Perkembangan Mortalitas Larva pada Pelarut Aseton

Hasil uji saponin dengan penambahan akuades, dikocok menghasilkan busa, ditambah HCl busa stabil menghasilkan senyawa saponin pada ekstrak metanol, aseton dan akuades dalam jumlah sedang. Perkembangan Mortalitas Larva Ulat Grayak S. litura Selama 12 Hari

a. Perkembangan Mortalitas Larva pada Pelarut Aseton

Perkembangan mortalitas larva setelah penyemprotan dengan ekstrak aseton dari hari ke-2 sampai hari ke-12 dengan konsentrasi 0 sampai konsentrasi 4 mortalitas larva semakin tinggi dari hari ke-2 sampai hari ke-6 dan kematian larva mencapai 100 dengan konsentrasi 3 sampai 4 sudah terjadi pada hari ke-6. Untuk konsentrasi 2 kematian larva mencapai 100 pada hari ke-8 sedangkan untuk konsentrasi 1 kematian larva mencapai 100 pada hari ke-10 Gambar 14. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi larutan ekstrak daun mindi makin cepatnya bioktifnya pada larva S. litura yang menyebabkan kematian larva lebih cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutoyo dan Wirioadmodjo 1997 bahwa semakin tinggi konsentrasi, maka jumlah racun yang mengenai kutikula serangga semakin banyak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kematian serangga lebih banyak. Universitas Sumatera Utara 6, 6 7 13 ,3 3 46, 67 64 ,45 80 80 20 53, 33 80 93 ,3 3 100 26, 67 60 93 ,3 3 100 33, 33 66 ,6 7 100 40 73, 33 100 20 40 60 80 100 120 2 4 6 8 10 12 Hari Ke- M o rt al it as L a rva Konsentrasi 0 Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3 Konsentrasi 4 Gambar 14. Perkembangan Mortalitas Larva pada Pelarut Aseton pada Pengujian dengan Ekstraktif Daun Mindi Hasil pengamatan yang dilakukan pada larva S. litura mengalami perubahan warna tubuh larva menjadi hitam seperti terbakar dan tidak adanya kemampuan larva melepas kutikulanya yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan larva, matinya tidak seragam dan ukuran tubuhnya cenderung mengecil. Seperti yang dinyatakan oleh Wijayanti 2006 bahwa fungsi senyawa- senyawa yang terdapat pada daun mindi yaitu senyawa alkoloid, triterpenoid, azedirachtin dan Glikosida flovoroid dapat menghambat daya makan larva antifeedant senyawa tersebut bertindak sebagai racun perut pada larva sehingga menghambat pertumbuhan larva. Dapat dilihat pada Gambar 15 perbandingan antara larva yang sehat dengan larva yang mati setelah disemprot dengan ekstrak daun mindi. Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Kondisi Larva S. Litura Setelah Perlakuan 15 A. Larva S.litura yang Sehat 15 B. Larva S. Litura yang Mati setelah disemprot dengan Pelarut Aseton Ekstrak daun mindi dengan pelarut aseton lebih cepat memberikan efektifitas peracunan terhadap mortalitas larva, karena pelarut aseton mengandung senyawa yang bersifat racun bagi serangga dan jamur yaitu senyawa alkoloida, flavanoida, triterpenoida dan saponin pada ekstrak daun mindi, sehingga larva yang telah disemprot dengan ekstrak daun mindi M. azedarach pada pelarut aseton nafsu makan larva menjadi berkurang dan daun mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan daunnya tidak dimakan oleh larva Gambar 16. Gambar 16. Kondisi Larva S.litura Setelah Disemprot dengan Pelarut Aseton

b. Perkembangan Mortalitas Larva pada Pelarut Metanol