B. Inventarisasi
Inventarisasi hutan merupakan suatu laporan menyeluruh tentang teknik- teknik menghitung hutan yang berhubungan dengan pohon-pohon dan tegakan,
penaksiran volumenya, memprediksi pertumbuhan serta termasuk pula masalah penarikan contoh dan desain inventrisasinya.
Inventarisasi hutan merupakan bagian perencanaan hutan yang penting, sebab data dan informasi hasil inventarisasi tersebut sebagai bahan utama di
dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan. Direktorat Bina Program Kehutanan,1983.
Komponen-komponen utama inventarisasi hutan dan perencanaannya tergantung pada maksud pekerjaannya, sehingga perlu untuk memberikan batasan
yang jelas dari berbagai tujuan inventarisasi hutan yang akan dikerjakannya. Tujuan utama inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data tentang areal
berhutan dan komposisi tegakannya. Kegiatan inventarisasi hutan dapat dilaksanakan dengan penginderaan jauh, pengamatan langsung di lapangan atau
gabungan keduanya Simon, 1996. Dalam inventarisasi hutan diperlukan alat bantu dalam pelaksanaannya
yaitu pengetahuan tentang ilmu ukur kayu. Ilmu ukur kayu adalah pengetahuan tentang pengukuran dimensi pohon yaitu diameter, tinggi dan volume kayu berdiri
maupun rebah dan pengukuran pertumbuhan kayu riap serta hasil hutan non kayu Suharian dan Sudiono, 1975.
Universitas Sumatera Utara
C. Volume Pohon
Volume total suatu batang atau volume sampai diameter minimum dinyatakan dengan rumus yang terkenal :
V = f.g.h Dimana f adalah bilangan bentuk, g adalah luas bidang dasar pada setinggi dada
diatas banir dan h adalah tinggi pohon Simon, 1987. Beberapa definisi volume pohon sebagai definisi baku dalam inventarisasi
hutan dari FAO Simon,1996: 1.
Volume kasar adalah volume dari bagian tertentu pohon tanpa kulit atau tanpa memasukkan bagian-bagian yang cacat.
2. Volume bersih adalah volume bagian tertentu dari pohon tanpa kulit
dan dengan pengurangan untuk bagian-bagian cacat atau tak dapat digunakan.
3. Volume total adalah volume yang termasuk dalam batang utama
pohon. Untuk pohon yang tak teratur sampai permukaan tajuk sedangkan untuk pohon-pohon bertajuk kerucut sampai ujung pohon.
4. Volume batang bebas cabang adalah besarnya massa kayu sebatang
pohon hingga pangkal cabang terendah. 5.
Volume kayu industri adalah volume bersih kayu bulat yang potensial dapat digunakan, tanpa pengurangan karena hilang akibat dari standar
penggunaan dari proses pembalakan dan pengolahan. 6.
Volume batang adalah volume bersih dari pohon yang dianggap cocok untuk venir, kayu gergajian, bantalan, pancang dan tiang.
Universitas Sumatera Utara
Suharian dan Sudiono 1975, mengatakan bahwa setiap batang pohon terdiri dari sejumlah frustum yang berlainan, sehingga jika volume pohon
ditentukan secara langsung akan didapatkan volume yang besar dan kurang seksama. Agar diperoleh hasil yang cukup seksama penentuan volume pohon
dapat dilakukan dengan membagi batang pohon menjadi seksi bagian, dimana volume pohon sama dengan jumlah volume seluruh seksi.
Beberapa rumus yang sering digunakan dalam melakukan pendugaan volume seksi pohon adalah :
1. Rumus Smalian
: V = {B + b 2}x L 2.
Rumus Huber : V = b
m
x L 3.
Rumus Bereton : V = 14
л {D
p
+ D
u
2}
2
x L 4.
Rumus Newton : V = 16 B + 4b
m
+ b Dimana ;
V = Volume m
3
L = Panjang seksi m B = Luas bidang dasar Lbds pangkal seksi m
2
b
m
= Luas bidang dasar Lbds tengah seksi m
2
b = Luas bidang dasar Lbds ujung seksi D
p
= Diameter pangkal m D
u
= Diameter ujung m Л = Konstanta sebesar 3,141593
Dalam melakukan perhitungan dan penentuan volume batang pada umumnya digunakan rumus Smalian atau Huber. Rumus Smalian cukup praktis
untuk diterapkan meskipun mempunyai ketepatan tafsiran lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan rumus Huber atau Newton sehingga rumus volume dari Smalian ini sering digunakan Marlia, 1999.
D. Diameter Pohon