pengawasan juga melihat efisiensi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada aparat pelaksana, karena hal ini berkaitan dengan penggunaan berbagai sumber yang ada pada suatu lingkungan kerja atau suatu instansi. Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil dari tujuan pelaksanaan pengawasan ialah bahwa pelaksanaan tugas dengan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 19 Pengawasan yang dilaksanakan pada suatu lingkungan kerja atau suatu organisasi harus dilandasi oleh prinsip-prinsip tertentu yang menyertainya. Prinsip-prinsip inilah yang akan mendasari pelaksanaan pengawasan dilingkungan kerja tersebut. Prinsip pelaksanaan pengawasan antara lain yaitu: a. Pengawasan harus berorientasi kepada tujuan organisasi b. Pengawasan harus objektif, jujur, dan mendahului kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi c. Pengawasan harus berorientasi kepada kebenaran menurut peraturan- peraturan yang berlaku, berorientasi kepada tujuan, manfaat dalam pelaksanaan pekerjaan, dan berorientasi kepada tujuan, manfaat dalam pelaksanaan pekerjaan d. Pengawasan harus menjamin daya guna dan hasil guna pekerjaan e. Pengawasan harus berdasarkan atas faktor yang obyektif, teliti dan tepat f. Pengawasan harus bersifat terus menerus g. Pengawasan harus dapat memberikan upah balik terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan, dan kebijaksanaan waktu yang akan datang 19 Nurmayani, Op Cit, hlm. 83-84 Adapun sifat dan waktu pengawasan, yaitu: a. Pengawasan preventif yaitu pengawasan yang dilaksanakan sebelum kegiatan dilaksanakan dengan maksud untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan seawal mungkin b. Pengawasan represif yaitu pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya penyimpangan atau kesalahan dalam melaksanakan kegiatan c. Pengawasan yang dilakukan pada waktu proses kegiatan terjadi d. Pengawasan berkala yaitu pengawasan yang dilakukan secara berkala 1 satu bulan sekali, 1 satu semester sekali, atau 1 satu tahun sekali e. Pengawasan mendadak yaitu pengawasan yang dilakukan secara mendadak dengan tidak memberitahukan terlebih dahulu Sistem pengawasan yang efektif adalah sarana terbaik untuk membuat segala sesuatunya berjalan dengan baik dalam Administrasi Negara terutama pengawasan preventif. Pengawasan represif hanya berguna bilamana a dilakukan secara komprehensif dan cukup intensif, b bilamana laporannya bersifat cukup obyektif dan analitis, dan c bilamana laporannya disampaikan cukup cepat. 20 Pengawasan merupakan suatu proses yang berjalan secara sistematis, maka hal ini berarti ada tahap-tahap tertentu dalam proses pengawasan yang dilaksanakan tersebut. Tahap-tahap tersebut pada dasarnya merupakan langkah tertentu dalam menjalankan pengawasan: a. Menentukan standar untuk kontrol b. Mengukur pelaksanaan 20 Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994 hlm. 84 c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar, juga menentukan penyimpangan jika ada d. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan sehingga tetap sesuai dengan rencana Menentukan standar dasar atau kontrol dilakukan pada waktu perencanaan dari kegiatan yang dilaksanakan. Mengukur pelaksanaan dilakukan melalui pengamatan pimpinan terhadap tugas yang dibebankan kepada aparat pelaksanaan untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan bila ada penyimpangan, baru kemudian kembali pada tahap awal, demikian seterusnya proses itu berlangsung. 21 Pada waktu ini dapatlah dikatakan, bahwa pengawasan intern dilakukan oleh InspekturInspektorat Jenderal di tingkat pusat beserta aparaturnya yang di wilayahdaerah, dan di Daerah oleh InspekturInspektorat Daerah. Pengawasan ekstern formal dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat melalui siding-sidang komisi DPR, melalui konsultasi Dewan Pertimbangan Agung, dan melalui pemeriksaan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Di samping itu masih terdapat pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Akuntan Publik, dan tim-tim khusus. Hasil pengawasan ada yang mempunyai akibat- hukum, namun sebagian terbesar bersifat politis, administratif ketatausahaan, organisasional manajerial, operasional, atau teknis-fungsional. 22 Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengawasan adalah suatu tindakan pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua aktifitas atau kegiatan yang terlaksana telah sesuai dengan yang direncanakan. 21 Ibid, hlm. 85-86 22 Ibid, hlm. 85

2.4. Kewenangan Inspektorat Daerah KabupatenKota

Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan di tingkat Departemen yang tugas pokoknya adalah membantu menteri dalam menyelenggarakan pengawasan umum atas segala aspek kegiatan yang menjadi tanggung jawab Departemen. Lembaga ini bukan hanya membantu menteri dalam menyelenggarakan pengawasan atas keuangan pembangunan saja, melainkan dalam seluruh aspek penyelenggaraan tugas yang diemban atas menteri yang bersangkutan, jadi kedudukan Inspektorat terhadap menteri, yakni membantu meneteri dalam menyelenggarakan pengawasan umum atas seluruh kegiatan pemerintahan. Inspektorat Daerah Provinsi dan Inspektorat Daerah KabupatenKota masing-masing bernaung dalam Departemen Dalam Negeri. 23 Inspektorat sebagai salah satu lembaga pengawas yang diberi tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, yang bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme KKN sehingga tercapai daya guna dan hasil guna pembangunan nasional bagi kesejahteraan masyarakat. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dimaksudkan agar proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin Pemerintah daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 42 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur mengenai Inspektorat KabupatenKota. Pasal 23 Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pengawas 23 Bohari, Pengawasan Keuangan Negara, Jakarta: RajawaliPers, 1992, hlm. 33 intern pemerintah inspektorat dalam pemerintahan daerah meliputi: a. Pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupatenkota dan pemerintahan desa b. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupatenkota, dan pemerintahan desa Pada Pasal 26 ayat 4 dijelaskan bahwa, Inspektorat KabupatenKota melakukan pengawasan terhadap: a. pelaksanaan uurusan pemerintahan di daerah KabupatenKota b. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Desa berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, menyatakan bahwa, pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa meliputi: a. administrasi pemerintahan desa; dan b. urusan pemerintahan desa. Menurut Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 dijelaskan bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintahan di desa dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang dimaksud adalah Inspektorat Daerah lebih bersifat pembinaan dan dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Desa, Inspektorat Daerah tidak berwenang untuk menghakimi dan menindak. Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kewenangan Inspektorat Daerah yaitu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

0 10 64

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GENTENG DI KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

6 47 77

PERSEPSI SUAMI TERHADAP ALAT KONTRASEPSI MOP ATAU VASEKTOMI (Studi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

0 26 75

PERAN KEPALA KAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi di Kampung Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015)

0 22 98

Implementasi Pembelajaran PAI Dalam Pembinaan Akhlak di SMK Bustanul Ulum Kalirejo Kabupaten Lampung Selatan

0 0 5

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

0 3 186

UPAYA SISTEM KEAMAANAN LINGKUNGAN (SISKAMLING) DALAM PENCEGAHANPENCURIAN SEPEDA MOTOR (Studi di Wilayah Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

0 0 15

Judul Skripsi : PENGAWASAN KYAI TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN ALH-IHYA’ KALIREJO LAMPUNG TENGAH

0 0 105

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum SD Negeri 2 Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah 1. Letak geografis - Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah - Ra

0 0 53

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PRAKTIK KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR (Studi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 116