kegiatan diselenggarakan olimpiade kuno, berlangsung sampai penutupan dan menghasilkan juara. Demikian juga sngan olimpiade modern yang digelar pada
tahun 1896 oleh Baron Pierre de Coubertin di Atena Yunani. Penyelenggaraan tersebut menerapkan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
koordinasi, serta pengawasan yang baik, sehingga olimpiade pertama berjalan dengan sukses. Manajemen olahraga baru ditangani secara serius pada
penyelenggaraan Olimpiade ke 23 d Los Angeles tahun 1984 Harsuki, 2012:8.
2.2.2 Pengertian Manajemen Olahraga
Dengan berkembangnya olahraga olahraga pendidikan, rekreasi, prestasi, kebudayaan tubuh, gimnologi, dan lain-lain oleh karena itu disiplin ilmu
manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga membentuk interdisiplin baru yang disebut manajemen olahraga.
Manajemen olahraga menurut Sensi, Kelley, Blanton, dan Beitel dalam Harsuki, 2012:63 adalah setiap kombinasi dari keterampilan yang berkaitan
dengan perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pengarahan directing, pengawasan controlling, penganggaran budgeting, kepemimpinan
leading, dan penilaian evaluating di dalam konteks dari suatu organisasi yang produk utamanya dikaitkan dengan olahraga atau kegiatan fisik.
Pada dasarnya manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu ma najemen dan ilmu olahraga. Manajemen olahraga dapat dibagi dalam dua ka-
tegori yaitu manajemen olahraga pemerintah dilakukan oleh departemen negara pemuda dan olahraga serta manajemen olahraga swasta yang diselenggarakan
dalam institusi olahraga non pemerintah seperti Komite Nasional Indonesia Harsuki, 2012:4.
2.2.3 Manajemen Kelembagaan Olahraga
Menurut Harsuki 2012:5 manajemen kelembagaan olahraga dapat dikelompokkan dalam enam bagian besar, yaitu:
1 Manajeman olahraga pendidikan. Misalnya untuk sekolah dasar, sekolah menengah umum, dan perguruan tinggi.
2 Menejemen lembaga atau institusi organisasi olahraga dalam lingkup gerakan olimpik olympic movement. Misalnya International Olympic
Committee IOC, Sea Games Federation, Komite Olahraga Nasional. 3 Manajemen olahraga profesional. Antara lain tinju WBO, WBA, IBF di
Indonesia Komite Tinju Indonesia KTI. 4 Manajemen olahraga rekreasi yang disebut olahraga masyarakat misalnya
FOMI Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia serta organisasi senam pernafasan seperti Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia PORPI.
5 Manajemen olahraga pemerintah seperti Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, Dinas Olahraga di kantor Gubernur, Kabupaten, dan Kota,
6 Manajemen olahraga bisnis dan industri.
2.3 Manajemen Fasilitas Olahraga 2.3.1 Pengertian Manajemen Fasilitas Olahraga