Komposisi penduduk geografis Menentukan Komposisi Penduduk

Belajar Efektif Geografi 2 untuk SMAMA Kelas XI 45 Karakteristik penduduk antararea itu jelas akan berbeda. Kepadatan penduduk di kota akan berbeda dengan kepadatan di desa. Begitu pun jumlah penduduk antara kabupaten yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Itu baru dari tingkat kepadatan, belum dari data demografi lainnya yang jelas akan menampakkan perbedaan-perbedaan yang beragam pula. Akhirnya, variasi dari masing-masing pengelompokan penduduk yang didasarkan pada kriteria tertentu akan terlihat jelas dengan angka yang ditampilkan.

c. Komposisi penduduk menurut sosial

Komposisi penduduk dari sisi sosial memiliki karakter yang cukup luas, di antaranya dilihat dari tingkat pendidikan, strata ekonomi, status perkawinan, agama, dan banyak lagi. 1 Tingkat pendidikan Dilihat dari tingkat pendidikan, kita akan dapat membuat pengelompokan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang dialami oleh setiap penduduk di area tertentu, sehingga nanti akan terbentuk pengelompokan penduduk yang terdiri atas: • tidak sekolah sama sekali, • hanya tamat SD, • tidak tamat SD, • tidak tamat SMP, • lulusan SMP, • tidak tamat SMA, • lulusan SMA, • lulusan perguruan tinggi berdasarkan strata tertentu. Di Indonesia, persentase tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduknya adalah sebagai berikut. Gambar 2.1 Kawasan permukiman di pedesaan Sumber: Ensiklopedi Populer Anak Tabel 2.2 Pencapaian Tingkat Pendidikan di Indonesia Tahun 2005 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Kelulusan Persentase 1. Taman Kanak-Kanak 1.012.711 9,3 2. SD 2.540.977 23,4 3. SMP 2.680.810 24,7 4. SMA 3.911.502 36 5. Diploma III 107.516 1 6. AkademiDiploma III 215.320 2 7. Universitas 385.418 3,6 Total 10.854.254 100 Sumber: BPS, 2005 46 Belajar Efektif Geografi 2 untuk SMAMA Kelas XI Dari setiap tahapan atau tingkatan kriteria pendidikan dibuat jumlah atau angka persebarannya dalam wilayah-wilayah tertentu. 2 Strata ekonomi Berdasarkan strata ekonomi, kita dapat membuat pengelompokan berdasarkan dua karakteristik, yaitu berdasarkan jenis mata pencaharian dan berdasarkan tingkat pendapatannya. a Jenis mata pencaharian Jenis mata pencaharian penduduk yang beraneka ragam dapat kita buat pengelompokannya, sehingga kita dapat mengetahui aktivitas kehidupan penduduk secara keseluruhan. Pengaruh dari mata pencaharian yang mereka miliki adalah tingkat kemakmurannya, semakin bagus jenis mata pencahariannya, maka semakin besar kemungkinan tingkat kemakmuran yang bisa mereka raih. Beberapa jenis mata pencaharian penduduk di antaranya dari kelompok pegawai negeri, TNIPolri, pedagang besar maupun kecil, buruh tani, pemilik pertanian, pengusaha jasa. b Tingkat pendapatan Tingkat pendapatan yang diraih adalah cerminan dari jenis mata pencaharian penduduk. Jumlah pendapatan penduduk ini menjadi salah satu indikasi tingkat kemakmuran penduduk. Pendapatan penduduk ini bisa dikelompokkan berdasarkan besaran tertentu sesuai dengan kebutuhan. Ada salah satu standar yang biasa digunakan untuk menentukan penghasilan suatu negara, yakni dilihat dari penghasilan perorangan atau per kapita. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. PC = Keterangan: PC = Pendapatan per kapita GNP = Gross National Product atau pendapatan nasional kotor JP = Jumlah penduduk Setelah mengetahui tingkat pendapatan dari setiap penduduk suatu negara, maka kemakmuran seluruh penduduk negara itu dapat disimpulkan dan dikelompokkan. 3 Status perkawinan Penduduk dapat dibuat pengelompokannya berdasarkan status perkawinan, yaitu apakah sudah kawin atau belum kawin. Dari angka perkawinan itu bisa diprediksi jumlah kelahiran pada waktu-waktu tertentu. Dengan kata lain, semakin tinggi angka kelahiran, maka semakin besar peluang daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar. Sehingga pengaruhnya terhadap tingkat penyediaan sarana dan prasarana fasilitas sosial harus dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kebutuhan penduduk. Fasilitas sosial yang sangat mendesak untuk kebutuhan penduduk di antaranya bangunan sekolah, sarana transportasi, dan area permukiman. Jika ketiga fasilitas sosial tersebut kurang memadai atau bahkan tidak bisa menampung populasi yang ada, maka akibatnya sangat fatal, misalkan akan bertambahnya angka usia putus sekolah, terciptanya permukiman kumuh jika di kota kurang tersedia fasilitas permukiman yang terjangkau oleh kalangan ekonomi bawah, dan sebagainya. GNP JP