Rancangan Penelitian : Post test only control group design Populasi, Sampel, dan Besar Sampel Definisi Operasional

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian : Post test only control group design

Jenis Penelitian : Eksperimental laboratorium

4.2 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel

4.2.1 Populasi adalah sel jaringan fibroblas kultur cell lines BHK-21 4.2.2 Sampel adalah kultur cell lines fibroblas BHK-21 4.2.3 Besar sampel Penentuan besar sampel untuk setiap kelompok perlakuan dipilih secara random dan perhitungan besar sampel memakai rumus Steel dan Torrie, 1995: n = Z α + Zβ 2 2 δ 2 = 1,96 + 1,64 2 23,55 2 = 8,83 d 2 6.08 2 Maka besar sampel dari setiap kelompok penelitian ini adalah 9. Keterangan : n = besar sampel Z α = harga standar normal dari α = 0,05 Z β = harga standar normal dari β = 0,10 d = penyimpangan yang ditolerir δ = simpangan baku dari kelompok control Universitas Sumatera Utara 4.2.3.1 Kelompok Perlakuan terdiri dari: a. Kelompok 1 : larutan ekstrak lerak 40  9 sampel b. Kelompok 2 : larutan ekstrak lerak 20  9 sampel c. Kelompok 3 : larutan ekstrak lerak 10  9 sampel d. Kelompok 4 : larutan ekstrak lerak 5  9 sampel e. Kelompok 5 : larutan ekstrak lerak 2,5  9 sampel f. Kelompok 6 : larutan ekstrak lerak 1,25  9 sampel g. Kelompok 7 : larutan ekstrak lerak 0,62  9 sampel h. Kelompok 8 : larutan ekstrak lerak 0,31  9 sampel 4.2.3.2 Kontrol sel, sebagai kontrol positif dianggap persentase sel hidupnya 100  6 sampel 4.2.3.3 Kontrol media, sebagai kontrol negatif dianggap persentase sel hidupnya 0  24 sampel: a. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 40  3 sampel b. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 20  3 sampel c. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 10  3 sampel d. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 5  3 sampel e. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 2,5  3 sampel f. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 1,25  3 sampel g. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 0,62  3 sampel h. Kontrol media  media RPMI + ekstrak 0,31  3 sampel Jadi, jumlah keseluruhan sampel adalah 102 sampel. Universitas Sumatera Utara

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel bebas

Larutan ekstrak lerak dengan konsentrasi 40, 20, 10, 5, 2,5, 1,25, 0,62, 0,31.

4.3.2 Variabel tergantung

Sitotoksisitas terhadap sel fibroblas kultur cell lines BHK-21 Variabel Bebas Larutan ekstrak lerak dengan konsentrasi 40, 20, 10, 5, 2,5, 1,25, 0,62. 0,31 Variabel Tergantung Sitotoksisitas terhadap sel fibroblas kultur cell lines BHK-21 Variabel Terkendali a. Jenis dan asal tumbuhan lerak Sapindus rarak DC, Desa Maga, Kec.Panyabungan Tapanuli Selatan b. Sterilisasi alat, bahan coba, dan media c. Suhu penguapan dengan rotavapor 40 C d. Media pertumbuhan sel fibroblas RPMI- 1640 e. Stem sel fibroblas kultur cell lines BHK- 21 f. Suhu inkubasi uji sitotoksisitas 37 C dan suasana CO 2 5 g. Waktu pengamatan 24 jam h. Keterampilan operator Variabel Tak Terkendali a. Perlakuan terhadap lerak selama tumbuh b. Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh lerak c. Waktu dan suhu penyimpanan buah lerak setelah dipetik dari pohon d. Waktu ekstraksi lerak e. Waktu dan suhu penyimpanan bahan coba f. Waktu dan suhu pengiriman bahan coba Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Variabel terkendali

a. Jenis dan asal tumbuhan lerak Sapindus rarak DC, Desa Maga,Kec.Panyabungan Tapanuli Selatan b. Sterilisasi alat, bahan coba, dan media c. Suhu penguapan dengan rotavapor 40 C d. Media pertumbuhan sel fibroblas RPMI-1640 e. Stem sel fibroblas kultur cell lines BHK-21 f. Suhu inkubasi uji sitotoksisitas 37 C dan suasana CO 2 5 g. Waktu pengamatan 24 jam h. Keterampilan operator

4.3.3 Variabel tidak terkendali

a. Perlakuan terhadap lerak selama tumbuh b. Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh lerak c. Waktu dan suhu penyimpanan buah lerak setelah dipetik dari pohon d. Waktu ekstraksi lerak e. Waktu dan suhu penyimpanan bahan coba f. Waktu dan suhu pengiriman bahan coba g. Suhu pengiriman bahan coba larutan ekstrak lerak ke Pusvetma,Surabaya Universitas Sumatera Utara

4.4 Definisi Operasional

4.4.1 Ekstrak lerak adalah ekstrak yang diperoleh dengan melakukan ekstraksi lerak dengan pelarut etanol dan dimasukkan ke dalam rotavapor sehingga diperoleh ekstrak kental dengan konsentrasi 40, 20, 10, 5, 2,5, 1,25, 0,62 dan 0,31. 4.4.2 Sel fibroblas adalah sel yang berasal stem sel Fibroblas BHK-21 yang berasal dari Laboraturium Pusat Veterinaria Farma UNAIR Surabaya dan dibiakkan secara murni pada media Rosewell Park Memorial Institute 1640 RPMI-1640. 4.4.3 Sitotoksisitas adalah viabilitas sel fibroblas BHK-21 terhadap ekstrak lerak dilihat dari nilai LC 50 , dihitung memakai metode MTT assay dengan menggunakan ELISA reader Enzyme-Linked Immunosorbent Assay pada panjang gelombang 620 nm dengan gambaran yang terbentuk biru formazan pada sel yang hidup. 4.4.4 LC 50 ekstrak lerak adalah konsentrasi dari ekstrak lerak yang menghambat pertumbuhan sel fibroblas sebesar 50 dari kontrol sel yang diperoleh dari nilai rata-rata persentase kehidupan sel pada waktu pengamatan 24 jam. 4.5 Bahan dan Alat Penelitian 4.5.1 Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daun Tumbuhan Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach

3 80 73

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

8 106 83

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

1 55 78

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 14

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 4

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 13

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

2 6 4

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 14