karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu Sugiyono, 2008:122. Karakter yang ditentukan adalah mahasiswa yang telah
mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan berminat untuk berwirausaha.
6. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a.
Data primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara tatap muka face to face dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat
bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.
c. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi kampus FE
UMSU, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada 30 orang responden penelitian lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS
Statistic Product and Service Solution versi 16.0. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya
konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0
for windows.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid Sugiyono, 2008:109. Untuk menguji validitas digunakan pendekatan
koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r
0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:
1. Jika r
hitung
r
tabel,
maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r
hitung
r
tabel,
maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan
dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2008:110. Bila koefisien korelasi r positif dan
signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r
alpha
positif atau r
tabel
maka pernyataan reliabel. b.
Jika r
alpha
negatif atau r
tabel
maka pernyataan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai masalah yang diteliti. b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik
yang harus dipenuhi yaitu: 1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.
Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang et al, 2008:62.
2 Uji Heteroskedastisitas Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap
nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas Situmorang et al, 2008:76.
3 Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam
model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Nilai umum yang
biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang et al, 2008:104.
c. Metode Regresi Linier Berganda Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa
besar pengaruh variabel bebas Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap variabel terikat Minat
Berwirausaha.
Menurut Sugiyono 2008:204 model regresi berganda yang digunakan, yaitu:
Keterangan : Y
: Perilaku Kewirausahaan a
: Konstanta b
1, 2, 3
: Koefisien regresi berganda X
1
: Efikasi Diri X
2
: Kesiapan Instrumentasi X
3
: Kebutuhan akan Prestasi e
: Standar error d. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah : H
: β
1
= 0 Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan
dan positif terhadap variabel terikat. H
a
: β
1
≠ 0 Artinya varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan
positif terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+e
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 2.
Uji Secara SimultanSerempak Uji F Uji-t bertujuan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah : H
: β
1
= 0 Artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap variabel terikat. H
a
: β
1
≠ 0 Artinya varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan
positif terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 3.
Pengujian Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana
0R
2
1. Hal ini menunjukkan jika R
2
semakin dekat dengan 1 maka kemampuan variabel bebas X untuk menjelaskan variabel terikat
Y semakin baik. Sebaliknya jika R
2
semakin dekat pada 0 maka kemampuan variabel bebas X untuk menjelaskan variabel terikat
semakin lemah. Hal ini berarti bila R
2
=0 menunjukkan tidak adanya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R
2
mendekati satu menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Indarti 2008, melakukan penelitian yang berjudul “Intensi
Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa variabel Efikasi Diri
X1 terbukti mempengaruhi secara signifikan intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumen X2 menjadi faktor penentu intensi
kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Kebutuhan akan prestasi X3 tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan. Intensi
Kewirausahaan dari ketiga negara ditunjukkan bahwa Mahasiswa Jepang memiliki intensi kewirausahaan yang paling rendah diantara mahasiswa Indonesia
dan Norwegia.
Sembiring 2010, melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat
Mahasiswa Berwirausaha Studi Kasus Mahasiswa FISIP USU”.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel independen Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan Kebutuhan akan Prestasi secara parsial atau
masing uji t berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fisip USU. Dan variabel Efikasi Diri ED memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha di Fisip USU. Hal ini terlihat dari nilai koefesiennya sebesar 0,552 lebih besar dari
Kesiapan Instrumen 0,261 dan Kebutuhan Akan Prestasi 0,186.
21