PENGARUH SIKAP KARYAWAN, MOTIVASI BERBAGI, KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI TERHADAP BERBAGI PENGETAHUAN DALAM IMPLEMENTASI E-LEARNING (STUDI EMPIRIS PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

THE INFLUENCE OF EMPLOYEE ATTITUDES, MOTIVATION TO SHARE, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY TOWARD KNOWLEDGE SHARING IN IMPLEMENTATION OF E-LEARNING

(Empirical Study in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Oleh

UPIK SELLY MEYLASARI 20130410375

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

THE INFLUENCE OF EMPLOYEE ATTITUDES, MOTIVATION TO SHARE, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY TOWARD KNOWLEDGE SHARING IN IMPLEMENTATION OF E-LEARNING

(Empirical Study in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

UPIK SELLY MEYLASARI 20130410375

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

v MAN JADDA WAJADA

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil MAN SHABARA ZHAFIRA

Siapa yang bersabar pasti beruntung MAN SARA ALA DARBI WASHALA

Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya Dan usaha yang disertai dengan doa,

Karena sesungguhnya….

Nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya Tanpa berusaha…..

Semua masalah pasti bisa diselesaikan Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan


(5)

vi skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tua Bapak Sumiadi dan Ibu Siti Maryani yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat dan doa yang tiada henti-hentinya. Terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang selama ini bapak ibu lakukan untuk memberikan kebahagiaan. Maaf masih sering mengecewakan bapak ibu, doakan aku sukses ya pak bu. Semoga bapak ibu panjang umur dan sehat selalu, aku sangat menyayangi bapak ibu.

2. Adik-adikku Lintang Novia Ramadhani dan Aurika Shalsabela Putri yang selalu menambah semangat walaupun sering berantem. Mbak sayang banget sama kalian, sehat dan bahagia terus ya dek.

3. Sahabat-sahabatku Estrina Wulansari, Ajeng Antika Sari, Enny Dwi Cahyanti, Risma Riana Sari dan Novia Iryanti yang selalu memberi dukungan, masukan dan semangat untuk wisuda bareng. Terima kasih selalu mendengarkan keluh kesahku dalam berbagai hal. Terima kasih juga untuk nasehat dan dukungan kalian selama ini, pokoknya kalian luar biasa. Semoga persahabatan kita bisa bertahan sampai kakek nenek.

4. Iwan Bagus Setiawan yang telah memberikan nasehat, doa dan semangat untuk cepat wisuda. Terima kasih telah bersamaku selama beberapa tahun terakhir ini, semoga kedepannya menjadi lebih baik lagi.


(6)

vii

6. Teman-teman KKN 066 Riyzal, Zulfa, Dimas, Arifatul, Mia, Nurul, Faiz, Gurun, Bang Aldo, Dwi, Yulnada, Siti dan Fanny yang telah membuat banyak cerita dan pengalaman yang tak terlupakan selama kkn satu bulan. Terima kasih untuk banyak cerita yang telah kita buat, kerja bakti bareng, nyuci tikar bareng, semua hal yang kita lalui sangat berkesan.

7. Almamaterku tercinta, Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(7)

x

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap Karyawan, Motivasi Berbagi, Komunikasi dan Teknologi Terhadap Berbagi Pengetahuan dalam Implementasi E-Learning ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan berbagai dukungan dari segala pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Gunawan Budiyanto M.P., Dr., Ir. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Retno Widowati PA, Dr., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Ika Nurul Qamari, S.E., M.Si. dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan selama proses penyelesaian karya tulis ini.


(8)

xi

Semua bantuan yang diberikan kepada penulis semoga mendapat karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Pengembangan penelitian selanjutnya juga sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 Maret 2017


(9)

xii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Berbagi Pengetahuan ... 7

2. Sikap Karyawan ... 10

3. Motivasi Berbagi ... 12

4. Komunikasi ... 13


(10)

xiii

BAB III ... 24

METODE PENELITIAN ... 24

A. Obyek/Subyek Penelitian... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

G. Uji Asumsi Klasik ... 29

1. Uji Multikolinearitas ... 29

2. Uji Heteroskedastisitas ... 30

3. Uji Autokorelasi ... 30

4. Uji Normalitas ... 31

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 31

BAB IV ... 36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian ... 36

1. Obyek Penelitian ... 36

2. Subyek Penelitian ... 37

B. Uji Kualitas Instrumen ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 50

C. Uji Asumsi Klasik ... 51


(11)

xiv

D. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 56

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 58

E. Pembahasan ... 61

BAB V ... 69

PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan Penelitian ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 77

Lampiran 3 Analisis Deskriptif Responden ... 77

Lampiran 4 Tanggapan Responden ... 79

Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 84

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 87


(12)

xv

3.1. Definisi Operasional Variabel ... 26

4.1. Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 38

4.2. Kategori Umur Responden ... 38

4.3. Kategori Jenis Kelamin Responden ... 39

4.4. Kategori Lama Bekerja Responden ... 40

4.5. Kategori Jabatan Akademik Responden ... 41

4.6. Kategori Fakultas ... 42

4.7. Tanggapan Responden ... 43

4.8. Level Indikator Jawaban Responden ... 45

4.9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Karyawan... 47

4.10. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Berbagi ... 48

4.11. Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi... 48

4.12. Hasil Pengujian Validitas Variabel Teknologi ... 49

4.13. Hasil Pengujian Validitas Variabel Berbagi Pengetahuan ... 50

4.14. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 51

4.15. Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 52

4.16. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 54

4.17. Hasil Regresi Linier Berganda ... 56

4.18. Hasil Koefisien Determinasi ... 58

4.19. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 59


(13)

xvi

4.1. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 53 4.2. Daerah Autokorelasi ... 54 4.3. Hasil Pengujian Normalitas... 55


(14)

(15)

(16)

viii

dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling,

dengan cara menyebarkan kuesioner sebanyak 115 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan pertama, bahwa sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap berbagi pengetahuan dengan signifikansi sebesar 0,000 < α 0,005. Kedua, sikap karyawan mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan dibuktikan dengan nilai koefisien regresi dari sikap karyawan yaitu – 0,164. Variabel lain mempunyai pengaruh positif dan signifikan dibuktikan dengan nilai koefisien regresi dari motivasi berbagi yaitu 0,482, koefisien regresi dari komunikasi yaitu 0,191 dan koefisien regresi dari teknologi yaitu 0,220. Analisis koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,403 atau sama dengan 40,3% yang artinya sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi mempengaruhi berbagi pengetahuan sebesar 40,3% sedangkan sisanya 59,7% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : berbagi pengetahuan, sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi, teknologi


(17)

ix

Sampling using non-probability sampling with purposive sampling type, in a way distributing questionnaires of 115 respondents. The analytical method used is multiple linear regression analysis and using validity, reliability test, classic assumption test, F test and t test.

The results of this study indicate, first, that the employee attitude, motivation to share, communication and technology simultaneously significant effect on knowledge sharing with a significance of 0.000 < α 0.005. Second, the employee attitude have a negative impact and no significant regression coefficient evidenced by the value of the employee attitude is - 0.164. Another variable has a positive impact and significant regression coefficient evidenced by the value of the motivation to share is 0,482, regression coefficient value of the communication is 0.191 and regression coefficient of technology is 0.220. Analysis of the coefficient of determination shows the number of 0,403 equal to 40,3%, which means the employee attitude, motivation to share, communication and technology affect knowledge sharing by 40,3%, while the remaining 59,7% likely influenced by other factors not examined in this study.

Keywords: knowledge sharing, employee attitude, motivation to share, communication, technology


(18)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pesat dalam berbagai aspek kehidupan khususnya teknologi dan pengetahuan menciptakan persaingan dari setiap individu maupun organisasi. Manusia dituntut untuk bergerak cepat dan berpikir kritis dalam menghadapi setiap persoalan dan permasalahan. Adanya persaingan dan kemajuan yang sangat pesat, manusia harus belajar mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya. Kedua hal tersebut berperan penting dalam pengembangan diri manusia untuk menjadi individu yang kreatif, unggul dan mampu bersaing dengan lingkungan baru.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan pernah dipelajari dari lingkungan sekitar. Hal ini dapat meliputi mata pelajaran, tradisi, informasi dan keterampilan. Semakin sering manusia belajar, berfikir dan bertanya, semakin bertambah pula pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia baik pada masa sekarang maupun masa depan. Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan yang terampil. Menurut Brčić dan Mihelič (2015) pengetahuan adalah sumber daya terpenting dan sumber utama perusahaan atau organisasi. Hal itu berarti pengetahuan menjadi faktor penting bagi seseorang maupun organisasi untuk dapat bersaing di lingkungan yang semakin kompetitif. Setiap individu harus tahu bagaimana cara memanfaatkan


(19)

pengetahuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Organisasi harus mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang serta memahami kelemahan dan ancaman agar mampu bertahan dalam persaingan. Untuk melakukan pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan, diperlukan pengelolaan dengan aktivitas berbagi pengetahuan.

Berbagi pengetahuan merupakan proses individu dalam melakukan kegiatan bertukar pengetahuan untuk memperoleh pengetahuan baru (Pramono dan Susanty, 2015). Pengertian lain dari berbagi pengetahuan adalah proses yang sistematis dalam penyampaian pesan antar individu maupun organisasi melalui media yang beragam (Triana dkk., 2016). Fokus utama berbagi pengetahuan adalah orang yang bersedia diajak bertukar informasi dan pengetahuan, baik orang lain, kelompok maupun organisasi. Berbagi pengetahuan merupakan aktivitas interaksi dan komunikasi antara dua orang atau lebih sebagai proses untuk menambah pengetahuan serta upaya untuk meningkatkan pengembangan diri. Seseorang dapat menyalurkan pengetahuannya dalam diskusi atau forum, orang lain mendengarkan dan mereka bisa berdiskusi serta bertukar pengetahuan satu sama lain. Kesadaran berbagi pengetahuan tentunya harus tertanam dari diri sendiri, mengingat pentingnya hal tersebut untuk dilakukan. Dalam ruang lingkup organisasi, berbagi pengetahuan sangat dibutuhkan agar pimpinan dan karyawan saling berhubungan, berkomunikasi dan bertukar pengetahuan guna membangun kompetensi untuk mencapai tujuan.


(20)

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa berbagi pengetahuan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap organisasi, termasuk universitas. Pentingnya proses berbagi pengetahuan pada aktivitas pembelajaran, membuat universitas harus selalu berupaya untuk meningkatkan budaya tersebut. Teknologi pembelajaran yang sekarang ini berkembang pesat adalah e-learning. E-learning adalah suatu sistem atau konsep yang menggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Fenomena e-learning saat ini sangat dimanfaatkan oleh universitas, mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh. Mahasiswa dapat mengakses jadwal perkuliahan, kurikulum dan nilai melalui komputer masing-masing. Selain itu, dosen dapat memberikan tugas dan mahasiswa dapat mengumpulkan tugas lewat e-mail, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Meskipun implementasi e-learning memberikan manfaat, tetapi hal tersebut juga memiliki kekurangan, diantaranya kurangnya interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Informasi yang diberikan juga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan proses pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan penelitian Shabrina dan Silvianita (2015) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan diantaranya, kesempatan berbagi, komunikasi, teknologi, budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi berbagi. Penelitian tersebut menemukan dua faktor yang berpengaruh dominan untuk membangun berbagi pengetahuan. Faktor pertama, kesempatan untuk berbagi dengan persentase 54,806% yang diwakili oleh faktor kesempatan


(21)

untuk berbagi, komunikasi dan teknologi. Faktor kedua, budaya kerja dengan persentase 17,399% yang diwakili oleh faktor budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi.

Berbagi pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting untuk mempertahankan entitas dan meningkatkan daya saing bagi setiap universitas, termasuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang unggul, terakreditasi A dan mendapat penghargaan bintang empat QS Stars Internasional. Salah satu syarat yang mendukung dan menunjang penilaian akreditasi adalah pembelajaran e-learning. Penerapan e-learning

sebagai sarana pembelajaran yang mudah dan praktis bagi para mahasiswa maupun dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah dimulai sejak tahun 2006. Menurut Ketua Biro Sistem Informasi, e-learning pertama kali digunakan di Fakultas Pertanian serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meskipun sudah beberapa tahun diterapkan, pada kenyataannya pelaksanaan e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum terealisasi dengan baik. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan e-learning adalah kurangnya sosialisasi tentang program pembelajaran e-learning kepada mahasiswa dan dosen.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik memilih judul “Pengaruh Sikap Karyawan, Motivasi Berbagi, Komunikasi dan Teknologi Terhadap Berbagi Pengetahuan dalam Implementasi E-Learning”. Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal


(22)

Shabrina dan Silvianita (2015). Obyek penelitian yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dikarenakan universitas selalu membutuhkan kegiatan berbagi pengetahuan untuk mewujudkan manajemen pengetahuan yang efektif dalam organisasi. Penelitian ini membahas tentang praktik berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah faktor sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh faktor sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(23)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif sebagai masukan dan saran bagi universitas untuk meningkatkan budaya berbagi pengetahuan dan menciptakanmanajemen pengetahuan yang efektif. b. Bagi Peneliti

` Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya budaya berbagi pengetahuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning.


(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Berbagi Pengetahuan

Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu serta organisasi. Keberhasilan manajemen pengetahuan tergantung pada aktivitas berbagi pengetahuan. Dengan kata lain, efektivitas siklus manajemen pengetahuan tergantung pada kemampuan seseorang dalam proses berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan merupakan interaksi sosial yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan antara karyawan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki (Pramono dan Susanty, 2015). Manfaat adanya berbagi pengetahuan adalah terciptanya pengetahuan baru yang dapat menghasilkan inovasi, meningkatkan keterampilan setiap anggotanya dan mengurangi resiko terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan.

Menurut Triana dkk (2016) berbagi pengetahuanmerupakan proses yang sistematis dalam penyampaian pesan antar individu maupun organisasi melalui media yang beragam. Setiap individu berhak menentukan media apa yang akan mereka pakai untuk melakukan berbagi pengetahuan, yang terpenting adalah penerima pesan mampu memahami apa yang telah disampaikan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak mudah dilakukan, mengingat


(25)

adanya karyawan yang berfikir ingin menyimpan pengetahuan yang dimiliki untuk dirinya sendiri. Mereka akan merasa terancam jika orang lain mengetahui pengetahuan yang lebih banyak dari dirinya, sehingga dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang dapat memotivasi karyawan untuk saling berbagi pengetahuan. Pendekatan yang bisa dilakukan untuk memotivasi berbagi pengetahuan diantaranya:

a. Supervisory control. Organisasi membuat aturan secara formal bagi

anggotanya untuk melakukan kegiatan berbagi pengetahuan. Meskipun sulit, tetapi organisasi bisa melakukan sedikit pemaksaan kepada anggotanya agar terbiasa dalam pelaksanaan berbagi pengetahuan.

b. Social exchange. Anggota organisasi menyadari adanya kaidah timbal

balik. Mereka termotivasi melakukan kegiatan berbagi pengetahuan dengan adanya keyakinan bahwa orang lain juga akan memberikan kontribusi yang sama kepada dirinya.

c. Perceived organization support. Organisasi memberikan dorongan

dalam bentuk insentif atau penghargaan kepada anggotanya yang melakukan kegiatan berbagi pengetahuan agar mereka memiliki rasa untuk berkomitmen. Para anggota akan menganggap bahwa organisasi akan memberikan kesejahteraan bagi mereka yang telah mendukung proses berbagi pengetahuan.


(26)

Kendala yang mungkin dihadapi terhadap kegiatan berbagi pengetahuan: a. Budaya, bagaimana budaya ini dapat diterapkan dalam suatu organisasi

memang tidak mudah. Sebagian individu menganggap pengetahuan adalah kekuatan, sehingga mereka memilih untuk memiliki pengetahuan tersebut tanpa ada niat untuk berbagi dengan orang lain.

b. Teknologi, penggunaan teknologi yang tidak tepat dan ditambah kurangnya pemahaman seseorang tentang teknologi akan menghambat berjalannya proses berbagi pengetahuan.

c. Fasilitas untuk berbagi pengetahuan, sebagian karyawan mengeluhkan tidak adanya ruang untuk saling bertukar pengetahuan dan gagasan, hal tersebut menghambat kegiatan sharing.

d. Kurangnya penghargaan, anggota organisasi memiliki motivasi masing-masing untuk melakukan berbagi pengetahuandan sebagian dari mereka mengharapkan adanya penghargaan dari kegiatan tersebut. Tidak adanya penghargaan baik berupa materi atau apresiasi tentunya akan menghambat kegiatan berbagi pengetahuan.

e. Kurangnya kepercayaan, kepercayaan merupakan hal yang sangat penting yang harus dibangun dan diperoleh dari seseorang. Apabila para anggota tidak memiliki kepercayaan satu sama lain, mereka tidak akan mau berkorban untuk membagi pengetahuannya.

f. Kemampuan komunikasi, kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan baik juga merupakan salah satu unsur yang dapat menghambat proses berbagi pengetahuan. Seseorang harus selalu berlatih


(27)

berkomunikasi dengan baik agar lawan bicara mampu memahami apa yang disampaikan.

Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi pengetahuan yaitu (Setiarso dkk., 2008):

a. Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus;

b. Antar dua atau lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir sama;

c. Antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah pengetahuan tentang pekerjaan non-rutin;

d. Antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama;

e. Dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya.

2. Sikap Karyawan

Sikap adalah perwujudan pikiran evaluasi tentang sebuah obyek, manusia atau peristiwa, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan (Widyasari, 2013). Sikap yang kuat akan menghasilkan sesuatu sesuai dengan tekad (Suyasa dan Coawanta, 2004). Hal ini berarti jika karyawan menganggap budaya yang ada dalam organisasi sesuai dengan keinginannya, mereka akan memberikan sikap positif dan mendukung organisasi dalam mencapai tujuan. Sebaliknya, karyawan akan bersikap negatif dan acuh terhadap kemajuan organisasi jika budaya yang ada tidak


(28)

sesuai dengan keinginannya. Sikap karyawan yang baik dapat diwujudkan melalui berbagai cara misalnya, mentaati peraturan organisasi, bertanggung jawab terhadap tugasnya dan berkomitmen untuk organisasi. Dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan berbagi pengetahuan, dibutuhkan kesadaran dan kesediaan karyawan untuk melakukannya. Permintaan atasan kepada karyawan untuk berbagi pengetahuan tidak akan mudah terwujud, karena keputusan akan melakukan atau tidak tetap kembali kepada karyawan (Raharso dan Tjahjawati, 2015). Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran karyawan melakukan berbagi pengetahuan. Sikap karyawan yang mendukung proses berbagi pengetahuan sangat dibutuhkan, karena hal tersebut merupakan upaya untuk menciptakan ide-ide baru, meningkatkan produktivitas dan mencapai visi, misi serta tujuan organisasi.

Komponen sikap meliputi :

a. Kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang diketahui dan telah berlaku. b. Afektif, merupakan aspek emosional seseorang setelah mengetahui dan

mulai berfikir untuk melakukan tindakan.

c. Konatif, maksud dan tujuan seseorang dalam berperilaku yang merupakan wujud dari kepercayaan, pikiran dan emosionalnya.


(29)

Tipe-tipe sikap diantaranya (Widyasari, 2013):

a. Kepuasan kerja, dimana seseorang sudah merasa nyaman dan puas terhadap apa yang telah dikerjakan dalam suatu organisasi. Seseorang tersebut cenderung akan bersikap positif terhadap organisasi.

b. Keterlibatan kerja, seseorang sangat menikmati pekerjaannya, ingin mengerjakan tugasnya dengan maksimal, aktif berpartisipasi dan beranggapan bahwa kinerja serta prestasinya sangat penting bagi nilai dirinya.

c. Komitmen organisasi, dimana seseorang sudah menganggap dirinya merupakan bagian dari organisasi, rela berkorban untuk kemajuan organisasi dan ingin mempertahankan keanggotaannya di organisasi tersebut.

3. Motivasi Berbagi

Motivasi merupakan kebutuhan sebagai kekuatan pendorong perilaku manusia (Mulyana, 2006). Manusia selalu memiliki kebutuhan yang menjadi keinginan dan kebutuhan yang harus terpenuhi. Untuk dapat mewujudkan kebutuhan yang harus terpenuhi, tentunya setiap individu harus mempunyai motivasi agar mencapai kebutuhan tersebut. Individu yang memiliki motivasi yang kuat, cenderung akan memenuhi kebutuhan lebih cepat. Ciri utama bahwa karyawan termotivasi untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan adalah mereka merasa akan dihargai dan memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut (Brčić dan Mihelič, 2015).


(30)

Motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung (Luthans, 2006):

a. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis dan psikologis, seseorang akan meminta bantuan orang lain jika mereka merasa butuh. Oleh karena itu, suatu organisasi harus membuat inisiatif agar kegiatan berbagi pengetahuan menjadi suatu kebutuhan di kalangan anggotanya.

b. Dorongan. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong untuk meraih insentif, sehingga individu dapat termotivasi. Hal tersebut adalah proses motivasi.

c. Insentif. Insentif merupakan hal yang dapat mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Memperoleh insentif akan membuat individu cenderung mendapat keseimbangan fisiologis dan psikologis, sehingga hal tersebut dapat mengurangi motivasi.

4. Komunikasi

Menurut Mulyana (2006) komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Setiap hari semua makhluk melakukan komunikasi, sehingga komunikasi merupakan dasar penting bagi manusia untuk saling berinteraksi. Menurut Triana dkk (2016) komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang tertentu dan mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan untuk penerima pesan. Komunikasi yang efektif akan membangun suatu hubungan yang positif


(31)

sedangkan komunikasi tidak efektif akan menciptakan berbagai permasalahan, kesalahpahaman dan konflik organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sangat penting bagi suatu organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari organisasi tersebut.

a. Media Komunikasi

Pencapaian komunikasi yang efektif harus disertai dengan pilihan media yang tepat, hal itu tergantung pada kemampuan dan kompleksitas informasi (Luthans, 2006). Apabila media yang digunakan tidak sesuai dengan informasi yang akan disampaikan, hal tersebut bisa menyebabkan informasi tidak tersampaikan secara efektif.

Tabel 2.1.

Kemampuan Informasi pada Berbagai Media yang Berbeda Kekayaan

Informasi

Media Umpan Balik

Saluran Jenis

Komunikasi

Bahasa Sumber

Tinggi Tatap

muka

Seketika Visual, audio

Pribadi Bahasa tubuh, alamiyah Tinggi/Sedang Telepon Cepat Audio Pribadi Alamiyah

Sedang Surat

pribadi

Lambat Visual terbatas

Pribadi Alamiyah Sedang/Rendah Surat

resmi

Sangat Lambat

Visual terbatas

Umum Alamiyah

Rendah Numerik

formal

Sangat Lambat

Visual terbatas

Umum Alamiyah

Sumber: Diadaptasi dari R. L. Daft dan R. H. Lengel, “Information

Richness: A New Approach to Managerial Behavior and Organization Desain,” dalam B. M. Staw dan L. L. Cunnings (eds.), Research in Organizational Behavior,

JAI Press, Greenwich, Conn., 1984, hlm. 197. dalam Fred Luthans, 2006).

b. Komunikasi Nonverbal

Penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata, misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh, gaya berpakaian, waktu dan penggunaan


(32)

ruang. Bahasa tubuh bisa meliputi berjabat tangan, tatapan mata dan ekspresi wajah. Seseorang terkadang mengkomunikasikan sesuatu melalui gaya berpakaian, karena penampilan yang menarik akan dinilai lebih baik.

Meningkatkan Efektivitas Nonverbal :

1) Melihat apa yang terjadi dalam suatu situasi, untuk lebih bisa memahami perilaku orang lain.

2) Memerhatikan perbedaan antara perilaku nonverbal dan pernyataan verbal. Perilaku nonverbal terkadang lebih akurat dan mudah dipahami jika dibandingkan dengan pernyataan verbal.

3) Mengawasi perilaku nonverbal. Misalnya, membedakan senyum tulus dan pura pura, melihat pandangan mata.

c. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi yang mengarah dari level atas ke level bawah, misalnya dari jabatan yang lebih tinggi (atasan) ke bawahan (Mulyana, 2006). Tujuan proses komunikasi ke bawah adalah:

1) Memberi arahan tugas khusus mengenai instruksi kerja 2) Memberi informasi mengenai prosedur dan praktik organisasi 3) Menyediakan informasi mengenai pemikiran dasar pekerjaan 4) Memberitahu bawahan mengenai kinerja mereka


(33)

d. Komunikasi ke Atas

Komunikasi yang mengarah dari level bawah ke level atas, dimana bawahan memberikan informasi kepada atasan. Jenis informasi untuk komunikasi ke atas ada dua jenis yaitu informasi pribadi mengenai ide, sikap, kinerja dan informasi umpan balik yang lebih teknis mengenai kinerja, faktor vital untuk kontrol organisasi.

e. Tujuan dan Metode Komunikasi Interaktif

1) Koordinasi tugas. Kepala departemen bertemu dengan anggota dalam jangka waktu tertentu untuk membahas bagaimana setiap departemen memberi kontribusi untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Pemecahan masalah. Anggota departemen berkumpul untuk saling

bertukar pikiran, pendapat dan membahas bagaimana mereka akan mengatasi ancaman yang terjadi.

3) Pembagian informasi. Saling berinteraksi antar anggota departemen untuk memberikan beberapa data baru, hal ini dapat mendukung proses berbagi pengetahuan.

4) Resolusi konflik. Anggota suatu departemen bertemu untuk membahas konflik yang ada dalam departemen agar mendapat pemecahan masalah dari konflik tersebut.

5. Teknologi

Teknologi seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen pengetahuan karena digunakan untuk kegiatan berbagi (Sarja, 2014). Aktivitas berbagi


(34)

pengetahuan akan berjalan lancar dengan adanya dukungan teknologi, karena pada zaman sekarang setiap orang sudah dapat memanfaatkannya. Terlebih berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning, hal ini sangat dibutuhkan mengingat pembelajaran e-learning selalu menggunakan peran teknologi. Pembelajaran e-learning akan sangat memberikan manfaat bagi penggunanya, khususnya bagi orang yang sangat sibuk. Mahasiswa bisa melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa harus bertatap muka langsung dengan dosen. Dosen dan mahasiswa dapat saling mengirim e-mail dalam proses pemberian dan pengumpulan tugas. Teknologi yang dimaksud dalam hal ini mencakup teknologi informasi dan aplikasi teknologi. Pada kenyataannya, penggunaan teknologi dan berbagi pengetahuan saling berkaitan, karena teknologi dapat mempercepat pencarian, mempermudah dalam mengakses dan mengambil informasi, serta dapat mendukung komunikasi dan kegiatan berbagi. Teknologi informasi dan aplikasi teknologi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang pada era modern sekarang ini. Banyak dampak positif yang diberikan teknologi bagi semua orang diantaranya, mengefisienkan waktu, mempermudah dan mempercepat pekerjaan serta melancarkan komunikasi. Semua orang dapat dengan cepat mengakses semua informasi yang diinginkan melalui berbagai aplikasi. Adanya teknologi membuat masyarakat di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi pada jarak jauh secara cepat dan efisien.


(35)

B. Penelitian Terdahulu

Peneliti memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu tentang pengaruh sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning.

1. Penelitian Shabrina dan Silvianita (2015) berjudul Factors Analysis on Knowledge Sharing at Telkom Economic and Business School (TEBS)

Telkom University Bandung terdapat enam variabel diantaranya:

kesempatan berbagi, komunikasi, teknologi, budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi. Hasil analisis dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peneliti menemukan beberapa faktor dominan yang membangun proses berbagi pengetahuan. Dari enam variabel, peneliti menemukan dua faktor yaitu kesempatan berbagi dan budaya kerja. Faktor pertama, peneliti menemukan bahwa kesempatan berbagi pengetahuan di TEBS memperoleh persentase 54,806%. Faktor kesempatan berbagi pengetahuan diwakili oleh beberapa variabel diantaranya, kesempatan berbagi, komunikasi dan teknologi. Faktor kedua, budaya kerja berkontribusi untuk berbagi pengetahuan di TEBS dengan persentase 17,399%. Variabel ini diwakili oleh budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi. Secara umum, budaya kerja dan kesempatan berbagi adalah faktor yang dominan dari keseluruhan faktor. TEBS harus meningkatkan kegiatan atau aktivitas berbagi pengetahuan untuk mencapai visi lembaga tersebut. Lembaga akademis juga harus meningkatkan


(36)

komunikasi antara dosen dan menambah kualitas teknologi seperti memperlancar internet untuk mendukung kegiatan berbagi pengetahuan.

2. Brčić dan Mihelič (2015) melakukan penelitian berjudul Knowledge sharing between different generations of employees: an example from

Slovenia terdapat beberapa variabel diantaranya: keinginan, motivasi,

komunikasi, kolaborasi dan pengawasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa keinginan, motivasi dan pengawasan berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan, sedangkan komunikasi dan kolaborasi tidak signifikan berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategis dan perlu dilaksanakan dari dua arah yaitu, dari yang lebih tua untuk pekerja muda dan begitupun sebaliknya. Para pekerja harus memperbarui pengetahuan agar keterampilannya meningkat. Hal tersebut juga harus ada dukungan dari perusahaan agar aktivitas berbagi pengetahuan dapat terlaksana secara efektif. Salah satu strategi perusahaan yang perlu diterapkan adalah

mentoring. Peneliti menemukan bahwa tingkat pengetahuan melalui

hubungan mentoring lintas generasi belum tercapai secara optimal. Dalam rangka memperoleh manfaat dari semangat karyawan untuk belajar tentang keragaman generasi, organisasi perlu menerapkan mekanisme formal melalui berbagi pengetahuan. Pada dasarnya, semua anggota perusahaan harus saling memotivasi, mendukung dan melakukan aktivitas berbagi pengetahuanuntuk mencapai tujuan perusahaan.


(37)

C. Kerangka Pemikiran dan Penurunan Hipotesis

1. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara sikap karyawan terhadap berbagi pengetahuan. Sikap karyawan memiliki peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan berbagi pengetahuan. Adanya aktivitas berbagi dalam organisasi dapat terlaksana jika karyawan berkeinginan dan memiliki kesadaran untuk melakukan berbagi pengetahuan. Kesadaran karyawan tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, organisasi perlu melakukan pendekatan agar karyawan bersedia dan secara konsisten melakukan berbagi pengetahuan khususnya dalam implementasi e-learning.

Mengingat pada zaman sekarang ini karyawan lebih suka menggunakan elektronik dalam melakukan tugas dan aktivitasnya. Adanya berbagi pengetahuan di antara karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan ide-ide baru demi terwujudnya tujuan organisasi. Semakin tinggi niat dan kesadaran dosen untuk berbagi pengetahuan, semakin tinggi pula aktivitas berbagi pengetahuan yang akan tercipta. Hal ini berarti bahwa sikap dosen berpengaruh dalam mewujudkan manajemen pengetahuan yang efektif.

H1 : Sikap karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) serta Brčić dan Mihelič (2015) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara motivasi terhadap berbagi pengetahuan. Penelitian ini menemukan bahwa


(38)

motivasi merupakan faktor penting dalam proses berbagi pengetahuan di kalangan karyawan. Atasan perlu menciptakan peluang bagi karyawan agar termotivasi dan bersedia untuk berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategi dan diperlukan di kedua arah yaitu dari atasan ke bawahan (yang lebih tua untuk pekerja muda) dan sebaliknya. Semakin tinggi motivasi dosen untuk menambah pengetahuan dengan cara

sharing, semakin tinggi pula pengaruhnya untuk meningkatkan aktivitas

berbagi pengetahuan. Dalam hal ini dosen diharapkan dapat saling mendukung dalam proses berbagi pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperlancar proses manajemen pembelajaran yang efektif.

H2 : Motivasi berbagi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

3.

Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) serta Triana dkk (2016) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan. Komunikasi merupakan faktor penting dalam bersosialisasi khususnya untuk aktivitas berbagi pengetahuan. Hal ini berarti jika efek komunikasi organisasi yang semakin baik dan efektif, maka akan berdampak pula pada tingkat berbagi pengetahuan yang terlaksana diantara karyawan. Kemampuan komunikasi antar karyawan harus terus-menerus ditingkatkan untuk menciptakan berbagi pengetahuanyang efektif.

Semakin baik kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, semakin tinggi pula peluang pesan dapat tersampaikan dengan baik. Hal itu tentu


(39)

memberikan pengaruh yang positif terhadap proses berbagi pengetahuan antar dosen.

H3 : Komunikasi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) dan Sarja (2014) menunjukkan bahwa teknologi berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan. Bantuan teknologi seperti perangkat software maupun

hardware akan membantu memudahkan proses berbagi pengetahuan,

khususnya dalam implementasi e-learning. Pembelajaran yang terus mengalami perkembangan pesat, membuat e-learning menjadi pilihan yang efektif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dosen tentunya selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif. Dengan adanya teknologi, hal ini mempermudah dosen untuk saling berbagi informasi dimanapun mereka berada tanpa harus bertatap muka secara langsung. Semakin tinggi kemampuan dosen dalam menguasai teknologi, semakin tinggi pula pengaruh teknologi bagi aktivitas berbagi pengetahuan.

H4 : Teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

D. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen :


(40)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagi pengetahuan dilambangkan dengan (Y).

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dilambangkan dengan (X), variabel yang mempunyai pengaruh positif dalam penelitian ini adalah :

a. Sikap Karyawan (X1) b. Motivasi Berbagi (X2) c. Komunikasi (X3) d. Teknologi (X4)

Gambar 2.1. Model Penelitian Komunikasi (X3)

Motivasi Berbagi (X2) Sikap Karyawan (X1)

Berbagi Pengetahuan (Y)

Teknologi (X4)

H2 H1

H4 H3


(41)

24 A. Obyek / Subyek Penelitian

Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subyek penelitian yaitu dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data pimer yaitu data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh secara langsung dari sumber. Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden penelitian yang merupakan dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian dikatakan baik apabila sampel bersifat representatif atau dapat menggambarkan karakteristik populasi (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling yaitu penentuan sampel menurut kriteria. Adapun


(42)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mengetahui, mempelajari atau menggunakan e-learning. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 115 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen yang bekerja di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan jumlah sampel ditentukan berdasarkan Roscoe (1982) yang dikutip Sugiyono (2014) memberikan acuan tentang ukuran sampel untuk penelitian diantaranya: 1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan

500.

2. Bila penelitian melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah sampel sebaiknya minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2013). Pertanyaan tersebut merupakan jawaban yang mempunyai makna untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian

field survey, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan melakukan

pengamatan dan membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat dan mampu memberikan cukup informasi.


(43)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Berbagi

Pengetahuan

Berbagi pengetahuan merupakan kegiatan atau proses berbagi oleh antar individu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bahkan menciptakan pengetahuan baru agar tercapainya suatu tujuan organisasi.

1. Kesediaan dosen untuk bekerjasama dalam

penyelenggaraan

e-learning

2. Dosen bersedia berbagi dalam penyelenggaraan

e-learning

3. Dosen mampu belajar dengan e-learning

4. Dosen mampu mentransfer pengetahuan dengan e-learning

(Mathuramaytha, 2012)

Sikap Karyawan Sikap karyawan merupakan perwujudan dari keyakinan dan emosional terhadap sesuatu yang telah diketahui. Keyakinan karyawan terhadap manfaat berbagi pengetahuan, akan menciptakan aktivitas yang efektif.

1. Dosen bersedia membagi pengetahuan barunya dengan orang lain 2. Dosen saling

mendukung satu sama lain untuk meningkatkan kinerja

3. Dosen senior memiliki keinginan yang besar untuk membagi pengetahuannya (Shabrina dan Silvianita, 2015)


(44)

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Motivasi Berbagi Motivasi berbagi adalah proses

yang dimulai dengan adanya dorongan dari pribadi individu untuk melakukan suatu kegiatan berbagi antar sesama demi terwujudnya suatu tujuan. Dengan adanya motivasi berbagi, diharapkan individu semakin terdorong untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan.

1.Dosen memiliki kepercayaan terhadap

kemampuan orang lain di sekitarnya 2.Berbagi pengetahuan akan meningkatkan keterampilan dan pengakuan dari orang lain

3.Institusi membuat beberapa kebijakan untuk meningkatkan proses berbagi pengetahuan 4.Institusi memberikan hadiah khusus kepada semua anggota yang melakukan aktivitas berbagi pengetahuan (Shabrina dan Silvianita, 2015) Komunikasi Komunikasi adalah interaksi

antara dua orang atau lebih dalam bertukar pikiran, pendapat dan pengetahuan untuk mewujudkan proses berbagi pengetahuan yang efektif.

1.Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

2.Memiliki program untuk berbagi pengetahuan

3.Mengetahui bahwa komunikasi

menjadi hal penting dalam proses berbagi pengetahuan (Shabrina dan Silvianita, 2015)


(45)

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Teknologi Teknologi adalah media yang

digunakan untuk menyebar dan menambah informasi melalui internet untuk mendukung terciptanya kegiatan berbagi pengetahuan secara efektif.

1.Institusi

memungkinkan setiap anggota untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan 2.Kemudahan

mengakses informasi melalui internet

3.Kemudahan untuk berbagi informasi dan pengetahuan melalui internet (Shabrina dan Silvianita, 2015)

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Pengukuran yang digunakan untuk mengukur instrumen atas tanggapan responden adalah menggunakan skala Likert dengan interval 1 sampai dengan 5 menyesuaikan pertanyaan yang diajukan. Contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan : Sangat tidak setuju, skor = 1, tidak setuju, skor = 2, kurang setuju, skor = 3, setuju, skor = 4 dan sangat setuju, skor = 5.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang digunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur dan bukan mengukur yang lain (Rahmawati dkk., 2014). Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS menggunakan


(46)

Correlation Product Moment. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai pearson correlation lebih besar daripada nilai pembanding berupa r-kritis 0,3 (Sugiyono, 2013). Item pertanyaan (indikator) dikatakan valid jika nilai sig. 2 tailed adalah < α 0.05.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana konsistensi dari alat pengukur yang digunakan untuk mengukur suatu indikator dari variabel (Rahmawati dkk., 2014). Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Hasil uji reliabilitas dapat dianggap reliabel jika nilai CronbachAlpha > 0.6.

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menentukan ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menganalisis matriks korelasi variabel dependen dan dilihat pada nilai Tolerance serta nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai


(47)

VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika grafik terlihat titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar merata di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini berarti model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas dan layak dipakai (Rahmawati dkk., 2014).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Untuk menganalisis adanya autokorelasi yang dipakai adalah nilai Durbin – Watson. Deteksi terjadinya korelasi dalam model penelitian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Durbin –Watson (output) dengan nilai


(48)

tabel Durbin – Watson. Untuk mengetahui nilai tabel diperlukan besarnya k (horizontal) yaitu banyaknya variabel independen dan jumlah sampel. 4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

normal. Deteksi normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila grafik menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Teknis analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan program aplikasi SPSS. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka digunakan metode analisis sebagai berikut :

1. Analisis regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya


(49)

satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Regresi linier berganda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 Dimana: Y = berbagi pengetahuan

b0 = konstanta

b1−4 = koefesien regresi X1 = sikap karyawan X2 = motivasi berbagi X3 = komunikasi X4 = teknologi

2. Pengujian hipotesis yaitu suatu analisis untuk menguji tingkat signifikan dari koefisien regresi, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan dengan menggunakan pengujian sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (Gozhali, 2011). Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, nilai tinggi yang mendekati angka satu berarti variabel-variabel independen dapat menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(50)

b. Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah menguji hipotesa dengan uji F :

1) Merumuskan hipotesa

H0 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Menentukan nilai F tabel

Menentukan taraf nyata atau level of significance = α. Taraf nyata

atau derajat keyakinan yang digunakan sebesar, α = 1%, 5%, 10%. Derajat bebas (df) dalam distribusi F ada dua, yaitu:

df numerator = ��� = �� = � − 1 df denumerator = ��� = �� = � − �

Dimana: df = degree of freedom/derajat kebebasan n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi

3) Menentukan daerah keputusan, yaitu dimana daerah hipotesa nol diterima atau ditolak.

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.


(51)

H0 ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

4) Menentukan uji statistik nilai F

Bentuk distribusi F selalu bernilai positif. Nilai F tabel yang diperoleh dibandingkan dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

c. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Hipotesa nol = H0. H0 adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. H0 merupakan hipotesis statistik yang akan diuji hipotesis nihil.

Hipotesa alternatif = Ha. Ha adalah satu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah. Langkah-langkah menguji hipotesa dengan Uji t :

1) Merumuskan hipotesa

H0 : � = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.


(52)

Ha : � ≠ 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

2) Menentukan taraf nyata/ level of significance= α

Taraf nyata/ derajat keyakinan yang digunakan sebesar α = 1%, 5%, 10% dengan :

�� = � − �

Dimana: df = degree of freedom/ derajat kebebasan n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi + konstanta 3) Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol

diterima atau ditolak. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria sebagai berikut:

H0 diterima apabila −� (α/2; � − �) ≤ t hitung ≤ � (α/2; � − �), artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 ditolak apabila, t hitung > � (α/2; � − �) atau < −�(α/2; � − �), artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t tabel yang diperoleh dibandingkan nilai t hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(53)

36

A. GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN

1. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1981. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang unggul, terakreditasi A dan mendapat penghargaan bintang empat QS Stars Internasional. Penerapan e-learning sebagai sarana pembelajaran yang mudah dan praktis bagi para mahasiswa maupun dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah dimulai sejak tahun 2006. Menurut Ketua Biro Sistem Informasi, e-learning pertama kali digunakan di Fakultas Pertanian serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meskipun sudah beberapa tahun diterapkan, pada kenyataannya pelaksanaan e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum terealisasi dengan baik karena kurangnya sosialisasi program pembelajaran e-learning kepada mahasiswa dan dosen.

a. Visi

Menjadi Universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat.


(54)

b. Misi

1) Meningkatkan harkat manusia dalam upaya meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.

2) Berperan sebagai pusat pengembangan Muhammadiyah.

3) Mendukung pengembangan Yogyakarta sebagai wilayah yang menghargai keragaman budaya.

4) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan masyarakat secara profesional.

5) Mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan yang berakhlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinggi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Tujuan

Terwujudnya sarjana muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap 115 responden, dapat diperoleh data tabulasi kuesioner sebagai berikut :


(55)

Tabel 4.1.

Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase

Total Penyebaran Kuesioner 150 100%

Total Kuesioner Kembali 131 87%

Kuesioner Tidak Kembali 19 13%

Kuesioner yang Diolah 115 77%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuesioner yang disebar sebanyak 150, kuesioner yang kembali 131 dan kuesioner yang dapat diolah serta dianalisis sebanyak 115. Berdasarkan 115 kuesioner tersebut, karakteristik responden dan analisis deskriptif jawaban responden dapat dianalisis dan dijelaskan dengan tabel sebagai berikut : a. Umur

Informasi mengenai umur adalah informasi yang sangat penting dalam penelitian ini. Umur responden akan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan pengisian kuesioner. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan umur.

Tabel 4.2.

Kategori Umur Responden

No Umur Frekuensi Persentase

1 25 – 30 Tahun 23 20.0%

2 31 – 40 Tahun 36 31.3%

3 41 – 50 Tahun 38 33.0%

4 > 50 Tahun 18 15.7%

Total 115 100.0%


(56)

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa umur responden antara 41 – 50 tahun sebanyak 38 orang (33,0%) diikuti dengan responden yang berumur 31 – 40 tahun sebanyak 36 orang (31,3%) kemudian responden berumur 25 – 30 tahun sebanyak 23 orang (20,0%) dan responden berumur >50 tahun sebanyak 18 orang (15,7%) dari total 115 orang responden, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur dosen yang paling dominan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah 41 – 50 tahun.

b. Jenis Kelamin

Informasi mengenai jenis kelamin merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3.

Kategori Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 67 58.3%

2 Perempuan 48 41.7%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu laki-laki sebanyak 67 orang (58,3%) dan jumlah responden perempuan adalah 48 orang (41,7%). Hal ini


(57)

berarti bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah laki-laki.

c. Lama Bekerja

Informasi mengenai lama bekerja dalam penelitian ini merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan lama bekerja dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel 4.4. berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan lama bekerja.

Tabel 4.4.

Kategori Lama Bekerja Responden

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 < 2 Tahun 15 13.0%

2 2 – 5 Tahun 26 22.6%

3 > 5 – 10 Tahun 18 15.7%

4 > 10 – 15 Tahun 9 7.8%

5 > 15 Tahun 47 40.9%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lama bekerja responden yang terbesar dalam penelitian adalah diatas 15 tahun sebanyak 47 orang (40,9%) diikuti dengan lama bekerja responden 2 – 5 tahun sebanyak 26 orang (22,6%) kemudian >5 – 10 tahun sebanyak 18 orang (15,7%) dan <2 tahun sebanyak 15 orang (13,0%) serta yang terakhir >10 – 15 tahun sebanyak 9 orang (7,8%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dosen pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah bekerja diatas 15 tahun.


(58)

d. Jabatan Akademik

Informasi mengenai jabatan akademik merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan jabatan akademik dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan jabatan akademik.

Tabel 4.5.

Kategori Jabatan Akademik Responden

No Jabatan Akademik Frekuensi Persentase

1 Belum Punya 40 34.8%

2 Asisten Ahli 28 24.3%

3 Lektor 29 25.2%

4 Lektor Kepala 18 15.7%

5 Profesor - -

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jabatan akademik dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mayoritas yaitu belum punya sebanyak 40 orang (34,8%) diikuti dengan lektor sebanyak 29 orang (25,2%) kemudian asisten ahli sebanyak 28 orang (24,3%) dan lektor kepala sebanyak 18 orang (15,7%).

e. Fakultas

Informasi mengenai fakultas bertujuan untuk mengetahui persentase jumlah responden yang mengisi kuesioner berdasarkan


(59)

fakultas. Tabel 4.6. berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan fakultas tempat dosen mengajar.

Tabel 4.6. Kategori Fakultas

No Fakultas Frekuensi Persentase

1 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 34 29.6%

2 Hukum 12 10.4%

3 Teknik 17 14.8%

4 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 6 5.2%

5 Pertanian 11 9.6%

6 Pendidikan Bahasa 14 12.2%

7 Agama Islam 19 16.5%

8 Ekonomi dan Bisnis 2 1.7%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan fakultas tempat dosen mengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengisi kuesioner yaitu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebanyak 34 orang (29,6%), Hukum sebanyak 12 orang (10,4%), Teknik sebanyak 17 orang (14,8%), Kedokteran dan Ilmu Kesehatan sebanyak 6 orang (5,2%), Pertanian sebanyak 11 orang (9,6%), Pendidikan Bahasa sebanyak 14 orang (12,2%), Agama Islam sebanyak 19 orang (16,5%), Ekonomi dan Bisnis sebanyak 2 orang (1,7%).

f. Mata Kuliah E-learning

Berdasarkan hasil kuesioner dari jawaban responden, e-learning


(60)

memberikan sosialisasi dan pelatihan pembelajaran e-learning kepada dosen untuk mendukung pelaksanaannya. Meskipun dosen memiliki mata kuliah e-learning, tetapi pelaksanaannya belum terealisasi secara maksimal. Beberapa dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki satu atau dua mata kuliah yang telah menerapkan pembelajaran e-learning. Mata kuliah yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum e-learning adalah Mata Kuliah Dasar Umum, Kemuhammadiyahan dan mata kuliah terkait Riset dan Statistik. g. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

Hasil kuesioner terhadap 115 responden tentang pengaruh variabel sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dapat diketahui melalui rekapitulasi tanggapan responden yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7.

Tanggapan Responden

Indikator Skor

Rata-rata

1 2 3 4 5

SIKAP KARYAWAN Dosen bersedia membagi pengetahuan barunya dengan orang lain

- - 1

(0,9)

63 (54,8)

51

(44,3) 4,43 Dosen saling mendukung satu

sama lain untuk meningkatkan kinerja

- - 6

(5,2)

74 (64,3)

35

(30,4) 4,25 Dosen senior memiliki

keinginan yang besar untuk membagi pengetahuannya

- - 9

(7,8)

73 (63,5)

33

(28,7) 4,21

Jumlah 12,89


(61)

Indikator Skor Rata-rata

1 2 3 4 5

MOTIVASI BERBAGI Dosen memiliki kepercayaan terhadap kemampuan orang lain di sekitarnya

- - 12

(10,4) 77 (67,0)

26

(22,6) 4,12 Berbagi pengetahuan akan

meningkatkan keterampilan dan pengakuan dari orang lain

- - 5

(4,3)

73 (63,5)

37

(32,2) 4,28 Institusi membuat beberapa

kebijakan untuk

meningkatkan proses berbagi pengetahuan.

- - 11

(9,6)

92 (80,0)

12

(10,4) 4,01 Institusi memberikan hadiah

khusus kepada semua anggota yang melakukan aktivitas berbagi pengetahuan

- 1

(0,9) 41 (35,7) 69 (60,0) 4

(3,5) 3,66

Jumlah 16,07

Rata-rata 4,02

KOMUNIKASI Memiliki keterampilan

komunikasi yang baik - -

5 (4,3)

87 (75,7)

23

(20,0) 4,16 Memiliki program untuk

berbagi pengetahuan - -

19 (16,5)

79 (68,7)

17

(14,8) 3,98 Mengetahui bahwa

komunikasi menjadi hal penting dalam proses berbagi pengetahuan

- - - 86

(74,8) 29

(25,2) 4,25

Jumlah 12,39

Rata-rata 4,13

TEKNOLOGI

Institusi memungkinkan semua anggota untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan

- - 11

(9,6)

86 (74,8)

18

(15,7) 4,06 Kemudahan mengakses

informasi melalui internet -

1 (0,9) 6 (5,2) 88 (76,5) 20

(17,4) 4,10 Kemudahan untuk berbagi

informasi dan pengetahuan melalui internet

- - - 87

(75,7) 28

(24,3) 4,24

Jumlah 12,4


(62)

Indikator Skor Rata-rata

1 2 3 4 5

BERBAGI PENGETAHUAN Kesediaan dosen untuk bekerjasama dalam

penyelenggaraan e-learning

- - 9

(7,8)

59 (51,3)

47

(40,9) 4,33 Dosen bersedia berbagi dalam

penyelenggaraan e-learning - -

4 (3,5)

77 (67,0)

34

(29,6) 4,26 Dosen mampu belajar dengan

e-learning - -

1 (0,9)

96 (83,5)

18

(15,7) 4,15 Dosen mampu mentransfer

pengetahuan dengan e-learning

- - 8

(7)

86 (74,8)

21

(18,3) 4,11

Jumlah 16,85

Rata-rata 4,21

Sumber : Data primer diolah, 2017

Tabel 4.8.

Level Indikator Jawaban Responden

Nilai Kategori

4,21 – 5,00 Sangat Tinggi

3,41 – 4,20 Tinggi

2,61 – 3,40 Sedang

1,81 – 2,60 Rendah

1,00 – 1,80 Sangat Rendah Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diambil kesimpulan tentang rata-rata skor tanggapan responden dari masing-masing variabel. Pertama, nilai rata-rata skor pada variabel sikap karyawan adalah sebesar 4,29. Nilai rata-rata-rata-rata skor tertinggi adalah indikator pertama sebesar 4,43, diikuti indikator kedua sebesar 4,25 dan indikator ketiga sebesar 4,21. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator sikap karyawan tergolong sangat tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.


(63)

Kedua, nilai rata-rata skor pada variabel motivasi berbagi adalah sebesar 4,02. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator kedua sebesar 4,28, diikuti indikator pertama sebesar 4,12, kemudian indikator ketiga sebesar 4,01 dan indikator keempat sebesar 3,66. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator motivasi berbagi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

Ketiga, nilai rata-rata skor pada variabel komunikasi adalah sebesar 4,13. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator ketiga sebesar 4,25, diikuti indikator pertama sebesar 4,16, dan indikator kedua sebesar 3,98. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator komunikasi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

Keempat, nilai rata-rata skor pada variabel teknologi adalah sebesar 4,13. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator ketiga sebesar 4,24, diikuti indikator kedua sebesar 4,10, dan indikator pertama sebesar 4,06. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator teknologi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

Kelima, nilai rata-rata skor pada variabel berbagi pengetahuan adalah sebesar 4,21. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator pertama sebesar 4,33, diikuti indikator kedua sebesar 4,26, kemudian indikator ketiga sebesar 4,15 dan indikator keempat sebesar 4,11. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator berbagi pengetahuan tergolong sangat tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.


(64)

B. Uji Kualitas Intrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan apakah suatu alat instrumen alat ukur yang digunakan mampu mengukur apa yang harus diukur. Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu indikator dikatakan valid jika nilai sig. (2

tailed) < α 0,05. Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk masing-masing

variabel.

a. Validitas Sikap Karyawan

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas sikap karyawan dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 4.9.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Karyawan No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

SK1 0,000 0,05 Valid

SK2 0,000 0,05 Valid

SK3 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2

tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

pertanyaan nomor 3, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel sikap karyawan dinyatakan valid.


(65)

b. Validitas Motivasi Berbagi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas motivasi berbagi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.

Tabel 4.10.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Berbagi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

MB1 0,000 0,05 Valid

MB2 0,000 0,05 Valid

MB3 0,000 0,05 Valid

MB4 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2

tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

pertanyaan nomor 4, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel motivasi berbagi dinyatakan valid. c. Validitas Komunikasi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas komunikasi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 4.11.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

KOM1 0,000 0,05 Valid

KOM2 0,000 0,05 Valid

KOM3 0,000 0,05 Valid


(66)

Berdasarkan Tabel 4.11. terlihat masing-masing nilai sig. (2

tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

pertanyaan nomor 3, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel komunikasi dinyatakan valid.

d. Validitas Teknologi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas teknologi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 4.12.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Teknologi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

TEK1 0,000 0,05 Valid

TEK2 0,000 0,05 Valid

TEK3 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.12. terlihat masing-masing nilai sig. (2

tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

pertanyaan nomor 3, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel teknologi dinyatakan valid.

e. Validitas Berbagi Pengetahuan

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas berbagi pengetahuan dapat dilihat melalui Tabel 4.13.


(67)

Tabel 4.13.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Berbagi Pengetahuan No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

KS1 0,000 0,05 Valid

KS2 0,000 0,05 Valid

KS3 0,000 0,05 Valid

KS4 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2

tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

pertanyaan nomor 4, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel berbagi pengetahuan dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat dipercaya. Pengujian ini digunakan untuk menguji konsistensi instrumen penelitian di waktu yang berbeda. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha

>0,6. Pengujian reliabilitas konstruk pada penelitian ini akan menggunakan nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan melalui pengolahan data SPSS versi 15, dimana hasil pengujian reliabilitas atas variabel sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi, teknologi dan berbagi pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.14.


(1)

Correlations

1 .442** .276** .743**

.000 .003 .000

115 115 115 115

.442** 1 .412** .841**

.000 .000 .000

115 115 115 115

.276** .412** 1 .706**

.003 .000 .000

115 115 115 115

.743** .841** .706** 1

.000 .000 .000

115 115 115 115

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

KOM1

KOM2

KOM3

TOTALKOM

KOM1 KOM2 KOM3 TOTALKOM

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Corre lations

1

.393**

.418**

.756**

.000

.000

.000

115

115

115

115

.393**

1

.652**

.844**

.000

.000

.000

115

115

115

115

.418**

.652**

1

.833**

.000

.000

.000

115

115

115

115

.756**

.844**

.833**

1

.000

.000

.000

115

115

115

115

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

TEK1

TEK2

TEK3

TOTALTEK

TEK1

TEK2

TEK3

TOTALTEK

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.


(2)

Variabel

Cronbach

Alpha

Nilai

Kritis

Keterangan

Sikap Karyawan

0,782

0,6

Reliabel

Motivasi Berbagi

0,664

0,6

Reliabel

Komunikasi

0,645

0,6

Reliabel

Teknologi

0,734

0,6

Reliabel

Berbagi

Pengetahuan

0,782

0,6

Reliabel

Correlations

1 .665** .425** .310** .806** .000 .000 .001 .000 115 115 115 115 115 .665** 1 .429** .472** .836** .000 .000 .000 .000

115 115 115 115 115 .425** .429** 1 .661** .752** .000 .000 .000 .000

115 115 115 115 115 .310** .472** .661** 1 .745** .001 .000 .000 .000

115 115 115 115 115 .806** .836** .752** .745** 1 .000 .000 .000 .000

115 115 115 115 115 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

KS1

KS2

KS3

KS4

TOTALKS

KS1 KS2 KS3 KS4 TOTALKS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Reliability Statistics

.877

.882

17

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized


(3)

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Coefficients

a

.607

1.648

.613

1.631

.629

1.590

.630

1.589

SK

MB

KO

TE

Model

1

Tolerance

VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: BP

a.

Regression Standardized Predicted Value

4 2

0 -2

R

egr

ess

ion

S

tude

nt

ize

d

D

el

et

ed

(P

res

s)

R

esi

dua

l

4

2

0

-2

-4

Scatterplot


(4)

Uji Autokorelasi

Daerah Autokorelasi

Autokorelasi Ragu-ragu Tidak Terjadi Ragu-ragu Autokorelasi

Positif Autokorelasi Negatif

dl du 4-du 4-dl

0 1,6246 1,7683 2,2317 2,3754 4

Model Summary

b

1.835

a

Model

1

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), TE, SK, KO, MB

a.

Dependent Variable: BP

b.


(5)

Uji Normalitas

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

xpe

ct

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(6)

Lampiran 7

Pengujian Hipotesis

Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Koefisien Determinasi

Uji Simultan (Uji F)

ANOVA

b

120.522

4

30.130

20.214

.000

a

163.965

110

1.491

284.487

114

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors : (Constant), TE, SK, KO, MB

a.

Dependent Variable: BP

b.

Coefficients

a

3.706

1.571

2.360

.020

-.191

.108

-.164

-1.768

.080

.535

.102

.482

5.216

.000

.267

.128

.191

2.088

.039

.299

.124

.220

2.412

.018

(Cons tant)

SK

MB

KO

TE

Model

1

B

Std. Error

Unstandardiz ed

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Dependent Variable: BP

a.

Model Summary

.651

a

.424

.403

1.221

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Cons tant), TE, SK, KO, MB


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN, MELALUI MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MADURA)

0 5 19

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

0 8 33

OPINI MAHASISWA TERHADAP ONLINE SHOP DI FACEBOOK (STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2010)

0 4 23

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK HONDA BEAT (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG)

1 10 23

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA GEDUNG-GEDUNG DI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

0 11 8

View of PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING SEBAGAI BENTUK INTEGRASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM KURIKULUM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

0 2 10

View of PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI)

0 0 10

JURNAL ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA

0 0 9

PENGARUH TRUST TERHADAP BERBAGI PENGETAHUAN MELALUI MEDIASI KOMITMEN ORGANISASI PADA DOSEN PERGURUAN TINGGI

0 0 21

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL KEPERILAKUAN YANG DIRASAKAN TERHADAP PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN MANAJER: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN DI WILAYAH JAKARTA

1 1 35